Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 59 – Dia dan Definisi Cintanya


[POV Lidi]

…Akhirnya, aku sendiri.

Aku sudah memeriksa berkali-kali. Mengonfirmasi bahwa tidak ada orang di dekatku, aku menghela napas.

Setelah menerima pendapat Clara bahwa meskipun tidak ada waktu, aku harus segera berganti pakaian baru, butuh waktu 30 menit untuk memeriksa gaun yang mereka bawa.

Faktanya, semua gaun yang ditata tadi tidak kalah indahnya, tapi aku menolak semuanya.

Alasannya sederhana. Aku ingin berbicara dengan Cain apapun yang terjadi, jadi aku mencari kesempatan untuk menyendiri. Itulah alasannya.

“Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf, aku menyukai gaun-gaun tadi. Semuanya indah, aku ingin sekali memakainya, tapi hari ini sedikit…”

Aku terus menolak gaun-gaun yang ditunjukkan dengan mengatakan kata-kata itu.

“Mohon tunggu sebentar. Saya akan membawa sesuatu yang akan diakui tanpa gagal.”

Terlepas dari keegoisanku, untuk beberapa alasan Clara berbicara dengan suara yang lebih kuat dan dengan bersemangat pergi membawa para pelayan lainnya.

Aku tidak tahu berapa lama mereka akan membawa gaun untukku, tapi aku harus mengulur waktu.

Sekarang tinggal berbicara dengan Cain.

Aku memanggil Cain dengan berbisik.

“Cain… Cain, kamu di sini?”

Saat memanggilnya aku berpikir…

…Kenapa semua ini bisa terjadi.

Aku mengingat kembali kejadian selama sebulan terakhir ini.

Freed dan aku, awalnya kami adalah pasangan dalam pernikahan yang diatur. Biasanya tidak ada cinta di dalamnya.

Aku pergi ke sebuah pesta untuk menjauhkannya, tapi entah bagaimana dia jatuh cinta pada pandangan pertama kepadaku dan tiba-tiba memberiku 'Bunga Raja', dan saat aku menyadarinya, kami menjadi resmi bertunangan.

Saat aku masih linglung, dia benar-benar menghilangkan semua rintangan dan memblokir semua rute pelarian untukku.

Haruskah aku mengagumi kemampuannya yang brilian, atau terpesona oleh keputusasaannya…

Terlebih… Setiap kami bertemu, aku selalu ‘dipeluk’ olehnya.

Entah bagaimana, aku takut terhadap diriku sendiri yang tidak bisa menolak godaan darinya.

Bahkan sekarang, aku kehilangan diriku sendiri karena Freed.

“Hm?”

Berpikir sampai di situ, tiba-tiba saja tingkah anehku hari ini terganggu. Mari kita mengingat kembali dari awal sampai akhir.

…Err, kami berpelukan dengan segenap kekuatan kami di depan umum, setelah itu aku masuk ke kamarnya dan berjanji untuk menginap… Meskipun sekarang kami tidak ‘melakukannya’, tapi nanti kami tetap akan ‘melakukannya’.

......

…Uaahhhh…

Tanpa sengaja aku memegangi kepalaku.

“Bukankah kita bertingkah seperti pasangan yang mesra…!”

Tidak Tidak Tidak. Tidak ada jalan. Tidak ada jalan.

Dalam hati, aku menggelengkan kepala.

Lagipula, Freed yang salah karena berkata kalau dia mencintaiku, aku belum menganggapnya seperti itu… Kurasa.

Tidak, jika ditanya apakah aku suka atau benci terhadap Freed, apa jawabannya akan seperti itu? Tapi itu hanya secara pribadi, bukan dalam arti romantis… Mungkin.

Sebuah kata ambigu menyelinap di akhir pemikiranku, sejujurnya aku tidak memahaminya dengan baik.

Aku pernah jatuh cinta di kehidupanku yang sebelumnya. Aku juga pernah menjalin hubungan, tentu itu juga termasuk melakukan hubungan se*sual.

Bahkan aku masih mengingat hal itu.

Meski itu hanya waktu yang singkat, hari-hari yang kuhabiskan itu membuat hatiku berdenyut-denyut, merasa pahit, dan sedih, aku pun menyadari bahwa itu adalah cinta.

Tapi, perasaanku terhadap Freed saat ini benar-benar berbeda.

Perasaan terhadapnya lebih kuat.

Saat aku memikirkannya, dadaku sakit. Air mata yang sangat menyakitkan keluar.

Rasanya tak tertahankan dirangsang oleh emosi kuat yang tidak bisa kuungkapkan sendiri. Rasanya seperti bukan diriku sendiri.

Lagipula, saat aku reuni dengan Freed beberapa saat lalu, tanpa sadar aku memeluknya.

Aku tersapu oleh emosi dan dorongan hati.

…Aku tidak mengenali emosi seperti itu. Benar-benar berbeda dari waktu itu.

Pada akhirnya, emosiku terhadap Freed terlalu berbeda dari yang kutahu, jadi aku benar-benar bingung.

Aku tidak mengerti perasaan apa yang kumiliki terhadapnya.

Namun, untuk beberapa alasan, aku memiliki penolakan yang aneh untuk tidak mengatakan bahwa itu bukan cinta.

…Ah, aku bingung.

Kembali ke pokok bahasan, masalah terbesar saat ini adalah kenyataan bahwa aku tidak menolaknya.

Bahkan jika pada awalnya aku tidak punya pilihan, bagaimanapun juga kupikir tidak baik untuk terus memiliki ‘hubungan’ seperti ini.

Apakah tidak terlalu kasar untuk mengulangi hal seperti itu dengan perasaan samar-samar ketika dia mengatakan bahwa dia mencintaiku.

Meskipun aku merasa bahwa semua ini sudah terlambat, sampai aku menyadari perasaanku, atau saat malam pertama setelah upacara pernikahan nanti, kupikir akan lebih baik untuk memiliki hubungan yang murni...

Itu tidak mungkin, bukan―――

Mengingat betapa tak tertandinginya Freed, melakukan ‘ini’ dan ‘itu’ bersamanya beberapa waktu yang lalu, aku menurunkan bahuku, merasa kecewa.

Dia tidak pernah setuju untuk itu.

Kurasa, aku akan dibujuk dengan sekuat tenaga olehnya. Dia akan mengatakan sesuatu seperti ‘ini tidak masalah.”

Pertama-tama, sikap Ayah dan Yang Mulia Raja beberapa waktu yang lalu sudah menunjukkan semuanya.

Orang yang paling sering kukeluhkan, mengenali kami.

Tidak mungkin aku bisa mengomel kepada mereka.

Dan masalah terbesar adalah, aku justru selalu terbawa suasana.

…Yup, semakin aku berpikir, semakin aku merasa bodoh.

Benar, bagaimanapun juga aku akan terbawa suasana. Lalu, apa gunanya mengkhawatirkan itu.

Meskipun perasaanku padanya masih belum pasti, pernikahan sudah menjadi hal yang sudah diputuskan, dan aku tidak pernah menolak untuk ‘dipeluk’ oleh Freed.

Sebaliknya, aku menyukainya. Ah, benar juga. Aku mengakuinya. Karena, di manapun dia menyentuh rasanya menyenangkan. Apa yang salah dengan menginginkan yang lebih?

Aku sangat sadar bahwa aku telah terhanyut oleh kesenangan.

Tapi tetap saja, mau bagaimana lagi, karena aku yakin , aku ingin disentuh olehnya.

Bahkan sekarang aku tidak bisa berhenti.

Mencapai kesimpulan itu, aku mengangguk pada diriku sendiri.

Baiklah, mari kita berhenti memikirkan hal-hal yang tidak biasa, lagipula, aku ingin hal-hal seperti ini terus berlanjut.

Maka tidak peduli apa yang terjadi nanti, aku tidak akan menyesalinya.

Aku akan memahami arti dari perasaan ini suatu hari nanti.

Sampai saat itu aku hanya bisa mengikuti emosi ini.

Tidak sepertiku yang berhenti dari kekhawatiran.

Mari kita lihat seberapa jauh aku bisa melangkah maju.

“Yo, Putri. Anda memanggil?”

“Kyaaa!”

Aku tidak menyadarinya karena sedang melamun.

Aku mendengar suara tepat di sebelahku, dan ketika aku mengangkat wajahku karena terkejut, aku bisa melihat sosok Cain yang muncul sebelum aku menyadarinya.

Aku menangguhkan pikiranku, dan meskipun lega karena dia muncul, aku menjadi bertanya-tanya, dari mana dia berasal.

“…Kamu mengagetkanku. Selama ini kamu ada di mana?”

“Hm? Yah, di sana-sini. Pertama-tama, aku menonton adegan reuni Putri dan Putra Mahkota yang dirumorkan dari atas pohon? Kalian lebih intim dari yang diharapkan?”

“Ugh…”

Dia mengatakan hal seperti itu sambil tersenyum, itu membuatku membeku.

Dari semua hal, yang Cain lihat adalah tindakanku yang memalukan di mata publik itu, ya.

…Dan aku menjadi sadar akan hal yang serius.

Aku benar-benar lupa, tetapi pada akhirnya tidak ada adegan cinta yang terungkap dengan kekuatan penuh!!

Apa yang harus kulakukan…

Aku merasa kalau dalam sekejap wajahku menjadi pucat.

Aku tidak tahan dengan situasi ini.

Dengan gugup aku mengintip Cain.

“Kain… Umm…”

"Lalu? Ada apa? Selanjutnya, Putri akan pergi ke pesta perayaan kemenangan, kan?"

Cain bertanya seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi.

Tidak ada perubahan dalam ekspresinya.

…Mungkinkah dia tidak melihatnya?

Saat aku sampai pada kesimpulan ini, aku mengerti kemungkinannya.

Benar, melihat ekspresi dan sikap tenang Cain… Tampaknya Cain tidak melihat kemesraanku dengan Freed tadi. Itu artinya Cain tidak melihat…!!

Aku merasa lega dari lubuk hatiku dengan sikapnya yang sama sekali tidak berubah.

Aku selamat… Sekarang setelah aku tenang, aku beralih ke topik utama.

“Umm, Cain. Sulit untuk mengatakannya, tapi…”

Krisis sudah hilang, tapi sangat memalukan bagiku untuk mengatakannya…

Mengatakan secara tegas bahwa aku tidak ingin dia masuk ke ruangan ini sama saja dengan menyatakan bahwa aku akan ‘melakukannya’ malam ini. Apakah mungkin untuk mengatakan dengan keberanian biasa.

Tapi, aku tidak bisa menjelaskannya padanya.

Aku sudah berjanji pada Freed, untuk menghabiskan malam dengannya tanpa kecemasan, itu adalah sesuatu yang harus kukatakan pada Cain sekarang.

Dengan tegas aku membuka mulutku.

“Cain… Malam ini… Aku akan tinggal di sini… Umm, bisakah kamu tidak mendekati ruangan ini?”

“……”

Cain tidak menjawab. Menjadi sadar diri, wajahku memerah.

Saat aku menundukkan kepalaku dan menggeliat karena malu, aku mendengar suara berkata “Aahhh...”

Aku mengangkat kepalaku untuk melihat Cain yang menggaruk rambutnya dengan canggung.

“…Ah, ya, aku mengerti. Aku bisa melihat bahwa hubungan kalian amat mesramu, jadi aku tidak akan mengganggu. Atau lebih tepatnya, bagaimanapun juga aku tidak akan bisa mendekati ruangan ini ketika Putra Mahkota ada di dalam. Dia membangun segel penghalang yang mengerikan di sekitar ruangan ini.”

"Segel penghalang?"

Saat aku meminta penjelasan dari Cain, dia langsung mengatakannya.

“Putri tidak menyadarinya? Putra Mahkota mendirikan segel penghalang yang sangat kuat di sekitar ruangan ini? Mungkin, syarat aktivasi segel ini adalah Putra Mahkota harus berada di kamar. Dia tidak ada sekarang, kan? Itu sebabnya aku bisa masuk, tapi saat Putra Mahkota ada di sini, aku tidak bisa mendekat ke sini sama sekali.”

Cain seakan-akan berkata ‘Seperti yang diharapkan dari Putra Mahkota yang Sempurna, tidak mungkin aku bisa mendekat ke sini’, Cain tersenyum pahit tapi aku cukup lega sampai rasanya ingin menangis saat memperoleh bukti konklusif bahwa adegan mesraku beberapa waktu lalu tidak terlihat oleh Cain.

“Bagaimanapun juga, Putra Mahkota pasti menjadi target dari banyak orang. Mengaktifkan segel penghalang seperti ini sangat normal, mungkin itu terjadi di tingkat bawah sadarnya. Mungkin juga itu adalah bentuk pertahanan diri yang digunakan dari masa lalu? Yah, apapun itu, aku masih bisa selamat. Setidaknya saat Putri bersama Putra Mahkota, aku tidak perlu khawatir.”

Saat Cain mengamati ruangan dengan mata pembunuh dan berkata seperti itu, aku menjadi sangat berterima kasih kepada Freed dalam pikiranku. Sedikit pun aku tidak memperhatikan dia mendirikan segel penghalang seperti itu, berkat itu Cain tidak mengetahui kemesraan kami.

Ketika aku berpikir kalau dia mungkin menonton, rasanya aku akan mati.

“Itu sebabnya tidak akan ada masalah. Namun, tolong pastikan untuk memanggilku saat kembali ke rumah besok. Di mana pun itu, aku pasti bisa mendengar panggilan dari Putri.”

“Bahkan jika kamu memberitahuku, aku tidak bisa menggunakan sihir?”

Setelah merasa lega, kini aku menjadi keberatan dengan kata-kata Cain.

Bahkan jika dia mengatakan untuk memanggilnya, aku tidak punya cara untuk melakukan itu. Karena aku sudah memberi tahu Cain tentang masalah sihirku, seharusnya dia mengerti.

Saat aku keberatan, alisku menjadi mengerut, Cain menoleh ke belakang dan berkata bahwa itu tidak akan menjadi masalah.

"Putri tidak perlu khawatir. Untuk melakukannya Putri tidak membutuhkan sihir, itu adalah keuntungan dari kontrak. Putri hanya perlu memanggilku, aku bisa segera mengetahuinya."

“Hmph… Aku tidak begitu mengerti, tapi… Tapi kalau begitu, baiklah, aku mengerti.”

Diberitahu untuk mengandalkannya dengan penuh keyakinan, aku mengangguk.

Seolah lega, Cain terus berbicara.

“Tapi aku senang tampaknya rumor bahwa Putra Mahkota adalah orang yang kuat itu benar. Aku sempat bertanya-tanya apakah dalam kasus terburuk, aku harus terus bersama Putri saat siang dan malam, jujur saja aku merasa lega dengan itu.”

Saat Cain tertawa terbahak-bahak, rasanya dia seperti mengatakan ‘Dengan itu, aku tidak perlu menonton adegan cinta Tuanku dengan tunangannya’ Huwaaaa… Rasanya aku ingin melarikan diri.

“Bukankah itu bagus? Kalian tampak dekat, kurasa Putri cocok dengannya? Jika Putri tidak membencinya, aku tidak akan mengatakan apa-apa. Tapi, kumohon, jangan pernah sendirian. Saat itu terjadi, tolong Putri segera memanggilku… Seperti ini. Aku menjadi sangat khawatir saat Putri tidak bersama Putra Mahkota.”

“Cain… Bukankah kamu terlalu khawatir?”

“…Itu lebih baik dari pada semuanya terlambat. Putri mengerti?”

“…Yup, aku mengerti.”

Aku merasakan ada kepercayaan di mata Cain yang tajam, aku pun tertawa sambil menundukkan kepalaku.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?