Side Story 1
Source ENG: Novel Updates
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
***
TOLONG JANGAN BAGIKAN INFORMASI TENTANG BLOG INI!!
HAL ITU BISA MENGEKSPOS KAMI PADA PENULIS ATAU WEB RESMI.
JIKA ITU TERJADI, KAMI AKAN DIPAKSA UNTUK MENGHENTIKAN DAN MENGHAPUS NOVEL INI.
JADI MARI KITA HINDARI ITU BERSAMA-SAMA!!
***
Bulan bersinar terang. Eunseol meletakkan tangannya di
dahinya, menciptakan bayangan di wajahnya. Tubuhnya bergerak maju sedikit demi
sedikit.
Saat ini.
Sudah lama sejak aku mendengar suara kaki kuda. Senyuman
tersungging di wajahku setelah mendengar irama yang familiar. Aku memegang kendali di satu tangan dan berbicara dengan
lancar.
Begitu sudah dekat dengan Istana Kekaisaran, aku berhenti
memalingkan wajahku, aku hanya melihat ke depan.
Ada 4 pengawal di depanku dan ada lebih dari 20 prajurit rahasia
di belakangku.
***
Tiba-tiba saja Kaisar memanggil. Ini adalah masa damai di
Kekaisaran. Setelah perang panjang antara Kekaisaran Baek dan Kerajaan Giran,
Haewoon pergi ke perbatasan untuk menemui Putri Kerajaan Giran yang dikirim
sebagai Selir Kaisar untuk membangun rekonsiliasi.
Mereka yang memakai armor
emas membuka gerbang secara paksa dan masuk, memanggil Eunseol dengan keras.
"Ini adalah perintah Kekaisaran! Buka pintu untuk
Eunseol, Istri dari Jenderal Kekaisaran!"
Kecemasan merayap saat dia melangkah ke depan. Dalam
situasi di mana dia harus melakukan yang terbaik, Eunseol terus mengingatkan
dirinya untuk tetap tenang. Dia adalah penguasa Jangwon saat Sang Jenderal
pergi. Kalau dia, orang yang bertanggung jawab atas keluarganya di intimidasi,
maka rumor akan menyebar seperti api.
T/N: Aku ga bgtu
tau ttg historical Korea, mgkn Jangwon itu merujuk ke Kediaman Jenderal. Klo di
Chinese, semacam Wangfu gtu kali ya???
Utusan itu menyampaikan perintah Kaisar untuk mengizinkan
Eunseol masuk ke Istana. Eunseol tidak mengerti kenapa Kaisar memanggilnya. Dia
belum pernah melihat Kaisar.
Dengan tangan gemetar yang tersembunyi di lengan bajunya,
Eunseol berusaha untuk tetap tenang.
Karena semuanya sudah disiapkan, Eunseol menolak untuk
langsung mengikutinya. Pada saat itu, utusan yang ada di hadapan Eunseol,
mengeluarkan kata-kata seolah dia akan meledak kapan pun.
Itu seperti medan perang.
"Aku tidak butuh kereta atau tandu, aku akan pergi
sendiri."
"Tidak sopan untuk membuat Kaisar menunggu
seseorang." Dengan mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya, utusan itu
meninggalkan Kediaman dengan tidak senang.
***
"Anda bahkan tidak gugup."
Ucap Saya pada Eunseol yang tersenyum di atas kuda.
Saya Min, sebagai Putri dari Heung, bagian dari Keluarga
Gi yang dikirim ke Jangwon, Geummun. Dia melaju dengan perlahan. Dia adalah
orang yang lembut, jujur, dan setia. Dia menyerupai keindahan yang terkontrol.
T/N: Geummun itu
nama/gelar Haewoon sbg Jenderal. Aku kasih tau di sini biar kalian ga bingung
aja. Dan utk yg bingung soal Saya Min, jd dia itu anak perempuan dari Heung (mgkn
merujuk ke nama keluarga). Heung ini msh pny hubungan kekerabatan sm Keluarga
Gi (Keluarganya Haewoon). Nah, Saya Min ini dikirim ke Kediaman Jenderal buat
jd pelayan/pengawal Eunseol gtu…
"Sekarang Anda cukup pandai menunggang kuda."
"Jika seorang pejabat pemerintahan dari Jenderal
Geummun menggunakan bahasa formal yang sopan pada bawahannya, orang-orang akan
mengetahui identitas orang itu. Aku mohon padamu untuk jangan bersikap seperti
itu." kata Eunseol, nyaris tidak mengubah nada suaranya. "Ini
canggung. Aku tidak percaya kamu tersenyum meski kamu berbohong padaku. Kamu
sama cerianya denganku."
"Karena kamu berpikir begitu," jawab Saya sambil
mengarahkan kudanya untuk mendekati Eunseol.
"Jangan khawatir." Eunseol tersenyum ketika
tatapan Saya jatuh ke arah perutnya. "Tidak apa-apa. Anak ini sehat."
"Kereta akan lebih baik. Ini adalah hari yang panas,
kamu harus menutupinya. Kamu belum memiliki baby
bump. Bagaimana jika kamu kepanasan?"
"Saya, sepertinya kamu terus lupa kalau aku pernah
tinggal di medan perang," jawab Eunseol sambil tersenyum kecil. Dari depan
hingga belakang, para pengawal sangat khawatir pada orang yang mereka jaga.
Semuanya tampak damai.
"Saya takut Jenderal akan kembali dan memarahi kami.
Saya lebih takut pada Jenderal daripada Anda, Yang Mulia."
"Hush..." Eunseol meletakkan jarinya di depan
bibirnya dan mengangkat kepalanya. Saya menutup mulutnya. Dia berusaha untuk
tetap tenang, tapi kenapa Kaisar memanggilnya ke Istana? Eunseol sendiri lebih
penasaran dan merasa takut dibanding dengan orang-orang lainnya.
"Tidak akan ada yang melihatku kalau aku naik
kereta."
Aku harus menunjukkan pada mereka bagaimana aku
melakukannya sampai akhir. Aku tidak bisa goyah. Setidaknya untuk Haewoon,
pemilik Hwang-Geum Mun Jangwon. Kehormatannya tidak boleh ternoda sampai Sang
Jenderal kembali ke rumah.
T/N: Nama Kediaman
Haewoon itu Hwang-Geum Mun Jangwon (Kediaman Gerbang Emas). Mgkn nama
Kediamannya diambil dari nama gelar Haewoon sbg Jenderal (Geummun). Aku ga tau
itu bnr apa ga, aku cmn cocoklogi sm novel China. Contoh, Pangeran Rui (Rui
Wang), trs nama Kediamannya Rui WangFu. Kurleb mirip kan ya? Wkwkwk
Eunseol menggigit bibirnya dan tersenyum santai.
"Kamu harus memikirkan keselamatanmu terlebih
dahulu."
Eunseol membeku, teringat saat pertama kali dia
menghadapi Haewoon. Jika dia bertemu dengan Kaisar yang lebih mengesankan
daripada Haewoon, jantungnya mungkin akan berhenti.
"Aku sedang berpikir." jawab Eunseol sambil
menyentuh perutnya.
Mereka semakin dekat dengan Istana dan ada seseorang yang
keluar untuk menyambut Eunseol.
"Anda tidak bisa memasuki Istana Kekaisaran."
"Kami adalah pengawal Jenderal Geummun, seorang
pejabat pemerintah. Tolong izinkan kami masuk."
"Bahkan jika Anda adalah pengawal dari Jenderal
Geummun, beraninya Anda memasuki Istana dengan membawa senjata. Hanya pejabat
pemerintah yang diizinkan oleh Kaisar saja yang dapat memasuki Istana."
ujar pelayan wanita itu dengan dingin.
Saya menolak saran untuk melucuti senjatanya. "Kami
tidak dapat membiarkan Nyonya masuk sendirian."
"Apakah Anda mencoba untuk menghina Yang Mulia
Kaisar hanya untuk seorang Nyonya?"
Saya tahu bahwa sebodoh apapun Eunseol, dia tidak bisa
lagi berbuat apapun dengan situasi ini.
"Nyonya."
Saya memegang Eunseol secara diam-diam. Eunseol
menggelengkan kepalanya sedikit, wajahnya mengatakan bahwa mereka tidak bisa
menahannya lagi.
Saya berlutut ke lantai saat Eunseol mencoba untuk turun
dari kuda. Eunseol yang menginjak punggung wanita itu, melakukan kontak mata
dengan pelayan wanita Istana.
"Haruskah aku pergi sendiri?"
"Ikuti saya."
"Saya, kembali lah ke Kediaman."
"Bagaimana saya bisa meninggalkan Anda sendirian?
Saya akan menunggu Anda."
"Menurutmu kapan aku akan keluar? Jarak antara
Istana dan Kediaman itu dekat, jadi kembali lah."
"Nyonya, saya sudah mengirimkan pesan kepada
Jenderal, jadi beliau akan segera kembali. Jangan berbicara pada siapa pun di
sana. Bahkan jika mereka bertanya pada Anda, Anda tidak perlu menjawabnya, beri
tahu mereka bahwa semua itu adalah kehendak Anda."
Kaisar dikenal karena usianya yang masih muda dan
sikapnya yang kejam. Dia didukung oleh Haewoon, Jenderal Geummun. Menurut
rumor, Jenderal Geummun akan membawa seorang wanita dari Kerajaan Giran ke
Istana untuk mengakhiri perang yang panjang.
Saya khawatir kalau panah akan terbang ke arah Eunseol
sebagai ganti kepergian Jenderal.
T/N: Sebagai
seorang Jenderal, pastinya bnyk yg mau bunuh Haewoon. Saya khawatir klo Eunseol
bakal jd target pembunuhan selama Haewoon ga ada.
"Jangan khawatir tentang itu."
Eunseol tersenyum cerah, tapi Saya terus merasa khawatir.
Meski ia tumbuh di medan perang, Nyonya adalah orang yang baik dan lembut.
Namun, dia tidak tahu apakah mungkin bagi Nyonya untuk tetap ceria bahkan di
Istana Kekaisaran tanpa ada siapa pun yang ia kenal. Saya merasa seolah-olah
dia sedang bermain dengan seorang anak di tepi air, penuh dengan rasa khawatir
dan cemas.
"Cepatlah pergi. Karena aku mengkhawatirkan Kediaman
yang kosong."
Eunseol sudah berencana untuk mengirim Saya kembali
terlebih dahulu. Eunseol mengulurkan lengannya dan menggenggam bahu Saya.
Tangan dingin yang membeku itu menyentuh kain baju Saya.
Baru saat itulah, Saya menyadari bahwa Nyonya-nya merasa sangat gugup. Meski
begitu, dia berpura-pura tenang, jadi Saya menundukkan kepalanya.
Eunseol berbalik, berpura-pura tidak tahu. Dan mendekati
pelayan wanita yang menunggunya.
***Translator Babbling***
Yahoooo^ ^
Yupp... Ini adalah projek kedua aku setelah novel Ophelia. Emm, sbnrnya dibanding projek lbh ke intermezzo bagiku sih
(*/▽\*)
Dari 2 bln yg lalu, aku berusaha utk menyelesaikan skripsi aku dan lulus di semester 8. Well, sayangnya ada bnyk drama yg terjadi dan akhirnya aku hrs nambah semester. Sampai skrg prodi aku blm ngasih jadwal utk kami para mahasiswa tingkat akhir *hiks.
Bs dibilang di rl skrg ini aku lg nganggur, ga da kerjaan. Makanya aku mutusin utk tl novel aja, tp di sisi lain aku jg khawatir krn bs aja tb-tb aku sibuk. Makanya aku mutusin utk ambil projek novel ini, krn pendek (cmn 17 Chapter)~
( ̄▽ ̄*)ゞ
Sama seperti novel Alex & Ophelia, novel ini akan update setiap hari Selasa & Jumat, yaaa.
Rei harap kalian dapat menikmati novel Immoral Night ini!!
♡ ~('▽^人)
Dukung SeiRei Translations dengan,
Thanks and See You~
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment