Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Lidi]
Setelah
aku berbicara dengan Cain, Clara kembali seolah-olah dia telah memperkirakan
waktunya.
Saat
aku melihat banyak gaun yang dibawa oleh para pelayan, meski aku telah
mempersiapkan diri, wajahku masih menunjukkan sebuah keterkejutan.
Memiliki semua gaun dengan desain yang rumit di hadapanku… Clara tersenyum padaku seolah mengatakan bagaimana menurut Anda?
“Putri.
Saya minta maaf karena membuat Anda menunggu. Silakan pilih pakaian favorit
Anda.”
“Eh…
Iya.”
Meski
jumlah gaun yang dibawanya terasa sedikit berlebihan, tapi karena aku menuai
apa yang kutabur sendiri, aku pun pasrah dan mengalihkan perhatian ke gaun-gaun
ini.
Sekilas
bentuk dan warnanya bermacam-macam, tapi semua gaun ini adalah gaun dengan desain
off-shoulder yang garis lehernya terbuka.
Padahal
gaunnya ada dalam berbagai bentuk… Tapi kenapa semuanya off-shoulder...
“Clara?
Apa ini hanya perasaanku saja, atau semua gaun ini memang berdesain off-shoulder…”
Aku
merasa aneh dan mencoba bertanya, Clara pun segera membalas dengan jelas.
“Ini
adalah perintah dari Putra Mahkota Frederick. Beliau ingin bagian atas dada
Anda terbuka, jadi kami menyiapkan gaun-gaun off-shoulder.”
"Aku
mengerti…"
Aku
mengerti. Itu adalah selera Freed, ya.
Tapi
kalau aku memakai gaun off-shoulder,
maka ‘Bunga Raja’ akan terlihat.
…Aku
ingin tahu apakah tidak apa-apa untuk tidak menyembunyikannya.
Karena
hal itu ada di pikiranku, aku pun memutuskan untuk mengonfirmasinya kepada
Freed secara langsung. Tapi untuk sekarang, sebaiknya aku memilih gaun yang
akan kupakai terlebih dahulu.
"Kurasa
yang ini tidak masalah."
Aku
menunjuk ke gaun berwarna perak. Warnanya yang terlihat akan sedikit berbeda
berdasarkan sudut yang dilihat, aku juga suka dengan bentuknya, garis ramping.
Melihat
apa yang kupilih, Clara langsung mengangguk.
"Baiklah.
Kalau begitu, mari kita mulai persiapannya."
Clara
menepuk tangannya dua kali, para pelayan lain mulai bergerak.
Masing-masing
dari mereka memiliki peran yang berbeda-beda. Kinerja mereka sangat terampil.
Itulah
yang kupikirkan saat mereka membantuku untuk bersiap-siap.
Kemudian,
di bawah komando Clara, aku disiapkan oleh mereka semua. Setelah ini, aku hanya
perlu menunggu Freed menjemputku.
Saat
Freed memasuki ruangan dan melihat penampilanku, dia tersenyum. Saat dia
mengatakan “Kamu sangat cantik.” tanpa sedikit pun rasa malu, aku membalasnya
dengan kata “Terima kasih.”
Entah
itu sanjungan atau hal lain, aku merasa senang karena dipuji.
Itu
adalah cerita yang tidak penting, tapi orang yang kutemui di masa lalu adalah
seorang pria yang tidak akan mengatakan ‘cinta’ sekalipun, mungkin orang itu
pikir bahwa itu tidak perlu. Tapi bagiku, hal-hal sepele seperti itu membuatku
bahagia.
Freed
memiliki kesan yang baik dalam hal itu. Dengan murah hati, dia sering
mengucapkan dan membisikkan kata-kata cinta.
Meskipun
aku sedikit malu dengan itu. Freed juga sudah berganti pakaian, dia memakai
pakaian yang cocok untuk pesta perayaan kemenangan...
"…Ah!"
Tanpa
sadar aku berteriak.
Aku
menutup mulutku karena panik, tapi sepertinya Freed tidak masalah dengan itu.
Dia
menatap wajahku, dan perlahan menatap dirinya sendiri.
"…Aku
mengerti."
Sepertinya
dia mengerti kenapa aku meninggikan suaraku.
Dia
tersenyum pahit seolah mengatakan mau
bagaimana lagi.
Aku
kasihan padanya, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku ini.
Dengan
kata lain, yang ingin kukatakan adalah…
‘Aku
sangat kecewa.’
Seperti
itulah.
Pakaiannya
adalah pakaian pesta bangsawan biasa.
Sebuah
justaucorps hitam yang dihiasi dengan
sulaman yang memesona, dan rompi dengan kancing emas. Dasi yang dilipat dengan
terampil dan ditata dengan indah sesuai mode terkini.
T/N: justaucorps – baju yang biasa dipake bangsawan di abad pertengahan… Bajunya kyk gni.
Itu
sangat cocok dengannya sebagai seorang pangeran. Aku pikir itu sangat cocok
untuknya, tapi…
Sayangnya,
itu jauh dari apa yang kusukai.
…Kenapa
bukan seragam militer? Atau lebih tepatnya, kenapa kamu berganti pakaian!?
Apa
membuatku kecewa adalah hal yang menyenangkan?
Meski
aku tidak mengatakan semua kata-kata itu, tampaknya wajah kecewa yang kubuat
sangat mudah terbaca.
Freed
menunjukkan ekspresi bersalah dan meletakkan tangannya di pipiku.
“…Lidi.
Jangan kecewa begitu."
“Ugh.
Maafkan aku."
Aku
tidak punya pilihan selain meminta maaf. Ini sepenuhnya salahku.
Meskipun
Freed memujiku, aku sudah bertindak sangat kasar.
Tapi,
aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berpikir bahwa itu memalukan.
Dengan
lembut Freed berkata kepadaku bahwa dia tidak keberatan.
“Pasti
Lidi kecewa. Tapi itu adalah baju untuk bertarung, aku tidak bisa memakainya
untuk pesta perayaan kemenangan. Apa yang aku pakai terakhir kali adalah pakaian
formal untuk upacara tertentu… Lidi mengerti?”
“Emm…
Aku mengerti.”
Melihat
wajahku yang terlihat sangat putus asa, Freed terus berusaha untuk membujukku.
…Tidak,
aku sangat mengerti.
Apa
yang dia kenakan terakhir kali adalah pakaian upacara bagi Keluarga Kerajaan,
dan yang dia pakai beberapa waktu lalu adalah pakaian komandan eksklusif yang
digunakan untuk pertempuran.
Logikanya,
aku mengerti kalau mereka bukanlah pakaian yang cocok untuk pesta perayaan
kemenangan yang diadakan malam ini.
Apalagi
pesta perayaan kemenangan hari ini, digelar untuk apresiasi kepada prajurit
biasa, dengan kata lain ini adalah pesta untuk pamer. Akibatnya… Tentu saja
Freed akan memakai pakaian ini. Aku sangat mengerti itu.
Tapi,
meski aku mengerti… Perasaanku saat ini adalah masalah yang berbeda.
Dengan
jelas aku bisa merasakan kalau kesenanganku telah pupus.
Ahh…!!!
Seragam militer benar-benar membuat pria terlihat 30% lebih keren.
Aku
menundukkan kepala karena kesal, karena aku tidak bisa merasakan denyutan kegembiraan
dan kegilaan yang membuncah, seperti yang aku rasakan untuk Freed sampai
beberapa saat yang lalu.
Sekali
lagi terungkap bahwa aku tidak tertarik dengan wajah Freed.
Rasanya
seperti daya tarik Freed itu kurang tanpa adanya seragam militer.
“Haa…
Memalukan.”
Saat
aku dengan serius menghela nafas sambil melihat wajah Freed, ekspresinya
berubah menjadi cukup rumit.
“…Aku
tidak membual, tapi ini pertama kalinya aku dibilang ‘memalukan’ oleh
seseorang.”
“Maaf…
Itu tidak sengaja.”
Tentu
saja, dengan ketampanan Freed yang ada di depanku ini, mungkin aku adalah satu-satunya
wanita yang akan mengatakan hal seperti itu. Aku ingin tahu apakah dia merasa
sakit hati.
Tanpa
sadar, ini kedua kalinya aku menunjukkan perilaku tidak sopanku, secara tidak
mengejutkan aku merasa bersalah dan dengan tulus meminta maaf.
Pria
tampan di depanku ini berkata kalau aku tidak perlu meminta maaf, dan tiba-tiba
dia menyipitkan matanya seolah melihat sesuatu yang lucu.
“Tadi
kupikir begitu, tapi Lidi tidak tertarik dengan wajahku, kan? Sebaliknya, aku
malah menjadi senang dengan itu.”
Meski
begitu…
Tapi
tetap saja, aku sudah bersikap sangat tidak sopan padanya… Aku pun mencoba
untuk memuji Freed dengan seluruh kekuatanku.
“Tidak,
menurutku Freed memiliki wajah yang cantik? Dan, em… Aku terbiasa menghargai
keindahan, tapi aku selalu terkesan… Ah! Ya ya, ini mungkin terlambat, tapi
menurutku penampilan hari ini sangat cocok untukmu, Freed!”
Yosh!
Aku berhasil mengatakannya!!
Aku
memandang Freed seolah-olah mengatakan aku
melakukan yang terbaik, tapi untuk beberapa alasan dia tampak seperti
berusaha menahan tawa.
“Yup…
Terima kasih.”
"…Freed?"
“Tidak,
itu bukan apa-apa…”
Saat
Freed menjawab dengan bahu yang bergetar, aku memiringkan kepalaku, merasa
tidak yakin dengan apa yang dia maksud. Pada akhirnya dia tertawa.
“Ahahaha!
Tidak, kupikir Lidi sudah mencoba mati-matian untuk memujiku, dan kamu berhasil!!
Wajah yang kamu buat itu sangat manis dan imut. Kalau Lidi menginginkannya, aku
akan memakai pakaian itu saat kita berdua, jadi untuk hari ini tahan dulu, ya?”
“…!?”
Menerima
penawaran yang sangat menarik ini, spontan aku menatap Freed dengan mata yang
dipenuhi dengan harapan.
Pada
saat itu, lagi-lagi Freed tertawa.
“Haha!
…Lidi, kamu jujur seperti biasanya. Aku sudah berjanji, kan? Tidak perlu
khawatir, aku selalu mengingatnya.”
“Ugh. Kalau begitu jangan tertawa.”
Setelah
menyeka air mata yang berkumpul di sudut matanya karena tertawa, Freed melihat
ke arah jam.
"Maaf
maaf. Ah, sudah hampir waktunya. Bisa kita pergi?"
"Ah…
Iya."
Aku
mengambil tangan yang dia ulurkan dan berdiri di sampingnya.
Lalu
aku tersadar bahwa aku tidak memakai penutup apapun untuk menutupi ‘Bunga
Raja’.
Ini
mungkin buruk.
“Clara,
apa tidak ada stole atau bolero?”
T/N: Waktu itu
bolero udah dijelasin, kan… Utk stole sendiri itu kyk syal gtu. Ini gambarnya…
Freed menatapku dengan wajah yang kebingungan saat aku memanggil Clara.
“Lidi?
Apa kamu kedinginan? Suhu di seluruh Istana kan dikontrol dengan seni magis.”
"Bukan
itu. Kurasa aku harus memakai stole, kalau tida ‘Bunga Raja’ akan terlihat."
Saat
aku mengatakan itu, Freed membuat wajah yang terlihat tidak senang.
Entah
bagaimana… Rasanya suhu di dalam ruangan turun beberapa derajat.
Freed
merajut alisnya yang indah dan mendekat ke arahku.
"Apa
maksudmu? Apa Lidi mencoba mengatakan bahwa Lidi benci memamerkan ‘bungaku’?"
Tidak,
aku tidak mengerti kenapa kamu malah berpikir begitu.
“Bukan
begitu. Bukankah 'Bunga Raja' adalah sesuatu yang harus disembunyikan sampai
Upacara Pernikahan?”
Waktu
itu siapa yang menyuruhku untuk menyembunyikan 'Bunga Raja', ya?
Saat
aku menjelaskan bahwa kupikir akan lebih baik untuk menyembunyikannya, akhirnya
Freed mengerti dan suasana hatinya pulih kembali.
Whoaa…
Pria ini merepotkan.
Aku
ingin menjaga jarak dengannya, tapi tampaknya Freed tidak peduli dengan sikapku
ini.
"Ah…
Aku belum mengatakannya, ya. Kalau Yang Mulia Raja sudah memastikannya, maka
tidak masalah untuk ditunjukkan. Lidi telah menerima sertifikasi dari Yang
Mulia Raja bahwa 'Bunga Raja' ini asli, jadi aku lebih suka kalau kamu
menunjukkannya ke semua orang."
Ah… Jadi begitu,
sekarang aku mengerti kenapa Freed memilih gaun off-shoulder.
Tapi,
aku berharap dia memberitahuku sebelum ini.
Karena
aku tidak tahu, ternyata selama ini aku mengkhawatirkan hal yang tidak perlu.
“Lagipula,
akan ada beberapa orang bodoh yang menentang kita karena kita terlalu dekat
padahal kita belum menikah. Jadi itu juga akan berfungsi sebagai pengekangan
terhadap orang-orang idiot semacam itu. Dengan 'Bunga Raja', tidak akan ada
yang bisa mengatakan bahwa kedekatan kita ini tidak layak.”
T/N:
Buat yang bingung… Maksudnya ‘dekat’ di
sini itu merujuk ke kejadian mereka yang pelukan pas di Gerbang Sihir, sama pas
Freed bawa Lidi ke kamarnya, ya. Karena ada beberapa fraksi bangsawan yang ga
suka pertunangan Lidi sama Freed karena dianggap sebagai pernikahan politik,
jadi pasti mereka bakal nganggap tindakan Freed itu tidak layak sebagai seorang
Putra Mahkota.
"Ah…"
‘Kesucian’
diperlukan untuk menikahi Keluarga Kerajaan, jadi sudah pasti ada beberapa
bangsawan yang berpikir bahwa kita harus ‘menjaga jarak’ sampai malam
pernikahan.
Itu
karena mereka tidak tahu bahwa ‘kesucian’ diperlukan untuk mendapatkan ‘Bunga
Raja’. Akibatnya bagi mereka, merupakan hal yang tidak wajar bagi seorang
Keluarga Kerajaan untuk dekat dengan tunangannya sebelum menikah.
Jadi
memamerkan 'Bunga Raja' pada dasarnya adalah untuk menyatakan bahwa dalam
‘prakteknya’ pernikahan sudah terjalin.
Meskipun
mereka tidak tahu kebenaran tentang 'Bunga Raja', semua orang yang tinggal di
negara ini tahu bahwa 'Bunga Raja' adalah bukti tak tergoyahkan dari Putri
Mahkota.
Bunga
yang tidak akan pernah bisa dihapus, cerita tentang 'Bunga Raja' sudah sangat terkenal.
“Untuk
berjaga-jaga, aku sudah bertanya pada Ayahanda saat Upacara Pertunangan. Aku
ingin kamu diakui bukan sebagai tunanganku, tapi sebagai Putri Mahkota. Kupikir
dalam prakteknya itu memiliki efek yang cukup besar pada para bangsawan.
Orang-orang di dalam Istana memperlakukan Lidi bukan sebagai tunanganku, tapi
sebagai Putri Mahkota... Tapi bukankah akan sempurna kalau bukti yang tak
tergoyahkan seperti ‘Bunga Raja’ ditunjukkan?”
Dengan
begitu, tidak ada yang bisa mengajukan keberatan.
Freed
memiliki ekspresi wajah yang begitu bahagia, tapi ada sesuatu di pikiranku.
“Emm…
Apakah ini benar-benar… Baik-baik saja?”
Freed
memang sudah bilang kalau dia sudah mendapatkan izin dari Yang Mulia Raja, tapi
apa ini benar-benar tidak apa-apa.
“Jangan
khawatir. Ada contoh yang sama… Aku tidak melakukan hal yang dilarang. Pangeran
negeri ini, yakni pamanku juga memberikan ‘Bunga Raja’ sebelum pertunangannya,
aku melakukan hal yang sama sepertinya.”
Karena itu Lidi tidak
perlu khawatir, kata Freed. Meskipun aku terkejut, aku
tetap bisa berbicara.
“Meski
kamu tidak berbuat sejauh itu, bukankah cukup jika aku tidak tinggal di kamarmu
sampai Upacara Pernikahan?”
Dengan
begitu, gosip-gosip yang tidak mengenakkan bisa dihindari.
Kupikir
asal aku tidak terlalu dekat dengan Freed, terutama tidak masuk ke kamarnya sampai
Upacara Pernikahan nanti, maka tidak akan ada gosip yang beredar.
Aku
pikir itu tidak akan menjadi masalah karena kita akan segera menikah, tapi
Freed berkata sambil tersenyum…
"Ditolak!"
"Freed?"
"Tidak.
Aku tidak akan pernah mengizinkan itu."
Aku
pikir ini akan menjadi kesimpulan yang wajar, tapi Freed benar-benar menolak
penawaranku.
Dia
tersenyum, tapi tidak dengan matanya.
“…Kenapa?
Itu akan menjadi cara termudah."
Freed
itu menakutkan. Entah bagaimana, aku tetap bisa bertanya padanya, tapi dia
menggelengkan kepalanya, dengan matanya yang masih belum tersenyum.
“Jika
kita melakukan itu, maka sampai Upacara Pernikahan aku tidak akan bisa memeluk
Lidi. Mana mungkin aku bisa bertahan… Mendapatkan banyak pekerjaan masih lebih
baik dibanding tidak bisa menemui Lidi.”
Kalau itu terjadi, aku
akan mengunjungi Kediaman Vivouare untuk menemui Lidi sepanjang waktu,
kata Freed dengan wajah serius.
"Err…
Begitukah…"
Aku
sangat terkejut karena hanya itu yang bisa menjadi alasanku untuk
menghindarinya.
Seketika,
aku merasa seperti mataku berubah menjadi titik.
Pria
ini benar-benar tidak bisa menahan diri sama sekali.
"Lidi
juga, kamu akan menyukainya (tidak akan bertemu sampai menikah), kan?"
“Hah?”
Dia
bertanya padaku.
Aku
sangat bingung… Bagaimana aku harus membalas pertanyaannya.
Freed
menatapku dengan senyum tipis. Senyumannya membuat punggungku menggigil.
Mungkin
itu hanya imajinasiku, tapi aku rasa hal buruk akan terjadi kalau aku salah
menjawab.
“Lidi?”
“Eh…
Ah... Hmm… Aku juga… Iya… Kurasa?”
Sekali
lagi Freed bertanya kepadaku, dan sambal mengalihkan pandanganku… Aku
mengangguk kepadanya.
Melihatku
mengangguk setuju, meski dengan canggung, Freed menunjukkan senyumnya yang
biasa. Udara mengintimidasi yang dia keluarkan tadi kini lenyap.
“Syukurlah.
Kalau aku sampai mendengar jawaban yang berbeda, maka aku tidak punya pilihan
lain selain bertanya secara langsung pada tubuh Lidi.”
Apa!!?
Aku
berkeringat dingin mendengar kata-kata Freed.
Itu
hampir saja! Malam ini sudah akan mengerikan, kalau tadi aku salah menjawab
maka malam ini akan menjadi lebih tragis lagi.
“Hahaha…
Ayo pergi, Freed.”
Ingin
mengubah topik dengan segala cara, aku mendesak Freed untuk segera pergi.
Dia
menatap jam, dan mengibaskan rambutnya, menatapku.
Anehnya,
tatapannya terasa er*tis.
“Ah,
sudah waktunya… Hei, Lidi? Karena ini kewajiban, mau bagaimana lagi, tapi jika
sudah selesai dan sudah sesuai… Kita akan langsung meninggalkan pesta, oke? Aku
ingin kita berduaan secepat mungkin…”
Dia
tidak memakai seragam militer, tapi suara dan matanya yang diwarnai dengan ga*rah
mengejutkanku.
Telingaku
terasa panas. Merasa malu, aku menjawab dengan suara kecil.
“I…
Iya. Nanti, ya.”
Meskipun
aku menundukkan kepala, tampaknya aku memberikan jawaban yang tepat.
Diiringi oleh Freed yang terlihat begitu bahagia, tak heran jika dia mulai bersenandung atau bernyanyi, akhirnya kami menginjakkan kaki ke acara utama malam ini, pesta perayaan kemenangan.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment