Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Lidi]
“Yo, Lidi. Hari itu, bagaimana caramu kembali?”
Beberapa hari telah berlalu sejak aku melarikan diri dari
Freed.
Setelah makan malam, Kakak mengunjungi kamarku dan
menanyakan hal itu.
Ngomong-ngomong, kali ini aku melaporkan masalah ini ke
Ayah dan Ibu dengan hati-hati.
Aku memperoleh persetujuan Freed. Saat aku memberi tahu
mereka kalau aku mengirim surat pada Freed bahwa aku sudah pulang ke rumah, aku
dibebaskan dengan mudah.
Kupikir, aku akan lebih diceramahi lagi, jadi itu cukup
antiklimaks.
Tampaknya aku sudah dibebaskan dari pengurungan.
Mengingat kejadian sebelumnya, aku merasa lega.
“Bagaimana, kamu bertanya… Ya, dengan cara biasa?”
Saat aku berpikir kalau akhirnya aku bisa bersantai,
Kakak mengunjungiku.
Jauh di lubuk hatiku, aku berbicara dengan gugup.
Jika tidak merasa malu, aku bisa menghadapi pertanyaan
itu dengan tenang. Tapi dalam kasusku, ini terlalu memalukan.
Meskipun aku tidak bisa menjawab dengan jujur dan
mencoba bersikap ambigu, Kakak terus memperhatikanku.
“Hmph. Di sana, ada jaring keamanan itu. Tidak ada yang
melihatmu meninggalkan ruangan, apa artinya?”
“…Rahasia dagang. Bukankah itu akan bocor ke Freed kalau
aku memberi tahu Kakak. Aku tidak akan mengatakan hal-hal yang akan merugikanku
di masa depan.”
Saat aku mengatakan itu, kepalaku dipukul.
…Itu menyakitkan.
“Aku tidak akan memberitahunya. Sebaliknya, aku sangat
terkejut. Orang itu berusaha keras mengatur jaring keamanan. Aku tidak akan
pernah menyangka kamu bisa melarikan diri.”
“Ya, itu luar biasa…”
Sambil memegang kepalaku yang dipukul olehnya, aku
mengangguk.
Saat Cain membawaku keluar, sekilas aku melihat keamanan
yang ketat, aku pun berkeringat dingin.
Saat aku menyetujui ucapannya, Kakak mendesah keheranan,
tapi kekuatan yang terpancar di matanya tidak berubah.
"Aku tahu itu. Tidakkah kamu ingin memberitahuku
bagaimana kamu melarikan diri?"
“Seperti yang kukatakan, itu rahasia dagang. Aku tidak
akan mengungkapkannya. Tapi, aku benar-benar tidak menggunakan Badan Intelijen Keluarga
kita.”
Memprediksi kekhawatiran Kakak, aku berkata hanya untuk
memastikan.
Kalau aku menggunakan Badan Intelijen Keluarga Duke,
mungkin aku bisa melarikan diri.
Kupikir Kakak merasa khawatir aku melakukan hal itu, jadi
aku menyangkalnya.
Tanpa berusaha menyembunyikan ekspresinya yang takjub,
Kakak menatap wajahku.
“Bodoh. Aku tidak khawatir tentang itu. Lagi pula, sejak
awal kamu tidak akan bisa membuat Badan Intelijen kita bergerak. Mereka hanya
mendengarkan perintahku dan perintah Pak Tua.”
“Ah, ya, kamu benar. Maaf."
Kakak pergi selama setahun karena alasan itu.
Kendali langsung atas Badan Intelijen Keluarga Duke.
Tidak mungkin orang dari Badan Intelijen yang telah lama mengabdi pada Keluarga
Duke akan menerima perintah dari siapa pun selain Tuan mereka.
“…Itulah alasan kenapa aku memikirkan bagaimana caramu
melarikan diri. Kamu tidak menggunakan Badan Intelijen kita. Tapi tidak ada
yang melihat pintu terbuka. Pintunya memiliki keamanan 24/7. Kamu tidak bisa
lewat tanpa terlihat.”
“…”
Jadi dia memikirkannya sejauh itu. Tidak peduli apapun
itu, kupikir aku tidak akan bisa melarikan diri melalui pintu.
Kalau itu hanya kekuatanku sendiri, aku hanya bisa
melarikan diri melalui jendela, tapi kamar Freed ada di lantai 3. Dengan
kemampuanku, tentu saja itu adalah hal yang sulit.
Lagi pula, tampaknya mustahil bagiku untuk menang tanpa Cain.
Saat aku tenggelam dalam keheningan, dengan lembut Kakak
menyipitkan matanya.
Tindakannya itu sama seperti Ayah, jadi secara refleks,
aku terdiam membeku.
“…Kamu, kamu tidak terlibat dalam hal-hal aneh, kan?”
“Eh? Tidak, tidak. Mana mungkin.”
Saat Kakak bertanya dengan serius, aku menggelengkan
kepala.
Aku hanya meminta ninja-ku, Cain untuk membawaku keluar.
Aku tidak melakukan sesuatu yang aneh.
Setelah aku menggelengkan kepalaku, Kakak menatap wajahku
lekat-lekat, dan memberitahuku untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya, lalu sekali
lagi, dia memukul kepalaku.
Aura gugup beberapa saat yang lalu pun menghilang dalam
sekejap.
“Ya, menurutku sangat menakjubkan kamu bisa lolos dari
Freed. Itu bukti bahwa kamu memiliki kekuatan untuk melarikan diri saat terpojok.
Kalau kamu menjadi Putri Mahkota, siapa yang tahu siapa saja orang yang mungkin
mengincarmu. Kupikir itu baik bagimu untuk memiliki satu atau dua cara untuk
melawan. Seperti yang diharapkan dari adik perempuanku.”
"Kakak…"
Kemudian, Kakak mengacak-acak rambutku.
Ketika aku melihat wajah Kakak, dia tertawa dengan penuh
rasa ketertarikan.
“Freed juga terkejut. Dia tidak menyangka kamu bisa
melarikan diri. Sepertinya dia akan tetap diam sampai Pesta Malam berikutnya, jadi
kamu bisa bersantai.”
“Setelah semuanya, itu hanya sampai Pesta Malam. Baiklah,
aku mengerti.”
Itu adalah hal yang sudah aku duga, jadi aku mengangguk.
Terlepas dari obsesinya denganku, Freed menepati janjinya
dan membiarkanku pergi.
Dan
saat aku berada di sini, mau bagaimana lagi, aku akan sedikit mengendalikan
diri, aku memiliki
pikiran yang aneh.
“Hei, Freed itu orang yang seperti apa?”
Di benakku, ada pertanyaan seperti apa dia itu. Jadi aku
mencoba bertanya pada Kakak.
Kakak yang sudah berjalan pergi kini berbalik dan
samar-samar mengucapkan, "Ah."
"…Baiklah, mari kita lihat. Kalau aku harus
mengatakannya, saat ini kamu memiliki pria bermasalah yang jatuh cinta padamu."
“Eh? Apa maksudmu?”
“Kamu berhasil menipu dan kabur darinya, itu membuatnya jatuh
cinta lagi padamu. Dia tersenyum dengan wajah yang luar biasa.”
"…Aku mengerti."
Aku bertanya-tanya mengapa, sangat sulit untuk
mengomentari cerita itu. Dan wajah tersenyum itu, aku yakin dia tersenyum
dengan senyum berhati hitam.
Tulang punggungku sampai menggigil, dan aku memeluk
tubuhku.
Untuk beberapa alasan, Kakak menatapku yang sedang
memeluk tubuhku sendiri dengan senyum tipis.
“Mungkin lain kali, kalau kamu ketahuan kabur, kamu tidak
akan bisa kembali ke rumah. Baiklah, semoga berhasil.”
Ucapan semangat yang tidak datang dengan tulus dari hati
itu membuatku kesal.
“Ugh… Bertingkah seakan ini adalah masalah orang lain.”
“Ya, itu memang masalah orang lain. Maaf karena sudah mengganggu
percintaan orang lain?”
“Kakak menyebalkan! Kalau kamu memiliki waktu luang untuk
menertawakan orang lain, bawalah pengantinmu ke sini.”
Saat aku merengut padanya, Kakak mengangkat bahunya
sambil menyeringai.
“Ups, giliranku tiba. Aku tidak bisa menang denganmu
kalau membahas topik itu. Singkatnya, yang ingin aku katakan adalah, sungguh menakjubkan kamu memenangkan
taruhan melawan Freed.”
“…Mengingat hal itu, bukankah percakapan ini terlalu
berlebihan?”
T/N: Maksudnya, klo
cmn mau ngucapin selamat, ngapain Alex sampe ngomong panjang lebar gini.
Dia benar-benar hanya ingin menggodaku. Secara perlahan
aku memintanya untuk mengerti, tapi Kakak malah sama sekali tidak peduli.
Dia benar-benar berani untuk bersikap tidak tahu malu.
“Ini adalah percakapan antara saudara kandung yang
menghangatkan hati. Tidak lama lagi kamu akan menjadi anggota Keluarga
Kerajaan, kurasa kita nantinya kita akan memiliki sedikit kesempatan untuk
berbicara seperti ini, jadi meski sedikit, cobalah untuk berkomunikasi dengan
Kakakmu ini.”
"Mencurigakan. Wajahmu tersenyum."
Aku bisa memastikan. Tidak mungkin Kakak memiliki
pemikiran yang begitu mengagumkan.
T/N: Ini Lidi lg
nyindir ya, guys.
“Haha. Ketahuan, ya. Aku hanya datang ke sini untuk
menggodamu.”
“…Kakak sialan, pergilah ke neraka!”
“…Aw!”
Mendengarnya mengucapkan kata-kata yang sudah kuduga, aku
pun mendorong Kakak dengan siku, dengan seluruh kekuatanku.
***
Setelah mengusir Kakak, aku dipanggil oleh Ayah. Sesuai
perintah, aku menuju ke ruang kerjanya, tapi sekarang setelah pembicaraan
berakhir dan aku kembali ke kamar, aku benar-benar terkejut.
Meskipun aku sudah menyuruh pelayanku untuk membawakanku
teh, aku tetap tidak bisa memaksakan diri untuk meminumnya.
Alasan keterkejutanku.
Itu sangat sederhana. Baru saja Ayah mengajariku tentang
'Etika Pria dan Wanita'.
'Etika Pria dan Wanita' yang berlaku di kalangan kelas atas (bangsawan) negara
ini.
Itu adalah hal yang sangat mengejutkanku.
'Etika Pria dan Wanita' yang pernah kudengar di suatu
tempat sebelumnya, tampaknya menjadi pemahaman umum dalam bersosialisasi dan
hubungan sek**al yang diwariskan kepada Putra dan Putri kelas atas (bangsawan)
dari generasi ke generasi.
Ini pertama kalinya aku mendengarnya, tapi yang
mengejutkanku adalah isinya.
Aku cukup terkejut dengan ‘kebiasaan’ dalam
bersosialisasi. Tapi pada akhirnya, yang paling membuatku terkejut adalah
tentang se*s.
Perempuan menyerahkan segalanya kepada lelaki dan tidak
melakukan hal yang tidak perlu. Terbaring diam seakan sudah mati, bisa dibilang
seperti itu.
Aku terkejut dengan 'keanggunan' dan 'rasa malu' yang dituntut
untuk dimiliki para perempuan bangsawan. Tampaknya menunjukkan ‘keaktifan’ dan
sejenisnya dianggap sebagai hal yang tidak sopan.
Oi, oi, apakah ini nyata?! Apa yang harus kulakukan?!
Aku sendiri tidak bisa mempercayai telingaku saat aku
mendengar tentang ‘metode pemasukan’.
Wajar kalau aku terkejut karena satu-satunya yang
diberitahu adalah posisi misionaris.
Aku nyaris tidak bisa berpura-pura tenang di depan Ayah,
tapi badai hebat berkecamuk di dalam pikiranku.
Tentu saja.
Di dunia ini, aku hanya ‘mengalaminya’ dengan Freed,
tapi… Aku tidak ingat kalau kami pernah berhubungan se*s seperti itu, sekali
pun tidak.
Karena aku setengah tercengang saat Ayah memberi tahu semuanya,
dia menyimpulkan cerita dengan mengatakan, “Kurasa aku tidak perlu
menjelaskannya karena ini sudah terlambat.”
Itu sama sekali bukan urusannya.
Kemudian, aku tersadar.
Selama ini Ayah sengaja diam tentang hal itu.
Ayah menyembunyikan informasi yang seharusnya aku
pelajari sejak awal.
Kalau aku mempertimbangkan niat Ayah yang sebenarnya
untuk menyembunyikan pengetahuan yang setidaknya harus kupahami sebelum aku
debut di pergaulan kelas atas.
‘Itu adalah tindakan pencegahan agar aku tidak berhubungan
dengan lelaki…’
Dengan kata lain, seperti itulah yang terjadi.
Sejak awal, Ayah mengerti kalau ada kemungkinan bagiku
untuk mengambil tindakan radikal karena tidak ingin menikah dengan Freed, jadi dia
sengaja tidak mengajariku tentang hal itu.
Pastinya, tidak peduli sesempurna apa pun etikanya, tidak
ada gunanya jika bagian terpentingnya tiada.
Tidak ada orang yang akan mengejar perempuan yang tidak
memiliki sopan santun.
Ayah mengungguliku dalam hal ini.
T/N: Intinya, mau
sesopan apapun Lidi, ga akan ada cowok yg deketin Lidi krn Lidi ga ngelakuin
‘etika pria dan wanita’. Sblm Lidi ngelakuin ‘tindakan radikal’ biar ga nikah
sm Freed, Bpknya udh lbh dlu ngelakuin tindakan pencegah dgn ga ngajarin ttg
‘etika pria dan wanita’ biar ga da cowok yg deketin Lidi.
“Aku ditipu…”
Sambil menggertakkan gigi di kamarku, akhirnya aku mengangkat
cangkir teh.
Ini menjadi sedikit dingin, tapi mau bagaimana lagi.
Aku meminum teh favoritku untuk menenangkan hati.
Baru-baru ini aku kecanduan teh melati. Sebuah rasa yang
dengan lembut menyebar di hatiku yang mengeras.
“…Fiuh”
Aku meletakkan cangkir teh dan menghembuskan nafas.
Sepertinya aku sudah berhasil menenangkan diri.
Aku terkejut dengan omongan Ayah, tapi bagaimanapun, yang
lebih aku khawatirkan adalah perilaku Freed.
Mengingat 'Etika Pria dan Wanita' yang sudah kudengar,
maka sikapku di pesta topeng sangatlah aneh.
Meski begitu, kenapa Freed, yang bisa memilih dan membawa
wanita mana pun untuk tidur dengannya malah memilihku yang tidak bersikap sopan,
itulah yang ada di pikiranku.
Aku tidak terlalu memperhatikan itu karena aku hanya
bertujuan untuk cinta semalam, tapi sekarang, setelah kupikir-pikir, seharusnya
itu tidak mungkin.
Terlebih, sikap Freed.
Sejak awal, saat Pesta Topeng, do**y style dan co**irl style
adalah posisi yang biasa kami lakukan.
Bahkan pada malam terakhir kita bersama, ada hal-hal
seperti posisi duduk bertatap muka… Yah, ada banyak macamnya.
Tentu saja, Freed tidak boleh mengabaikan 'Etika Pria dan
Wanita'.
Memikirkan kembali hal itu, tentu kata-kata dan
tindakannya mencerminkan hal itu di setiap kesempatan. Setiap kali aku
menanyakan tentang sikapnya yang aneh, dia selalu menghindarinya dengan berkata,
“Tidak apa-apa kalau kamu tidak mengetahuinya.”
"Aku hanya diam, tidak menyadari apa pun…"
Itu benar. Freed mengatakan kalau reaksiku tidak biasa.
Aku ingat dia selalu tersenyum bahagia setiap kali aku
bereaksi.
Mau tak mau, aku merasa kalau obsesinya padaku disebabkan
oleh hal itu.
Lain kali kita bertemu, pasti aku akan bertanya padanya
tentang ini.
Tapi.
“Di sisi lain, beralih ke se*s yang membosankan itu
sedikit…”
Aku marah karena dia memanfaatkan kurangnya pengetahuanku,
dia melakukan apa yang dia suka, tapi itu bukan berarti berhubungan se*s
dengannya tidak menyenangkan.
Itulah kenapa aku tidak bisa menyalahkannya tentang se*s
yang bertentangan dengan sopan santun pada umumnya. Sama sepertinya, menurutku
(se*s) seperti itu lebih baik.
Aku hanya punya satu keluhan tentang se*s dengannya.
Jumlah ‘ronde’ yang tinggi. Begitulah aku
menyimpulkannya.
Biasanya, dalam semalam kami melakukannya sebanyak 2
digit. Terkadang lebih banyak dari itu.
Kurasa, dengan senang hati aku akan melakukannya paling
banyak 3 kali, tapi sayangnya tidak ada harapan untuk itu menjadi kenyataan.
Apa yang menakutkan adalah, aku belum pernah melihat
‘benda itu’ layu.
Aku benci membayangkan apa yang diperlukan untuk
membuatnya sangat puas.
Ya, kesampingkan soal berapa ‘ronde’, lagi pula sekarang aku
suka bercinta dengannya.
Aku hanya ingin sedikit mengeluh.
Karena itu, saat ini aku suka se*s dengan Freed dan tidak
ingin mengubahnya, tapi itu terlalu memalukan untuk dikatakan.
“…Aku ingin tahu apakah aku harus tetap diam tentang ini…”
Aku tidak dapat menyangkal bahwa aku merasa jengkel karena
tidak diberi tahu apa-apa, tapi dengan ini aku bisa lepas dari rasa malu karena
aku tidak harus mengatakan padanya bahwa aku suka se*s yang menyimpang dari
sopan santun.
Jelas aku merasa ada manfaat tersendiri baginya, tapi demi diriku sendiri, aku memutuskan untuk tetap diam dan membiarkan segala sesuatu sebagaimana adanya.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment