Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Lidi]
Tiga hari setelah aku dibawa oleh Freed.
Akhirnya hari pertemuan pun tiba.
Seperti yang diharapkan, tadi malam Freed berhenti tidur
sambil memelukku dengan erat, jadi aku mendapatkan tidur yang cukup. Aku bisa
menyambut pagi dengan penuh energi dan stamina.
Tapi, ada satu masalah.
Saat sarapan selesai dan Clara datang menjemputku untuk
persiapan pertemuan.
“Malam ini, ayo kita lakukan kegiatan kemarin malam yang
tertunda.”
Diam-diam dia membisikkan itu ke telingaku.
Mau bagaimana lagi, secara refleks aku menatap Freed
beberapa kali.
Aku berpikir, aku akan pulang saat kereta kuda dari
Keluarga Duke datang tepat setelah Pesat Malam selesai, tapi aku bertanya-tanya
apakah itu adalah hal yang tidak mungkin.
…Entah bagaimana, aku punya firasat seperti itu.
Sejujurnya, aku bertanya-tanya apakah aku bisa tinggal di
sini untuk sementara waktu.
Aku punya alasan untuk itu, sebenarnya aku tertarik
dengan Dapur Istana.
Pasti ada banyak bahan-bahan yang tidak dimiliki oleh
Kediaman Duke. Mungkin di antara bahan-bahan itu ada beberapa bahan yang bisa
digunakan dalam resep reproduksi.
Ah, Dapur Istana Kerajaan. Jika diizinkan, aku
benar-benar ingin melihatnya.
Dengan alasan seperti itu, seandainya Freed membiarkanku
berkunjung ke sana dengan bebas, aku rela untuk memperpanjang masa tinggalku di
sini… Itulah yang kupikirkan.
Tapi, kalau aku berkata seperti itu, aku punya firasat yang
menakutkan bahwa aku tidak akan bisa kembali ke Kediaman Duke.
Sedikit demi sedikit, aku tersadar bahwa aku dibujuk
dengan terampil, kupikir itu adalah sebuah pola.
Sebaiknya aku tidak mengabaikan intuisi ini.
…Mari kita amati situasinya sedikit lebih lama.
Saat aku mengangguk, setelah memutuskan untuk
mengandalkan sensor krisisku, pinggangku terasa kaku. Itu menyakitkan.
Aku sedang memakai senjata pertahanan yang disebut
korset.
Ah, aku lupa.
“Permaisuri, saya akan mengencangkan sedikit lagi.
Bolehkah?”
“Hei… Tentu saja, tidak bisa lebih dari ini… Bisa-bisa
organku akan keluar… Jangan terlalu kencang!”
Aku dibawa ke ruang ganti oleh Clara dan para pelayan
lainnya.
Ruangan ini terbuat dari 2 kamar yang saling terhubung,
di ruang dalam terdapat banyak pakaian, aksesoris, dan kosmetik. Jumlahnya sangat
banyak sampai-sampai, tanpa sadar aku menggumamkan, ‘Siapa yang menggunakan ini?’
Dan aku menerima jawaban yang mengerikan, ‘Semua ini baru diatur untuk Anda, Permaisuri.’
Aku pernah mendengar bahwa Freed juga memiliki ruang
ganti eksklusif dan sedang bersiap di sana sekarang.
Sedangkan aku, aku berdiri di depan cermin besar yang ada
di ruang depan.
Di sana ada seorang pelayan bernama Annie sedang
mengencangkan korsetku.
Rambutnya di kuncir satu dan dia terlihat seusiaku, tapi
untuk seorang perempuan, bisa dibilang dia tinggi… Dan kuat.
Sejak beberapa waktu lalu, di bawah instruksi Clara, dia
mengencangkan korset ke titik di mana organ dalamku bisa keluar. Kekuatannya
seperti bukan kekuatan yang dimiliki oleh seorang perempuan, sarapan yang aku
makan pagi ini hampir keluar.
“Tidak apa-apa, Permaisuri. Anda sangatlah ramping. Tentu
saja korset tidak diperlukan. Tapi ini adalah kesempatan langka, jadi saya akan
memperketatnya sedikit lagi. Gaun ini akan terlihat lebih baik.”
'Kencangkan', sungguh kata yang mengerikan untuk
didengar.
Aku akan mati jika diperketat lagi.
"Lebih dari ini, itu tidak mungkin…"
“Tidak, Permaisuri. Ini adalah debut yang langka di
hadapan orang dari negara asing, kami akan membuat Permaisuri menjadi lebih
cantik… Annie, tolong tarik 3 cm lagi.”
“Ya, Kepala Pelayan Wanita Grimm.”
Hiii!!
Clara memberi arahan yang tanpa ampun. Perintah itu dijalankan
dengan kejam, pinggang dan perutku diremas.
Sulit untuk bernapas.
Di Kediaman, aku diberi kebebasan yang cukup, meskipun aku
memakai korset, korsetku tidak pernah dikencangkan seperti ini.
Untuk pertama kalinya, aku mengalami hal ini. Aku bertanya-tanya
apakah mungkin semua orang selalu memakai korset yang begitu ketat. Jika itu benar,
aku benar-benar amat sangat menghormati mereka.
“Kh… Sakit…”
Meski aku merasa keberatan, pada akhirnya korsetku tetap
diperketat. Setelah itu, aku memakai gaun yang sudah disiapkan.
Seperti biasa, desain gaunnya memiliki kerah yang terbuka
lebar, bentuknya membuat pinggangku seperti diperas hingga tingkat yang kejam.
Garis-garis gaunnya tampak mengalir cukup indah untuk menawan hati.
Tentu saja, aku yang biasa mungkin mengalami sedikit
kesulitan untuk menyesuaikan diri, mau tidak mau aku menjadi diyakinkan.
Selanjutnya, 2 orang menata rambutku dan 3 orang merias
wajahku.
Sementara itu, instruksi dari Clara tidak berhenti.
Ada apa dengan warna riasan ini, saya tidak suka ujung
rambut seperti itu jadi batalkan gulungannya, dia terlihat sibuk, tapi juga dia tampak senang.
“Kami berterima kasih atas kesabaran Anda, Permaisuri. Anda
terlihat sempurna.”
Aku tidak yakin berapa lama waktu telah berlalu.
Dengan suara Clara yang puas, akhirnya aku dibebaskan.
Pelayan yang memberi sentuhan terakhir berupa lipstik
padaku telah menyelesaikan tugasnya dan akhirnya aku bisa berdiri dari kursi
yang aku duduki.
Aku sangat lelah.
Aku telah dipoles dengan hati-hati, tidak seperti saat
aku berada di Kediamanku, rasanya aku sudah benar-benar kelelahan.
Saat aku memeriksa hasil pekerjaan mereka di cermin
besar, di tempatku berdiri sebelumnya, seperti yang diharapkan dari para
profesional, bayanganku yang terpantul di cermin terlihat seperti keindahan
yang begitu mengejutkan.
Mataku tampak terlihat lebih besar riasan kelopak mata
ganda, kesannya mataku lebih terbuka lebar.
Kulit kering yang kukhawatirkan, berkat sentuhan halus
dari para pelayan Istana Kerajaan yang memolesku di kamar mandi selama beberapa
hari terakhir, kini kulitku tampak begitu bersinar.
Berkat riasan, garis wajahku jadi terlihat lebih indah
dari biasanya. Rambutku, yang telah dirawat dengan sangat teliti, dililit
secara longgar dan dikumpulkan di samping. Hiasan rambut yang dihiasi dengan berlian
membuat kesan yang cemerlang.
Kesan setiap bagian tampaknya telah meningkat sebanyak 2
tingkat. Dan ketika disatukan… Ini menakjubkan.
Tanpa sadar aku menatap cermin dengan mulut yang ternganga
seperti orang bodoh.
…Ya, luar biasa. Ini sudah ada di ranah tata rias berefek
khusus. Hol**wood. Tidak ada yang lain selain melepaskan topiku pada para
profesional.
T/N: melepaskan topiku, memiliki arti kagum terhadap
pencapaian atau keahlian seseorang
Tatapanku terus terpaku pada bayanganku di cermin, aku
baru tersadar saat mendengar suara Clara.
“Yang Mulia Frederick akan datang.”
"…Aku mengerti."
Clara dan para pelayan membungkuk dalam-dalam.
Dari belakang, aku mendengar suara langkah kaki.
Dia pasti akan terkejut dengan riasan berefek khusus ini.
Aku benar-benar ingin melihat wajah itu. Berpikir begitu,
aku pun berbalik… Dan seketika, waktu terasa berhenti.
“Lidi?”
“…”
Freed membuka matanya lebar-lebar saat melihat
penampilanku.
Tidak apa-apa. Itu sesuai harapan.
Karena itu semuanya baik-baik saja, tapi masalahnya
bukanlah di situ.
Bodoh diriku, aku benar-benar lupa.
Ini adalah pertemuan dengan anggota Keluarga Kerajaan
dari negara asing. Tentu saja, bertemu dengan mereka dengan memakai pakaian
formal merupakan sebuah etiket.
Singkatnya, Freed memakai seragam militer yang aku lihat
pada saat Upacara Pertunangan…
……
……
Freed dengan seragam militer…
Tentu saja, dia terlalu keren…!!
Dalam sekejap otakku kepanasan. Rasanya, seperti aku akan
membuat suara ledakan.
Berkedip hanya akan membuat ini sia-sia. Jadi aku
menatapnya tanpa berkedip, mengeras seperti plester, bahkan aku tidak bergerak 1
inci pun.
…Rasanya manis. Aku menjilati penampilan Freed dalam
seragam militer.
Tidak ada yang bisa menenangkanku karena aku sudah pernah
melihatnya sekali pada saat Upacara Pertunangan.
Sama seperti sebelumnya, kekuatan destruktifnya sungguh luar
biasa.
Seragam militernya memang bagus, tapi menurutku pakaian
formal seremonial yang memesona lebih cocok untuk Freed.
Banyaknya lapisan aiguillette itu membuat aura
kemegahan Freed semakin meningkatkan.
T/N: Aiguillette = tali jalinan hias (biasanya terbuat
dari serat emas atau perak) dengan ujung logam dekoratif yang dikenakan pada
seragam/pakaian akademisi.
Hiasan yang dia pakai, terlihat seperti pita besar atau
sebuah bintang. Itu terlihat gagah, bahkan hiasan simbol bunga yang ada di atas
bintang itu terlihat menambah kesan pintar.
Seragam militer berwarna hitam legam dengan kerah yang
terbuat dari kain terbaik.
Sarung tangan sutra yang berwarna putih bersih. Sepatu
bot kulit dengan ujung yang mengkilap.
Di punggungnya ada mantel hitam dengan lapisan bordir berlambangkan,
'Naga berkepala dua', dia benar-benar seorang pangeran.
T/N: Aku lupa udh ngejelasin soal ini apa blm,
seingetku sih blm. Sbnrnya ini hal yang penting ga penting sih. Naga yang
dimaksud di cerita ini tuh Naga Eropa (Dragon), itu tuh, naga yg punya 4 kaki
dan punya sayap, bkn naga yg kyk ular kyk naga dalam penggambaran mitologi
China/Jepang. Biar lbh jelas, kalian bs lihat gambar ini…
Meski Freed adalah orang yang berbadan ramping, tapi
tidak ada kesan lemah pada dirinya. Dia adalah orang ramping yang terlarih.
Kalau aku harus mengatakannya, saat dia memakai pakaian formal, kesannya
sebagai seorang prajurit sangatlah menonjol, aura jantan yang tak terlukiskan, yang
dia ciptakan berhembus di udara.
Mengingat situasinya, aku hanya bisa menghela napas
kagum.
Saat aku menatapnya dengan sepenuh hati dan tanpa
gemetar, mulut Freed mengendur karena memperhatikan perilakuku.
"…Ah. Itu, ya."
Dia tertawa kecil dan perlahan mendekatiku. Sungguh daya
tarik se*s yang mengejutkan.
Aku ditarik dengan ringan, dan terasa pas di dalam
pelukannya.
Tentu saja, tidak mungkin aku menentang ini.
Aku dipeluk oleh pangeran yang memakai seragam militer!!
Lagi dan lagi, hal-hal buruk sepertinya terlintas di
kepalaku.
Keributan menjadi sedikit di luar kendali. Kenapa aku
merasa bahwa bagian dari diriku yang bertanggung jawab untuk menahan diri ikut bergabung
dalam keributan. Kumohon diamlah.
“Lidi?”
Saat dia menatap wajahku, tiba-tiba saja wajahku berubah
menjadi merah cerah. Aku tidak bisa menahan rasa malu.
"I… Iya…"
Saat aku menjawabnya dengan suara yang sangat kecil, Sambil
tertawa kecil, Freed mendekatkan wajahnya kepadaku, jarak antara kami hanya
sebesar 10 cm.
“Apa, kamu terpesona olehku lagi? Kamu benar-benar
menyukainya, ya.”
“Tidak, bagaimana aku harus mengatakannya, itu refleks…
Maaf.”
“Kenapa kamu meminta maaf? Aku senang… Lidi, kamu cantik
sekali. Aku tidak ingin menunjukkan Lidi yang begitu cantik kepada pria lain,
tapi berkat kedatangan Putra Mahkota itulah kami menjadi seperti ini.”
Aku tidak ingin menunjukkanmu kepada siapa pun, aku ingin
memonopolimu, saat dia
menyipitkan matanya dengan manis, aku merasa kalau seluruh tubuhku memerah. Situasi
macam apa ini?
Seragam militer, lalu garis-garis yang kental dengan kemanisan
dalam jarak yang dekat.
Mungkin Freed akan membuatku mati dalam penderitaan.
Akhirnya aku refleks menundukkan kepalaku.
"Ah… Terima kasih."
“Jangan menunduk. Tunjukkan wajahmu lebih banyak lagi?”
Tubuhku gemetar saat Freed mengangkat daguku dengan
lembut.
Seolah mengatakan ‘No, No, No’, aku menggelengkan kepala,
dan menggantungnya lagi.
“Em… Ini memalukan, jadi jangan terlalu banyak melihat.”
Apakah ini kekuatan destruktif dari kata-kata Freed yang
biasa aku dengar? Itu berubah seiring dengan penampilannya. Aku sudah hampir
pingsan karena serangan ofensif dari seragam militer berdampak yang terlalu
tinggi.
Sejujurnya, aku ingin dipuji karena aku bisa tidak
mimisan di situasi seperti ini.
Memeluk tubuhku yang memerah, Freed terus menatapku.
Hatiku terbuka dengan menyakitkan.
Saat aku tidak bisa mengangkat kepalaku dari rasa malu,
aku mendengar Freed menghela napas di atas kepalaku.
“Ya ampun… Kamu sangat imut. Hei, apa yang akan kamu
lakukan jika kamu menghasutku di saat seperti ini?”
"Eh…"
Tertarik oleh suaranya yang terdengar seperti sedang
menghadapi masalah, aku mengangkat kepalaku untuk melihat Freed yang menatapku
dengan mata yang begitu manis hingga aku merasa meleleh.
Itu adalah tontonan yang mengerikan bagi hatiku, daya
tariknya jadi meningkat sebesar 30% Ah, tidak. Ini meningkat sebesar 50% dengan
seragam militer.
"Freed…"
…Yup, lagi pula, itu luar biasa.
Aku memandangnya dengan penuh kesenangan.
Menatapku dengan mata bersinar, Freed berbisik kepadaku
dengan suara serakah.
“Lidi, kamu sangat cantik hari ini. Tapi bagaimanapun,
aku hanya bisa melihatmu sebagai orang yang imut. Aku tidak ingin pergi ke pertemuan
itu. Aku ingin memonopoli Lidi untuk diriku sendiri.”
"Eh…"
Aku bereaksi terhadap suara serak yang dekat dengan
telingaku.
Apa yang harus aku lakukan… Aku merasa senang.
Aku bertanya-tanya apakah aku sudah kehilangan 2 atau 3
sekrup di kepalaku. Biasanya ini tidak terpikirkan.
Agar riasanku tidak rusak, Freed mencium keningku.
Sikap seperti itu juga menentukan, aku menjadi semakin
mabuk.
Freed menatap mataku dan bergumam dengan suara yang penuh
dengan gairah.
“…Bertanggung jawablah… Aku menantikan malam ini. Bagaimana?"
Aku tidak memberikan perlawanan terhadap kata-kata itu.
Aku tidak bisa memalingkan muka, rasanya seperti
tiba-tiba saja aku terjebak di lautan yang dalam.
Sebelum aku bisa memikirkannya, aku mengangguk.
Atau lebih tepatnya, aku tidak merasa ingin melanggar
perintahnya saat dia terlihat seperti ini.
"…Iya."
"Aku senang… Dengan ini aku merasa bahwa aku bisa
bertahan sepanjang hari."
“…Bodoh.”
Aku mengatakan itu dengan malu-malu saat melihat senyum bahagianya.
“Lidi…”
“…Ah… Freed.”
Sekali lagi mata kami bertemu, dan secara spontan bibir
kami menyatu. Awalnya mereka hanya menyentuh, tapi segera, sentuhan itu berubah
menjadi dalam.
Lidahnya mendesak untuk masuk, akhirnya aku membuka mulut
untuk menyambutnya.
Seolah mengatakan bahwa dia tidak sabar, lidahnya langsung
masuk ke dalam. Lidah kami pun terjalin, dan aku tersedot.
Sebelum aku menyadarinya, tangannya sudah menopang bagian
belakang kepalaku. Lalu aku memberinya respon dengan melingkarkan tanganku di
punggungnya.
Aku mempercayakan tubuhku kepada Freed, dan saat aku
benar-benar tenggelam dalam ciuman yang dalam dengannya, aku mendengar batuk
yang mencolok dari arah belakang… Aku pun langsung tersadar dan kembali ke
dunia nyata.
“Sungguh luar biasa karena hubungan Anda berdua berjalan
dengan baik, tetapi riasan yang dikenakan Permaisuri, yang sudah susah payah
kami buat bisa hilang. Oleh karena itu, Yang Mulia, hentikan ini untuk sekarang.”
Mendengar kata-kata Clara, aku mengeluarkan suara, “Hiii”
kecil. Sekilas, aku mencuri-curi pandang ke sekelilingku, lalu aku melihat para
pelayan yang menundukkan kepala mereka, wajah mereka memerah karena malu.
Eeh? Kami terlihat!? Atau lebih tepatnya, aku benar-benar
lupa!!
Bertentangan denganku yang kebingungan, Freed tetap tenang.
Kecewa karena harus berpisah denganku, dia berkata pada
Clara,
“Padahal suasananya sudah sangat bagus, aku
bertanya-tanya apakah kamu bisa berhenti mengganggu, Clara?”
“Mengganggu…? Saya sama sekali tidak punya niat seperti
itu. Tapi saat ini, waktunya sudah hampir habis.”
"…Aku mengerti. Clara, pakaikan lagi lipstik Lidi.”
"Dimengerti."
Freed menunjukkan gestur menjilat bibirnya dan tersenyum
manis padaku.
“Jangan lupakan janjimu tadi. Malam ini, kamu tidak akan
tidur, kan?”
Malam ini juga, tidak salah lagi, ya.
Meski begitu, karena aku terpikat oleh seragam militernya,
dengan patuh aku pun mengangguk.
Saat melakukannya, aku teringat saat aku ‘dipeluk’ karena
kecerobohanku terhadap seragam militer.
Sendirian, aku menjerit dalam penderitaan.
Padahal aku berpikir untuk pulang, tapi sekarang, semua itu
benar-benar hancur.
…Nah, dengan kata lain.
Freed sudah memotong jalan pulangku, sungguh mengecewakan karena aku tidak menyadarinya.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment