Side Story 3 Part 2
Source ENG: Novel Updates
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
***
TOLONG JANGAN BAGIKAN INFORMASI TENTANG BLOG INI!!
HAL ITU BISA MENGEKSPOS KAMI PADA PENULIS ATAU WEB RESMI.
JIKA ITU TERJADI, KAMI AKAN DIPAKSA UNTUK MENGHENTIKAN DAN MENGHAPUS NOVEL INI.
JADI MARI KITA HINDARI ITU BERSAMA-SAMA!!
***
"Kemarilah dan jadilah Selirku. Bahkan aku akan
mengenali anak di dalam kandunganmu itu sebagai anakku."
.
.
.
Eunseol menelan ludah, tenggorokannya kering. Matahari
yang terik membuatnya merasa pusing dan mual. "......Saya mengandung anak
Sang Jenderal."
"Tidak peduli seberapa kuat sebuah keluarga, seorang
Pangeran lebih baik daripada putra seorang Jenderal. Aku belum memutuskan
pewaris. Apa kamu akan menolak memberikan anakmu kesempatan untuk bersaing
secara setara dengan Pangeran lainnya?"
"Jika saya menolak, apa yang akan terjadi?"
Eunseol bertanya tanpa ragu.
Dengan terang-terangan Yoon menekan ujung dagu Eunseol
dan mengangkatnya. "Kalau aku adalah Haewoon, akankah kamu menerimanya
tanpa ragu?"
"Ya."
"Kamu cukup blak-blakan." Jawab Yoon dengan
rasa ingin tahu, tapi Eunseol gemetar. Yoon yang memegang dagu Eunseol, tidak
bisa memperhatikan getarannya.
"Seperti katamu, itu hal yang bodoh. Jadi, jadilah Selirku
sebelum aku menyentuh Haewoon."
"Itu tidak mungkin."
"Tidak ada seorang pun di sini yang akan
melindungimu dariku, bagaimana kalau aku memaksamu?"
"Jenderal tidak akan menyalahkan saya atas apa yang
terjadi jika itu adalah insiden yang tidak terhindarkan."
"Maksudmu, kamu akan tetap melawanku untuk
suamimu?"
Yoon menarik tangannya seolah-olah dia telah kehilangan
minat. Eunseol kembali menundukkan wajahnya.
"Aku akan menunggumu berubah pikiran. Tetaplah di
sini seperti yang dikatakan pelayan Istana. Kamu bisa berjalan ke mana saja di
Istana Yeoncheon ini."
Sangat penting bahwa dia bisa berjalan-jalan dengan bebas
di ruang pribadi Kaisar. Seorang Kaisar melakukan kebaikan semacam ini, itu
berarti harga yang harus Eunseol bayar untuk itu adalah masuk ke Istana
Dalamnya sebagai seorang Selir.
Eunseol sama sekali tidak goyah. Pertama-tama, itu adalah
proposisi yang tidak masuk akal.
"...Saya berterima kasih untuk itu."
Terdengar sebuah suara. Tidak seperti saat dia pertama
kali muncul, kini suara langkah kaki Kaisar yang berjalan menjauh darinya
terdengar. Eunseol terus berlutut di lantai meski langkah kaki Yoon telah
hilang. Untuk waktu yang lama Eunseol tak kunjung berdiri, kakinya terasa kaku.
"Tidak apa-apa. Tidak apa-apa." Gumam Eunseol
sambil mengelus perutnya. Tapi sepertinya itu ditujukan pada dirinya sendiri,
bukan pada anak yang ada di perutnya. Dia meyakinkan anak itu bahwa tidak akan
terjadi apa-apa dan Haewoon akan segera datang.
Sudah tidak mungkin untuk mundur dan dia harus tinggal di
Istana Yeoncheon, ruang pribadi Kaisar. Dia menjadi gelisah dan dia sudah
hampir mencapai batasnya. Tempat di mana dia dipandu untuk beristirahat adalah
kamar tidur Kaisar. Dia melihat ke arah ranjang dan dia bisa melihat ada
seseorang di sana.
"...Akan ada skandal jika terungkap kalau Yang Mulia
memanggil Istri Jenderal ke ranjangnya."
"Jadi, apakah kamu memutuskan untuk menjadi Selirku?"
Eunseol tidak tahu bagaimana caranya untuk keluar dari
situasi ini. Dia menjadi tidak berdaya seolah-olah ada kekuatan besar yang
membebaninya.
Yoon menunjuk Eunseol dengan senyum tajam seolah-olah dia
akan menaklukkannya entah bagaimana.
Haewoon.
Eunseol tahu sedikit tentang Kaisar. Dia tidak bisa
menebak apakah ini lelucon atau bukan. Kaisar tersenyum sepanjang waktu tapi
caranya memandang Eunseol, membuat Eunseol merinding. Dengan mulut yang terbuka
lebar, Yoon merasa seperti binatang yang terbang, yang berdiri menunggu Eunseol
untuk melangkah ke tempat yang salah. Eunseol menelan ludah kering.
Eunseol merasa seperti ada pisau yang diarahkan padanya,
itu membuatnya merinding.
"Kenapa kamu begitu takut?"
Fakta bahwa Kaisar dan dirinya ada di tempat ini
bersama-sama merupakan sebuah skandal.
"Lagi pula, kamu kan sudah mengubah priamu sekali,
tidak masalah bagimu untuk melakukannya untuk kedua kalinya."
Jelas rumor seperti apa yang beredar di Hwangseong
(Ibukota). Haewoon mencegah cerita buruk memasuki telinganya tapi dia
mengetahui hal itu.
"Bagaimana menurutmu? Wanita Pewaris Jenderal,
Wanita Jenderal, dan kali ini Wanita Kaisar."
"Anda sangat berani."
"Ketika kamu melahirkan..."
Tanpa sadar, Eunseol menutupi perutnya. Dia berharap
kehidupan yang tumbuh di rahimnya akan terlahir sehat. Tiba-tiba, pikiran
tentang Ibunya yang sudah meninggalkannya muncul di benaknya.
Ketika dia mengetahui tentang kehidupan di dalam dirinya
untuk pertama kalinya, dia merasa cemas seolah-olah air matanya akan meledak
tapi di saat yang sama dia merasa sangat bahagia. Dia sering kesal karena dia
bertanya-tanya apakah dia bisa membuangnya dengan mudah.
T/N: Maksudnya,
Eunseol khawatir klo dia bakal kyk Ibunya (Ninggalin anaknya sendiri).
"Saya akan pergi. Jadi, Kaisar atau pun Jenderal,
kalian tidak boleh terlibat dalam skandal karena saya."
Yoon menatapnya seolah dia adalah orang yang menarik.
"Dengan bayi di perutmu? Itu terdengar seperti kamu akan meninggalkan
anakmu, sama seperti Ibumu."
Wajah Eunseol memerah. Melihat air mata di mata birunya,
mata Yoon menyipit. Haewoon pernah berkata kalau dia (H) ingin melihat Eunseol
menangis.
"Sepertinya danau itu dipenuhi dengan air di hari
yang cerah."
Air matanya tak kunjung jatuh. Melihat wajahnya, Yoon
bertanya-tanya apa air mata yang akan jatuh dari sana akan berwarna biru, lalu
Yoon memukul bibirnya sendiri dengan imajinasi seperti itu.
"Kemari."
"Yang Mulia!"
"Apa kamu pikir aku akan memakanmu? Apa kamu pikir
aku akan memelukmu seperti binatang?"
Eunseol membuka matanya lebar-lebar. Yoon tidak bisa
menahan tawanya karena dia terkejut dengan pikiran Eunseol.
"Aku memiliki 2 putra. Apa aku harus mengatakan
padamu kalau aku tidak pernah tidur dengan Selirku saat mereka hamil?"
Bahkan jika mereka (para Selir) hamil, Yoon tidak harus
menahan diri karena dia memiliki banyak wanita. Eunseol terkejut bahwa Kaisar
memiliki begitu banyak wanita di Harem-nya.
"Aku akan mengabaikan ketidaksopananmu."
Dagu Eunseol bergetar.
Jelas bahwa Yoon tidak ingin memberitahunya kalau membuat
Kaisar mengatakan hal yang sama berulang-ulang adalah sebuah hujatan. Namun,
Yoon menerima perlakuan dan memperlakukan seseorang seperti ini, dan ini adalah
hal yang menyenangkan, jadi Yoon tidak menghukumnya. Perlahan Yoon bangkit dari
duduknya.
"Apa kamu akan tinggal di sini dengan nyaman?"
Eunseol tidak bisa menghindari Kaisar saat beliau
mendekatinya. Ketika Kaisar berdiri di depannya, Eunseol menundukkan kepalanya.
Yoon mengangkat dagu Eunseol seperti yang dia lakukan saat di taman tadi.
"Buat dirimu seperti berada di rumah."
Yoon berada cukup dekat dengannya sampai Eunseol hampir
tidak bisa bernafas. Saat Eunseol bergegas untuk melangkah mundur, dengan
lembut Yoon meraih tangannya.
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment