Side Story 3 Part 1
Source ENG: Novel Updates
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
***
TOLONG JANGAN BAGIKAN INFORMASI TENTANG BLOG INI!!
HAL ITU BISA MENGEKSPOS KAMI PADA PENULIS ATAU WEB RESMI.
JIKA ITU TERJADI, KAMI AKAN DIPAKSA UNTUK MENGHENTIKAN DAN MENGHAPUS NOVEL INI.
JADI MARI KITA HINDARI ITU BERSAMA-SAMA!!
***
Tandu itu menurunkan Eunseol di Istana Yeoncheon, ruang
pribadi Kaisar, tempat di mana bahkan seorang Permaisuri pun tidak bisa
sembarangan masuk.
Begitu Eunseol melewati pintu besar, dia menoleh ke arah bunga-bunga
beraroma harum. Ada banyak bunga-bungan indah dan pepohonan di taman yang
berpadu dalam harmoni yang indah, yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"Anda bisa tinggal di sini."
"Ya?" Eunseol bertanya dengan bingung tapi
pelayan wanita itu hanya memintanya untuk memanggil dirinya jika Eunseol
membutuhkan sesuatu dan mundur.
Di sinilah tempat tidur Kaisar berada.
Nama-nama Istana adalah bagian dari hal-hal di Istana
Kekaisaran yang dia pelajari dengan mendesak. Ada beberapa tempat di Istana dan
dia mendengar bahwa ada tempat yang hanya bisa digunakan oleh Kaisar dan
Permaisuri, terutama Istana Yeoncheon yang merupakan satu-satunya tempat yang
bisa digunakan oleh Kaisar.
Dengan lembut Eunseol menggosok perut bagian bawahnya
dengan telapak tangan saat perutnya tampak tertarik dan menggumpal. Kemudian
dia menyadari, ada bagian yang aneh dari taman yang indah ini.
Bunga-bunga dan pohon-pohon memang tampak selaras, tapi
tidak seperti seharusnya. Tidak ada burung atau serangga yang terlihat. Tidak
ada tangisan jangkrik. Ini adalah pertengahan musim panas, tapi tidak ada suara
yang bisa membuat telingamu sakit, hanya ada keheningan di sini.
"Aku tidak suka serangga."
Mendengar suara yang datang dari belakang, Eunseol
mengambil 3 atau 4 langkah ke depan dan memperlebar jarak. Dia tidak merasakan
tanda-tanda apapun, kapan dia sedekat ini?
"Kemarilah."
Pria itu mengulurkan tangannya dan mencoba meraih bahu
Eunseol, tapi Eunseol melangkah ke hadapannya, mengangkat tangannya ke udara
dan menghentikan pria itu.
"Salam kepada Yang Mulia Kaisar." kata Eunseol
sambil berlutut di lantai batu.
"Apa kamu istri Haewoon?"
"Benar, Yang Mulia."
Meski beliau tidak memiliki janggut, Kaisar membelai
dagunya yang halus dengan lembut sambil melihat ke bawah, tepatnya melihat Eunseol.
Di ruang yang begitu sunyi, Eunseol sangat waspada tapi fakta bahwa dia tidak
menyadari keberadaan Kaisar itu menunjukkan kalau Kaisar hanya sendirian.
Karena ini adalah ruang pribadinya, Kaisar hanya sendirian di sini, mungkin
beliau tidak membiarkan siapa pun mengikutinya.
Eunseol menatap lantai dengan mata tertunduk.
Terdengar suara tawa halus Kaisar yang penuh semangat.
"Aku penasaran. Sungguh sebuah kecantikan! Sekarang
setelah aku melihatmu, aku bisa menebak seperti apa rupa Sang Putri."
Mata Eunseol melihat ujung pakaian Kaisar. Pakaian Kaisar
tidak terasa asing baginya. Itu adalah kain sutra yang sama dengan sulaman
burung phoenix yang Haewoon pakai
pada hari di mana Eunseol pertama kali bertemu dengannya. Dikatakan bahwa
Kaisar sangat menyayangi Jenderal Geummun, tampaknya hal itu benar. Karena
beliau sampai mengenakan pakaian yang sama dengannya.
Sebuah jari mengangkat dagunya yang kaku. "Warna
yang aneh."
