Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 79 – Dia dan 2 Harinya Sebelum Pesta Malam 1 


[POV Lidi] 


“Mmm, aku bebas…”

Sore hari sebelum bertemu dengan Putra Mahkota Sahaja dan Pesta Malam. Sambil berguling-guling di kamar Freed, aku menghela nafas.

***

Dua hari yang lalu. Setelah mendengar bahwa Putra Mahkota Sahaja akan datang, aku pun menaiki kereta kuda pribadi milik Keluarga Kerajaan, aku kembali ke Istana Kerajaan bersama dengan Freed.

Ada berbagai persiapan yang harus dilakukan dan hal-hal yang perlu diingat.

Aku diyakinkan oleh kata-kata itu, tapi seperti yang kuduga, pada hari itu juga… Itulah kenapa, aku tahu bahwa sebenarnya, seharusnya aku tidak pergi.

Semangatlah dan lakukan yang terbaik. Berpikir begitu, motivasiku kembali berkobar. Meski begitu,

––––Rencana hanyalah sebuah rencana.

Pertama, begitu kami tiba di Istana, dengan senyum yang tak berubah, Freed membawaku ke kamarnya tanpa mendengarkan perkataanku. Kemudian dengan berkata ‘melakukan kelanjutan dari yang sebelumnya’, dia ‘memelukku’ sebanyak 2 kali dengan penuh semangat. Begitu aku tersadar, ini sudah waktunya untuk makan malam.

Aku diberitahu bahwa edukasi dan persiapan pakaian akan dimulai pada pagi berikutnya. Namun, seperti yang diduga, setelah makan malam dia membawaku ke kamarnya lagi, dengan alasan ‘latihan setelah makan’, aku pun kembali ‘dimakan’.

Bahkan jika aku tidak bisa menolak, sayangnya baik stamina maupun pinggulku tidak akan bertahan. Karena khawatir tentang hari esok, setelah dia selesai, aku pun memutuskan untuk membujuknya untuk membatasi jumlah hubungan menjadi 3 ronde.

Freed membuat wajah yang sangat tidak puas, tapi aku bermaksud untuk membuat konsesi yang cukup besar.

Ada Pesta Malam dan Pertemuan dengan Putra Mahkota Sahaja. Sejujurnya, aku berharap kita melakukannya sekali sehari saja.

Kemudian aku berpikir.

Seseorang tolong beri tahu aku berapa jumlah rata-rata per malam.

Mau tak mau, aku khawatir dengan standar dunia ini.

Apa Freed itu normal?

Kurasa tidak, tapi tentu saja akan sangat memalukan jika aku menanyakannya.

Setelah itu, terjadi ini dan itu, lalu waktu tidur pun datang, tapi seperti yang aku duga, Freed tidak membiarkan aku meninggalkan kamar.

“Lidi, di sinilah kamarmu.”    

Sambil berkata seperti itu, Freed mencondongkan tubuhnya ke depan dan benar-benar menikmati janji yang dijanjikan itu, 3 ronde.

Berbicara tentang 3 ronde, seperti itulah mereka menghabiskan hari. Tapi Freed datang dengan logika yang tidak jelas bahwa 3 ronde itu mengacu pada se*s sebelum tidur.

Tampaknya Freed menghitung dengan cara yang berbeda.

Aku tidak tahu kenapa pembicaraan seperti itu bisa terjadi.

…Apa itu sama seperti perut yang terpisah untuk camilan?

Terlebih, intensitas dari 3 ronde itu tidaklah normal, masing-masingnya juga sangat panjang.

Aku dibuat benar-benar mencapai puncak, bahkan saat akhirnya Freed ‘memasukkannya’, dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mencapai puncak.

Aku terguncang untuk waktu yang lama, perubahan posisi, saat aku berkata “Kumohon berhentilah.”, dia memberiku kiss mark sambil berkata, “Tidak perlu mengkhawatirkan suara desahan.”

Pada akhirnya ‘aksi itu’ berlangsung hingga larut malam, dan aku pun tertidur pulas.

Jumlahnya memang 3, tapi rasanya tidak berbeda dengan angka dua digit seperti yang biasanya.

Tapi, aku bertanya-tanya apakah aku harus bersyukur karena dia membiarkanku tidur.

Aku sedikit ragu, tapi dia tidak memaksaku sampai pagi, pasti karena dia memperhatikan kebutuhanku.

T/N: Yg dimaksud kebutuhan di sini itu edukasi dan persiapan utk pertemuan dgn Putra Mahkota Sahaja, yaa~

…Aku ingin tahu apakah itu benar-benar karena alasan itu. Mungkin aku telah mengatakannya, tapi aku sangat percaya diri dengan pertemuan itu.

Pagi harinya.

Aku melihat Freed pergi saat dia akan menuju ke kantornya, dan setelah itu ada guru yang eksklusif untuk mengajari Keluarga Kerajaan datang.

Aku bersemangat dengan apa yang akan dia ajarkan, tapi ternyata itu adalah hal-hal seperti pengetahuan tentang lingkungan, pengetahuan dan norma bangsawan, nama setiap bangsawan, hubungan mereka, dll. Itu adalah pengetahuan yang sudah aku ketahui, pada akhirnya itu berakhir hanya sebagai review. Hampir tidak ada informasi baru.

Begitu aku diberi tahu, "Ini adalah hal yang tidak perlu bagi Permaisuri yang berasal dari keluarga bangsawan yang terkemuka" Guru itu mengatakannya dengan nada yang tidak terkejut dan juga tidak memuji, benar-benar tidak ada lagi yang bisa dilakukan.

Setelah itu, aku hanya menerima penjelasan tentang jalannya pertemuan pada hari itu.

Seharusnya ini memakan waktu setidaknya 1 hari, tapi aku selesai dalam waktu kurang dari setengah hari.

Jadwal sore menjadi benar-benar kosong, jadi aku berkonsultasi dengan Clara dan menyelesaikan koordinasi berpakaian, yang seharusnya dilakukan pada hari berikutnya, lebih awal.

Aku tidak terlalu rewel tentang gaun. Sepertinya, desainnya sudah diputuskan jadi aku hanya melakukan pengukuran tubuhku, setelah itu ketika ditanya warna yang diinginkan aku menjawab ungu.

Dan, hanya itu saja.

Itu saja.

Segala sesuatu yang telah direncanakan berakhir tanpa hambatan.

Dengan kata lain, aku memiliki 1 hari kosong sebelum Pesta Malam dilaksanakan.

Saat aku mengatakan itu kepada Freed ketika dia kembali pada malam harinya, dia menunjukkan wajah yang sedikit terkejut, lalu seperti yang aku duga, aku didorong ke bawah.

“Sudah aku duga akan menjadi seperti ini.”

Saat Freed mendorongku ke tempat tidur berukuran besar dengan kanopi, dia tersenyum senang.

Bisakah kau mengerti kalau aku mengatakan bahwa dia sama seperti hewan karnivora yang sedang tersenyum dan menjilati bibirnya?

Dengan suasana hatinya yang seakan dia ingin menggigitku, secara naluri aku merasa takut dan mencoba untuk segera melarikan diri, tapi dengan mudahnya aku ditangkap.

“Seperti yang diharapkan dari Lidi. Hei, sekarang setelah kamu menyelesaikan persiapan, aku tidak perlu menahan diri, kan?”

Sebelumnya dia mengatakan kepadaku bahwa dia akan menahan diri, saat aku masih memikirkan tentang janji itu, aku benar-benar ‘dipeluk’ olehnya.

Oh, ya, aku memberikan persetujuanku dengan sembarangan. Jadi aku pikir, itu juga merupakan penyebab utama kekalahanku.

Tapi tidak peduli bagaimana aku melihatnya, menanyakan sesuatu di tengah ‘aksi’ adalah permainan kotor.

Saat aku ‘dipermainkan’ oleh ‘teknik’ Freed, dengan suara serak dia bertanya kepadaku, "Sekali lagi, tidak apa-apa?" Aku pun tidak bisa melakukan apapun selain mengangguk.

Pada akhirnya, aku dibuat menangis tanpa henti sampai fajar menyingsing.

Oleh karena itu, pada pagi kedua –yaitu pagi hari ini –aku remuk dalam pelukannya.

Aku mengalami waktu yang mengerikan.

Tapi, aku tidak menyalahkan Freed.

Pada akhirnya, dari waktu ke waktu aku menjadi terbiasa, tapi aku ingat bahwa tanpa sadar, aku pun ikut menghasutnya.

Aku ingin menghapus fakta bahwa aku memohon padanya dengan berkata, "Lebih…" Dengan suara sengau yang menggoda. Itulah hal yang tidak ingin kuingat.

Bertentangan dengan diriku yang kelelahan, Freed tampak sangat fit.

Bagaimana bisa? Padahal dia itu hampir tidak mengedipkan mata untuk tidur.

Tapi beberapa saat yang lalu, dia malah bisa pergi ke kantor dengan senyum lebar.

Aku diberi tahu bahwa tidak ada yang harus aku lakukan hari ini dan aku bisa bersantai, jadi dengan patuh aku pergi tidur di pagi hari, tapi sekarang sudah sore. Tidak mengherankan kalau aku menjadi bosan.

Aku membawa obat pemulihan stamina, jadi kondisi fisikku sangat baik.

Singkatnya apa yang ingin aku katakan adalah… Aku benar-benar bebas.

***

“Ah, tidak bagus. Bisa-bisa aku akan membusuk…”

Tidak tahan dengan waktu luang, aku bangun dari tempat tidur dan mengatur pakaianku, menuju pintu.

Aku tidak diberitahu untuk tidak pergi ke luar. Bukan berarti aku akan kembali ke Kediaman, jadi tidak apa-apa.

Karena aku sudah pernah melarikan diri dari Freed untuk waktu yang lama, jadi aku tidak terlalu familiar dengan Istana Kerajaan.

Ini kesempatan langka. Untuk menghabiskan waktu luangku, aku memutuskan untuk pergi menjelajahi Istana Kerajaan.

Aku membuka pintu ganda yang bersuara melengking. Saat wajahku terlihat, mataku bertemu dengan mata seorang Pengawal Kerajaan yang menjaga pintu.

"Permaisuri?"

Sontak aku membeku dari tatapan yang mencela di matanya.

“…Aku berpikir untuk berjalan-jalan sebentar.”

Saat aku memberitahunya dengan gugup, Pengawal Kerajaan itu bertukar pandang dengan Prajurit lainnya.

Aku bertanya-tanya apa saat ini aku hanya merasa paranoid? Aku merasa kalau tatapan mereka saat ini seakan mengatakan sesuatu seperti, ‘Dia berniat untuk melarikan diri.’

Tidak, aku tidak berniat untuk melakukan itu.

Tapi, bahkan jika aku mengatakan itu, mungkin dia tidak akan mempercayaiku. Aku sudah melakukan pelanggaran itu sebanyak 2 kali.

Tidak akan ada hukuman yang ditunda. Aku mengerti itu.

Meski begitu, dengan rendah hati aku mencoba memohon padanya.

T/N: Maksudnya, klo Lidi sampe kabur lg, mrk pasti akan dihukum saat itu jg, apapun alasannya.

“Aku akan kembali sebelum Yang Mulia Putra Mahkota kembali. Aku hanya ingin berjalan-jalan di dalam Istana, hanya sebentar.”

“Ah, jadi seperti ini,”

Kalau begitu, saya akan ikut. Saat prajurit itu mencoba melanjutkan perkataannya seperti itu, aku menolaknya.

Aku tidak bisa melihatnya, tapi pasti Cain ada di sisiku, dengan begitu tidak akan ada masalah dengan pengawalan.

Tidak mungkin aku tidak akan menonjol kalau aku ditemani oleh seorang Pengawal Kerajaan. Jalan-jalan yang tanpa beban akan hancur.

Namun, Pengawal Kerajaan itu tidak menyerah.

Dia berdiri seolah menghalangi jalanku dan mulai berbicara dengan mendominasi.

"Tidak, Yang Mulia Frederick berulang kali, berulang-ulang kali meminta kami untuk tidak membiarkan Permaisuri pergi sendirian."

“Eh…”

Dia mengatakannya 2 kali… Orang ini mengatakannya 2 kali.

Mengatakan ‘berulang-ulang kali’ seolah-olah untuk menekankannya, aku merasa sedikit ingin menangis.

Betapa tidak dipercayanya aku.

“Ini… tidak apa-apa. Aku bersungguh-sungguh. Aku tidak berniat melakukan sesuatu yang berbahaya… Will!!”

Saat aku berdebat dengan keras untuk mencoba membuat Pengawal Kerajaan tidak mengikutiku, aku melihat Will berjalan di koridor di kejauhan.

Saat menyadari keberadaannya di saat yang tepat, dan memanggilnya. Will menoleh padaku dengan tatapan curiga.

Setelah memastikan itu benar aku, dia datang ke sini dengan kebingungan.

Melihat jubah biru tua dengan sulaman perak yang ditenun, yang menandakan bahwa dia adalah Komandan Divisi Penyihir, akhirnya Pengawal Kerajaan dengan cepat menyingkir ke samping.

“Lidi? Kenapa kamu di sini?”

Will mendekatiku, dan berdiri di sana melihat ke arah dadaku.

Gaun gradien biru tua yang aku pakai sekarang ini disiapkan oleh Clara.

Garis leherku terbuka lebar, tentu saja 'Bunga Raja' terlihat.

Rasanya seperti berjalan dengan label nama.

Merasakan tatapannya, aku merasa sedikit canggung, meski begitu aku tetap menatap wajahnya.

“Aku datang lebih awal karena Pesta Malam besok. Aku sedikit bosan jadi aku berpikir untuk berjalan-jalan, tapi… Kenapa Will ada di tempat ini?”

Saat ini, kami berada jauh di dalam Istana Kerajaan, di lingkungan Keluarga Kerajaan. Tidak ada alasan bagi Will untuk berada di sini.

Saat aku bertanya begitu, Will mengangguk seolah yakin.

“…Pemeliharaan Gerbang Transfer Kerajaan.”

"Hee, ada hal seperti itu…"

Terakhir kali aku pergi menemui Freed, aku melihat Gerbang Transfer raksasa.

Berbicara tentang Gerbang Transfer, aku hanya mengetahui gerbang transfer kecil yang ada di Kota atau Gereja, yang bisa digunakan oleh siapa saja selama mereka membayar sejumlah uang dan menerima izin.

Gerbang Transfer Kerajaan… Tertarik dengan hal itu, aku pun menarik jubah Will.

"Hei, tidak bisakah aku juga ikut?"

“Lidi…?”

Aku menyatukan kedua tanganku dan dengan sungguh-sungguh bertanya pada Will yang matanya terbuka lebar.

Daripada ditemani oleh Pengawal Kerajaan, akan jauh lebih nyaman dan menyenangkan kalau aku bersama Will.

“Aku tidak akan merepotkan. Kalau aku bersama dengan Will, aku tidak akan membutuhkan pengawalan, itu akan banyak membantuku…”

“Tapi itu… Keluarga Kera–”

Saat dia hendak mengatakan sesuatu, tatapan Will sekali lagi tertuju pada 'Bunga Raja' di dadaku.

Aku memiringkan kepalaku, dan untuk sesaat Will membuat wajah seperti sedang menahan sesuatu.

Kemudian, dia menggelengkan kepalanya seolah-olah dia berubah pikiran.

“…Tidak, tidak apa-apa. Tidak masalah jika itu Lidi.”

"Benarkah?"

"Ya."

"Terima kasih!"

Aku berteriak kegirangan saat Will mengangguk singkat.

Aku menoleh ke Pengawal Kerajaan sambil tersenyum dan berkata,

“Tidak masalah jika aku bersama Will, kan?”

"…Ya."

Dia ragu-ragu untuk beberapa saat, tapi akhirnya Pengawal Kerajaan itu mengangguk.

Itu wajar.

Orang yang ada di sampingku adalah Komandan Divisi Penyihir, orang yang lebih hebat darinya.

Baik itu dalam kemampuan maupun kewenangan.

Dia tidak akan mengatakan ‘Tidak.’

"…Aku akan terlambat. Kamu mau ikut denganku, kan? Ayo pergi."

“Ah, tunggu, tunggu.”

Aku mengejar Will yang mulai berjalan, meninggalkanku.

Tanpa mengatakan apapun, Will menurunkan kecepatannya dan menyamai kecepatanku.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?