Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Lidi]
Saat
kami memasuki tempat pesta perayaan kemenangan, rasa ingin tahu orang-orang
mengarah kepada kami.
Begitu
aku melangkah masuk bersama dengan Freed, dalam sekejap tempat ini menjadi
ramai.
…Wow! Semua orang menatap tajam.
Tatapan
yang menusukku terlalu menyakitkan.
Tapi,
tidak ada gunanya mengkhawatirkan mereka. Aku melewati mereka dengan satu
desahan, dan duduk di kursi yang diatur oleh Freed. Bagaimana pun juga, kursi
itu adalah kursi Putri Mahkota… Tapi aku menyerah untuk berdebat dengan Freed untuk
mengatakan bahwa aku masih tunangannya. Jadi aku tetap diam dan duduk.
Kukira
ini tidak menjadi masalah karena ‘Bunga Raja’ sudah menarik perhatian banyak
orang.
Aku
merasa tatapan semua orang berkumpul di 'Bunga Raja' yang melakukan debut
pertamanya di acara resmi ini.
Ketika
aku mulai merasa tidak nyaman, Freed yang berada di sisiku berkata,
“Lidi,
kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Sebaliknya, akan lebih baik untuk
memamerkannya (Bunga Raja).”
“Tidak.
Tidak peduli apapun itu, tidak mungkin…”
Aku
menghela nafas pada Freed yang memiliki seringai jahat di wajahnya.
Pesta
ini murni untuk merayakan kemenangan atas Invasi Tarim, bukan pesta debut pertunangan
Putra Mahkota.
Sejujurnya,
aku tidak ingin menonjol di pergaulan kelas atas lebih dari ini.
Meskipun
ini bukan pesta malam yang biasa, rintangan yang tiba-tiba muncul padaku ini
terlalu tinggi.
“Kita
hanya perlu menyelesaikan salam dan berdansa, lalu ini akan berakhir. Aku juga
tidak ingin tinggal lama di sini, jadi mari kita lakukan yang terbaik.”
"Iya…"
Karena
Freed mengatakan jadwal yang harus dilakukan secara singkat, aku pun mengangguk
ke arahnya.
Dengan
kehadiran Freed yang menjadi aktor utama, suasana di tempat ini langsung
berubah menjadi cemerlang.
Saat
aku menenangkan diri dan mengamati tempat ini, tampaknya Kakak dan Will sudah
berada di sini sejak tadi.
“Ah…
Will ada di sini.”
Will
yang memakai pakaian yang terlihat mirip dengan Freed sepertinya sedang
berbicara dengan Kakak dan Glen.
Melihat
sosok teman masa kecilku untuk pertama kalinya setelah sekian lama
mengingatkanku bahwa dia juga kembali. Aku merasa sangat bersalah karena
melupakannya.
Meskipun
dia kembali dari pertempuran yang sama dengan Freed, aku melakukan hal buruk dengan
melupakannya. Aku harus minta maaf nanti.
"Lidi,
jangan panggil nama orang lain saat kamu bersamaku."
“Eh?”
Meskipun
aku hanya bergumam pada diriku sendiri, sepertinya Freed yang berada di sebelah
mendengarnya.
Aku
tidak bisa menyembunyikan kebingunganku saat dia mengeluh dengan wajah
cemberut.
"Tidak,
aku tidak memanggilnya... Itu bukan masalah besar. Aku hanya bergumam sendiri."
“Aku
tetap tidak suka. Kamu pasti tahu kalau soal dirimu, aku selalu berpikiran
sempit. Jadi kumohon, jangan membuatku khawatir.”
“……”
“Kalau
bisa, aku juga ingin Lidi berhenti melihatnya. Tidak masalah kalau akau
memonopoli pandangan Lidi, bukan?”
Artinya
dia ingin aku tidak mengalihkan pandangan darinya. Begitu?
Dengan
mata mencela aku menatap Freed yang membuat permintaan tidak masuk akal itu.
“Tidak,
itu tidak mungkin.”
"Aku
mengerti. Tapi, aku ingin Lidi memahami perasaanku ini."
Seketika
aku merasa takut dengan senyum gelapnya, rasanya seperti dia ingin menghukumku.
Hukuman apa yang akan dia lakukan padaku? Menakutkan!
“…Aku
mengerti, aku akan berhati-hati. Tapi kurasa ini bukan waktunya untuk
membicarakannya.”
Kami
bercakap-cakap dengan berbisik, tapi semua orang tahu bahwa kami sedang
melakukan pembicaraan rahasia karena wajah kami begitu dekat. Aku perhatikan, kelakuan
kami ini menarik lebih banyak perhatian.
Saat
aku mencoba melarikan diri dengan panik, Freed tersenyum.
Pada
saat itu, suara ‘kyaa!!’ bermunculan
di seluruh tempat.
Itu
adalah reaksi para nona bangsawan saat melihat senyum Freed.
Mungkin
terbiasa dengan suara seperti itu, Freed tampaknya tidak peduli.
“Aku
berpikir untuk memamerkan hubunganku dengan Lidi di depan semua orang. Jadi,
biarkan aku melakukannya.”
Saat
aku menjauh, dia berkata seperti itu, lalu mencium keningku.
Keributan
di dalam aula pesta ini, kali ini membuatku ingin menangis.
Ah...
Lagi-lagi aku menjadi pusat perhatian…
Setiap
kali aku menghadiri pesta, aku selalu menjadi orang pemalu yang menghindar dari
pandangan publik sebisa mungkin. Tapi sekarang semua itu hancur.
Dengan
senyum lembut dan postur tubuh yang tak terputus, aku menunggu akhir dari
penebusan dosa ini.
***
Dengan
masuknya Yang Mulia Raja, pembukaan pesta perayaan kemenangan diumumkan.
Kemudian
Freed mengeluarkan pidato sebagai perwakilan dari Keluarga Kerajaan kepada
semua orang.
Sambil
melihat Freed yang berbicara sebagai tokoh kunci dari kemenangan dan komandan
pasukan, aku berpikir.
Ya.
Dia benar-benar seorang pangeran.
Melihatnya
memonopoli mata semua orang, aku sangat setuju bahwa dia adalah 'Putra Mahkota yang
Sempurna'. Itu wajar karena aku selalu menghindarinya, alhasil aku hampir tidak
pernah melihat Freed. Jadi aku merasa terkesan dengannya saat ini.
“Lidi,
ayo kita berdansa.”
Saat
Freed selesai berpidato, dia mengulurkan tangannya kepadaku, dan aku dengan
patuh menerima ajakannya.
Karena
aku mendengar bahwa aku harus menari sampai bagian pertama, dengan patuh aku mengikuti
Freed, dan kami mulai menari di tengah lantai dansa.
Begitu
kami mulai menari, mata Freed terbuka lebar seolah dia terkesan.
"Aku
terkejut. Lidi pandai berdansa."
"Tentu
saja."
Aku
menertawakan Freed yang terkejut karena aku bisa berdansa dengan sangat baik.
Sebenarnya,
di kehidupanku yang sebelumnya aku mempelajari kehidupan aristokrat seperti ini,
aku sangat menyukai hal-hal yang khas dari bangsawan seperti dansa atau etika.
Karena
seleraku itu, saat aku diberikan guru privat untuk pertama kalinya oleh Ayah, aku
sangat senang karena akhirnya bisa belajar etika. Aku masih ingat, karena antusiasme
aku itu guru privat sampai heran dan berkata bahwa ini adalah pertama kalinya
ada seorang gadis yang sangat antusias untuk belajar etika.
Karena
seleraku yang seperti itu dan harapan Ayah (Lidi menjadi Putri Mahkota), aku
jadi bisa menguasai seluruh tata krama bangsawan dengan sempurna.
“Haha.
Aku sangat pandai menari.”
"Sepertinya
begitu. Semua orang terpikat oleh Lidi."
“Ah… Terima kasih.”
Tapi,
Freed juga ahli dalam hal ini. Ketika aku menunjukkan keahlianku, dia langsung
bisa memimpin langkah dalam berdansa. Etiket dansanya luar biasa.
Setelah
kami menyelesaikan bagian dansa awal dengan mudah, tepuk tangan yang meriah
bergema.
Dansa
yang bermartabat ini memukau banyak orang. Meski merasa sedikit malu, aku
meninggalkan lantai dansa dengan Freed.
Dengan
itu sebagai isyarat, orang lain mulai berdansa satu demi satu.
“…Lelah.”
Melihat
pesta perayaan kemenangan dimulai dengan aman, aku menarik nafas lega.
Ini
pertama kalinya aku berada di pihak penyelenggara acara, tapi aku tidak pernah
menyangka hal itu membutuhkan pertimbangan seperti ini. Seketika aku merasa
lelah.
"Kerja
bagus. Tapi, tahan sebentar lagi, ya. Ada orang yang ingin aku perkenalkan."
“Orang
yang ingin Freed perkenalkan kepadaku? Siapa?"
“Kurasa
itu tidak akan lama… Ah! Sebelum itu…”
“Lidi.”
Sebelum
Freed bisa melanjutkan, aku mendengar Kakak memanggilku.
Dia
sedang bersama Will dan Glen.
"Kakak."
“Yo,
kita semua terlihat cocok berkumpul seperti ini.”
Persis
seperti yang dikatakan Freed, semua orang yang berkumpul di sini memiliki masa
depan yang menjanjikan.
Putra
Mahkota, Pewaris Keluarga Duke sekaligus Komandan Divisi Penyihir, juga Pewaris
Keluarga Duke sekaligus Asisten Putra Mahkota. Lalu ada juga, anak kedua dari
Keluarga Duke, meski dia adalah anak kedua, tapi dia adalah salah satu Komandan
Ordo Ksatria.
Karena
masing-masing dari mereka adalah tipe keindahan yang berbeda, aku hanya bisa
tersenyum pahit saat aku mendengar desahan dari semua orang.
Bahkan
Kakakku, meski hanya demi penampilan, tapi dia memainkan peran dengan sempurna,
tapi aku hanya bisa tertawa saat mengingat seperti apa sifat aslinya.
Semua
orang ingin dekat dengan mereka, tapi sekarang setelah semua pria populer ini
berkumpul, sebenarnya mereka adalah orang-orang yang sulit didekati secara
proporsional.
Hanya
dengan melihat situasi yang tak terduga ini dari kejauhan, tidak ada seorang
pun yang mencoba mendekat.
Memanfaatkan
itu, aku berbicara dengan nada biasa.
“Will,
sudah lama tidak bertemu. Maaf, sebelumnya (Kejadian di Gerbang Transfer) aku tidak
menyadarimu. Will juga sudah berjuang dengan baik. Terima kasih.”
“…Iya.”
“!!
Haha!! Kau... Tiba-tiba memberikan pukulan terakhir... Seperti biasa
penampilanmu (tidak peka) memang yang terbaik.”
Aku
sedang berbicara pada Will, tapi untuk beberapa alasan Kakak yang tidak ada
hubungannya dengan itu tertawa terbahak-bahak dan menepuk pundakku. Glen yang
ada di sebelahnya juga memiliki ekspresi masam.
“Jangan
sentuh aku. Aku tidak mengerti apa yang Kakak katakan... Yang lebih penting,
Will apa kamu terluka? Kamu baik-baik saja?”
"…Tidak
apa-apa."
Aku
melepaskan tangan Kakak dari pundakku dan terus berbicara dengan Will.
Melihatku
dan Will yang seperti ini, wajah Glen seperti berkata aku mengerti.
“Jadi
begitu, ya… Aku mengerti.”
"Benarkan?"
Ketika
Glenn mengangguk, untuk beberapa alasan Kakak menunjukkan wajah yang sangat
puas.
Meski
aku merasa kalau ekspresi itu menjengkelkan, aku mencoba berbicara dengan Will
lagi, tapi sayangnya, aku tidak berhasil. Lenganku ditarik dari belakang.
“Ah…”
“…Lidi,
terlalu dekat. Menjauhlah.”
Aku
dipeluk dari belakang dan dibisikkan oleh Freed. Merasa nafasnya menggelitik
leherku, aku menundukkan kepalaku.
“Hya?”
“Ah…
Jangan bersuara seperti itu… Apa Lidi lupa apa yang aku katakan sebelumnya?”
…Hukuman
…Saat aku diingatkan akan kata itu, aku menggelengkan kepalaku dengan panik.
"Tidak,
tidak, tidak, aku tidak bermaksud seperti itu!"
“Tidak
peduli apa yang kamu pikirkan, itu tidak bagus. Lidi adalah tunanganku. Tidak
boleh berselingkuh, mengerti?”
“Berselingkuh,
katamu…”
Masih
memelukku erat, Freed tidak membiarkanku pergi. Aku bisa merasakan mata dari banyak
orang di aula ini terfokus pada tindakan Freed. Meski merasa tidak tahan dengan
semua ini, dengan enggan aku kembali berbicara dengan Will.
“Syukurlah
kamu tidak terluka. Ah, benar… Aku membuat makanan baru, pastikan untuk segera
berkunjung… Ah, tunggu… Freed?”
“Ah,
benar. Pamanku dan istrinya sepertinya datang dari jauh, kita harus segera
memberi salam kepada mereka.”
Aku
ditarik secara paksa dari Will.
Aku
pikir, tidak ada gunanya menentangnya. Jadi aku memanggil Will untuk terakhir
kalinya.
“Selamat
tinggal, Will. Sampai nanti!”
“Lidi?”
"Hiiii…"
Freed
memelototiku dengan wajah tersenyum yang menakutkan. Aku menguatkan diri karena
terlalu takut.
Mengambil
keuntungan dari diriku yang tidak bergerak, dengan cepat Freed membawaku pergi.
Kakak
dan Glen yang menyaksikan kejadian ini berbicara dengan berbisik.
"Lihat?
Itu di luar ekspektasi, bukan?"
“Kau
benar. Atau lebih tepatnya… Putri memang seperti itu…”
“Itulah
kenapa aku bilang kalau dia itu bodoh.”
"Kakak
juga, sedikit... Ah! Tidak, apapun yang Kakak katakan sekarang ini tidak ada
gunanya."
Sepertinya
mereka berbicara dengan berbisik-bisik, tapi aku bisa mendengar beberapa kata
dari pembicaraan mereka.
Dasar
Kakak bodoh! Siapa yang kau sebut bodoh!? Dasar bodoh!!
Meskipun aku ingin mengatakan kata-kata itu, tapi Freed yang menyeretku pergi saat ini terlihat sangat menakutkan, jadi aku harus mengurungkan niatku.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
2 Comments
Ayo min lanjutin lagi min terjemahinnya pls😭😭🙏
ReplyDeleteWow!! Setelah sekian lama... Ga nyangka akan ada orang yg ngasih respon
Delete(*/▽\*)
Thanks udh baca dan komen^ ^
Chapter selanjutnya udh up ya~
Semoga aku bisa kembali tl projek ini dgn terjadwal...
o(>ω<)o
Post a Comment