Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
[POV Cain]
“Haha…
Mudah, mudah.”
Menyelinap
melalui penjagaan dari pengawal kerajaan, dengan mulus aku bisa memasuki
Istana.
***
Dengan
aman aku bisa memenuhi sumpahku kepada Tuanku dan mengabdikan diriku untuk
mengumpulkan informasi dengan semangat. Sayangnya, aku hampir tidak tahu
apa-apa tentang negara ini. Itu adalah hal yang tidak diperbolehkan sebagai
seseorang pelayan.
Aku
merasa ingin tinggal di sisinya selama mungkin, kalau aku tidak bisa
membantunya, maka hal itu akan mempermalukan Klan Hiyuma. Sepertinya penjaga
kediaman Putri adalah orang-orang yang cukup mampu, jadi aku mempercayai mereka
dan bergerak secara mandiri untuk melakukan berbagai hal.
Dan
saat aku menyelidikinya, aku memahami ada banyak aspek yang tidak jelas tentang
negara ini.
Khususnya,
aku tidak mengerti tentang Keluarga Kerajaan.
Tidak
peduli seberapa banyak aku menyelidiki, aku tidak dapat mengumpulkan informasi di
tingkat tertentu mengenai mereka. Tuanku akan menjadi bagian dari Keluarga
Kerajaan, jadi aku ingin menyelidiki apa yang kubisa, tapi mendapatkan lebih
banyak informasi tampaknya akan sangat sulit. Akhirnya aku menyerah dan fokus
untuk mengumpulkan informasi lain.
Suatu
hari, aku mengintai di langit-langit, aku mendengar percakapan Putri, topiknya
adalah pergi ke Istana untuk menyambut tunangannya besok.
Tunangan
Putri adalah Putra Mahkota negara ini.
Dia
adalah seorang pria yang disebut sebagai ‘Putra Mahkota yang Sempurna’, konon
kekuatannya berada di luar logika. Pria itu selalu berdiri di garis depan saat
perang. Aku hanya mendengar rumor tentangnya di Sahaja.
Karena
Putra Mahkota inilah, Raja Sahaja tidak berpikir untuk menyerang negara ini.
Kerajaan
Wilhelm disebut sebagai Kekuatan Timur yang diberkati akan iklimnya. Yang
paling membuat iri adalah tidak ada satu pun bencana alam besar yang terjadi di
tanah ini sejak negara ini berdiri.
Sahaja
yang sebagian besar berupa gurun, tentu saja ingin menguasai tanah ini. Namun,
mereka tidak berusaha melakukannya, karena konon Putra Mahkota negara ini bisa
menghadapi pasukan berjumlah sekitar sepuluh ribu orang sendirian saja. Sepuluh
ribu. Bahkan jika hal itu dilebih-lebihkan, tetap saja itu menakutkan.
Kurasa,
Putri mengunjungi Istana di waktu yang tepat. Aku juga ingin menyelidiki Istana
Kerajaan dan melihat Putra Mahkota yang kuat itu. Setelah memberi tahu Putri
bahwa aku akan menyusup ke sana, di hari yang sama saat aku mengatakannya, aku
menyelinap ke Istana.
***
Aku
menyelinap di dalam kegelapan, langkah kakiku tidak bersuara. Terkadang aku bersembunyi
di langit-langit, terkadang bersembunyi di bayangan pilar, aku berjalan
mengelilingi Istana.
Karena
aku sudah membuat kontrak dengan Putri, kini aku bisa menggunakan seni rahasia Klan
Hiyuma kapan saja. Tidak seperti seni magis biasa, formasi sihir seni rahasia Klan
Hiyuma terukir secara langsung di mata, kelebihannya adalah waktu aktivasi sihir
hampir nol. Dan aku bisa membuat formasi sihir dengan mudah di tanganku.
Saat
bergerak dengan seni rahasia itu bisa menarik perhatian, jadi aku menggunakan
teknik untuk membaurkan diri dengan dinding.
Dengan
menggunakan seni rahasia, aku bisa memperluas gerakanku dengan bebas. Bahkan
tanpa seni rahasia, menyelinap adalah keahlianku. Tapi berkat seni rahasia,
semua ini menjadi lebih mudah. Rasanya aku ingin bersenandung, bahkan bernyanyi
karena aku berhasil memahami tempat ini.
“Hmm…
Di sana adalah tempat Keluarga Kerajaan tinggal…”
Aku
berjalan sambil menggambar peta di ingatanku. Ini sudah tengah malam.
Bagian
dalam Istana benar-benar sunyi. Hanya ada beberapa Pengawal Kerajaan yang
berpatroli.
Tapi,
bagi orang-orang sepertiku, ini adalah saat-saat yang paling mudah untuk
bergerak.
Sangat
mudah untuk menyembunyikan sosokku, dan pada akhirnya tengah malam adalah waktu
terbaik untuk pembunuhan. Manusia itu paling rentan saat tertidur.
Tidak
ada pengawal di tempatku berada saat ini. Mungkin mereka akan berpatroli di
sini nanti, tapi itu tidak akan menjadi masalah. Perlahan aku berjalan sambal
melihat sekeliling.
“Nng?”
Tiba-tiba
aku merasakan sedikit rasa haus darah, aku pun segera melihat ke belakang.
Tentu
saja tidak ada orang di sana. Biasanya seseorang akan mengira kalau itu
hanyalah imajinasinya saja.
Tapi
aku tahu. Rasa haus darah yang khas ini, aku merasakannya dengan jelas… Dia
adalah orang seperti.
―――Orang
yang sama sepertiku, seorang pembunuh. Ada di tempat ini…
Sambil
memikirkan apa yang harus kulakukan, aku memanggilnya.
“…Hoi,
kalian siapa? Aku tahu kalian ada di sana. Keluar!"
***
Sambil
mengetuk pegangan belati yang tergantung di pinggangku, aku berbicara untuk
memprovokasi mereka. Aku memiliki gambaran kasar di mana mereka bersembunyi
dari rasa haus darah beberapa saat yang lalu.
Aku
melihat ke beberapa arah untuk membuat mereka mengerti kalau aku mengetahui
keberadaan mereka. Kemudian, ada seorang pria yang muncul dari balik bayangan.
…Hanya
satu orang, ya.
Ada
banyak kehadiran, tapi hanya satu orang yang keluar.
“......”
Kami
saling berhadapan dalam diam.
Pakaian
pria itu menempel erat di tubuhnya.
Aku
menyadari kalau kulitnya sedikit lebih gelap, tidak seperti orang dari negara
ini.
“…Kau
adalah pembunuh Sahaja, ya.”
Saat
aku mengatakan itu, pria itu menatapku dengan bingung.
Dia
melihatku seakan-akan aku ini sebuah misteri. Tapi kemudian, matanya terbuka
lebar dengan heran.
“Kau…
Tidak mungkin! Shinigami Merah!? Kenapa kau di sini? Bukankah seharusnya kau
mati !!”
Alisku
mengejang mendengar kata-kata ini.
Aku
tidak terlalu senang dengan julukan 'Shinigami Merah'.
Karena
dia mengetahui julukan itu, berarti tidak salah lagi, mereka adalah orang-orang
dari serikat pembunuh bayaran di Sahaja.
Aku
bisa mengetahui dari serikat mana dia berasal dengan melihat syal hitam yang
melilit pinggangnya.
“Hmph.
Jadi kau orang dari 'Black', ya. Kenapa 'Black' ada di tempat ini?”
"Itu
tidak ada hubungannya denganmu."
Pria
itu memelototiku, aku menurunkan postur tubuhku dan meletakkan tangan di
pinggangku.
Saat
melakukannya, aku mengamati sekeliling.
…Masih
ada lagi. ...Satu di belakangku. Dua di langit-langit. Satu lagi di belakang
pilar.
Sepertinya
ini adalah operasi skala besar.
Biasanya,
pembunuhan hanya dilakukan oleh satu orang. Tentu saja, ada yang mempekerjakan
banyak orang untuk kepastian, tapi itu bukan hal yang biasa. Harganya sangat
besar, dan itu melukai harga diri pembunuh.
Kalau
aku harus mengatakannya, mempekerjakan banyak orang sama saja dengan kemampuanmu
tidak dapat dipercaya.
Bagi
pria yang bangga dengan pekerjaan mereka, itu adalah penghinaan yang tak
termaafkan.
Itu
sebabnya aku terkejut 'Black' datang.
'Black'
adalah serikat teratas bersama dengan 'Red' yang sekarang sudah tiada.
Ada
klien yang diizinkan untuk memperlakukan 'Black' yang sombong dengan cara ini.
Orang
pertama yang terlintas di benakku adalah Raja Sahaja.
Karena
Raja mencoba menggunakan 'Red' secara pribadi, tidak heran dia beralih ke
'Black' karena ‘Red’ sudah hancur. Aku tidak tahu apa yang ingin dia lakukan
dengan menggunakan ‘Black’.
“Aku
tidak tahu siapa yang akan kau bunuh dan aku tidak peduli dengan itu… Bisakah
kau tidak menggangguku?”
Aku
menyiratkan bahwa aku akan mengabaikan mereka.
Selama
Putri tidak dalam bahaya, aku tidak peduli siapa yang akan mereka bunuh. Mereka
bisa melakukan apa yang mereka suka. Bukannya aku tidak tertarik pada siapa yang
ingin dibunuh oleh Raja Sahaja atau apa yang dia rencanakan, tapi karena aku
tidak peduli dengan hal-hal selain tuanku.
Tapi
tampaknya ‘Black’ tidak mau pergi dengan diam begitu saja.
“…Jangan
anggap kita akan percaya dengan kata-kata Shinigami Merah.”
“Ah,
begitu... Apa? Kalian ingin mati...?"
Sudut
bibirku terangkat.
Padahal
aku sudah cukup bermurah hati dengan membiarkan mereka pergi, tapi pria itu
malah mengarahkan pisau ke arahku.
Bodoh
sekali, aku tertawa.
Karena
Putri tidak ingin aku membunuh, jadi aku tidak bisa membunuh mereka secara
langsung. Tapi tampaknya itu tidak berarti.
Di
situasi ini, aku tidak punya pilihan lain selain membunuh.
Mereka
yang terlebih dahulu mengarahkan pisaunya ke arahku. Dengan kata lain, ini
adalah pembelaan diri yang sah. Terlebih––
―――Putri
hanya berkata, 'Jangan bunuh Pengawal Kerajaan'.
Aku
tidak diminta untuk tidak membunuh pembunuh.
Karena
perintah dari Tuanku itu bersifat mutlak, aku perlu memeriksa sekitar terlebih
dahulu.
…Yup.
Tidak masalah.
Aku
memikirkan kembali kata-kata Putri dan mengangguk. Dan dengan gerakan alami, aku
mengeluarkan pisau dan melemparkannya ke arah pria itu.
“Apa!
Ugh...”
"Lemah.
Membosankan. Harus kau bisa menghindari itu."
Dengan
bunyi gedebuk pria itu jatuh.
Membunuh
dalam satu pukulan. Menargetkan poin penting. Dalam bisnis pembunuhan, satu
versus banyak orang itu sering terjadi. Oleh karena itu, aku selalu menjatuhkan
musuh dengan satu pukulan. Karena akan merepotkan kalau mereka masih bisa
bangun meski aku sudah menjatuhkan mereka.
Ketika
aku menjatuhkan pria itu dengan mudah, aku menghunuskan pedangku dan menikam ke
arah belakang. Dengan tindakan itu, pedangku menembus perut pria yang mencoba
menebasku dari belakang.
“......”
Pria
di belakangku tewas tanpa mengatakan apapun.
Aku
menggerakkan bahuku untuk menghilangkan darah dengan serangan menyapu. Apa ini,
ternyata 'Black' bukanlah masalah besar.
“Sisa
kalian bertiga? Karena merepotkan, jadi berkumpullah. Aku tidak punya waktu
luang.”
Atas
provokasiku, ketiganya segera muncul.
Melihat
ketiganya berusaha menebasku, aku menyeringai.
"Kalian
100 tahun terlalu dini untuk menang melawanku yang sudah menemukan tuan."
***
“Yup...
Mengecewakan.”
Saat
aku menjatuhkan yang terakhir, aku menyeka pedang favoritku sampai bersih. Aku
sedikit khawatir dengan membersihkan mayat-mayat ini, pada akhirnya, aku
memutuskan untuk meninggalkan mereka. Sejak awal merekalah yang menginvasi Istana.
Tidak ada alasan bagiku untuk berurusan dengan mereka. Ini akan menjadi cerita
bagus tentang sekutu yang saling membunuh.
Setelah
menekan serangan pembunuh dengan mudah, aku kembali menjelajahi Istana.
Meskipun
bertengkar setelah waktu yang lama tidak terasa buruk, sayangnya itu tidak
memuaskan.
Aku
ingin melawan musuh yang lebih kuat.
“Meski
mereka adalah anggota 'Black', mereka hanyalah bawahan…”
Sama
seperti tempatku dulu berada, ‘Red’. Tentu saja, ada banyak orang yang kuat
dibandingkan dengan serikat lain, tapi tidak bisa dipungkiri kalau ada juga
yang lemah.
Tentu
saja, sama seperti aku yang mendapatkan nama julukan, di ‘Black’ juga ada orang
sepertiku.
Rasanya…
Aku ingin melawannya.
Kalau
tidak salah julukannya itu…
"Apa,
ya? Ah… Julukannya, 'Apostate Hitam'..."
T/N
: Apostate itu bisa diartikan murtad. Rei
memutuskan buat ga ngubah karena ga nemu kata yang cocok. Nanti juga kalian
bakal tau kenapa julukannya Apostate Hitam. Hehe…
Itu
sama memalukannya dengan julukan 'Shinigami'.
Orang
nomor satu di ‘Black’ adalah seorang pria.
Kalau
tidak salah, dia selalu memakai pakaian pendeta hitam dan memakai rosario
dengan salib terbalik.
Itu
saja yang kutahu tentang penampilannya.
Selama
aku berada di serikat, aku bisa memperoleh banyak informasi. Tapi aku tidak
melakukannya karena aku tidak peduli.
Apostate
ini sangat terkenal di Sahaja.
Alasannya
sederhana.
Karena
targetnya selalu terbunuh dengan kepala yang dipenggal.
Lalu
dia membawa kepala itu. Tanpa terkecuali.
Aku
tidak tahu kenapa dia melakukan itu, sepertinya itu adalah gayanya sejak
menjadi seorang pembunuh.
Kukira
dia membawa kepala targetnya untuk menjadi bukti bahwa misinya sukses, tapi aku
tetap berpikir kalau itu gila.
Bahkan
serikat-serikat lain pun berpikir kalau tindakannya itu kejam.
Aku
belum pernah bertemu dengannya, tapi dia adalah seorang pria dengan beberapa
masalah.
Untuk
saat ini, aku mengabaikan julukan Shinigami-ku.
Dalam
kasusku, sepertinya julukan itu berasal dari cerita bahwa ‘Hanya mayat yang
tersisa setelah dia lewat’, tapi menurutku itu benar-benar mengerikan.
Sebagai
seorang pembunuh, meskipun merepotkan, tapi membunuh adalah norma kami.
Aku
hanya melakukan hal yang wajar, jadi aku ingin semua orang berhenti melihatku
sebagai iblis.
Sebenarnya,
siapa yang mau mereka bunuh?
Tentu
saja, selama itu bukan Putri, aku akan diam, tapi aku tidak bisa menebak siapa
target mereka.
Pada
dasarnya, serikat di Sahaja jarang menerima pekerjaan di luar negeri.
Tentu
saja, orang-orang hebat sepertiku bisa mendapatkan tugas pembunuhan untuk
orang-orang penting dari negara asing, tetapi ini jarang terjadi.
Sejauh
yang kutahu, saat ini tidak ada orang penting Sahaja yang sedang berada di
sini.
Itu
berarti, targetnya adalah orang negara ini, tapi siapa?
“…Haruskah
tadi aku menyiksa dan membuat mereka mengatakannya sebelum membunuh mereka?”
Karena
merepotkan, aku langsung membungkam mereka,
tampaknya aku terlalu terburu-buru.
Jika
kebetulan target mereka itu terhubung dengan Putri, aku tidak bisa
mengabaikannya.
Bahkan
aku tidak tahu pasti siapa klien mereka.
Kurasa
itu adalah Raja Sahaja, tapi itu juga belum tentu benar.
Bisa
saja itu adalah bangsawan Sahaja yang terkemuka.
“Ah...
Astaga!! Aku tidak mengerti semuanya!!”
Dengan
kasar aku menggaruk rambutku dengan kedua tangan.
Siapa
dan untuk alasan apa? Menargetkan siapa? Semuanya tidak jelas.
"Aku
ingin tahu apakah pak tua bisa menyelesaikan ini dalam sekejap..."
Aku
mengingat ayahku yang berpisah denganku ketika aku berusia 8 tahun.
T/N
: Ternyata Cain serupa dgn Alex… Manggil
bapaknya dgn sebutan pak tua. Hahaha.
Dalam
benakku yang masih muda, ayah adalah seorang orang yang perkasa, menurut
gambaranku, dia bisa menyelesaikan kesulitan apapun sekaligus. Saat dia
memimpin klan, semua anggota klan mengikutinya tanpa ada protes.
“…Aku
masih di titik awal. Aku belum mencapai apa-apa… Kepalaku, kekuatanku, itu
tidak cukup sama sekali.”
Tepat
sekali.
Tidak
ada yang tersisa lagi.
Dan
sebagai putra dari pemimpin klan, sepenuhnya aku mewarisi seni rahasia klan.
Karena
kekuatanku benar-benar tidak mencukupi, aku jadi berpikir untuk mengandalkan
pak tua.
Kurasa,
aku tidak pantas untuk menyalakan lilin (berdoa)
kepada ayahku.
Aku
mengerti itu.
Tapi
tetap saja, aku tidak bisa menahannya.
"Aku
tidak punya pilihan selain melakukannya."
Untuk
Tuanku.
Dan
jika itu belum cukup, aku harus melakukan segala upaya. Aku harus menebusnya
dengan cara yang berbeda.
Pembunuh
Sahaja. Tuanku, Putri.
Urutan
prioritas sudah jelas bahkan tanpa memikirkannya.
Aku
tidak peduli tentang semuanya. Bahkan kalau aku mencoba dengan paksa, semuanya
hanya akan lolos dari jariku.
Dalam
hal ini, aku harus berhati-hati agar hal yang penting tidak lolos begitu saja.
Untuk
Tuanku… Aku tidak boleh kalah.
“Cih…
Mau bagaimana lagi. Untuk sementara lupakan itu terlebih dahulu."
Keamanan
Putri adalah yang utama. Aku tidak boleh diam saja selama keamanan Putri
terganggu.
Untungnya,
dari penilaianku, target pembunuhan kali ini bukanlah Putri.
Jika
mereka menargetkan Putri, seharusnya mereka berada di Kediaman Duke, bukan di
Istana.
Setidaknya
aku akan melakukannya.
Selama
targetnya bukan Putri, aku tidak boleh khawatir dengan apa yang ada di luar
kemampuanku.
“Hiyuma
ada untuk Tuannya.”
Meskipun
aku mengerti sekarang, sepertinya aku tidak pernah bisa bersantai di Istana.
Putri
akan datang ke Istana besok, kehati-hatianku sangat diperlukan.
Aku
benar-benar tidak bisa membahayakannya.
“…Haruskah
aku memikirkan kembali rute untuk menjaga Putri.”
Mempertimbangkan
rute Putri besok, dari mana aku harus menjaganya.
Aku
memikirkannya secara kasar sebelumnya, tapi sekarang aku harus menyelidiki
dengan sangat serius.
“Tidak
ada pilihan, keselamatan Putri sangat diperlukan…”
Aku
harus memeriksa detail Istana sekali lagi, kemudian aku menghilang dari tempat
yang bercampur dengan kegelapan sambal mendesah lelah.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment