Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 58.2 - Manuver Rahasia Shinigami


[POV Cain]

“Haha… Mudah, mudah.”

Menyelinap melalui penjagaan dari pengawal kerajaan, dengan mulus aku bisa memasuki Istana.

***

Dengan aman aku bisa memenuhi sumpahku kepada Tuanku dan mengabdikan diriku untuk mengumpulkan informasi dengan semangat. Sayangnya, aku hampir tidak tahu apa-apa tentang negara ini. Itu adalah hal yang tidak diperbolehkan sebagai seseorang pelayan.

Aku merasa ingin tinggal di sisinya selama mungkin, kalau aku tidak bisa membantunya, maka hal itu akan mempermalukan Klan Hiyuma. Sepertinya penjaga kediaman Putri adalah orang-orang yang cukup mampu, jadi aku mempercayai mereka dan bergerak secara mandiri untuk melakukan berbagai hal.

Dan saat aku menyelidikinya, aku memahami ada banyak aspek yang tidak jelas tentang negara ini.

Khususnya, aku tidak mengerti tentang Keluarga Kerajaan.

Tidak peduli seberapa banyak aku menyelidiki, aku tidak dapat mengumpulkan informasi di tingkat tertentu mengenai mereka. Tuanku akan menjadi bagian dari Keluarga Kerajaan, jadi aku ingin menyelidiki apa yang kubisa, tapi mendapatkan lebih banyak informasi tampaknya akan sangat sulit. Akhirnya aku menyerah dan fokus untuk mengumpulkan informasi lain.

Suatu hari, aku mengintai di langit-langit, aku mendengar percakapan Putri, topiknya adalah pergi ke Istana untuk menyambut tunangannya besok.

Tunangan Putri adalah Putra Mahkota negara ini.

Dia adalah seorang pria yang disebut sebagai ‘Putra Mahkota yang Sempurna’, konon kekuatannya berada di luar logika. Pria itu selalu berdiri di garis depan saat perang. Aku hanya mendengar rumor tentangnya di Sahaja.

Karena Putra Mahkota inilah, Raja Sahaja tidak berpikir untuk menyerang negara ini.

Kerajaan Wilhelm disebut sebagai Kekuatan Timur yang diberkati akan iklimnya. Yang paling membuat iri adalah tidak ada satu pun bencana alam besar yang terjadi di tanah ini sejak negara ini berdiri.

Sahaja yang sebagian besar berupa gurun, tentu saja ingin menguasai tanah ini. Namun, mereka tidak berusaha melakukannya, karena konon Putra Mahkota negara ini bisa menghadapi pasukan berjumlah sekitar sepuluh ribu orang sendirian saja. Sepuluh ribu. Bahkan jika hal itu dilebih-lebihkan, tetap saja itu menakutkan.

Kurasa, Putri mengunjungi Istana di waktu yang tepat. Aku juga ingin menyelidiki Istana Kerajaan dan melihat Putra Mahkota yang kuat itu. Setelah memberi tahu Putri bahwa aku akan menyusup ke sana, di hari yang sama saat aku mengatakannya, aku menyelinap ke Istana.

***

Aku menyelinap di dalam kegelapan, langkah kakiku tidak bersuara. Terkadang aku bersembunyi di langit-langit, terkadang bersembunyi di bayangan pilar, aku berjalan mengelilingi Istana.

Karena aku sudah membuat kontrak dengan Putri, kini aku bisa menggunakan seni rahasia Klan Hiyuma kapan saja. Tidak seperti seni magis biasa, formasi sihir seni rahasia Klan Hiyuma terukir secara langsung di mata, kelebihannya adalah waktu aktivasi sihir hampir nol. Dan aku bisa membuat formasi sihir dengan mudah di tanganku.

Saat bergerak dengan seni rahasia itu bisa menarik perhatian, jadi aku menggunakan teknik untuk membaurkan diri dengan dinding.

Dengan menggunakan seni rahasia, aku bisa memperluas gerakanku dengan bebas. Bahkan tanpa seni rahasia, menyelinap adalah keahlianku. Tapi berkat seni rahasia, semua ini menjadi lebih mudah. Rasanya aku ingin bersenandung, bahkan bernyanyi karena aku berhasil memahami tempat ini.

“Hmm… Di sana adalah tempat Keluarga Kerajaan tinggal…”

Aku berjalan sambil menggambar peta di ingatanku. Ini sudah tengah malam.

Bagian dalam Istana benar-benar sunyi. Hanya ada beberapa Pengawal Kerajaan yang berpatroli.

Tapi, bagi orang-orang sepertiku, ini adalah saat-saat yang paling mudah untuk bergerak.

Sangat mudah untuk menyembunyikan sosokku, dan pada akhirnya tengah malam adalah waktu terbaik untuk pembunuhan. Manusia itu paling rentan saat tertidur.

Tidak ada pengawal di tempatku berada saat ini. Mungkin mereka akan berpatroli di sini nanti, tapi itu tidak akan menjadi masalah. Perlahan aku berjalan sambal melihat sekeliling.

“Nng?”

Tiba-tiba aku merasakan sedikit rasa haus darah, aku pun segera melihat ke belakang.

Tentu saja tidak ada orang di sana. Biasanya seseorang akan mengira kalau itu hanyalah imajinasinya saja.

Tapi aku tahu. Rasa haus darah yang khas ini, aku merasakannya dengan jelas… Dia adalah orang seperti.

―――Orang yang sama sepertiku, seorang pembunuh. Ada di tempat ini…

Sambil memikirkan apa yang harus kulakukan, aku memanggilnya.

“…Hoi, kalian siapa? Aku tahu kalian ada di sana. Keluar!"

***

Sambil mengetuk pegangan belati yang tergantung di pinggangku, aku berbicara untuk memprovokasi mereka. Aku memiliki gambaran kasar di mana mereka bersembunyi dari rasa haus darah beberapa saat yang lalu.

Aku melihat ke beberapa arah untuk membuat mereka mengerti kalau aku mengetahui keberadaan mereka. Kemudian, ada seorang pria yang muncul dari balik bayangan.

…Hanya satu orang, ya.

Ada banyak kehadiran, tapi hanya satu orang yang keluar.

“......”

Kami saling berhadapan dalam diam.

Pakaian pria itu menempel erat di tubuhnya.

Aku menyadari kalau kulitnya sedikit lebih gelap, tidak seperti orang dari negara ini.

“…Kau adalah pembunuh Sahaja, ya.”

Saat aku mengatakan itu, pria itu menatapku dengan bingung.

Dia melihatku seakan-akan aku ini sebuah misteri. Tapi kemudian, matanya terbuka lebar dengan heran.

“Kau… Tidak mungkin! Shinigami Merah!? Kenapa kau di sini? Bukankah seharusnya kau mati !!”

Alisku mengejang mendengar kata-kata ini.

Aku tidak terlalu senang dengan julukan 'Shinigami Merah'.

Karena dia mengetahui julukan itu, berarti tidak salah lagi, mereka adalah orang-orang dari serikat pembunuh bayaran di Sahaja.

Aku bisa mengetahui dari serikat mana dia berasal dengan melihat syal hitam yang melilit pinggangnya.

“Hmph. Jadi kau orang dari 'Black', ya. Kenapa 'Black' ada di tempat ini?”

"Itu tidak ada hubungannya denganmu."

Pria itu memelototiku, aku menurunkan postur tubuhku dan meletakkan tangan di pinggangku.

Saat melakukannya, aku mengamati sekeliling.

…Masih ada lagi. ...Satu di belakangku. Dua di langit-langit. Satu lagi di belakang pilar.

Sepertinya ini adalah operasi skala besar.

Biasanya, pembunuhan hanya dilakukan oleh satu orang. Tentu saja, ada yang mempekerjakan banyak orang untuk kepastian, tapi itu bukan hal yang biasa. Harganya sangat besar, dan itu melukai harga diri pembunuh.

Kalau aku harus mengatakannya, mempekerjakan banyak orang sama saja dengan kemampuanmu tidak dapat dipercaya.

Bagi pria yang bangga dengan pekerjaan mereka, itu adalah penghinaan yang tak termaafkan.

Itu sebabnya aku terkejut 'Black' datang.

'Black' adalah serikat teratas bersama dengan 'Red' yang sekarang sudah tiada.

Ada klien yang diizinkan untuk memperlakukan 'Black' yang sombong dengan cara ini.

Orang pertama yang terlintas di benakku adalah Raja Sahaja.

Karena Raja mencoba menggunakan 'Red' secara pribadi, tidak heran dia beralih ke 'Black' karena ‘Red’ sudah hancur. Aku tidak tahu apa yang ingin dia lakukan dengan menggunakan ‘Black’.

“Aku tidak tahu siapa yang akan kau bunuh dan aku tidak peduli dengan itu… Bisakah kau tidak menggangguku?”

Aku menyiratkan bahwa aku akan mengabaikan mereka.

Selama Putri tidak dalam bahaya, aku tidak peduli siapa yang akan mereka bunuh. Mereka bisa melakukan apa yang mereka suka. Bukannya aku tidak tertarik pada siapa yang ingin dibunuh oleh Raja Sahaja atau apa yang dia rencanakan, tapi karena aku tidak peduli dengan hal-hal selain tuanku.

Tapi tampaknya ‘Black’ tidak mau pergi dengan diam begitu saja.

“…Jangan anggap kita akan percaya dengan kata-kata Shinigami Merah.”

“Ah, begitu... Apa? Kalian ingin mati...?"

Sudut bibirku terangkat.

Padahal aku sudah cukup bermurah hati dengan membiarkan mereka pergi, tapi pria itu malah mengarahkan pisau ke arahku.

Bodoh sekali, aku tertawa.

Karena Putri tidak ingin aku membunuh, jadi aku tidak bisa membunuh mereka secara langsung. Tapi tampaknya itu tidak berarti.

Di situasi ini, aku tidak punya pilihan lain selain membunuh.

Mereka yang terlebih dahulu mengarahkan pisaunya ke arahku. Dengan kata lain, ini adalah pembelaan diri yang sah. Terlebih––

―――Putri hanya berkata, 'Jangan bunuh Pengawal Kerajaan'.

Aku tidak diminta untuk tidak membunuh pembunuh.

Karena perintah dari Tuanku itu bersifat mutlak, aku perlu memeriksa sekitar terlebih dahulu.

…Yup. Tidak masalah.

Aku memikirkan kembali kata-kata Putri dan mengangguk. Dan dengan gerakan alami, aku mengeluarkan pisau dan melemparkannya ke arah pria itu.

“Apa! Ugh...”

"Lemah. Membosankan. Harus kau bisa menghindari itu."

Dengan bunyi gedebuk pria itu jatuh.

Membunuh dalam satu pukulan. Menargetkan poin penting. Dalam bisnis pembunuhan, satu versus banyak orang itu sering terjadi. Oleh karena itu, aku selalu menjatuhkan musuh dengan satu pukulan. Karena akan merepotkan kalau mereka masih bisa bangun meski aku sudah menjatuhkan mereka.

Ketika aku menjatuhkan pria itu dengan mudah, aku menghunuskan pedangku dan menikam ke arah belakang. Dengan tindakan itu, pedangku menembus perut pria yang mencoba menebasku dari belakang.

“......”

Pria di belakangku tewas tanpa mengatakan apapun.

Aku menggerakkan bahuku untuk menghilangkan darah dengan serangan menyapu. Apa ini, ternyata 'Black' bukanlah masalah besar.

“Sisa kalian bertiga? Karena merepotkan, jadi berkumpullah. Aku tidak punya waktu luang.”

Atas provokasiku, ketiganya segera muncul.

Melihat ketiganya berusaha menebasku, aku menyeringai.

"Kalian 100 tahun terlalu dini untuk menang melawanku yang sudah menemukan tuan."

***

“Yup... Mengecewakan.”

Saat aku menjatuhkan yang terakhir, aku menyeka pedang favoritku sampai bersih. Aku sedikit khawatir dengan membersihkan mayat-mayat ini, pada akhirnya, aku memutuskan untuk meninggalkan mereka. Sejak awal merekalah yang menginvasi Istana. Tidak ada alasan bagiku untuk berurusan dengan mereka. Ini akan menjadi cerita bagus tentang sekutu yang saling membunuh.

Setelah menekan serangan pembunuh dengan mudah, aku kembali menjelajahi Istana.

Meskipun bertengkar setelah waktu yang lama tidak terasa buruk, sayangnya itu tidak memuaskan.

Aku ingin melawan musuh yang lebih kuat.

“Meski mereka adalah anggota 'Black', mereka hanyalah bawahan…”

Sama seperti tempatku dulu berada, ‘Red’. Tentu saja, ada banyak orang yang kuat dibandingkan dengan serikat lain, tapi tidak bisa dipungkiri kalau ada juga yang lemah.

Tentu saja, sama seperti aku yang mendapatkan nama julukan, di ‘Black’ juga ada orang sepertiku.

Rasanya… Aku ingin melawannya.

Kalau tidak salah julukannya itu…

"Apa, ya? Ah… Julukannya, 'Apostate Hitam'..."

T/N : Apostate itu bisa diartikan murtad. Rei memutuskan buat ga ngubah karena ga nemu kata yang cocok. Nanti juga kalian bakal tau kenapa julukannya Apostate Hitam. Hehe…

Itu sama memalukannya dengan julukan 'Shinigami'.

Orang nomor satu di ‘Black’ adalah seorang pria.

Kalau tidak salah, dia selalu memakai pakaian pendeta hitam dan memakai rosario dengan salib terbalik.

Itu saja yang kutahu tentang penampilannya.

Selama aku berada di serikat, aku bisa memperoleh banyak informasi. Tapi aku tidak melakukannya karena aku tidak peduli.

Apostate ini sangat terkenal di Sahaja.

Alasannya sederhana.

Karena targetnya selalu terbunuh dengan kepala yang dipenggal.

Lalu dia membawa kepala itu. Tanpa terkecuali.

Aku tidak tahu kenapa dia melakukan itu, sepertinya itu adalah gayanya sejak menjadi seorang pembunuh.

Kukira dia membawa kepala targetnya untuk menjadi bukti bahwa misinya sukses, tapi aku tetap berpikir kalau itu gila.

Bahkan serikat-serikat lain pun berpikir kalau tindakannya itu kejam.

Aku belum pernah bertemu dengannya, tapi dia adalah seorang pria dengan beberapa masalah.

Untuk saat ini, aku mengabaikan julukan Shinigami-ku.

Dalam kasusku, sepertinya julukan itu berasal dari cerita bahwa ‘Hanya mayat yang tersisa setelah dia lewat’, tapi menurutku itu benar-benar mengerikan.

Sebagai seorang pembunuh, meskipun merepotkan, tapi membunuh adalah norma kami.

Aku hanya melakukan hal yang wajar, jadi aku ingin semua orang berhenti melihatku sebagai iblis.

Sebenarnya, siapa yang mau mereka bunuh?

Tentu saja, selama itu bukan Putri, aku akan diam, tapi aku tidak bisa menebak siapa target mereka.

Pada dasarnya, serikat di Sahaja jarang menerima pekerjaan di luar negeri.

Tentu saja, orang-orang hebat sepertiku bisa mendapatkan tugas pembunuhan untuk orang-orang penting dari negara asing, tetapi ini jarang terjadi.

Sejauh yang kutahu, saat ini tidak ada orang penting Sahaja yang sedang berada di sini.

Itu berarti, targetnya adalah orang negara ini, tapi siapa?

“…Haruskah tadi aku menyiksa dan membuat mereka mengatakannya sebelum membunuh mereka?”

Karena merepotkan, aku langsung membungkam mereka, tampaknya aku terlalu terburu-buru.

Jika kebetulan target mereka itu terhubung dengan Putri, aku tidak bisa mengabaikannya.

Bahkan aku tidak tahu pasti siapa klien mereka.

Kurasa itu adalah Raja Sahaja, tapi itu juga belum tentu benar.

Bisa saja itu adalah bangsawan Sahaja yang terkemuka.

“Ah... Astaga!! Aku tidak mengerti semuanya!!”

Dengan kasar aku menggaruk rambutku dengan kedua tangan.

Siapa dan untuk alasan apa? Menargetkan siapa? Semuanya tidak jelas.

"Aku ingin tahu apakah pak tua bisa menyelesaikan ini dalam sekejap..."

Aku mengingat ayahku yang berpisah denganku ketika aku berusia 8 tahun.

T/N : Ternyata Cain serupa dgn Alex… Manggil bapaknya dgn sebutan pak tua. Hahaha.

Dalam benakku yang masih muda, ayah adalah seorang orang yang perkasa, menurut gambaranku, dia bisa menyelesaikan kesulitan apapun sekaligus. Saat dia memimpin klan, semua anggota klan mengikutinya tanpa ada protes.

“…Aku masih di titik awal. Aku belum mencapai apa-apa… Kepalaku, kekuatanku, itu tidak cukup sama sekali.”

Tepat sekali.

Tidak ada yang tersisa lagi.

Dan sebagai putra dari pemimpin klan, sepenuhnya aku mewarisi seni rahasia klan.

Karena kekuatanku benar-benar tidak mencukupi, aku jadi berpikir untuk mengandalkan pak tua.

Kurasa, aku tidak pantas untuk menyalakan lilin (berdoa) kepada ayahku.

Aku mengerti itu.

Tapi tetap saja, aku tidak bisa menahannya.

"Aku tidak punya pilihan selain melakukannya."

Untuk Tuanku.

Dan jika itu belum cukup, aku harus melakukan segala upaya. Aku harus menebusnya dengan cara yang berbeda.

Pembunuh Sahaja. Tuanku, Putri.

Urutan prioritas sudah jelas bahkan tanpa memikirkannya.

Aku tidak peduli tentang semuanya. Bahkan kalau aku mencoba dengan paksa, semuanya hanya akan lolos dari jariku.

Dalam hal ini, aku harus berhati-hati agar hal yang penting tidak lolos begitu saja.

Untuk Tuanku… Aku tidak boleh kalah.

“Cih… Mau bagaimana lagi. Untuk sementara lupakan itu terlebih dahulu."

Keamanan Putri adalah yang utama. Aku tidak boleh diam saja selama keamanan Putri terganggu.

Untungnya, dari penilaianku, target pembunuhan kali ini bukanlah Putri.

Jika mereka menargetkan Putri, seharusnya mereka berada di Kediaman Duke, bukan di Istana.

Setidaknya aku akan melakukannya.

Selama targetnya bukan Putri, aku tidak boleh khawatir dengan apa yang ada di luar kemampuanku.

“Hiyuma ada untuk Tuannya.”

Meskipun aku mengerti sekarang, sepertinya aku tidak pernah bisa bersantai di Istana.

Putri akan datang ke Istana besok, kehati-hatianku sangat diperlukan.

Aku benar-benar tidak bisa membahayakannya.

“…Haruskah aku memikirkan kembali rute untuk menjaga Putri.”

Mempertimbangkan rute Putri besok, dari mana aku harus menjaganya.

Aku memikirkannya secara kasar sebelumnya, tapi sekarang aku harus menyelidiki dengan sangat serius.

“Tidak ada pilihan, keselamatan Putri sangat diperlukan…”

Aku harus memeriksa detail Istana sekali lagi, kemudian aku menghilang dari tempat yang bercampur dengan kegelapan sambal mendesah lelah.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?