Apa Kaisar yang ada di hadapannya ini seusia dengannya?
Dia sama cantiknya dengan Haewoon. Batang hidungnya yang tinggi terentang
dingin dan mata cokelatnya begitu dalam sehingga sulit dibaca. Bibirnya
tertarik, membentuk sebuah lengkungan.
"Yang Mulia?"
"Apa wanita yang akan kutemui sebagai Permaisuri
memiliki warna mata yang sama denganmu?"
Dia pria yang berbahaya.
Itulah satu-satunya kata yang bergema di kepala Eunseol.
"Saya berdarah campuran. Saya yakin mata beliau akan
lebih indah dari mata saya." seru Eunseol.
Sang Kaisar, Yoon tertawa diam-diam mendengar jawaban
Eunseol yang blak-blakan.
"Sejak awal aku penasaran karena dia mengikatmu
sampai kamu tidak bisa keluar dari Kediaman. Ini pertama kalinya Haewoon
terobsesi dengan sesuatu."
Yoon mengerutkan kening seolah dia tidak menyukainya.
Matanya memang memiliki warna yang unik, Yoon
memperhatikannya dan dia tidak berpikir kalau wanita ini sangatlah cantik. Dia
bahkan tidak bisa dibandingkan dengan bunga-bunga di Istana Kekaisaran. Seperti
taman di Istana Yeoncheon, Yoon hanya bisa memikirkan bunganya yang memancarkan
aroma dan tidak terjerat serangga, itu membuatnya tertawa.
"Saya adalah orang yang mudah gugup, jadi saya tidak
keluar dari Kediaman."
"Ya ampun." seru Yoon sambil menggelengkan
kepalanya sedikit.
Aku tahu kalau kamu hidup di medan perang sejak kamu
dilahirkan, tapi kamu adalah orang yang mudah gugup? Kalau orang lain
mendengarnya, pasti mereka akan berteriak, "Apa kau mencoba menipu Yang
Mulia Kaisar?"
Ekspresi seperti apa yang akan Haewoon buat kalau aku
mengunci wanita ini di penjara bawah tanah?
Saat dia menjadi penasaran tentang hal itu, Yoon menjilat
bibirnya sendiri dengan ujung lidahnya. "Kalau begitu, apa kamu akan
sering datang?"
"Apa?"
Balik bertanya kepada Kaisar adalah sebuah kejahatan.
Namun, Yoon tidak menyalahkannya dan memberinya senyum lembut.
Yoon merasa tidak enak, dia menatap mata biru Eunseol
yang dalam. Dia menatap wajah Eunseol dan perlahan-lahan menarik pandangannya
ke bawah, lebih bawah lagi. Perut Eunseol yang membuncit memberitahunya kalau
wanita ini hamil.
"Tidak, sebaiknya kamu tinggal di Istana sampai
Haewoon tiba."
"Kediaman lebih nyaman bagi saya. Suami saya juga
akan segera tiba."
Sudah lama sejak dia melihat seseorang yang menentang
permintaan Kaisar. Hal itu membuat Yoon tertawa dengan gembira.
"Bahkan jika aku meminta Tabib Kekaisaran untuk
memeriksamu? Para Selirku pasti akan menerima hal itu dengan sangat hormat.
Bagaimana menurutmu? Itu akan menghormatinya (H)."
"Saya baik-baik saja."
"Sejujurnya, aku tidak akan bisa tidur nyenyak jika
terjadi sesuatu pada anak Haewoon."
Mata Eunseol melebar karena omong kosong itu. Baru saat
itulah Yoon merasa puas saat mata Eunseol yang setengah tertutup terungkap. Itu
menggelitik hatinya.
Segala sesuatu yang ada di Kediaman Haewoon itu rumit,
jadi tidak ada gunanya jika dia pergi ke sana sendiri. Itu sebabnya dia
memanggilnya ke Istana Kekaisaran. Dia ingin tahu seperti apa reaksi wanita
ini, tapi sekarang dia puas hanya dengan sebuah percakapan.
Di mana Haewoon menemukan sesuatu yang istimewa
sepertinya?
"Yang Mulia, Anda bertindak terlalu jauh."
"Kemarilah dan jadilah Selirku. Bahkan aku akan
mengenali anak di dalam kandunganmu itu sebagai anakku."
.
.
.
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment