Chapter 9
Penerjemah : reireissDukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
***
TOLONG JANGAN BAGIKAN INFORMASI TENTANG BLOG INI!!
HAL ITU BISA MENGEKSPOS KAMI PADA PENULIS ATAU WEB RESMI.
JIKA ITU TERJADI, KAMI AKAN DIPAKSA UNTUK MENGHENTIKAN DAN MENGHAPUS NOVEL INI.
JADI MARI KITA HINDARI ITU BERSAMA-SAMA!!
***
Aku kembali setelah makan malam dan pergi menuju ke ruang
kerja dengan membawa sebuah buku yang sudah selesai kubaca. Ruang kerja Duke
selalu beraroma enak. Aroma dari kertas dan tinta yang membuka hatiku berdebar,
tapi tidak begitu emosional.
Saat aku pertama datang ke Kediaman Duke, Tuan Duke yang
mengetahui kalau aku hobi berkuda dan membaca mengatakan padaku kalau aku boleh
keluar masuk ke ruang kerjanya kapan pun. Tidak ada seorang pun di keluarga ini
yang suka membaca buku.
Di ruang kerja Duke terdapat banyak buku-buku langka yang
sulit ditemukan, mungkin itu karena sejarah panjang dari keluarga. Bahkan di
sini ada buku sihir yang kalau dijual bisa membeli kediaman kecil di Hwangdo.
Orang-orang dari Keluarga Arpad lahir dengan ilmu pedang
dari generasi ke generasi, tapi kurasa tidak ada dari mereka yang seorang
penyihir. Itulah mengapa, terdapat banyak buku sihir adalah hal yang tidak
biasa.
"...Alexander?"
Aku bisa melihat seorang pemuda yang duduk di sebuah sofa
panjang di ruang kerja. Aku hanya melihat bagian belakangnya, tapi dengan
rambut hitamnya yang mencuat, aku langsung tahu kalau pemuda itu adalah
Alexander.
Tapi tidak ada jawaban darinya. Aku tidak tahu kenapa
sampai aku berjalan untuk melihatnya secara tatap muka. Alexander tertidur
dengan sebuah novel tipis yang menutupi wajahnya.
"Kamu bisa tidur di ranjang, tapi kenapa
kamu..."
Aku memiringkan kepalaku dan bergumam pelan. Lalu
Alexander bergerak, bukunya terlempar dan sekarang dia tertidur dengan posisi
miring. Dia tidur dengan satu lengan menjadi batalnya dan satu kakinya ada di
atas meja, dia seperti seorang anak lelaki yang seumuran denganku. Tentu saja,
dia belum dewasa.
Aku meninggalkan Alexander yang bernafas dengan teratur
dalam tidur sendirian, aku mengambil sebuah seri novel dari rak buku. Kemudian
aku berjalan ke sofa di hadapan Alexander dan mulai membaca novel.
Aku tidak tahu sudah berapa lama waktu berjalan. Aku
hanya bisa mendengar suara kertas yang kubalik di ruang kerja ini. Lalu,
tiba-tiba saja aku merasa haus, jadi aku bangun dan berjalan pergi dari ruang
kerja.
"Kamu sangat fokus."
Kapan dia bangun? Alexander menatapku lesi dengan dagunya
yang berada di sandaran tangan sofa.
"...Kamu tidur dengan nyenyak."
"Kurasa aku terlalu banyak berlari hari ini. Jadi
aku sedikit lelah."
"Bukankah kamu tertidur saat membaca?"
"Tidak, salah satu hobiku adalah membaca."
Oh, ya. Aku menutupi mulutku dengan tangan dan tersenyum
kecil. Terakhir kali aku masuk ke kamar Alexander, aku tidak menemukan satu pun
buku di sana.
"Jadi, apa buku itu menarik?"
Tanyaku sambil menunjuk novel tipis yang tadi dia gunakan
sebagai penutup mata saat tidur. Kelihatannya novel itu sudah setengah dibaca,
tapi novel itu berserakan di sofa.
"Tentu, ini sangat menarik."
Alexander menatap sampul buku dan menjawab. Dia
merilekskan dagunya dan menautkan jari-jarinya lalu meletakkan tangannya yang
besar itu di pangkuannya. Aku sedikit memiringkan badanku.
"Kamu terlihat penasaran. Mau aku beri
tahu isi ceritanya?"
"Tidak begitu..."
Saat aku melihat judul buku itu tadi, rasanya itu bukan
seleraku. Aku ingin berkata 'tidak' tapi dengan cepat Alexander membuka
mulutnya.
"Pemeran utamanya berulang kali disesatkan oleh
orang-orang di sekitarnya dan terus menerus membunuh. Gaya bahasanya memang
membosankan, tapi karakter yang muncul di akhir cerita dan membunuh si pemeran utamanya itu
sangatlah menarik. Terutama kalimat yang memanipulasi si pemeran utama."
"Apa itu?"
"Mereka dilahirkan dari perut ibu yang
terpotong."
"......"
Aku mengerutkan keningku. Aku tidak bisa mengerti bagian
mana yang menarik dari itu.
"Bagaimana menurutmu, Kak?"
Alexander memiringkan kepalanya dan bertanya.
Bagaimana menurutku? Kenapa dia menanyakan pendapatku?
"Aku tidak tahu karena aku belum membacanya... Itu
agak menjijikkan."
"Benarkah?"
"Iya."
Setelah mengatakan itu, aku bangun dari dudukku. Aku
tidak tahu kalau Alexander suka membaca cerita kejam seperti itu. Itulah yang
kupikirkan.
"Kalau begitu, aku pergi. Oh, hari sudah
malam."
Alexander yang melihatku berdiri kemudian mengecek jam di
dinding dan berkata, "Aku mencari-cari buku dalam waktu yang lama."
Dia mengatakan itu sambil menggerakkan lehernya, sakit otot.
"Ini sudah lewat dari jam tidurku. Aku juga haus.
Jadi aku akan pergi."
"Kalau kamu haus, kamu bisa memanggil pelayan."
"Tak apa. Lagi pula aku ingin pergi."
"Tunggu sebentar."
Alexander membunyikan bel yang ada di meja dan memanggil
pelayan, padahal itu tidak perlu. Tampaknya ada seorang pelayan yang sedang
lewat di koridor, pelayan itu pun muncul setelah membuka pintu. Dia pelayan
dengan rambut pirang yang pendek dan memiliki mata berwarna hijau. Itu
Henrietta.
"Apa Anda memanggil, Tuan Muda?"
"Oh, Henrietta. Ambilkan sesuatu untuk diminum.
'Minuman' yang tidak akan membuat sakit saat diminum pada malam hari."
"Baik, Tuan Muda."
Henrietta keluar lagi. Kemudian aku berbicara sambil
meremas-remas gaunku.
"Minum? Kamu masih di bawah umur."
"Aku sudah terbiasa minum, sesekali saat ayah masih
hidup. Aku akan minum sedikit. Aku bisa melakukannya, kan?"
Alexander tersenyum, semua kata-katanya penuh dengan
pesona. Meski aku berkata seperti itu, aku tidak bermaksud untuk
menghentikannya. Jadi aku mengangguk. Lalu aku menatap mata perak keabu-abuan
Alexander yang indah.
'Aku tidak hafal nama-nama pelayan.'
Aku yakin itulah yang kamu katakan padaku.
Kamu berbohong padaku, Alexander. Kamu dan Henrietta.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
1 Comments
Mangats Rei, thanks for sharing 😍
ReplyDeletePost a Comment