Chapter 13 Part 3
Penerjemah : reireissDukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
***
TOLONG JANGAN BAGIKAN INFORMASI TENTANG BLOG INI!!
HAL ITU BISA MENGEKSPOS KAMI PADA PENULIS ATAU WEB RESMI.
JIKA ITU TERJADI, KAMI AKAN DIPAKSA UNTUK MENGHENTIKAN DAN MENGHAPUS NOVEL INI.
JADI MARI KITA HINDARI ITU BERSAMA-SAMA!!
***
"Panggil Henrietta. Sekarang juga!"
.
.
.
Dengan cepat kepala pelayan menundukkan kepalanya ke
arahnya dan kemudian meninggalkan ruang makan. Kepala pelayan membalikkan
punggungnya dan menghela nafas pendek. Alexander baru saja mematahkan pisau
menyedihkan yang ada di atas meja.
Kantor Duke selalu terkunci. Tapi ketika dia menerima
perintah dari Alexander dan naik ke atas, dia melihat pintu kantor Duke sedikit
terbuka. Itu seperti menunjukkan kalau ada seseorang yang sengaja masuk.
Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku baru mengetahuinya
setelah mendapat perintah. Bagian dalam lubang kuncinya meleleh sehingga kunci
tidak bisa dimasukkan ke dalamnya.
"Saya dengar Anda memanggil."
Henrietta muncul dengan wajah yang tidak mengerti apa yang
sedang terjadi. Secara natural dia bergerak, mendekati Alexander. Bukankah
katanya kau adalah pelayan pribadiku, tapi begitu datang, bagaimana bisa kau
langsung mendekat ke arahnya? Alexander sedikit mengernyit.
"Itu kau?"
Dia memotong kata pembuka dan penutup, dan langsung
bertanya. Itu untuk melihat reaksi Henrietta. Tapi Henrietta hanya sedikit
membelalakkan matanya, seolah tidak mengerti situasinya sama sekali.
"Mengakulah!"
"......Eh! Be-Benar. Seperti yang saya bilang, saya
menemukan buku itu di kamar Tuan Adrian."
"Tidak, bukan itu."
"Ya, lalu apa......"
Henrietta mengedipkan matanya yang bulat dan menatap
Alexander serta Ophelia secara bergantian. Ophelia menggulung permen yang tadi
dibawa oleh seorang pelayan ke mulutnya dan bersikap seolah-olah dirinya
hanyalah orang ketiga.
Pipi putih yang tampak cembung karena sedang mengunyah
itu terlihat lembut. Ya ampun! Alexander
mengira dirinya ini sangatlah bodoh karena menghargai hal-hal seperti pipi
Ophelia, hal yang tidak penting saat ini. Dia pun berjuang untuk tidak
melihatnya.
"Aku tidak tahu apakah kau ini sedang berpura-pura
tidak tahu atau benar-benar tidak tahu."
"......Tuan Muda."
"Kau sudah kehilangan kepercayaanku sejak
lama."
Sudah lebih dari 5 tahun sejak Henrietta memasuki
Kediaman Arpad. Dia adalah putri dari seorang bangsawan yang jatuh, Duke Arpad
sebelumnya menyelamatkannya karena beliau mengenal ayahnya.
Duke sebelumnya menghargai bakat Henrietta dan mencoba
mengirimnya ke Akademi. Duke sebelumnya ingin agar dia menjadi penyihir yang terkenal.
Tapi Henrietta menolak bantuan itu dan memilih untuk bekerja sebagai pelayan.
Bagaimana pun, Duke sebelumnya tidak bisa memaksanya,
terlebih dia hanyalah seorang putri bangsawan yang jatuh dan dia bekerja keras
menjadi seorang pelayan.
Tapi mereka tidak tahu. Seperti apa mata Henrietta saat
dia melihatnya. Sejak awal Alexander sudah mengetahuinya. "Bahkan jika aku
tidak memberi tahu detailnya, kau sudah mengetahuinya."
Dia tidak bisa mengatakannya di depan Ophelia dan para
pelayan lainnya. Pertama, karena adalah putri dari bangsawan yang jatuh,
Henrietta sudah cukup tidak disukai oleh para pelayan lainnya.
Jika sampai ketahuan kalau dia pernah datang ke kamar
Alexander di tengah malah hanya dengan memakai pakaian tipis.
Apa yang akan Ophelia pikirkan tentangnya? Mungkin aku
bisa bersumpah kalau tidak ada apapun yang terjadi di antara mereka berdua, dan
Alexander bisa menyuruhnya pergi. Tapi kalau Henrietta berkata dengan air mata
berlinang, 'Bagaimana Anda bisa mengatakan kalau tidak terjadi apa-apa.' Dia
tetap dirugikan. Tidak peduli apa kebenarannya.
"Tugasmu adalah membersihkan kamar Kakakku. Tidak
sulit untuk mengambil rambut dan menaruhnya di kantor Duke. Kenapa kau masuk ke
kamar Count Lasis? Kau kan tidak bertanggung jawab atas tugas itu."
"......Saya dengar ada kekurangan pekerja, jadi saya
yang melakukannya."
"Kekurangan? Pekerja? Di Arpad ini?"
Henrietta menggigit bibirnya dengan keras. Tidak mungkin
Alexander bisa mempercayai alasan seperti itu. Karena musim dingin yang panjang
dan suhu yang sangat dingin, di Kediaman Arpad tidak pernah ada kekurangan
pekerja karena Arpad mempekerjakan banyak penduduk dari wilayahnya sendiri.
Bahkan jika kerabat Duke baru-baru ini berkunjung dan
beberapa pelayan libur, bagaimana mungkin tidak ada pelayan yang bisa
membersihkan kamar tamu? Selain itu, Henrietta juga sudah membuat Adrian kesal
karena sudah mengganggu waktu jalan-jalannya bersama Ophelia.
"Tuan Muda, apakah Anda meragukan saya?"
Henrietta tampak seperti akan menangis. Batang hidungnya
yang ditaburi bintik-bintik tipis, berubah menjadi merah. Punggung tangannya
yang memegang celemek dengan erat bergetar.
"......Saya hanya mengatakan yang sebenarnya."
Air mata panas mengalir di pipinya. Alexander menggosok
pelipisnya dengan keras seolah-olah dia sakit kepala. Ups, Alexander menggertakkan giginya.
"Tidak perlu mengatakan hal seperti itu hanya untuk
mendapat belas kasih dariku. Itu menjijikkan."
Apa kau ingin aku untuk menunjukkan sedikit simpati? Mau
berapa banyak lagi? Cih, sekarang semuanya menjadi menyebalkan. Sekarang
Ophelia sudah melihat semuanya. Rencananya jadi cukup terganggu.
Padahal aku sudah mendapatkan peluang bagus untuk
menekannya lebih jauh lagi dari ini.
Kami sudah cukup dekat sampai dia memanggilku dengan nama
panggilan.
Kurasa aku harus menggali informasi lebih dalam lagi.
"Keluarlah. Kita akan bicara lagi kalau kau sudah
tenang."
"......Kalau begitu, aku juga akan keluar."
"Kakak."
Henrietta yang tadi mengeluarkan tangisan sedih kini
terdiam seolah perkataanku membuatnya tersadar. Alexander menatap Ophelia,
memohon untuk tetap berada di sini. Tapi Ophelia bahkan tidak menatapnya.
"Sepertinya ini bukanlah tempat untukku, dan aku
sudah kenyang."
"Kamu bahkan belum menyentuh hidangan utama."
"Tadi aku sudah terlalu banyak makan scone."
Ophelia tersenyum lembut. Selain itu, sepertinya Ophelia
menyukai permen sampai ia mengambil beberapa dan menaruhnya di sapu tangannya.
Apa dia suka yang manis-manis? Kalau begitu aku harus mengirimkan banyak
makanan manis. Tanpa sadar Alexander memikirkan sesuatu seperti souffle cokelat panggang dan permen ceri
yang dilapisi gula cair.
"Kamu harus banyak makan di malam hari. Sejak datang
ke Arpad aku khawatir Kakak kehilangan terlalu banyak berat badan. Aku akan
memperhatikanmu."
"Perhatian seperti apa?"
Ophelia berpura-pura terkejut dan menutupi mulutnya.
Kemudian dia kembali ke dekat meja dan meraih lengan Henrietta.
"Bagaimana bisa kamu menekannya seperti itu? Bahkan
kalau aku jadi dia pun, aku pasti akan mulai mencari alasan."
Ophelia sedikit mengernyitkan alisnya seolah mengkritik.
Dia juga mengelus-elus punggung Henrietta yang masih tersedu-sedu.
Alexander yang melihat itu merasa kalau itu konyol.
"Apa Kakak mau menyelesaikan begitu saja? Henrietta
mungkin mencoba untuk menjebakmu."
"Seperti itulah."
T/N: Maksudnya,
Ophelia mau masalah ini selesai. Ga perlu diusut lg...
Ophelia membuka mulutnya dengan cepat. Mengetahui kalau
seharusnya hal ini tidak terjadi, tiba-tiba Alexander berpikir kalau dia akan
memaafkan Ophelia, tidak peduli apapun yang Ophelia lakukan. Selama Ophelia
menurunkan matanya dengan menyedihkan seperti itu, dia pasti akan memaafkannya.
Apakah Ibunya juga menggunakan cara seperti itu?
"Sudahlah, Alex. Aku sudah terbiasa."
Ophelia memapah, bahkan hampir memeluk Henrietta dan
mereka berdua meninggalkan ruang makan. Pelayan menuangkan anggur ke dalam
gelas kosong. Alexander memalingkan mukanya, tak lagi melihat punggung Ophelia
yang ramping. Tanpa sadar, punggung tangannya terkena ceceran anggur.
"......Nona, terima kasih. Jika bukan karena Anda,
saya pasti sudah kacau balau di sana." Henrietta terisak. Ophelia
mengelus-elus rambut pirangnya yang halus, mendengarkan apa yang dia katakan.
"Saya memang menemukan buku itu. Tapi saya
menemukannya secara tidak sengaja. Saya juga tidak membawa rambut Anda dan
menaruhnya di kantor Duke seperti yang Tuan Muda pikirkan. Untuk apa saya
menjebak Nona yang akan menjadi tuan masa depan saya? Bahkan jika itu hal yang
bagus, itu masih tidak cukup."
Oh.
Ophelia menghela nafas kecil. Dia tersenyum lebar.
Akhirnya kau mengatakannya. Ophelia mengedipkan mata birunya. Tangannya yang
tadi berada di dekat leher Henrietta perlahan turun ke bahunya.
"Henrietta."
Ophelia berkata tanpa senyum. Perlahan Henrietta menggelengkan
kepalanya. Bayangan Ophelia terpantul di matanya, dia menunjukkan ekspresi yang
sangat bahagia di wajahnya. Ada sesuatu yang salah. Aura keengganan
mengelilingi tubuh Henrietta.
"No-Nona Ophelia?"
Ophelia mendekat ke arahnya. Jantung Henrietta berdebar
dengan kencang. Kemudian Ophelia berbisik,
"Kau tahu, Henrietta? Ibuku sengaja mengusir pelayan
itu. Karena Ibuku khawatir aku akan melakukan sesuatu pada pelayan itu."
Kemudian Ophelia meninggalkan Henrietta yang tubuhnya
mengeras kaku, dia mengambil langkah pertama. Rambutnya berkibar dengan anggun
seperti kupu-kupu. Sebuah dengungan lembut terdengar. Sebagai seorang penyihir,
secara naluriah Henrietta merasakan bahaya.
'Kenapa aku tidak pernah sadar apa alasanku terus menerus
melihat Ophelia?'
'Itu bukan karena Alexander terus mengabaikan aku dan
menyangkal perasaanku padanya. Bukan juga perasaan sepele seperti cemburu.'
Ophelia adalah seorang penyihir. Dan dia cukup kuat
sampai bisa menekan kekuatan Henrietta dengan mudahnya.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
3 Comments
haiii.. seru bangetnya bacanya.. hehe.. bener2 melengkapi manhwa yang lagi beredar sekarang.. ML dan FL sama2 badas di usia mereka.. Semangaattt TL nya.. kutunggu yaa lanjutannya.. makasihhhh...
ReplyDeleteSuka banget baca transletannya , untuk update yg hampir tiap hari/seminggu sekali terserah Mimin aja yg penting nyaman dan tetep update 😂 ditunggu slalu min semangatttt ❤️❤️
ReplyDeleteyaass, terserah Rei aja mau kapan juga tetep ditunggu dengan setia, hihi.
ReplyDeletebtw ku jadi terinspirasi pingin punya sesuatu juga di blog yang bisa menghasilkan cuan (bener2 lagi perlu menghasilkan penghasilan sampingan).
Post a Comment