Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Lidi]
“Hiii, itu buruk sekali…”
Setelah
akhirnya mendapatkan ruang, aku menghela napas dalam-dalam.
Sesuai
rencana, Freed menuju kantor sekarang.
Tidak
apa-apa, tapi untuk beberapa alasan pada akhirnya kami ‘melakukannya’ sebanyak
dua kali sebelum dia pergi.
Kupikir
dia akan terburu-buru setelah Clara pergi, tapi dia justru berkata "Aku
masih punya sedikit waktu lagi" lalu dia mendorongku dengan pakaianku yang
masih terpasang, hanya melepas cel*n* d*l*mku, dan kami ‘melakukannya’ sebanyak
dua kali.
Aku tidak tahu bagaimana dia
bisa begitu energik.
"Tak
tertandingi, Pangeran
yang buas..."
Aku
mengutuknya, tapi masalahnya adalah aku tidak bisa mengatakan itu padanya secara langsung.
Hari di mana aku mengatakan hal seperti itu padanya
secara langsung, aku yakin itu akan menjadi hari di mana aku
akan mengalami pengalaman yang lebih mengerikan.
Aku tidak ingin melakukannya
lagi hari ini. Pinggulku sakit.
Karena
itu, pada akhirnya aku harus mengantarnya turun dari tempat tidur, tapi mungkin
ini juga strategi Freed.
…Sengaja
membuatku tidak
bisa bangun dari tempat
tidur.
Jika
itu masalahnya, sungguh strategi yang menakutkan. Jika bukan karena obat
pemulihan stamina yang kusembunyikan, aku tidak akan punya
kesempatan untuk menang.
“Argh… Aku tidak bisa
menggerakkan tubuhku.”
Ketika
aku mencoba bergerak,
meski hanya sedikit, pinggul dan perutku
terasa sangat sakit.
Aku merasakan sakit yang
menyengat di tempat-tempat yang tidak dapat kukatakan
kepada siapapun.
Atau
lebih tepatnya, aku benar-benar tidak bisa merasakan pinggulku.
Pertama-tama,
otot-otot di seluruh tubuhku terasa sakit, dan kemudian aku menerima dua ronde lagi barusan.
Pada dasarnya Freed adalah
seorang brutal yang sadis.
Aku tidak ragu. Karena,
setelah menghancurkanku dalam pelukannya, dia malah tersenyum dengan wajah gembira.
Dia
benar-benar pria yang tidak bisa dimaafkan.
Ketika
aku jatuh di tempat tidur, aku memikirkan apa yang
harus kulakukan setelah ini.
Sejujurnya,
aku ingin memanggil Cain setelah minum obat dan memulihkan kekuatan fisikku, tapi
aku tidak tahu kapan itu akan terjadi. Dengan kondisiku yang seperti ini,
meminum obat adalah hal yang sulit.
Sungguh
memalukan bahwa sudah jelas apa yang kami lakukan, tapi kau tidak bisa membuat telur dadar
tanpa memecahkan telurnya.
T/N
: kau tidak bisa membuat telur dadar
tanpa memecahkan telurnya, merupakan sebuah idiom english yang berarti ‘sesuatu
tidak akan mungkin bisa dicapai tanpa ada yang dikorbankan/terdampak’.
Sebaiknya aku cepat kabur.
Aku segera merapihkan pakaianku yang
acak-acakan, mempersiapkan diri dan memanggil Cain dengan suara pelan.
“...Cain.”
“Nn?
Putri memanggil?”
Aku membeku karena
terkejut ketika Cain
muncul di hadapanku di saat yang
bersamaan.
“…Kamu mengagetkanku. Bukankah
kamu datang terlalu cepat?”
“Ya,
karena segel penghalang Putra Mahkota
telah disingkirkan. Aku
pikir, aku
harus bersiap. Sebaliknya, apa yang terjadi? Putri, di luar sangat luar biasa.”
“Luar
biasa?”
Ketika
aku bertanya karena tidak mengerti apa yang dia maksud, Cain mengangguk “Ya.” dan sekilas memandang pintu.
“Pengawal
Kerajaan berdiri di mana-mana, keamanannya sangat mengesankan. Bahkan para pelayan yang berjalan di koridor
sepertinya mengkhawatirkan sesuatu.”
“…Aah.”
Meskipun
kata-kata Cain
membuatku takjub, aku yakin.
Tampaknya persis seperti yang
dikatakan Freed, pertama-tama dia memperketat keamanan. Tentunya begitu aku
meninggalkan ruangan, Para Pengawal
Kerajaan akan dengan sopan mendorongku kembali sambil berkata "Tolong kembali
ke kamar, Putri Mahkota."
“Apakah
kamu punya ide?”
“Yup…
Tentu saja. Tapi sebelum itu,
bisakah kamu
berikan aku obat. Itu adalah obat pemulihan stamina. Memalukan, tapi aku tidak
bisa bergerak…”
“…?!!
Ya, aku mengerti.”
Saat
aku bertanya dengan menunduk, pasti Cain
sudah
menebak alasan kenapa aku terbaring memalukan di tempat tidur seperti ini.
Wajah
Cain tiba-tiba menjadi
merah.
…Tolong,
hentikan reaksi polos itu. Itu semakin membuatku
malu.
“…Apakah
Putri baik-baik saja?”
“…Ya,
ya. Terima kasih.”
Aku menerima obat yang
dengan cemas diberikan kepadaku.
Aku menelannya sekaligus, seketika kelesuan langsung menghilang dari tubuhku.
Akhirnya aku bisa bergerak.
“Aah,
aku lelah. Jadi, Cain.
Aku memiliki sebuah
permintaan.”
"Permintaan?"
Cain memiringkan kepalanya.
"Iya.
Bisakah kamu membawaku kembali ke rumah tanpa diketahui oleh siapa pun?"
“Tanpa
diketahui? Tentu saja bisa, tapi
kenapa?”
Wajar Cain merasa ragu, jadi aku
menjelaskan secara rinci tentang taruhanku dengan Freed.
Ketika
dia selesai mendengarkan, Cain
menatapku dengan wajah heran.
“…Kenapa pembicaraan yang
merepotkan itu terjadi. Seperti yang dikatakan Putra Mahkota, Putri tidak perlu pulang.”
"Ha? Kenapa!?"
Aku berkedip karena terkejut
diserang oleh jawabannya
yang tidak terduga.
Aku tidak pernah
mengharapkan Cain
mengatakan itu.
“Karena
Putri, kamu mencintai Putra Mahkota, kan. Selain itu, memikirkan tentang
keamanan, bagaimanapun, jauh lebih baik berada
di
sini. Sebaliknya, aku
pikir Putri akan aman dengan berada bersama
Putra Mahkota, jadi aku
menyarankan itu.”
“Sesuatu
seperti ci… Cinta! Ini, ini berbeda!!”
Cain mengatakan hal yang memalukan seperti itu, aku menyangkalnya
dengan panik.
Hal itu (rasa cinta) masih di area
abu-abu. Sampai aku
mencapai kesimpulan, aku ingin membiarkannya begitu saja.
“…Ah.
Alasan yang kedua lebih penting, sebaiknya Putri
mempertimbangkannya. Putri, apakah kamu mendengar apa yang kukatakan
tentang keamanan?”
Sambil
tersenyum pahit, Cain
bertanya kepadaku yang kebingungan.
“Keamanan…
Ah ya, aku mendengarnya.”
"Ya,
jadi, aku tadi bilang lebih baik Putri
tinggal di sini dengan Putra Mahkota. Tapi karena Putri adalah tuanku.
Jika Putri menginginkannya, aku tidak
akan menolak."
"…Aku ingin pulang ke rumah."
Aku
terdiam sesaat, tapi ketika aku mengungkapkan keputusanku dengan kata-kata, Cain tersenyum lebar.
"Baiklah
aku mengerti. Kalau begitu,
ayo kita segera bersiap untuk kabur."
Meskipun
aku merasa lega, tampaknya Cain
termotivasi untuk pamer, aku ingat sesuatu yang penting. Benar, aku tidak boleh
melupakannya.
"Tunggu
sebentar. Aku ingin
menulis surat."
Saat
aku mengatakan itu, Cain menatapku dengan penasaran yang
mengatakan ada apa.
"Surat?"
"Ya.
Surat yang mengatakan bahwa aku akan pulang. Tanpa
meninggalkannya, bisa-bisa aku
dikira diculik."
Mengingat
kesalahanku yang terakhir kali, aku
menjelaskannya kepada Cain.
Aku meminjam kertas dan pena
yang ada di meja Freed dan menulis dengan lancar.
Cain menatapku dengan
penuh minat, dan bertepuk tangan seolah yakin.
"Memang.
Normalnya Putri tidak akan bisa
melewati keamanan yang ketat seperti
itu. Jika Putri tiba-tiba menghilang, akan ada keributan besar, ya."
“Dan pernah sekali aku dimarahi oleh Ibu karena itu… Selesai, sudah siap.”
Aku
menyelesaikan surat itu dengan menggunakan kata-kata yang berbunga-bunga, yang kupikirkan
ketika aku dijadikan tahanan rumah oleh Ayah waktu itu. Agar aman, aku menempatkannya
dengan sesuatu di dekatnya yang seperti pemberat kertas, lalu meletakkannya di
atas meja.
"Dan
selesai. Sekarang, haruskah kita pergi. Apa yang harus aku lakukan?"
Aku menoleh padanya dan
bertanya apakah aku harus
melakukan sesuatu.
Cain berkata “Ah, itu benar.” dan melihat ke
langit-langit.
“Kalau sendirian, aku akan menggunakan
ventilasi di atas langit-langit. Tapi, tentunya
aku tidak bisa membiarkan Putri berjalan melewati tempat
seperti itu.”
"Aku percaya diri sebagai seseorang yang tidak atletis."
Saat
aku mengatakan itu, Cain menekan dahinya dan
mendesah bahwa dia mengerti.
“Haa. Putri, kamu terlihat kaku. Jadi aku tidak bisa
menahan rasa ingin tahu bagaimana Putri
bisa naik turun dengan
menggunakan tali
selama ini.”
Aku
menyodorkan jari ke depan Cain
yang curiga sambil tertawa “Hehe.”
“Aku terus
mengulangnya
setiap hari. Aku sudah berlatih. Mempraktekkannya! Aku bisa melakukannya berkat
latihan selama bertahun-tahun, tapi aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk
melakukannya sekarang!”
“Putri, kenapa kamu terlihat
sangat bangga…?”
“Bukankah lebih baik
daripada menyombongkannya
tanpa tujuan?”
“Itu benar, tapi bukankah normalnya seseorang akan pamer di situasi
seperti ini?”
Mungkin,
tapi hal seperti itu tidak ada artinya.
“Buang-buang
waktu saja. Meskipun aku bilang, aku bisa melakukan apa yang tidak aku bisa, hasilnya akan tetap
sama. Lalu, lebih baik untuk memahami situasi secara
akurat.”
"…Begitukah? Ya, pada akhirnya hanya
ada satu cara. Haruskah kita melompat?"
Aku bereaksi terhadap saran Cain dengan kedutan di wajahku.
“Melompat, seperti yang kamu tunjukkan
padaku sebelumnya?”
T/N : Maksudnya
melompat pake sihir ya… Kyk pas Cain pertama nemuin Lidi di Kediaman Vivouare.
“Ya,
tentunya itu tidak mungkin
dilakukan sekaligus, jadi kita akan melompat beberapa kali berturut-turut. Putri berpeganganlah padaku,
pegang di mana saja tidak
masalah.”
"Baiklah."
Aku ingat kata-katanya tentang membuat tanda (segel sihir). Jadi agar tidak menghalangi, aku melingkarkan
tanganku di pinggangnya dari
belakang. Aku
berpegang teguh padanya dan mempersiapkan diri untuk dampak apapun yang akan
datang.
“Baiklah,
pergi!!”
“Ini
tidak baik-baik saja! Aku bilang pegang
di
mana saja tidak masalah,
tapi Pu… Putri, apa yang kamu lakukan! Me… Mereka menyentuh!”
Cain sangat kecewa karena
dipeluk dari belakang.
“Eh?
Cain berkata untuk berpegangan padamu, kan.
Cain akan melompat beberapa kali, kan? Aku takut
aku akan terjatuh di tengah jalan, jadi aku pikir lebih baik aku berpegangan dengan
erat... Apa aku melakukan kesalahan?”
“...Siapa
yang akan menjatuhkanmu, Putri?
Kamu bisa saja meraih sesuatu yang lain seperti lenganku, kenapa kamu memilih
untuk memelukku… Ah, kalau kejadian ini
ketahuan, sudah pasti aku akan dibunuh… Haa.”
"Dibunuh, itu berlebihan. Lupakan
itu, ayo pergi. Jika kita tidak cepat-cepat,
aku takut Freed akan kembali."
Kasus terburuknya, mungkin Freed akan kembali sambil mengatakan kalau dia sudah menyelesaikan pekerjaannya.
Itu
adalah pilihan terakhir, tapi melarikan diri adalah kemenangan.
“Cepatlah,” Saat
aku mengatakan itu, Cain membuat tanda (segel sihir) sembarangan.
“Ah, Ya ampun! Aku mengerti! Kami akan
pergi seperti ini!!”
Tempat sekitar seketika
berubah.
Setelah
beberapa kali, akhirnya aku
berhasil kabur.
***
“…Tidak
mengherankan aku
kalah. Putri akan aman dengan para penjaga
di sini, jadi aku akan pergi
menemui nenek sebentar.”
Setelah
mengantarku ke Kediaman,
Cain mengatakan kalimat itu padaku
dengan agak lesu.
Sejak
beberapa saat yang lalu, beberapa kali dia
menekan matanya.
Aku
khawatir apakah itu abnormal, tampaknya
itu adalah efek dari penggunaan teknik rahasia yang berlebihan.
Sepertinya
tidak akan seperti ini jika dia terbiasa, tapi karena dia baru bisa melakukan teknik itu belum
lama ini, jadi kadang hal seperti ini terjadi.
Aku
lega karena tidak akan ada masalah selama aku memberinya waktu istirahat, tapi
gerakan tangan Cain yang menekan matanya sangat mirip dengan pose yang kubuat
ketika aku terlalu lama menggunakan PC di kehidupanku yang sebelumnya, jadi
maafkan aku yang menertawakannya.
Aku belum pernah melihat hal seperti ini terjadi,
aku jadi ingin tahu apakah ada
obat tetes mata di dunia ini.
Tampaknya
mereka akan sangat efektif untuk Cain.
"Maaf.
Terima kasih telah melakukan yang terbaik. Berkat
Cain, aku terselamatkan."
Aku benar-benar kembali
dengan lancar tanpa masalah.
Ini
benar-benar mustahil bagiku
sendirian.
Tentu
saja, aku berpikir untuk
menggunakan semua yang kubisa,
tapi meminta Cain
untuk membawaku pulang hampir
terasa seperti melanggar aturan.
Ketika
aku berterima kasih padanya
karena telah diselamatkan, Cain
menggoyangkan tangannya dan satu tangannya yang lain masih
menekan sudut matanya.
"Aku tidak butuh terima
kasih. Tugasku adalah mewujudkan keinginan Tuanku…
Argh, aku sedikit pusing. Putri, aku akan pergi ke rumah
nenek untuk membeli obat."
Sakit
kepala saat menggunakan kekuatan mata
secara berlebihan. Aku tersenyum pahit memikirkan di mana aku pernah mendengar
kata-kata itu.
Meskipun
kupikir aku memahami perasaannya, tanpa kusadari tampaknya dia sudah dekat
dengan Delris, dan karena dia akan pergi menemui Delris, aku pun berkata,
“Bisakah
kamu menyampaikan pesanku
kepada Delris saat kamu menemuinya
menemuinya? Katakan padanya kalau aku akan
segera datang untuk berkunjung.”
"Baik. Kalau begitu, aku
pergi."
Aku
ingin tahu apakah sakit kepalanya begitu hebat saat Cain mengangguk sambil
menyeringis, lalu dia segera menghilang
dari hadapanku. Kurasa
itu sangat menyakitkan.
Saat aku sendirian, aku memikirkan apa yang
harus kulakukan selanjutnya.
“Hm, kurasa tidak ada hal yang lain yang harus kulakukan selain
menulis surat bahwa aku sudah pulang.”
Freed tidak akan mengetahui keberadaanku dari surat yang kutinggalkan.
Surat ini akan memiliki arti
hanya setelah aku
mengkomunikasikan dengan benar bahwa aku sudah tiba di Kediaman Vivouare,
ini akan menyelesaikan pertandingan. Bisa dibilang itu persis seperti pernyataan kemenangan.
“Apa yang harus aku tulis, ya.”
Aku mengambil set surat
favoritku dari laci meja dan
mengambil pena.
Karena
aku tidak tahu siapa orang pertama yang akan melihat surat yang kutinggalkan,
jadi aku menulis surat itu secara resmi sesuai dengan etiket Kerajaan, aku
menggunakan teknik yang akan menyenangkan
senior sampai tingkat maksimum.
T/N : teknik
yang akan menyenangkan senior sampai tingkat maksimum = gaya
Bahasa yang amat sangat formal. LOL
Sedangkan untuk surat ini, aku
bermaksud agar surat ini dikirimkan langsung ke Freed, jadi mungkin aku harus membuatnya lebih
sederhana.
"Hm...
Aku sudah memutuskan,"
Aku
menghentikan tanganku dari memutar pulpen dan duduk di meja.
Aku hanya perlu menulis beberapa kata.
Saat
aku melihat dengan perasaan
puas pada apa yang aku
tulis di surat ini, aku pun tersenyum puas.
Aku menyegelnya menggunakan stempel dengan kuat dan memanggil
kepala pelayan (butler), bukan
pelayan biasa.
Namanya Zechs Carmine, dia telah
melayani keluarga kami sebagai kepala pelayan untuk waktu yang cukup lama, dari
era kepala keluarga sebelumnya, dia adalah orang yang baik hati dan luar biasa.
Dengan hati-hati dia
merapihkan rambut abu-abunya yang
mendekati putih dan selalu mengenakan pakaian butler yang berkelas. Seperti
yang sering terjadi pada kepala pelayan, dia tidak menikah dan mengatakan sesuatu seperti, dia
ingin melayani kediaman ini
dengan kemampuan terbaiknya. Dia adalah satu-satunya pelayan yang dekat
denganku sejak lahir dan bisa dipercaya.
"Nona,
apakah Anda memanggil?"
Saat
dia datang menanggapi panggilanku,
aku langsung menyerahkan surat yang kubuat kepadanya.
“Zechs,
berikan ini pada Yang Mulia Putra Mahkota. Tolong cepat, ya.”
"Dimengerti."
Aku mengatakannya seperti
ini adalah masalah sepele, tapi sebenarnya
prosedur Kerajaan tidak mengizinkan untuk mengirim surat secara
langsung kepada Putra Mahkota. Tapi tetap saja, aku adalah tunangannya. Seperti
yang diharapkan, setidaknya aku dianugerahi hak istimewa.
Diberitahu
untuk memberikan surat kepada Putra Mahkota, alis kepala pelayan berkedut
sesaat, tapi dia menerima surat dariku seolah dia yakin.
"Saya akan mengirimkannya ke
Putra Mahkota apapun yang terjadi."
“Ya,
tolong lakukan.”
Setelah
memastikan Zechs pergi ke Istana,
akhirnya aku duduk di sofa di kamarku sendiri.
Dengan
ini aku telah melakukan semua
yang seharusnya aku lakukan.
Sekarang,
apa yang akan Freed pikirkan saat melihat surat itu.
“Aku
ingin tahu,
apakah aku sedikit tidak adil…”
Ketika
aku sudah tenang, perasaan bahwa
mungkin aku sudah melakukan hal yang terlalu berlebihan merayap masuk ke pikiranku.
Aku
berpikir kalau aku akan terus terjebak di sana, jadi aku menggunakan tindakan
darurat dengan meminta tolong pada Cain, tapi jujur saja aku ingin melakukannya
(kabur) sendiri.
Hanya
saja aku tidak memiliki
kepercayaan diri untuk melarikan diri melalui keamanan Istana.
Saat pergi tadi, sekilas aku melihatnya, ketebalan
keamanan yang sangat
menarik perhatian.
Meskipun
Freed berkata dengan serius bahwa dia tidak akan membiarkanku melarikan diri merupakan
hal yang tidak menyenangkan tapi itu dapat dimengerti, hanya saja seberapa
serius dia mengatur keamanan terhadap seorang perempuan.
Itu
sangat tidak dewasa.
“Yaa… Yah, dalam hal ini kita
sama… Kurasa?”
Mungkin
bisa dikatakan kalau kita serupa dalam melakukan hal licik dalam melakukan
sesuatu.
Sebentar
lagi, pesta yang disponsori oleh Istana dijadwalkan.
Bagaimanapun
kita akan bertemu pada saat itu, dan pasti
aku akan diculik lagi. Itulah kenapa sampai saat itu aku berpikir untuk menikmati
kebebasanku sepenuhnya.
…Tapi pertanyaannya, apa
Freed bisa bertahan sampai
pesta itu?
“…Aku
ingin tahu apakah itu tidak mungkin?”
Aku tidak mengerti bagaimana
semua ini bisa sampai pada titik
ini, tapi obsesinya padaku cukup besar. Aku
merasa kalau dia akan segera menjemputku. Yah, jika itu terjadi,
tidak apa-apa. Pikirkan
saja apa yang akan kulakukan jika waktunya
tiba nanti.
Dengan lesu aku mengangkat tinjuku.
"Ke-me-na-ngan."
…Untuk
sekarang, aku mencoba menikmati
kemenanganku.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment