Chapter 17
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
***
TOLONG JANGAN BAGIKAN INFORMASI TENTANG BLOG INI!!
HAL ITU BISA MENGEKSPOS KAMI PADA PENULIS ATAU WEB RESMI.
JIKA ITU TERJADI, KAMI AKAN DIPAKSA UNTUK MENGHENTIKAN DAN MENGHAPUS NOVEL INI.
JADI MARI KITA HINDARI ITU BERSAMA-SAMA!!
***
Aku terbangun di pagi hari. Ketukan pintu yang terus
berlanjut selama beberapa menit membuatku tidak tahan lagi. Siapa sih pagi-pagi
begini!? Padahal kemarin aku membuat Henrietta tertidur agar aku bisa tidur
nyenyak.
"Selamat pagi, Nona Ophelia."
Ketika aku memakai syal dan membuka pintu, aku melihat
senyum cerah Claude. Itu adalah senyuman yang bisa membuat orang-orang yang
melihatnya menjadi merasa lebih baik, tapi bagiku sekarang ini senyuman itu
tidak terlalu menyenangkan. Aku bukanlah orang pagi.
"......Inspektur."
"Ah, Claude saja sudah cukup."
"Kalau begitu, Claude."
Dia datang ke sini sendirian, lalu dia berkata, "Ups! Saya sudah melakukan hal yang tidak
sopan." Ujarnya, mungkin itu karena dia melihat ekspresi wajahku yang
tampak lelah.
"Ini memang masih lagi.... ...Apa yang
terjadi?"
"Saya sudah bersikap tidak sopan. Saat siang hari,
saya harus keluar untuk mengirimkan telegram, jadi saya sedang
terburu-buru."
Claude menundukkan kepalanya dan mencoba mengakhiri
percakapan. Tapi aku bertanya-tanya kenapa dia mengunjungi aku di pagi hari
seperti ini. Claude mundur selangkah dan berkedip kosong saat aku menarik ujung
jubahnya.
"Ah......"
"Tolong beri tahu saya. Kenapa Anda datang ke sini?"
"Ah, ini benar-benar bukan hal yang penting. Saya
hanya ingin menanyakan tentang Duke."
"Kalau begitu, saya ingin mendengarnya lebih banyak
lagi."
Aku meraih ujung jubah Claude sedikit lebih erat. Apa
Claude melihat Alexander yang menangis di pelukanku semalam? Yang aku temukan
hanyalah Henrietta, tapi... Sebagai penyelidik, tidak akan sulit baginya untuk
menyembunyikan hawa keberadaan dan mengawasi dari jauh.
"Apa... Anda tahu kalau saya memiliki akses ke
setiap bagian Kediaman Duke karena saya memiliki surat perintah untuk
penggeledahan?"
"Ya, apakah Anda ingin memeriksa kamar saya
juga?"
Aku membuka pintu lebih lebar dan bertanya. Claude
tertawa terbahak-bahak.
"Tidak, lain kali saja."
"Kapan pun Anda menginginkannya, tidak akan menjadi
masalah, aku-"
"Terima kasih. Tentang itu.... ... Beberapa saat
yang lalu, saya pergi ke kamar Duke. Seperti yang diduga, beliau sangat marah.
Tetap saja, saya menunjukkan surat perintah. Setelah itu, beliau mengizinkan
saya. Lalu..."
Claude berhenti sejenak di sini dan menatapku. Dan dia
menepuk bagian belakang lehernya seolah malu. Aku pun bertanya,
"......Lalu?"
"Saya membuka laci dan menemukan buku harian yang
cukup tua. Saya ingin melihatnya, tapi Duke menendang saya keluar. Beliau
benar-benar kuat, saya terkejut karena beliau bisa mengangkat pria dewasa
dengan begitu mudah."
Claude tersipu seolah dia malu dengan apa yang dia
katakan.
"Saya tidak tahu harus ke mana lagi setelah diusir
seperti itu, jadi saya berkeliaran tanpa tujuan. Lalu begitu tersadar, saya
sudah berada di depan kamar Nona Ophelia."
"Sepertinya Alex sangat membencinya."
"Ya, normalnya memang begitu. Tapi saya rasa reaksi
Duke agak berlebihan."
Alexander adalah orang yang tidak mengedipkan mata bahkan
saat Adrian berteriak. Tentu saja, apa yang Claude katakan itu benar. Dia
sedikit berlebihan. Aku berusaha untuk tidak tertawa saat membayangkan Claude
diangkat oleh Alexander seperti karung.
"Itu seperti melanggar privasi. Kalau saya menjadi
dia, saya rasa saya juga akan mengusirmu, Tuan Claude."
Ah, aku tidak tahan lagi. Aku mengangkat tanganku dan
menutupi sudut bibirku yang terus naik. Dan aku berpikir, aku ingin
mengungkapkan apapun itu yang terkait dengan penyelidikan, tapi kurasa aku juga
tidak akan nyaman kalau dia menggali kehidupan pribadiku terlalu dalam.
"Seperti itukah? Maafkan saya."
Claude mengangkat sudut matanya. Dia menggelengkan
kepalanya, mengatakan kalau tindakannya sebagai seorang penyelidik itu buruk.
Sambil bersandar di pintu, aku berkata,
"Ketika kasus ini selesai, berliburlah. Anda bilang,
Anda ingin berkunjung ke Kekaisaran Suci."
"Apakah Anda ingin ikut bersama saya, Nona
Ophelia?"
"Itu adalah sesuatu yang belum kita ketahui."
"Anda terlalu berlebihan."
Selama percakapan, tanpa sadar Claude melihat ke
belakang. Selama beberapa hari salju terus turun, pagi ini cuaca sudah tampak
membaik. Matahari bersinar dan salju di ambang jendela perlahan mulai mencair.
"Cuacanya bagus. Saya rasa, saya akan pergi
sekarang."
"Apa Anda tidak akan memeriksa kamar saya?"
"Sepertinya Anda baru bangun. Bagaimana bisa saya
melakukan hal seperti itu? Maafkan saya. Kalau begitu, saya akan pergi."
Ketika Claude selesai berbicara, dia mengulurkan
tangannya dan meletakkannya di dahinya. Dia memberi hormat dengan main-main dan
berbalik, lalu pergi. Aku yang masih bersandar di ambang pintu, melihat ke
bawah saat Claude yang berambut kuning itu baik ke kereta kuda. Lalu aku
kembali ke kamar, memikirkan tentang buku harian itu.
Kemudian aku tersadar. Meski dia mengaku kalau hobinya
adalah membaca, tapi kami tidak pernah bertemu di dekat perpustakaan. Dan tak
ada satu pun buku di kamarnya, kurasa buku harian yang disembunyikannya memang
mengejutkan.
Aku bersandar di tepi tempat tidur dan melihat ke sekeliling ruangan yang luas. Mengepalkan tanganku yang dingin, aku pun tersenyum singkat.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment