Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Freed]
“Kau
terlambat. Menikmati semalam?”
Aku
menghela nafas saat Alex menyapaku seperti itu begitu aku memasuki kantor.
Dia
sedang menyelesaikan setumpuk dokumen di mejanya sambil mengatakan itu.
Aku
sadar kalau aku sudah menyerahkan seluruh pekerjaan kantor padanya, tapi aku
merasa tidak enak untuk terus terang mengatakannya. Terutama karena dia adalah
kakak laki-laki Lidi.
"…Tepat
sekali. Aku bisa menikmati waktu berduaan dengannya."
"Katakan
pada Lidi untuk tidak perlu khawatir karena aku sudah berbicara dengan Pak Tua.
Lalu? Apa adik perempuanku akan pulang hari ini?"
"Aku
tidak bermaksud untuk membiarkannya pulang."
Begitu
aku mengatakan hal itu pada Alex, kuyakin dia tertawa dengan matanya yang masih
tertuju pada dokumen.
Aku
teringat saat kami berpelukan beberapa saat yang lalu.
Dia
mengemukakan sesuatu seperti taruhan.
Aku
benar-benar tidak ingin melepaskannya dari genggamanku, jadi setelah Clara pergi,
sekali lagi aku ‘melakukan hal itu’.
Aku
‘memasuki’ Lidi yang terus berkata “Tubuhku
sakit, aku tidak ingin lagi.” dari belakang. Dan sambil
membuatnya menangis dengan intens, aku ‘melakukannya’ dua kali.
Akibatnya
dia tidak bisa bergerak lagi, dengan puas aku menciumnya dan pergi, tapi tetap
saja aku tidak bisa menahan rasa cemas.
Struktur
keamanannya sempurna. Dia juga tidak bisa bergerak.
Meski
begitu, aku tetap tidak yakin dengan kemenanganku. Sungguh aneh.
Justru
karena dia membuatku merasa seperti ini, aku menganggapnya begitu manis.
Setiap
kali aku dikalahkan, aku semakin mencintainya, aku bertanya-tanya apakah dia menyadari
hal itu.
Saat
aku menghela nafas lagi, Alex memiringkan kepalanya.
“Kau
terlihat tertekan, itu tak terduga –mengingat ini adalah pagi hari setelah kau bertemu
kembali dengan tunangan tercintamu. Mungkinkah kau ditolak oleh Lidi?”
Aku
merengut pada Alex yang mengatakan kata-kata yang tidak ingin kudengar, bahkan jika
itu adalah sebuah lelucon.
Alex
hanya mengangkat bahunya. Dia benar-benar memiliki kepribadian yang ‘menyenangkan’.
T/N:
Emang seru kok klo ada Alex. LOL
“Mana
mungkin, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Lidi itu milikku… Bukan
begitu, hanya saja ada… Ya, ada banyak alasan. Aku bertaruh dengan Lidi tentang
kepulangannya…”
“Haa? Bertaruh?”
Alex
merecokiku untuk menjelaskannya secara rinci, aku pun menceritakan keseluruhan
cerita dari beberapa waktu yang lalu.
Saat
aku selesai berbicara, Alex berkata, "Pasangan yang merepotkan."
sambil menatapku dengan wajah muak.
"Dan?
Apa yang kau lakukan?"
“Aku
menggandakan jumlah Pengawal Kerajaan dan mengeluarkan peringatan darurat.
Karena akan merepotkan jika dia menghilang ke area umum, jadi aku juga
menempatkan beberapa orang yang mengenal wajah Lidi.”
“Oi,
oi, bukankah skalanya cukup besar?”
T/N:
Maksud Alex, Freed terlalu berlebihan.
Aku
mengabaikan Alex yang wajahnya berkedut dan menjelaskan lebih lanjut tentang
sistem keamanan.
Dilihat
dari sikap Lidi, dia cukup percaya diri. Dia bilang kalau aku bisa menggunakan cara
apapun. Ada banyak kemungkinan dia akan melakukan sesuatu yang tidak
terbayangkan.
Untuk
mengatasi itu, pertama-tama aku menggunakan taktik dasar, gelombang manusia.
“Lidi
sudah melarikan diri dariku sebanyak 2 kali. Aku tidak berpikir kalau aku
terlalu berlebihan.”
“Seperti
itulah adikku. Tapi kau juga sembrono. Tidak peduli sepenting apapun orang itu,
kau tidak seharusnya melakukan hal sejauh itu sampai menggunakan sistem
keamanan.”
“Dia
adalah orang terpenting bagiku. Aku akan melakukan apapun agar dia tidak
pergi.”
Kalau
aku menang dalam taruhan ini, Lidi akan berada di sisiku.
Lidi
sendiri yang menawarkan taruhan ini dengan sukarela, dan aku tidak akan
membiarkan dia mengubah janjinya.
Jika
memungkinkan, aku ingin dia tetap berada di sini dengan sukarela, tapi kalau
aku harus memenangkan taruhan ini untuk itu, maka baiklah.
“…Kemarin,
Andre datang.”
Aku
sedang menjalankan simulasi di kepalaku untuk melihat apakah ada celah di
sistem keamanan. Saat itulah, Alex
menggumamkan beberapa kata itu.
'Andre',
nama yang paling tidak ingin kudengar sekarang.
“…Ya,
dia tidak lagi memiliki hubungan denganku.”
"Dia
tidak bisa mendapatkan 'Bunga Raja' dan diusir dari Keluarga Kerajaan… Sudah
berapa tahun berlalu?"
"…Entahlah?
Aku tidak berpikir dia masih hidup."
Kupikir
dia sudah lama mati.
Saat
aku mengatakan itu, Alex membuat wajah pahit.
“Kalau
kalian tidak bisa mendapatkan 'Bunga Raja', kalian akan diusir sebagai hukuman…
Hah. Kau tidak bisa mengatakan alasannya, kan?”
"Ya.
Tolong anggap saja seperti itulah Keluarga Kerajaan. Tidak perlu khawatir, itu
bukanlah alasan yang terlalu berlebihan."
"Aku
mengerti."
Aku
tidak bisa mengatakan yang lebih dari ini kepada Alex yang bukan bagian dari
Keluarga Kerajaan.
Karena
Alex mengerti, dia juga tidak menanyakan lebih lanjut.
‘Tanpa
'Bunga Raja', ada kemungkinan kekuatan ilahi dalam diri kami akan menjadi tidak
terkontrol dan secara spontan kekuatan itu dapat meledak dan merusak
sekitarnya.’ Mana mungkin aku bisa mengatakan hal itu.
Pengusiran
ke daerah pinggiran hanyalah pencegahan untuk membatasi kerusakan sebanyak
mungkin.
Tentu
saja ada kemungkinan tidak akan meledak, tapi orang yang berbahaya seperti itu
tidak bisa terus berada di Ibukota Kerajaan.
“Kenapa
orang itu datang?”
“Siapa
yang tahu, sepertinya dia datang untuk menyambutku, tapi dia malah ingin mencari
gara-gara dengan Lidi.”
Mengingat
kejadian semalam yang tidak ingin kuingat, aku tidak bisa menahan diriku dari
rasa tidak senang.
Alex
yang tidak mengerti maksud kata-kataku pun balik bertanya.
“Hah?
Dengan Lidi?”
“Sepertinya
dia ingin melihat perempuan seperti apa tunanganku itu… Seperti biasa, pria itu
menaruh dendam padaku.”
Kalau
dipikir-pikir, Andre memiliki wajah seperti dia sudah menelan serangga yang pahit.
“Kau
tidak bersalah dalam kejadian itu, mantan tunangannya lah yang salah.”
“Tidak
masuk akal untuk menjelaskannya kepada seseorang yang tidak mau mencoba untuk
mengerti.”
"Kurasa
memang seperti itu. Mempertimbangkan bagaimana pria itu, akan lebih mudah kalau
dia membencimu."
“…Itu
adalah cerita yang mengganggu. Aku tidak ingin dia terlibat denganku atau
Lidi.”
Mengatakan
hal itu dari lubuk hatiku, Alex terdiam selama beberapa saat.
Sambil
menggaruk kepalanya, Alex membahas topik yang tampak sulit.
“…Ada
laporan untukmu. Pagi ini bawahanku menghubungiku tentang para prajurit yang
menjaga rumah Andre, yang ditugaskan untuk mengawasinya. Lima prajurit elit. Mereka
semua terbunuh.”
Aku
tersentak.
Dengan
topik yang tepat waktu itu, kepalaku mulai bekerja dengan kecepatan tertinggi.
Topik
ini bukanlah sebuah kebetulan. Lagi pula, sejak kemarin aku merasa kalau ada
sesuatu yang terjadi.
“…Itu
sebabnya dia bisa datang ke sini, ya.”
Aku
merasa aneh.
Andre,
seharusnya dia tidak akan bisa datang ke Istana Kerajaan tanpa kita sadari.
Terutama
dengan sistem pengawasan yang kuat, yang telah disiapkan.
Meski
begitu, kenapa?
Saat
aku mengangguk, dengan wajah tegang, Alex berkata,
“Aku
juga merasa aneh. Itulah kenapa aku menyelidikinya. Aku menempatkan ‘pengawas’
pada pria itu. Seharusnya (pembunuhan) itu bukan karena perilaku egois Andre.”
Dia
berdiri, dan setelah mengambil laporan dari dadanya, dia menyebarkannya di
mejaku.
Sambil
memindai dengan cepat, aku membahas keraguanku dengan Alex satu per satu.
“…Tujuan
pelakunya adalah?”
“Aku
sedang memeriksa daftar internal sekarang. Ada 5 mayat, tapi ada ciri umum
bagaimana mereka dibunuh.”
"Ciri
umum?"
“Ya,
kepala mereka hilang. Semuanya dibawa pergi. Karena hal itu, butuh waktu untuk
mengidentifikasi korban.”
Aku
mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya Alex maksud dengan kepala yang hilang.
“…Mungkinkah,
mereka dipenggal?”
"Mungkin.
Keadaan di TKP menjadi tontonan yang membuatmu ingin muntah. Tapi aku tidak
bisa mengatakan apa-apa karena aku tidak melihatnya secara langsung."
Memisahkan
kepala manusia bukanlah sesuatu yang mudah.
Butuh
waktu dan usaha, aku tidak bisa menganggapnya sebagai tindakan yang cerdas.
Ada
beberapa makna di baliknya, aku hanya bisa memikirkan itu.
Meski
berpikir begitu, aku mengemukakan kemungkinan lain.
“Bagaimana
kalau pelakunya ada banyak?”
Melakukan
pembunuhan dengan cara yang sama untuk menyamarkannya seakan pelakunya hanya 1
orang.
Itu
juga metode yang bagus untuk digunakan.
Alex
menggigiti jarinya sambil memikirkan hal itu.
"Entahlah.
Tentu saja, aku tidak dapat membayangkan 1 orang memenggal kepala sebanyak itu.
Sulit untuk memastikannya. Kita berada di posisi yang sulit."
“Tujuannya
juga tidak jelas. Apa manfaatnya bagi pelaku dengan melepaskan Andre?”
Jika
kekuatan ilahi meledak secara spontan di Ibukota, pasti kerusakan negara kita
akan besar tapi seharusnya hal itu tidak diketahui. Tidak mengetahui apa yang
dipikirkan pelaku adalah hal yang mengerikan.
"Mungkin
pelakunya adalah Andre sendiri."
“Dia
tidak akan bisa bertindak seperti itu.”
Seperti
yang aku tegaskan dengan jelas, Alex setuju dengan itu.
“Lalu,
bagaimana dengan kontak dari luar? Apa itu mungkin?”
"Itu
mustahil. Ada segel penghalang kuat yang didirikan di seluruh bangunan untuk
menyegel sihir dan seni magis."
“…Kalau
begitu, Andre tidak bisa bekerja sama dengan seseorang.”
Alex
mengangguk setuju dengan kata-kataku.
Itu
adalah segel penghalang anti-Keluarga Kerajaan. Tidak mudah untuk di rusak.
"Aku
mengerti, kalau begitu Andre bukanlah pelaku utamanya… Baik Andre yang
melarikan diri, maupun Andre yang dengan acuh tak acuhnya datang ke Istana
Kerajaan. Ini adalah kesempatan langka untuk melarikan diri, meski begitu..."
“Bagaimanapun,
dia telah dimanfaatkan oleh pelakunya. Kalau tidak, seharusnya dia tidak akan
melakukan hal seperti itu. Kemungkinan inilah yang paling besar.”
Kalau
tidak, aku tidak berpikir dia akan datang ke Istana Kerajaan dengan blak-blakan.
Jelas
dia tahu kalau dia akan ditangkap dan dibawa kembali. Meski begitu, dia tetap
datang.
Pasti
ada tujuan terselubung di dalamnya.
Apakah
dia dimanipulasi atau melakukannya atas kemauannya sendiri, aku tidak tahu.
"Dan,
bagaimana dengan Si Andre itu?"
“Paman
akan mengurusnya.”
Saat
aku menjelaskannya secara singkat, Alex berbicara sambil berpikir,
“Bisakah
kau menceritakannya?”
“…Itu
akan sulit.”
"Pastinya."
Sepertinya
Andre sudah dipindahkan.
Selain
itu, dia tidak akan pernah mengakuinya kepada kita.
Bahkan
jika dia akan dibunuh.
Mendengarkan
ceritaku, Alex duduk di atas kursi
dan memangku dagunya, seakan menganggap kalau semua ini merepotkan.
"Sial.
Aku berharap ini akan berakhir tanpa hambatan."
“Itu
adalah sentimen yang mustahil. Itu terlalu mencurigakan. Untuk saat ini, tingkatkan
pengawasan terhadap Andre.”
“Di
mengerti. Untuk saat ini, aku akan tetap di kantor seperti biasa. Aku tidak
bisa melakukan apa-apa lagi sekarang.”
Saat
kami selesai berbicara, aku melirik Alex yang berada di mejanya dan melihat ke arah
jam.
Aku
merasa waktu berlalu dengan lambat.
Aku
ingin segera kembali ke kamarku… Sebelum Lidi pergi.
Tepat
saat aku kembali bekerja dengan enggan di tempat dudukku, pintu diketuk.
Setelah
menjawab bahwa aku mengizinkannya untuk masuk, seorang Kepala Pelayan yang
tampak tua masuk dengan tenang.
Aku
merasa curiga karena aku yakin dia adalah seseorang yang belum pernah masuk ke
ruangan ini dan aku juga belum pernah melihatnya.
Sebelum
masuk ke ruangan ini, seseorang harus menjalani berbagai pemeriksaan. Aku pikir
dia orang yang pantas untuk berada di sini karena dia melewati semua
pemeriksaan itu, tapi aku sama sekali tidak mengenalinya.
“Ng?
Bukankah kau Zechs.”
Begitu
Alex mengangkat suaranya saat melihat orang di hadapan kami, aku langsung
mengetahui siapa orang ini
Kepala
Pelayan dari Kediaman Vivouare.
Dengan
posisi itu, tentu lebih dari mungkin baginya untuk datang ke sini.
“Pasti
ada hal yang penting sampai kau datang ke sini. Apa kau ada urusan dengan Alex?”
Saat
aku mengetahui siapa yang berkunjung, aku menanyakan urusannya.
Alex
memiringkan kepalanya, bergumam, “Apa ada sesuatu yang terjadi…”
Sepertinya
tidak ada yang terlintas dalam pikirannya.
Mendengar
hal itu, dengan senyum yang lembut dari seorang lelaki tua, dia mengatakan
urusannya.
“Tidak,
atas perintah Nona… Nona Lidiana meminta saya untuk memberikan sebuah surat
kepada Yang Mulia Putra Mahkota. Apakah Yang Mulia Putra Mahkota ingin menerimanya?”
“Dari
Lidi?”
Aku
menerima surat dari Kepala Pelayan Vivouare
yang membungkuk dalam-dalam.
Aku
hanya bisa mendapat firasat tidak menyenangkan melihat tulisan tangan Lidi yang
indah untuk pertama kalinya.
Tanpa
sadar, sekali lagi aku melihat jam.
Hanya
beberapa jam… Tidak mungkin. Mustahil.
Dengan
tercengang, aku mendengarkan Alex yang menanyai Kepala Pelayan Vivouare
tentang situasi yang terjadi.
"Zechs,
apa kau disuruh oleh Lidi?"
“Ya,
Tuan Alexei. Ini adalah urusan antara Nona dengan Yang Mulia Putra Mahkota.
Saya disuruh untuk buru-buru, jadi saya langsung datang ke sini.”
"Aku
mengerti, terima kasih atas kerja kerasmu… Kalau begitu, sekarang Lidi ada di
Kediaman."
Aku
merasa pusing saat Kepala Pelayan Vivouare mengangguk
saat Alex mengatakan hal itu.
Aku
merasa putus asa, aku bisa mengetahui isi surat ini tanpa membukanya.
Setelah
mengirim Kepala Pelayan Vivouare
pulang, aku membuka segel surat dengan tangan yang gemetar.
Aku
tahu isinya, tapi aku tidak bisa melihatnya.
Di
kertas yang dihiasi dengan watermark
yang rumit, hanya ada satu kalimat yang tertulis.
Sebuah
tulisan tangan yang indah.
'Aku
menang.'
“Pfttt!!”
Alex,
yang dengan seizinku melihatnya dari belakang, menyembur tawa.
Meski
aku tahu tentang masalah itu, aku tidak pernah menyangka dia akan menulisnya
seperti ini.
Kata-kata
ini memang sangat menggambarkan Lidi, ini sampai membuatku kehilangan kekuatan.
“…Aaah,
dia berhasil lolos.”
“Wahahahaha!!
Luar biasa, dia benar-benar lolos! Sebaliknya, bagaimana dia menghindari jaring
keamanan itu? Seperti yang diharapkan dari adik perempuanku!!”
Aku
mengabaikan Alex yang tertawa dan sekali lagi melihat surat itu.
Tawa
tegang keluar dari mulutku saat melihat pernyataan kemenangannya.
“Sungguh,
bagaimana dia bisa kabur? Aku berusaha sekuat tenaga mengatur jaring keamanan,
tapi…”
Aku
mengguncang kertas itu dan bertanya heran pada Alex.
Saat
aku bertanya padanya dengan suara yang tidak mengetahui apapun, Alex
menggelengkan kepalanya.
“Asal
tahu saja, aku tidak ada hubungannya? Dia tidak bisa memobilisasi agen keluarga
kami, dan aku baru mengetahui tentang taruhan kalian tadi, kan?”
"Aku
mengerti itu. Tapi aku tidak pernah mengira dia akan melarikan diri."
"Aku
bertaruh. Dari waktu ke waktu, dia akan melakukan hal-hal yang tidak terduga."
“Terkadang
aku merasa seperti selalu dipermainkan.”
Aku
menghela nafas, tidak yakin apakah aku harus kagum atau memuji Lidi yang dengan
indahnya pulang begitu saja seperti yang dia katakan padaku.
Sungguh,
dia selalu memutarbalikkan aku di jari kelingkingnya.
T/N:
Memutarbalikkan jari kelingking artinya
membujuk seseorang utk melakukan apa yang orang itu inginkan. Selama ini, Lidi
selalu membujuk Freed utk ngelakuin sesuatu sesuai keinginan Lidi kyk ngajak
snu snu pas mrk pertama ketemu, taruhan, dsb. Jd kesannya kyk Lidi
mempermainkan Freed.
“Sekarang,
haruskah kita pergi menemuinya.”
“Jangan
terlalu terburu-buru untuk pergi menemuinya. Dia memenangkan taruhannya. Kau
harus sedikit berkompromi dengan itu.”
Untuk
kata-katanya yang mengkhawatirkan adiknya, aku pun berkata, “Baiklah.”
Aku
tidak tahu cara apa yang Lidi gunakan, tapi seperti yang dikatakan Alex, Lidi
memenangkan taruhan. Tidak salah lagi.
Itulah
kenapa, tidak peduli betapa aku merindukannya, aku tidak berniat mengabaikan
hal itu.
“Bagaimana
pun, Pesta Malam selanjutnya sudah dekat. Mau bagaimana lagi, aku akan bertahan
sampai saat itu.”
“Itu
hal yang masuk akal. Semuanya akan baik-baik saja?”
“Sejujurnya,
apa yang tunanganku lakukan sampai membuatku semakin jatuh cinta padanya?”
Lidi
menipuku dengan sangat baik. Aku tidak ingat pernah begitu mudah dan sepenuhnya
tertipu, bahkan saat melawan negara musuh.
Tidak
hanya penampilannya yang cantik, dia tidak hanya menangis dengan manis saat
melakukan hal cab*l, bahkan bagian dari Lidi yang seperti itu menarik perhatianku.
Aku
sangat mencintainya, aku benar-benar merasa seperti sudah gila.
Aku
terkekeh memikirkannya.
Lagi
pula, aku tidak bisa membiarkan diriku seperti itu sendirian. Aku harus membuat
Lidi jatuh seperti ini juga.
“…Kau,
kata-katamu dan ekspresimu mengecewakan.”
Sambil
tertawa puas, Alex mengatakan itu dengan begitu takjub.
“Benarkah?
Aku baru saja memikirkan bagaimana aku jatuh cinta pada Lidi lagi.”
"Itu
menakutkan. Sungguh, Lidi memiliki pria merepotkan yang jatuh cinta padanya."
“Apakah
kau menentang?”
Ditanya
seperti itu, tanpa diduga, dengan sigap Alex menggelengkan kepalanya.
"Tidak.
Sudah aku bilang, aku tidak akan menentang lagi… Tidak ada alasan untuk itu."
"Hee?"
“Yah,
aku bisa melihatmu terlilit di jari kelingkingnya untuk sementara waktu. Itu
membuat semuanya menjadi menarik.”
“Aku
bukanlah sebuah pertunjukan, tapi, ya, baiklah.”
Bukan
karena kalimat tentang diamati karena penasaran, tapi aku berubah pikiran tentang
mengganggu Lidi.
…Karena
sudah berjanji, aku akan melepaskanmu untuk saat ini.
Tapi,
tidak akan ada untuk berikutnya.
Lain
kali aku pasti akan menangkapmu, memikirkannya membuat sudut mulutku terangkat
dan aku tertawa kecil.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment