Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Lidi]
Ketika
aku mengangguk, mengatakan aku akan menghiburnya, senyum menyebar di wajah
Freed, seperti dia adalah orang yang berbeda dari beberapa saat yang lalu, dan
dengan tidak sabaran dia mempercepat langkahnya.
Meski
aku merasa heran, aku tidak akan melarikan diri bahkan jika dia tidak terburu-buru
seperti ini, diinginkan bukanlah hal yang buruk.
Meski
begitu, sambil berjalan aku terus memikirkan bagaimana caraku untuk menghibur
Freed.
Aku ingin dihibur―――
Itulah
yang dia katakan. Dan aku sudah mengangguk.
Tentu
saja aku harus melakukannya (menghibur Freed).
Menghibur.
…Hmm…
Dengan
kata lain, sesuatu yang disukai pria.
Aku
memikirkannya dengan serius.
Dan
jawaban yang kudapatkan...
…Bl*wj*b?
Haruskah aku memberinya bl*wj*b?
Begitu?
Aku
tidak terlalu memiliki ‘pengalaman’ dari kehidupanku yang sebelumnya.
Itulah
satu-satunya hal yang ada dipikiranku tentang ‘menghibur pria’.
Selain
itu, ada ‘melakukannya tanpa pengaman’ dan ‘mengeluarkannya di dalam’, tapi
kita sudah melakukannya.
‘Melakukannya
dengan dadaku’, itu impian pria...
…Ya,
tidak salah lagi itu adalah tantangan. Baiklah, mari pertimbangkan hal itu.
Aku
tidak bisa membayangkan memegang ‘miliknya’ di dadaku yang tidak begitu besar.
Pertama-tama,
jika aku berbaring, dadaku menjadi rata. Aku ingin tahu apakah pria di dunia
ini benar-benar memahami itu. Aku ingin menanyakannya dengan serius.
Kesimpulan
yang kudapatkan setelah memikirkan hal-hal bodoh seperti itu, bagaimanapun juga
jawabannya adalah bl*wj*b.
Pada
dasarnya, aku belum pernah ‘melakukan hal itu’ dengan Freed.
Bukan
karena aku tidak menyukainya, tapi aku tidak punya kesempatan.
Sebelumnya
ketika dia memakai seragam militer, dan saat kami ‘melakukannya’, kalau aku diperintahkan
untuk ‘melakukannya’, kurasa, aku akan melakukannya dengan senang hati. Aku
yakin itu.
Kesampingkan
masalah ‘keahlian’, yang terpenting adalah semangat.
Kalau
aku bisa mencapai tujuanku, menghiburnya, maka tidak ada alasan untuk ragu.
Wanita
harus berani!!
Baiklah,
saat aku bersemangat, karena aku akan melakukannya untuk pertama kalinya sejak
kehidupanku yang sebelumnya. Saat aku melihat ke arah Freed, kami sudah
memasuki kamarnya, dan aku mendengar pintu ditutup dengan dibanting.
Karena
aku sedang berpikir tentang bagaimana menghibur Freed, sepertinya aku menjadi
buta terhadap lingkungan sekitar. Saat aku akan berbicara, Freed mendekat.
“Apa?
…Apa kamu akan mengatakan ‘tidak karena ini sudah terlalu malam’?”
"Bukan,
aku tidak akan mengatakan itu... Aku hanya terkejut karena tanpa kusadari, kita
sudah berada di kamarmu."
Saat
aku menjawabnya dengan jujur, Freed tertawa kecil.
“Ah,
aku mendapat kesan bahwa Lidi sedang memikirkan sesuatu. Kukira Lidi menyesali
kata-kata yang kamu ucapkan beberapa waktu lalu… Tapi… Percuma mengatakannya.”
Freed
yang memandangku dengan tatapan tajam, seakan mengatakan kalau dia tidak akan
membiarkanku melarikan diri, dengan rela aku pun melingkarkan tanganku di
lehernya dan memeluknya tanpa mengatakan apapun.
Aah,
baunya enak... Ini aroma Freed.
“Sejak
tadi aku terdiam karena… Aku sedang berpikir bagaimana cara untuk menghibur
Freed.”
“…Lidi.”
Saat
aku mengatakan itu di telinganya, mata Freed terbuka lebar.
Seketika
Freed membalas pelukanku dengan kuat.
"Kamu
sedang memikirkan tentang itu... Aku senang..."
“Emm…”
***
WARNING!!
R-18!!
Risiko yang terjadi saat atau sesudah membaca, harap ditanggung
masing-masing~
***
Setelah
mengatakannya, Freed menciumku.
Aku
menerimanya, dan membuka mulut untuk mengundangnya.
Menanggapi
undanganku, dengan agresif Freed menyelinap masuk.
―――Kini
dominasi terbalik.
Semua
yang kupikirkan hilang dalam sekejap.
Saat
lidah kami terjalin, dengan tidak sabaran kami melepaskan pakaian kami.
Freed melepas gaunku, dan aku melepas justaucorps Freed. Pakaian yang jatuh ke lantai membuat suara kecil.
T/N: Baju panjang –hampir sepanjang lutut, yang
biasa digunakan bangsawan pada paruh kedua abad ke-17 sampai abad ke-18.
Saling
melepas pakaian, kini dalam sekejap kami menjadi tel*nj*ng.
Bersama-sama
kami jatuh ke atas tempat tidur dan tangan Freed mulai menyentuh tubuhku.
Lalu
dia mengincar dadaku, bermain-main di sana dengan menggunakan mulutnya.
“Nnn…”
Kedua
dadaku dipermainkan olehnya, yang satu dengan tangannya dan yang satu dengan
mulutnya.
Tubuhku
merasakan nikmat.
"Ah…
Ah…"
Dengan
kuat aku melingkarkan tanganku di punggungnya, seolah-olah mengatakan bahwa aku
menerima semua kenikmatan yang dia berikan, dan dengan kuat aku memeluknya.
Saat
dia bermain dengan dadaku, segera ‘miliknya’ menyentuh tubuhku.
Rasanya
seperti dia ‘mengetuk pintu masukku’, aku tahu kalau di bawah sana aku sudah
basah.
“Lidi…
Kita belum melakukan apa-apa, dan kamu sudah basah… Kamu basah kuyup?”
Freed
pasti menyadarinya dari ‘miliknya’ yang menyentuhku. Setelah berhenti bermain
dengan dadaku, Freed memegangi pipiku, dan melakukan kontak mata dengan senyum bahagia.
Dihadapkan
dengan semua ini, wajahku menjadi merah.
Aku
pun berbicara dengan kesal.
“Bukankah
Freed sama saja… Kamu sangat ‘panas’ dan ‘keras’…”
“Tentu
saja. Aku dibuat menunggu selama ini… Lidi yang membuatku seperti ini.”
Mengatakannya
dengan suara serak yang penuh gairah, dia sengaja menekan ‘miliknya’ ‘di sana’
dan menggosoknya berulang kali.
“…!
Aah!!”
“Haha…
Terasa nikmat?”
Freed
terus menerus menggosoknya, aku pun merasakan kenikmatan yang tidak terkira.
“Uh…
Nn… Terasa nikmat.”
Tetap
saja, ini bukanlah apa yang kuinginkan. Meski Freed belum menyentuh ‘di sana’, tapi
tubuhku sudah memanas, menginginkan ‘milik’ Freed.
Ahh…
Rasanya membuat frustrasi. Aku ingin dia segera ‘masuk’.
Freed
terus saja menggosokkannya, lalu secara tidak sengaja Freed masuk ‘ke sana’.
“Aahhh...”
"Suara
yang bagus."
Freed
tertawa kecil dan menatapku dengan tatapan penuh nafsu.
Aku
menunggunya untuk ‘masuk’ secara keseluruhan, tapi Freed justru kembali ke
posisi semula.
―――Salah.
Karena tidak tahan lagi, aku pun menghentikannya.
Sambil
menatap mata Freed, perlahan aku menggelengkan kepala.
“Jangan
di sana… Di sini, kumohon.”
“!!!”
Aku
mengulurkan tanganku, menyentuh ‘miliknya’, dan menuntunnya ke ‘pintu masukku’.
“Lidi…
Kamu agresif.”
Rasanya,
aku bisa mendengar Freed menelan ludahnya.
Aku
sendiri tidak mengira kalau diriku sampai melakukan ini.
Freed
menatapku dengan takjub, lalu mata Freed menyipit karena puas saat aku
mengatakan,
“Karena…
Aku menginginkannya.”
Freed
bilang dia dibuat menunggu, tapi bagaimanapun aku juga merasakan hal yang sama.
Karena
aku pikir Cain ada dekat sana jadi tadi siang aku menolaknya, kalau bukan
karena itu aku tidak akan menolak.
Tapi
pada akhirnya aku tetap ‘dimainkan’ olehnya tanpa ‘dipuaskan’, itu justru
membuatku frustrasi.
Panas
yang ada di tubuhku semakin membara.
Aku
ingin Freed segera ‘masuk’ ke sana.
Mendengar
kata-kataku, Freed berhenti menggosokkannya, perlahan dia pun masuk ke ‘pintu
masukku’. Tepat seperti yang kuinginkan, seketika tubuhku seperti kehilangan
kekuatan.
Setelah
itu, Freed langsung menciumku.
“Nn…
Ah…”
Menanggapi
Freed yang memasukkan lidahnya, aku mengerang. Lidahnya dengan bebas bergerak
di mulutku. Dia menelusuri gigiku dan menstimulasi langit-langit mulutku dengan
ujung lidahnya.
“Ha… Aku tidak pernah merasa cukup… Lidi
selalu terasa manis, tapi hari ini Lidi sangat manis. Lidi? Apa kamu sangat
menginginkanku?”
"Iya…"
Aku
mengangguk untuk menunjukkan kepada Freed bahwa jawabannya memang, aku menginginkannya.
Tubuhku,
‘di bawah’ sana semakin memanas, semua ini rasanya masih tidak cukup.
“Aahhh!”
“Ah,
‘itu’ masuk semakin dalam.”
“Kyaa…”
Hanya
dengan dorongan-dorongan kecil, Freed mer*ngs*ngku berulang kali dengan
sengaja.
Lagi
dan lagi.
“Haa… Ahh…”
“Ah,
nikmat sekali. Aku hanya sedikit mendorongnya, dan rasanya sudah sepanas dan
senikmat ini… Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku langsung ‘memasukkan
semuanya’?”
“Aahhh…”
Aku
sangat menginginkannya, jadi aku mendorong pinggulku.
“Tolong,
masukkan lebih dalam… Nnn…”
Diiringi
oleh suara yang tidak senonoh, penyatuan kami semakin dalam.
“Ha… Aaah!!”
Saat
aku menutup mataku karena merasa sangat nikmat, aku mendengarnya tertawa.
"Apa?
Lidi tidak tahan? Lidi sangat menginginkannya?”
“Ah…
Jangan membuatku mengatakannya…”
Terus
terang saja, aku merasa amat sangat malu.
Aku
sadar bahwa aku sudah melakukan hal yang sangat agresif.
“Tapi,
Lidi menginginkannya, kan?”
Memohon,
baiklah, aku mengurung Freed.
Akan
sulit kalau dia ‘menarik dirinya’ di tengah jalan.
"Baiklah.
Baiklah. Aku akan melakukannya, jadi masuklah sedalam mungkin. Aku
menginginkannya. Kumohon Freed… ‘Masuklah’."
Aku
melingkarkan kedua tanganku di lehernya dan menariknya lebih dekat sambil
mengatakan itu, seketika Freed menatapku dengan mata serakah. Aku tahu mata itu.
Itu adalah mata seekor karnivora yang mengincar mangsanya.
“…Lidi
benar-benar pandai memohon.”
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment