Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Lidi]
…Akhirnya,
aku sendiri.
Aku
sudah memeriksa berkali-kali. Mengonfirmasi bahwa tidak ada orang di dekatku,
aku menghela napas.
Setelah menerima pendapat Clara bahwa meskipun tidak ada waktu, aku harus segera berganti pakaian baru, butuh waktu 30 menit untuk memeriksa gaun yang mereka bawa.
Faktanya,
semua gaun yang ditata tadi tidak kalah indahnya, tapi aku menolak semuanya.
Alasannya
sederhana. Aku ingin berbicara dengan Cain apapun yang terjadi, jadi aku
mencari kesempatan untuk menyendiri. Itulah alasannya.
“Maafkan
aku. Aku benar-benar minta maaf, aku menyukai gaun-gaun tadi. Semuanya indah,
aku ingin sekali memakainya, tapi hari ini sedikit…”
Aku
terus menolak gaun-gaun yang ditunjukkan dengan mengatakan kata-kata itu.
“Mohon
tunggu sebentar. Saya akan membawa sesuatu yang akan diakui tanpa gagal.”
Terlepas
dari keegoisanku, untuk beberapa alasan Clara berbicara dengan suara yang lebih
kuat dan dengan bersemangat pergi membawa para pelayan lainnya.
Aku
tidak tahu berapa lama mereka akan membawa gaun untukku, tapi aku harus
mengulur waktu.
Sekarang
tinggal berbicara dengan Cain.
Aku
memanggil Cain dengan berbisik.
“Cain…
Cain, kamu di sini?”
Saat
memanggilnya aku berpikir…
…Kenapa
semua ini bisa terjadi.
Aku
mengingat kembali kejadian selama sebulan terakhir ini.
Freed
dan aku, awalnya kami adalah pasangan dalam pernikahan yang diatur. Biasanya
tidak ada cinta di dalamnya.
Aku
pergi ke sebuah pesta untuk menjauhkannya, tapi entah bagaimana dia jatuh cinta
pada pandangan pertama kepadaku dan tiba-tiba memberiku 'Bunga Raja', dan saat
aku menyadarinya, kami menjadi resmi bertunangan.
Saat
aku masih linglung, dia benar-benar menghilangkan semua rintangan dan memblokir
semua rute pelarian untukku.
Haruskah
aku mengagumi kemampuannya yang brilian, atau terpesona oleh keputusasaannya…
Terlebih…
Setiap kami bertemu, aku selalu ‘dipeluk’ olehnya.
Entah
bagaimana, aku takut terhadap diriku sendiri yang tidak bisa menolak godaan
darinya.
Bahkan
sekarang, aku kehilangan diriku sendiri karena Freed.
“Hm?”
Berpikir
sampai di situ, tiba-tiba saja tingkah anehku hari ini terganggu. Mari kita
mengingat kembali dari awal sampai akhir.
…Err,
kami berpelukan dengan segenap kekuatan kami di depan umum, setelah itu aku
masuk ke kamarnya dan berjanji untuk menginap… Meskipun sekarang kami tidak ‘melakukannya’,
tapi nanti kami tetap akan ‘melakukannya’.
......
…Uaahhhh…
Tanpa
sengaja aku memegangi kepalaku.
“Bukankah
kita bertingkah seperti pasangan yang mesra…!”
Tidak
Tidak Tidak. Tidak ada jalan. Tidak ada jalan.
Dalam
hati, aku menggelengkan kepala.
Lagipula,
Freed yang salah karena berkata kalau dia mencintaiku, aku belum menganggapnya
seperti itu… Kurasa.
Tidak,
jika ditanya apakah aku suka atau benci terhadap Freed, apa jawabannya akan
seperti itu? Tapi itu hanya secara pribadi, bukan dalam arti romantis… Mungkin.
Sebuah
kata ambigu menyelinap di akhir pemikiranku, sejujurnya aku tidak memahaminya
dengan baik.
Aku
pernah jatuh cinta di kehidupanku yang sebelumnya. Aku juga pernah menjalin
hubungan, tentu itu juga termasuk melakukan hubungan se*sual.
Bahkan
aku masih mengingat hal itu.
Meski
itu hanya waktu yang singkat, hari-hari yang kuhabiskan itu membuat hatiku
berdenyut-denyut, merasa pahit, dan sedih, aku pun menyadari bahwa itu adalah
cinta.
Tapi,
perasaanku terhadap Freed saat ini benar-benar berbeda.
Perasaan
terhadapnya lebih kuat.
Saat
aku memikirkannya, dadaku sakit. Air mata yang sangat menyakitkan keluar.
Rasanya
tak tertahankan dirangsang oleh emosi kuat yang tidak bisa kuungkapkan sendiri.
Rasanya seperti bukan diriku sendiri.
Lagipula,
saat aku reuni dengan Freed beberapa saat lalu, tanpa sadar aku memeluknya.
Aku
tersapu oleh emosi dan dorongan hati.
…Aku
tidak mengenali emosi seperti itu. Benar-benar berbeda dari waktu itu.
Pada
akhirnya, emosiku terhadap Freed terlalu berbeda dari yang kutahu, jadi aku benar-benar
bingung.
Aku
tidak mengerti perasaan apa yang kumiliki terhadapnya.
Namun,
untuk beberapa alasan, aku memiliki penolakan yang aneh untuk tidak mengatakan
bahwa itu bukan cinta.
…Ah,
aku bingung.
Kembali
ke pokok bahasan, masalah terbesar saat ini adalah kenyataan bahwa aku tidak
menolaknya.
Bahkan
jika pada awalnya aku tidak punya pilihan, bagaimanapun juga kupikir tidak baik
untuk terus memiliki ‘hubungan’ seperti ini.
Apakah
tidak terlalu kasar untuk mengulangi hal seperti itu dengan perasaan
samar-samar ketika dia mengatakan bahwa dia mencintaiku.
Meskipun
aku merasa bahwa semua ini sudah terlambat, sampai aku menyadari perasaanku, atau
saat malam pertama setelah upacara pernikahan nanti, kupikir akan lebih baik
untuk memiliki hubungan yang murni...
Itu
tidak mungkin, bukan―――
Mengingat
betapa tak tertandinginya Freed, melakukan ‘ini’ dan ‘itu’ bersamanya beberapa
waktu yang lalu, aku menurunkan bahuku, merasa kecewa.
Dia
tidak pernah setuju untuk itu.
Kurasa,
aku akan dibujuk dengan sekuat tenaga olehnya. Dia akan mengatakan sesuatu
seperti ‘ini tidak masalah.”
Pertama-tama,
sikap Ayah dan Yang Mulia Raja beberapa waktu yang lalu sudah menunjukkan
semuanya.
Orang
yang paling sering kukeluhkan, mengenali kami.
Tidak
mungkin aku bisa mengomel kepada mereka.
Dan
masalah terbesar adalah, aku justru selalu terbawa suasana.
…Yup,
semakin aku berpikir, semakin aku merasa bodoh.
Benar,
bagaimanapun juga aku akan terbawa suasana. Lalu, apa gunanya mengkhawatirkan
itu.
Meskipun
perasaanku padanya masih belum pasti, pernikahan sudah menjadi hal yang sudah
diputuskan, dan aku tidak pernah menolak untuk ‘dipeluk’ oleh Freed.
Sebaliknya,
aku menyukainya. Ah, benar juga. Aku mengakuinya. Karena, di manapun dia
menyentuh rasanya menyenangkan. Apa yang salah dengan menginginkan yang lebih?
Aku
sangat sadar bahwa aku telah terhanyut oleh kesenangan.
Tapi
tetap saja, mau bagaimana lagi, karena aku yakin , aku ingin disentuh olehnya.
Bahkan
sekarang aku tidak bisa berhenti.
Mencapai
kesimpulan itu, aku mengangguk pada diriku sendiri.
Baiklah,
mari kita berhenti memikirkan hal-hal yang tidak biasa, lagipula, aku ingin
hal-hal seperti ini terus berlanjut.
Maka
tidak peduli apa yang terjadi nanti, aku tidak akan menyesalinya.
Aku
akan memahami arti dari perasaan ini suatu hari nanti.
Sampai
saat itu aku hanya bisa mengikuti emosi ini.
Tidak
sepertiku yang berhenti dari kekhawatiran.
Mari
kita lihat seberapa jauh aku bisa melangkah maju.
“Yo,
Putri. Anda memanggil?”
“Kyaaa!”
Aku
tidak menyadarinya karena sedang melamun.
Aku
mendengar suara tepat di sebelahku, dan ketika aku mengangkat wajahku karena
terkejut, aku bisa melihat sosok Cain yang muncul sebelum aku menyadarinya.
Aku
menangguhkan pikiranku, dan meskipun lega karena dia muncul, aku menjadi
bertanya-tanya, dari mana dia berasal.
“…Kamu
mengagetkanku. Selama ini kamu ada di mana?”
“Hm?
Yah, di sana-sini. Pertama-tama, aku menonton adegan reuni Putri dan Putra
Mahkota yang dirumorkan dari atas pohon? Kalian lebih intim dari yang
diharapkan?”
“Ugh…”
Dia
mengatakan hal seperti itu sambil tersenyum, itu membuatku membeku.
Dari
semua hal, yang Cain lihat adalah tindakanku yang memalukan di mata publik itu,
ya.
…Dan
aku menjadi sadar akan hal yang serius.
Aku
benar-benar lupa, tetapi pada akhirnya tidak ada adegan cinta yang terungkap
dengan kekuatan penuh!!
Apa
yang harus kulakukan…
Aku
merasa kalau dalam sekejap wajahku menjadi pucat.
Aku
tidak tahan dengan situasi ini.
Dengan
gugup aku mengintip Cain.
“Kain…
Umm…”
"Lalu?
Ada apa? Selanjutnya, Putri akan pergi ke pesta perayaan kemenangan, kan?"
Cain
bertanya seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi.
Tidak
ada perubahan dalam ekspresinya.
…Mungkinkah
dia tidak melihatnya?
Saat
aku sampai pada kesimpulan ini, aku mengerti kemungkinannya.
Benar,
melihat ekspresi dan sikap tenang Cain… Tampaknya Cain tidak melihat
kemesraanku dengan Freed tadi. Itu artinya Cain tidak melihat…!!
Aku
merasa lega dari lubuk hatiku dengan sikapnya yang sama sekali tidak berubah.
Aku
selamat… Sekarang setelah aku tenang, aku beralih ke topik utama.
“Umm,
Cain. Sulit untuk mengatakannya, tapi…”
Krisis
sudah hilang, tapi sangat memalukan bagiku untuk mengatakannya…
Mengatakan
secara tegas bahwa aku tidak ingin dia masuk ke ruangan ini sama saja dengan
menyatakan bahwa aku akan ‘melakukannya’ malam ini. Apakah mungkin untuk
mengatakan dengan keberanian biasa.
Tapi,
aku tidak bisa menjelaskannya padanya.
Aku
sudah berjanji pada Freed, untuk menghabiskan malam dengannya tanpa kecemasan,
itu adalah sesuatu yang harus kukatakan pada Cain sekarang.
Dengan
tegas aku membuka mulutku.
“Cain…
Malam ini… Aku akan tinggal di sini… Umm, bisakah kamu tidak mendekati ruangan
ini?”
“……”
Cain
tidak menjawab. Menjadi sadar diri, wajahku memerah.
Saat
aku menundukkan kepalaku dan menggeliat karena malu, aku mendengar suara
berkata “Aahhh...”
Aku
mengangkat kepalaku untuk melihat Cain yang menggaruk rambutnya dengan canggung.
“…Ah,
ya, aku mengerti. Aku bisa melihat bahwa hubungan kalian amat mesramu, jadi aku
tidak akan mengganggu. Atau lebih tepatnya, bagaimanapun juga aku tidak akan bisa
mendekati ruangan ini ketika Putra Mahkota ada di dalam. Dia membangun segel penghalang
yang mengerikan di sekitar ruangan ini.”
"Segel
penghalang?"
Saat
aku meminta penjelasan dari Cain, dia langsung mengatakannya.
“Putri
tidak menyadarinya? Putra Mahkota mendirikan segel penghalang yang sangat kuat
di sekitar ruangan ini? Mungkin, syarat aktivasi segel ini adalah Putra Mahkota
harus berada di kamar. Dia tidak ada sekarang, kan? Itu sebabnya aku bisa
masuk, tapi saat Putra Mahkota ada di sini, aku tidak bisa mendekat ke sini sama
sekali.”
Cain
seakan-akan berkata ‘Seperti yang diharapkan dari Putra Mahkota yang Sempurna,
tidak mungkin aku bisa mendekat ke sini’, Cain tersenyum pahit tapi aku cukup
lega sampai rasanya ingin menangis saat memperoleh bukti konklusif bahwa adegan
mesraku beberapa waktu lalu tidak terlihat oleh Cain.
“Bagaimanapun
juga, Putra Mahkota pasti menjadi target dari banyak orang. Mengaktifkan segel
penghalang seperti ini sangat normal, mungkin itu terjadi di tingkat bawah
sadarnya. Mungkin juga itu adalah bentuk pertahanan diri yang digunakan dari
masa lalu? Yah, apapun itu, aku masih bisa selamat. Setidaknya saat Putri
bersama Putra Mahkota, aku tidak perlu khawatir.”
Saat
Cain mengamati ruangan dengan mata pembunuh dan berkata seperti itu, aku menjadi
sangat berterima kasih kepada Freed dalam pikiranku. Sedikit pun aku tidak
memperhatikan dia mendirikan segel penghalang seperti itu, berkat itu Cain
tidak mengetahui kemesraan kami.
Ketika
aku berpikir kalau dia mungkin menonton, rasanya aku akan mati.
“Itu
sebabnya tidak akan ada masalah. Namun, tolong pastikan untuk memanggilku saat
kembali ke rumah besok. Di mana pun itu, aku pasti bisa mendengar panggilan
dari Putri.”
“Bahkan
jika kamu memberitahuku, aku tidak bisa menggunakan sihir?”
Setelah
merasa lega, kini aku menjadi keberatan dengan kata-kata Cain.
Bahkan
jika dia mengatakan untuk memanggilnya, aku tidak punya cara untuk melakukan itu.
Karena aku sudah memberi tahu Cain tentang masalah sihirku, seharusnya dia mengerti.
Saat
aku keberatan, alisku menjadi mengerut, Cain menoleh ke belakang dan berkata
bahwa itu tidak akan menjadi masalah.
"Putri
tidak perlu khawatir. Untuk melakukannya Putri tidak membutuhkan sihir, itu
adalah keuntungan dari kontrak. Putri hanya perlu memanggilku, aku bisa segera
mengetahuinya."
“Hmph…
Aku tidak begitu mengerti, tapi… Tapi kalau begitu, baiklah, aku mengerti.”
Diberitahu
untuk mengandalkannya dengan penuh keyakinan, aku mengangguk.
Seolah
lega, Cain terus berbicara.
“Tapi
aku senang tampaknya rumor bahwa Putra Mahkota adalah orang yang kuat itu benar.
Aku sempat bertanya-tanya apakah dalam kasus terburuk, aku harus terus bersama
Putri saat siang dan malam, jujur saja aku merasa lega dengan itu.”
Saat
Cain tertawa terbahak-bahak, rasanya dia seperti mengatakan ‘Dengan itu, aku
tidak perlu menonton adegan cinta Tuanku dengan tunangannya’ Huwaaaa… Rasanya
aku ingin melarikan diri.
“Bukankah
itu bagus? Kalian tampak dekat, kurasa Putri cocok dengannya? Jika Putri tidak
membencinya, aku tidak akan mengatakan apa-apa. Tapi, kumohon, jangan pernah sendirian.
Saat itu terjadi, tolong Putri segera memanggilku… Seperti ini. Aku menjadi
sangat khawatir saat Putri tidak bersama Putra Mahkota.”
“Cain…
Bukankah kamu terlalu khawatir?”
“…Itu
lebih baik dari pada semuanya terlambat. Putri mengerti?”
“…Yup,
aku mengerti.”
Aku
merasakan ada kepercayaan di mata Cain yang tajam, aku pun tertawa sambil
menundukkan kepalaku.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment