Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Glen]
“……”
Tidak
peduli berapa kali aku melihat jam, waktu yang disepakati sudah lama berlalu.
Aku
menghela nafas panjang, memikirkan teman masa kecilku yang tidak kunjung muncul
sesuai dengan waktu yang dijanjikan.
Teman masa kecil yang paling dekat denganku, pewaris Keluarga Duke Vivouare, Alexei.
Dia
selalu menunjukkan perilaku yang sangat
bebas.
T/N
: perilaku yang sangat bebas = seenaknya
sendiri
Tapi,
kupikir ini bukanlah waktu di mana dia bisa melakukan hal-hal yang dia
inginkan.
Perjanjian
hari ini bukanlah sesuatu yang dengan mudah bisa diabaikan.
Penting
untuk menyerahkan pekerjaan sebagai asisten Freed kepada Alex yang kembali ke
ibu kota setelah setahun melakukan pelatihan pewaris di Duchy Vivouare.
Meski
selama setahun terakhir ini aku menggantikan posisinya sebagai asisten Freed,
bagaimana pun juga aku tidak bisa melakukannya dengan mulus.
Dari
lubuk hatiku, aku merasa lega karena akan segera kembali ke posisi awalku.
“Haa…”
Sekali
lagi, aku melihat jam. Satu jam telah berlalu dari waktu yang disepakati.
Tempat
itu adalah ruang kerja Putra Mahkota. Tidak ada tanda-tanda Putra Mahkota akan
ke sini.
Alex
datang… Berarti adiknya, Putri Lidiana juga ikut.
Kalau
begitu… Tampaknya Putra Mahkota tidak akan datang ke sini.
Bagaimanapun,
sekarang Freed benar-benar tergila-gila pada Putri. Tidak mengherankan jika dia
mangkir dari tugas resminya.
Tunangan
Freed sekaligus adik dari Alex, Putri Lidiana, yang pertama kali aku temui pada
Upacara Pertunangan bulan lalu adalah seorang wanita cantik yang bermartabat, benar-benar
seorang Putri dari Keluarga Duke yang terhormat.
Ia
berbeda dari tipe perempuan yang kusuka, tapi badannya yang ramping dan rambut
panjang lurus yang indah itu sangat menarik perhatian, fitur wajahnya yang indah
juga membuatku terbelalak.
Jadi
seperti itu perempuan yang Putra Mahkota dan kakakku cintai, ya…
Aku
diam-diam mengamatinya dengan perasaan aneh, tapi aku tidak akan tertipu.
Meskipun penampilan luarnya seperti seorang putri bangsawan yang terhormat, dia
adalah seorang putri tomboi yang berani membuat keputusan yang tidak biasa dengan
datang ke Pesta Topeng karena tidak ingin menikah dengan Putra Mahkota.
Aku
merasa aneh karena kakak dan Putra Mahkota sampai terpengaruh olehnya, tapi
yang membuatku sangat terkejut adalah pendapatnya mengenai kakakku. Ia berkata
kalau kakak adalah orang yang ‘pendiam dan tanpa ekspresi’.
…Sikap
seperti apa yang kakakku perlihatkan kepada wanita yang dicintainya.
Setidaknya
untuk disebut pendiam, dia pasti hampir tidak bisa berbicara di hadapannya.
…Kakak,
kalau kau tidak membuat kemajuan dengan mengatakan perasaanmu, dia tidak akan
tahu!
Seperti
yang diduga, selama sepuluh tahun di sisinya… Kakakku tidak bisa mengatakan
apapun meski dia selalu berada di sisinya.
Wanita
adalah makhluk yang mencari kata-kata.
Mereka
tidak akan mengerti tanpa diberi tahu.
Kuyakin
Putri Lidiana juga seperti itu.
Melihat
kisah cinta kakakku sendiri yang tidak bisa terpenuhi, aku tidak bisa
mengatakan apapun lagi.
Sebaliknya,
aku terkejut karena Putra Mahkota tampak memahami hal ‘itu’ (cinta).
Bahkan
sebelum aku mendengar siapa perempuan yang Putra Mahkota cintai, dia sudah
menandai perempuan itu dengan jelas, tidak seperti kakak… Itulah kenapa Putra
Mahkota bisa mendapatkan apa yang dia dambakan.
Memperjelas
kepemilikan dan membuatnya tidak bisa melarikan diri darinya, apa yang dia lakukan itu sangatlah luar
biasa, meski keduanya (Freed dan Will) sama-sama pemula dalam cinta, tapi
tindakan yang mereka ambil sangatlah berbeda.
Putra
Mahkota dan kakak. Dalam hal spesifikasi kakak tidak kalah dengan Freed.
Putra
pertama dari Keluarga Duke, sekaligus Komandan Divisi Penyihir. Dan tidak dapat
disangkal bahwa dia terus mencintainya (Lidi) dengan sepenuh hati. Aku tidak
bisa membayangkan kakakku yang seperti itu akan berselingkuh, jadi itu adalah
poin yang bagus.
Namun…
Dalam cinta, orang yang pertama bertindak adalah pemenangnya.
Berdasarkan
itu… Kupikir itu akan berjalan dengan baik, tapi ketika kakak menjadi ragu,
Putri Lidiana sudah jatuh cinta kepada Putra Mahkota.
Kekesalan
kakak bisa ditebak dengan sangat mudah, tapi jujur saja… Aku berpikir kalau
kakak hanya menuai apa yang dia tabur.
“Oh,
kau masih di sini ternyata. Seperti biasa kau selalu saja bersikap serius.”
“Alex,
kau terlambat.”
Ketika
aku menghabiskan waktu yang hilang dalam arus pikiran, akhirnya aku mendengar
suara orang yang kutunggu-tunggu.
Mari
kita periksa waktu… Sudah dua jam berlalu.
“Yo!
Aku memiliki urusan kecil yang harus diurus. Atau lebih tepatnya… Terima kasih
karena sudah menunggu. Aku kira kau sudah pulang.”
“...Sudah
menjadi kebiasaanmu untuk datang telat selama berjam-jam, bukan?”
Aku
terbiasa menunggu.
Saat
aku mengatakannya dengan mata mencemooh, seolah-olah Alex tidak menyadari
sindiran yang kulontarkan, dia hanya memiringkan kepalanya.
“Benarkah?
Aku justru merasa kalau diriku ini relatif tepat waktu.”
…Itulah
mengapa dia tidak menyadari dirinya sendiri.
Aku
tahu pelipisku mengejang mendengar kata-kata Alex yang acuh tak acuh.
Tanpa
sadar aku meninggikan suaraku.
“Kau
ini! Kenapa! Kau selalu saja terlambat! Tiap membuat janji denganku!! Aku muak!
Kau mengerti!? Lalu!? Kali ini kau terlambat karena apa?”
“Jangan
berteriak, itu mengganggu.”
“Alex!!”
Ya,
untuk beberapa alasan Alex selalu saja terlambat setiap berurusan denganku.
Tapi,
tidak peduli seberapa telatnya dia, dia selalu datang. Jadi selama aku terus
menunggunya, dia pasti akan tetap datang ke sini.
Karena
aku yakin dan tahu akan hal itu, aku selalu menunggunya sampai dia datang.
“Aku
tidak bermaksud sengaja. Yaaa… Begitulah. Baru saja aku menghibur anak manis
yang cintanya bertepuk sebelah tangan.”
Dia
seakan-akan berkata ‘Kalau kau adalah
seorang pria, kau tidak mungkin membiarkannya begitu saja, kan?’ Mendengar
kata-katanya, yang ada di pikiranku hanyalah kata ‘tidak lagi’.
T/N:
Maksudnya alasan Alex tiap telat itu
selalu begitu, makanya Glen bilang ‘tidak lagi’
Alex
selalu mencari-cari alasan. Aku terkesan dengan caranya mengatakan semua alasan
yang diungkapkannya satu demi satu, tapi tentu saja aku tidak mempercayai semua
itu.
“Ya
ya. Aku mengerti. Kalau sudah begitu, mau bagaimana lagi. Aku tahu kita harus
bersikap baik kepada wanita. Kalau begitu, cepat mulai ambil alih semua
pekerjaan ini. Tidak ada waktu.”
Alex
hanya menepisnya… Mungkin tidak suka dengan caraku berbicara, dia mengernyitkan
alisnya karena tidak senang.
“Tampaknya
kau tidak percaya padaku. Ya… Sudah pasti. Berbeda denganmu, aku ini tidak
populer di kalangan istri bangsawan.”
T/N:
Glen populer di kalangan tante-tante…
wkwkwk
Dengan
kedutan di alisku, aku menanggapi ejekannya tentang hubunganku dengan wanita.
"...Aku
tidak ingin diberi tahu itu olehmu yang popularitasnya mulai dari wanita
bangsawan muda hingga pel*cur di kota."
“Hah?
Ah… Apa itu tentang Swirl? Itu hanya konsultasi kecil. Tidak ada lagi yang
terjadi.”
“Aku
penasaran. Itu mencurigakan.”
Aku
mencoba untuk balas dendam dengan mengatakan itu, tapi tampaknya menantang Alex
untuk perang informasi adalah sebuah kesalahan.
Dia
hanya membalas perkataanku dengan senyum lebar.
"Aku
tidak ingin diberi tahu itu olehmu yang membuat seorang countess ‘bergerak’. Madam killer
Glen. Daripada terus bermain api, contohlah Will."
“Urghh...”
Mendengar
nama itu, tanpa sadar aku seperti ingin muntah.
Aku
menahan keinginanku untuk menanyainya tentang kenapa Alex bisa mengetahui
masalah yang baru terjadi beberapa hari yang lalu.
Tapi,
aku tidak ingin seleraku (suka
tante-tante. wkwkwk) menjadi sebuah aib.
T/N:
Mohon maaf, Pak Glen. Itu udh berupa aib
loh. Haha
“...Dengan
persetujuan para wanita, kami hanya menikmati romansa palsu sementara. Semua
orang pasti memiliki rasa kesepian. Apa ada yang salah dengan membuat mereka
senang untuk sementara waktu?”
“Tidak,
baiklah. Kau ahli dalam menyalakan api, tapi kau lebih ahli lagi dalam
memadamkannya. Jadi aku tidak perlu khawatir.”
“Maka
tidak akan ada masalah, kan. Biarkan aku bebas.”
Meskipun
seperti yang bisa diduga, aku marah pada Alex karena dia tidak berusaha
menyembunyikan keheranan di wajahnya, kata-kata yang dia ucapkan setelah ini membuatku
tidak bisa berkata-kata.
“Ah…
Tidak, aku teringat… Kaulah yang menghasut Freed untuk ‘memeluk’ wanita di
Pesta Topeng.”
“...Itu!”
Alex
menyerang ke tempat yang tepat. Seketika kekesalanku padanya menghilang dalam
sekejap, malah sekujur tubuhku menjadi mengeluarkan keringat dingin. Aku tidak
bisa menandingi mata dingin Alex yang menatapku dengan lekat-lekat saat ini.
“Padahal
kau juga tahu tentang kebenciannya terhadap perempuan. Dan tanpa malu-malu, kau
malah menyuruhnya untuk ‘memeluk’ wanita di Pesta Topeng. Terakhir kali, aku
tidak mengatakan apapun karena ada Freed di sana. Aku belum memaafkanmu… Kau
punya alasan?”
"Tidak.
Soal itu, aku juga merenungkannya. Aku tidak bermaksud seperti itu."
Aku
mengakui bahwa itu adalah kesalahanku. Melihat Putra Mahkota yang terlihat kuyu
setiap kali dia ‘memeluk’ seorang wanita, aku segera menyadari bahwa aku sudah
melakukan kesalahan besar. Aku tidak bisa menyamakan Putra Mahkota dengan
diriku sendiri.
Meskipun
aku menyesal, sudah terlambat untuk menariknya kembali.
“…Cih.
Bagaimanapun, Freed tidak menyalahkanmu. Lalu aku juga tidak bisa berkata lebih
banyak.”
"Maafkan
aku."
"Itu
bagus karena tampaknya Lidi sama sekali tidak keberatan, tapi jika dia adalah
wanita yang polos, setidaknya itu akan menjadi sumber perkelahian, kau tahu?
Kau harus berhati-hati jika itu soal kebahagiaan Freed."
"…Iya."
Aku
tidak bisa membantah kata-kata Alex.
Saat
aku menundukkan kepala, Alex mengambil dokumen dari tanganku dan mulai
membaliknya satu per satu.
“Ini
adalah dokumen penyerahan posisi, ya… Semua ini hampir tidak berubah sejak
tahun lalu. Apa kau benar-benar bekerja? Jujur, serah terima posisi seperti ini
juga tidak masalah.”
“…Itu
karena aku adalah seorang perwira militer.”
“Anak
kedua seorang bangsawan bergelar Duke tidak boleh lari dengan kata-kata seperti
itu.”
“……”
Sepertinya
Alex akan menjelaskan dirinya sendiri sampai akhir hari ini.
Aneh.
Alex terlambat selama dua jam, tanpa aku sadari… Alex mengambil inisiatif
dengan memancing emosiku dan mengalihkan perhatianku.
"...Kalau
dipikir-pikir, kau sudah bertemu Kakakku?"
Alex
terus saja membaca dokumen dalam diam, dengan tenang aku menanyakan apa yang
ada di pikiranku selama ini.
Alex
mengangkat matanya dan menjawab dengan singkat.
"Sudah…"
“Um…
Bagaimana keadaannya? Apa Kakak saat ini sangat tertekan?”
“Kalau
kau begitu mengkhawatirkannya, periksa saja sendiri. Jujur… Dengan penampilanmu
yang mencolok, Jika kamu begitu khawatir, periksa dia sendiri. Sejujurnya,
meski dengan penampilanmu yang mencolok, kalau soal Will kau menjadi orang yang
begitu pemalu. Benar-benar tidak terduga.”
“Jangan
macam-macam!”
Aku
memiliki warna rambut dan mata yang sama dengan Kakak. Tapi, banyak yang
mengatakan kalau kami mengeluarkan aura yang sangat berbeda.
Bertentangan
dengan Kakak yang mengeluarkan aura cerewet dan dingin, aku justru memberikan
aura yang terkesan mencolok.
“Sebenarnya
perbedaan itu. Benar, itulah, gap moe
yang sedang menjadi tren saat ini.”
“Gap… Apa itu?”
Mendengar
kata yang tidak kukenal, aku mengangkat alisku.
“Itu
kata yang sedang menjadi tren di kota. Ketika sikap atau tindakan seseorang
berbeda dengan kesan yang diberikan dari penampilan orang tersebut… Dan hal itu
bisa membuat jantung kita berdetak kencang, itulah yang disebut gap moe.”
“…Apa
kau bodoh?”
Alex
mendengus saat melihat reaksiku yang terus terang.
“Ah,
kau sama seperti biasanya. Begitulah caramu merayu nyonya bangsawan satu demi
satu. Terlepas dari kesan ceria yang mencolok, ketika kau berbicara, kau selalu
menggelitik naluri keibuan mereka yang tampak sensitif secara tak terduga.”
Aku
mengirim tatapan dingin ke Alex yang mengangguk sambil menyeringai.
Aku
tahu itu tidak berpengaruh, Alex sama sekali tidak terpengaruh dengan tatapan
dinginku.
“Sungguh,
kau hanya mengatakan hal-hal yang tidak perlu.”
“Ah…
Benar. Will jatuh ke dalam kondisi yang mengerikan setelah melihat Freed dan
Lidi yang memamerkan kemesraan mereka.”
Kupikir
nafasku akan berhenti karena perubahan topik yang tiba-tiba ini.
“…!!
Kau memberitahu aku untuk memeriksanya sendiri, lalu kau menjatuhkan bom
seperti itu sesukamu, kau ini benar-benar!!”
“Yah,
itu pemandangan yang pantas dilihat. Mereka berdua berpelukan di depan Will
yang terlalu menyedihkan, bahkan aku merasa sedikit kasihan padanya.”
"Kakak…"
Dia
terlalu menyedihkan. Dia pasti sangat terkejut.
Mempertimbangkan
perasaannya, aku diam-diam menunduk.
Tapi
Alex menertawakanku yang bersikap seperti itu.
"Tidak
masalah. Jangan menunjukkan wajah yang tragis seperti itu."
“Apa
yang membuatmu berkata begitu?”
"Aku
penasaran. Tidak bisakah kau sedikit percaya pada Will?”
"Aku
ingin mempercayainya, tapi aku tahu tentang perasaan Kakak terhadap Putri... Selain
itu, bagaimana kau bisa begitu optimis?"
"Entahlah."
Dia
selalu saja mengatakan hal-hal yang ambigu dengan mudah. Aku tidak bisa menahan
diri untuk tidak menghela nafas pada teman masa kecilku ini, yang selalu
mengatakan apapun yang dia inginkan seenaknya.
Kenapa
pria ini selalu seperti ini!?
Para
bangsawan dan masyarakat yang menyebutnya luar biasa… Mereka semua telah
ditipu.
“Sejujurnya,
jika itu tentangmu… Haa… Putra Mahkota harus menanggung kesulitan.”
“Tidak,
selama dia memiliki Lidi, kuyakin aku tidak akan mengganggu.”
Ketika
Alex segera menyangkal dengan tatapan serius, aku mengingat keadaan Putra
Mahkota ketika Putri terlibat, dan aku berpikir… Mungkin saja itu benar.
Putra
Mahkota dengan senyum tenang dan lembutnya yang tak berubah, begitu dia
terlibat dengan Putri, Putra Mahkota berubah menjadi pria yang gila karena
cinta.
Kupikir
ini adalah perubahan yang baik untuk Putra Mahkota, yang sampai saat itu belum
menunjukkan keterikatan apapun, tetapi tidak kusangka Putra Mahkota akan
langsung bertekuk lutut karena cinta seperti itu.
Lalu
aku teringat dengan kata-kata yang kudengar dari Alex barusan.
“Ah…
Begitu. Itulah gap moe.”
Ketika
aku mengangguk, mengerti. Seketika Alex mengoreksi perkataanku.
"Ya,
aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, tapi aku yakin bahwa itu adalah hal yang
berbeda."
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
2 Comments
Mangat min reii🤧 aku pembaca setiamu:") baru sih.. Soalnya baru nemu cerita ini
ReplyDeleteSwemangat mimin.. aku menunggumu.. cerita ini bagus terlepas dri adegan.. emm..
ReplyDeletePost a Comment