Side Story 15


Penerjemah: reireiss

Source ENG: Novel Updates

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.

Terima kasih~


***

TOLONG JANGAN BAGIKAN INFORMASI TENTANG BLOG INI!!

HAL ITU BISA MENGEKSPOS KAMI PADA PENULIS ATAU WEB RESMI.

JIKA ITU TERJADI, KAMI AKAN DIPAKSA UNTUK MENGHENTIKAN DAN MENGHAPUS NOVEL INI.

JADI MARI KITA HINDARI ITU BERSAMA-SAMA!!

***

Setelah mendengar bahwa Istri Jenderal memiliki mata biru yang sama dengan Ibunya, Kang Yoon, Pangeran ke-14, tahu kenapa Seolhee terlihat seperti itu.

Ibu Kang Yoon adalah seorang Putri dari Giran tapi namanya dilupakan tak lama setelah melahirkannya. Kaisar mengambil Permaisuri lainnya, dan Pangeran ke-14 pun dilupakan.

Ada begitu banyak Pangeran di Istana Kekaisaran sehingga tidak mungkin menghitung mereka semua dengan 2 tangan. Begitu juga dengan para Putri. Di antara mereka, hanya ada beberapa yang tidak memiliki Ibu, dan karena mereka tidak memiliki Ibu, maka mereka tidak punya pilihan lain selain terdorong ke belakang kekuasaan.

Kang Yoon, yang terkadang menangis saat melihat potret Ibunya, dipermalukan dan diusir oleh Pangeran Pertama, Son Yu, saat dia pergi ke Istana Kekaisaran untuk belajar ilmu pedang. Kang Yoon merasa ingin menangis begitu dia melihat Pelayannya menunggu di luar Aula, jadi dia bersembunyi di gudang yang tidak didatangi oleh orang lain.

Kang Yoon, yang di tahun ini berusia 6 tahun mendengus.

"Bolehkah aku menghapus air matamu?" Seolhee bertanya dengan hati-hati. Itu karena seorang anak laki-laki dengan mata yang sama dengannya menangis, tanpa sadar Seolhee jadi ikut merasa sedih.

"Ah, aku tidak menangis."

Kang Yoon menundukkan kepalanya dan mendengus. Seolhee mendekatinya dan berjongkok di hadapannya.

"Ya. Aku melihat kamu menangis."

"Aku tidak menangis."

Dengan hati-hati, Seolhee mencuri pandang ke mata Kang Yoon dan menyeka air matanya, tidak mempedulikan lengan bajunya yang kotor. Ketika Seolhee masih muda, dia juga cengeng, jadi dia tahu betapa lembut matanya di saat-saat seperti ini, dan betapa menyakitkannya kalau dia menggosoknya dengan keras.

"Te-Terima kasih..."

Sang Pangeran yang telah terdorong keluar dari perebutan kekuasaan, yang bahkan tidak memiliki seorang Pelayan yang merawatnya. Ini adalah pertama kalinya ada seseorang yang menyeka wajahnya dengan cemas.

"Kenapa kamu menangis?"

"Aku tidak ingin mengatakannya." Kang Yoon menundukkan kepalanya sambil cemberut.

Apa akan seperti ini kalau dia memiliki adik lelaki? Seolhee memohon pada Eunseol untuk membiarkannya memiliki adik lelaki. Dia sangat senang saat mendengar kalau akhirnya dia akan memiliki seorang adik lelaki.

"Apa itu sesuatu yang tidak boleh aku dengar?"

"Aku ingin belajar ilmu pedang... Aku ingin menjadi hebat seperti Ayahanda, tapi saudara-saudaraku..."

Kang Yoon menarik nafas dengan cepat, menahan nafas, dan kemudian menangis lagi. Seolhee teringat pada Son Yu, yang tadi dia lihat di Aula.

"Kalau begitu, ikutlah denganku ke Kediaman untuk belajar."

"Di rumah Jenderal Agung?"

"Ya. Aku juga belajar ilmu pedang dari Ibuku di sana."

"Woah, maksudmu perempuan juga belajar ilmu pedang?"

"Mungkin aku melakukannya lebih baik dari Pangeran."


***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?