Side Story 12 


Penerjemah: reireiss 

Source ENG: Novel Updates 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~


***

TOLONG JANGAN BAGIKAN INFORMASI TENTANG BLOG INI!!

HAL ITU BISA MENGEKSPOS KAMI PADA PENULIS ATAU WEB RESMI.

JIKA ITU TERJADI, KAMI AKAN DIPAKSA UNTUK MENGHENTIKAN DAN MENGHAPUS NOVEL INI.

JADI MARI KITA HINDARI ITU BERSAMA-SAMA!!

***

Begitu Yoon mengucapkan kata-kata itu, Haewoon memanggil Yoon. Selama 8 tahun, Haewoon tidak mengambil wanita lain sebagai Selir. Hal ini masih menjadi keanehan baginya dan obsesinya pada Eunseol tidak berkurang sedikit pun, bahkan obsesinya semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Kata-kata yang Yoon ucapkan berikutnya jelas tentang urusan politik tapi pada kenyataannya, itu adalah peringatan.

"Mungkin kamu sudah tahu kalau aku sangat mengagumi Putrimu, Jenderal. Dan apapun yang terjadi, aku senang kalau dia ada di Istana Kekaisaran. Posisi Putra Mahkota telah diputuskan dan sudah waktunya untuk mengangkatnya ke atas takhta."

Meskipun Kaisar tidak mengatakannya secara langsung, hampir seolah-olah Pangeran yang dipilih sebagai Putra Mahkota akan menjadi Kaisar berikutnya. Para Menteri memandang Seolhee, yang sedang duduk di pangkuan Kaisar dan berusaha mengabaikan keberadaan keduanya. Mereka semua memiliki pandangan yang berbeda-beda tapi secara terang-terangan, mereka semua terfokus pada Seolhee.

Seolhee turun dari pangkuan Yoon dan berlari ke arah Haewoon dan memeluknya. Yoon menatap Seolhee dengan menyesal, lalu dia menjilat lidahnya sendiri.

Setelah Para Menteri pergi, hanya Haewoon dan Seolhee yang tersisa di ruangan ini. Biasanya, Haewoon akan kembali ke Kediamannya begitu Pengadilan Pagi selesai, tapi tidak dengan hari ini. Yoon berpura-pura tidak memperhatikan mata Haewoon yang lelah.

"Guru, bukankah aku sudah mengatakannya padamu. Kalau anak yang lahir pada waktu itu adalah perempuan, aku akan mempercayakannya kepada Putra Mahkotaku."

"Kalau dia mendengar hal ini, Istriku akan menghabiskan hari-harinya dengan air mata."

"Oh, aku benar-benar tidak bermaksud untuk membuat Istrimu menangis."

"Ayah, apa aku akan tinggal di Istana Kekaisaran?"

Seolhee masih muda, tapi dia cepat dalam menangkap sesuatu. Ketika Seolhee menyentuh punggung Ayahnya dengan wajah cemas, Haewoon menyapu punggung Putrinya dan menatap Yoon dengan dingin.

"Kalau Seolhee merasa gugup, Ibunya juga tidak akan merasa baik."

"Yang Mulia, aku tetap tidak ingin berpisah dengan orang tuaku."

Samar-samar, Seolhee tahu bahwa Yoon adalah orang yang berpangkat sangat tinggi. Tapi sebelum Seolhee mengetahui tentang itu, dia sudah terlebih dahulu mengenal Yoon sebagai seseorang yang akan bermain dengannya di Kediaman dan selalu memperlakukannya dengan baik. Bahkan Seolhee berpikir bahwa selain orang tuanya, Yoon adalah seseorang yang akan memperlakukannya dengan kebaikan dan kasih sayang yang tulus.

"Sayangnya, aku tidak akan bisa menunggu sampai kamu dewasa." jawab Yoon. Tapi tatapan Seolhee tertuju pada Haewoon. Itu membuat Yoon merasakan perasaan yang tidak biasa.

Merasa bahwa suasana di antara kedua orang dewasa ini tidak biasa, Seolhee perlahan mundur. Seperti biasa, Seolhee akan berkeliaran di sekitar Istana Kekaisaran sebelum kembali ke Kediaman.

Saat Yoon mengedipkan mata, seorang Pelayan Istana mengikuti Seolhee.


***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?