Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 58.1 – Kekhawatiran Abadi Kepala Pelayan Wanita 4


[POV Clara]

Yang Mulia Putra Mahkota dan Putri Mahkota kembali ke kamarnya.

Setelah menerima laporan dari bawahanku, seketika aku melihat jam.

Ini baru lewat tengah hari. Masih ada cukup waktu hingga pesta perayaan kemenangan yang harus dihadiri oleh keduanya.

“Kalau kalian ingin ikut denganku untuk melayani Putri, maka pastikan untuk tidak mengganggu kebersamaan Putra Mahkota dan Putri Mahkota. Sambil menunggu Putra Mahkota memanggil kita, mari kita bersiap dan atur persiapan untuk Putri Mahkota.”

"Baik!!"

Setelah aku selesai berbicara, para dayang ini mengangguk dengan wajah serius.

Lima dayang yang menatapku ini adalah orang-orang yang aku pilih secara pribadi. Sudah diputuskan bahwa suatu hari nanti mereka akan melayani Putri Mahkota.

Kriteria seleksinya sederhana. Mereka yang tidak memandang Putra Mahkota. Mereka yang tidak iri pada Putri Mahkota.

Mereka yang bisa melayani keduanya dengan sepenuh hati.

Aku menilai bahwa kelima orang ini adalah orang yang mampu mengatasi kondisi itu.

"Kepala Pelayan, apakah hubungan antara Putra Mahkota dan Putri Mahkota baik?"

Seorang dayang yang tidak mengetahui hubungan keduanya bertanya demikian.

Para dayang lain pun tampak sangat penasaran.

“Saya sudah mendengar bahwa Putra Mahkota telah menyatakan kalau beliau tidak membutuhkan selir. Waktu itu, saya juga ikut masuk ke kamar Putra Mahkota saat Putri Mahkota bermalam di Istana. Tetapi, hanya dengan 2 kejadian itu saja tidak cukup bagi saya untuk bisa melihat kebenaran. Kepala Pelayan, waktu itu Anda melihat keadaan keduanya secara langsung, bukan? Jika tidak masalah, bisakah Anda memberitahu kami?”

"Hmm…"

Aku tersenyum kecut pada para dayang yang menatapku dengan mata berbinar.

Haruskah aku mengatakannya...?

Biasanya dengan kalimat, “Tidak perlu memikirkan hal-hal yang tidak perlu” aku akan menegur mereka untuk berhenti, tapi sekarang aku sedikit mempertimbangkannya.

…Tentu saja, tidak baik untuk mempercayai rumor.

Terutama mereka berlima yang pada akhirnya akan melayani keduanya secara langsung. Mereka tidak boleh sampai salah paham.

Setelah sampai pada kesimpulan seperti itu, aku memutuskan untuk membocorkan beberapa informasi.

"Sangat baik. Kalian harus mengetahuinya… Seperti yang dikatakan rumor, Putra Mahkota sangat mencintai Putri. Bisa dikatakan bahwa Putra Mahkota bahkan tidak ingin berpisah dari Putri meski hanya sesaat."

"Kyaaa… Jadi semua rumor itu benar."

Saat aku mengatakannya, para dayang ini langsung berteriak kegirangan.

Aku memperingatkan mereka.

“Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan sikap kalian terhadap Putri Mahkota. Kalau kalian bertindak tidak tepat, kalian akan menimbulkan ketidaksenangan Putra Mahkota.”

“Namun, Kepala Pelayan. Ini pernikahan politik, bukan? Apakah hubungan keduanya itu benar-benar nyata?”

Aku langsung menjawab keraguan yang ditanyakan oleh salah satu dayang.

Kalau aku tidak meluruskan hal ini, aku yakin, dayang ini akan menimbulkan ketidaksenangan Putra Mahkota.

“Putra Mahkota sendiri yang mengatakannya, ini adalah pernikahan yang beliau inginkan sendiri. Karena itu, jangan salah paham.”

“Kyaaa!!”

Lagi-lagi mereka bersorak kegirangan, aku hanya bisa melihatnya sambal menghela nafas. Aku masih teringat dengan keadaan Putra Mahkota sebulan yang lalu.

Beliau yang tidak tertarik pada romansa dengan wanita, untuk pertama kalinya menginginkannya.

Hanya dengan sekali melihat tatapan yang dipancarkan oleh Putra Mahkota untuk Putri, jelas terlihat bahwa beliau tidak membutuhkan wanita lain.

Tidak peduli betapa cantiknya seorang gadis yang dibawa oleh para bangsawan di masa depan nanti, Putra Mahkota bahkan tidak akan melihatnya.

Aku bisa mengatakannya dengan percaya diri.

Putra Mahkota selalu menunjukkan senyum yang tenang, itu justru membuat perasaan beliau tidak bisa dibaca.

Namun, Putra Mahkota menunjukkan berbagai ekspresi di depan Putri Mahkota.

Di antara mereka, yang paling luar biasa adalah wajahnya yang tampak terpesona dan senyumnya yang manis.

Melihat pancaran kasih sayang yang memalukan itu, aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku.

Berbicara tentang Putri Mahkota yang sangat dicintainya, entah bagaimana, sepertinya Putri tidak menyadarinya perasaan Putra Mahkota.

Bahkan pada hari itu, dengan mudah Putri melarikan diri dari Putra Mahkota.

Kejutan yang kuterima dari kata-kata cinta yang dilontarkan Putra Mahkota masih terukir di ingatanku.

Penampilan Putri Mahkota terlihat persis seperti teman masa kecilku, tetapi tampaknya hanya penampilan mereka saja yang mirip.

Sikap Putri lebih tomboi dari yang kubayangkan, dia tampak seperti orang yang blak-blakan.

Putri juga tidak terpesona oleh ketampanan Putra Mahkota. Putri benar-benar berinteraksi dengan Putra Mahkota secara alami.

Terlepas dari keterkejutanku dengan sikap beliau, aku langsung menyadari bahwa itu bukan hal yang buruk, melainkan memberiku kesan yang baik.

Tentu saja aku melihatnya dalam cahaya yang menyenangkan karena dia adalah putri dari teman dekatku, aku tidak dapat menyangkal itu. Aku menyadarinya.

Meski begitu, untuk membuatnya menjadi Putri Mahkota yang luar biasa, aku ingin mendukungnya sebanyak yang aku bisa.

Kurasa itu sudah cukup.

Apa yang bisa kulakukan? Kupikir… Aku bisa membantunya dengan memilihkan dayang yang baik untuknya.

Ketika aku menatap para dayang yang bersorak girang, Putra Mahkota menghubungiku lewat telepati.

Aku tersenyum ketika menerima permintaan untuk mempersiapkan gaun untuk Putri Mahkota, aku pun langsung menjawabnya dengan pasti.

Aku bertepuk tangan untuk mendapatkan perhatian dari para dayang ini.

“Putra Mahkota sudah memberi perintah. Kita akan memilih gaun Putri Mahkota. Setelah 30 menit kita akan menuju ke kamar mereka untuk mempersiapkan Putri Mahkota, mengerti?”

"Baik!!"

Ketika aku menerima jawaban yang tepat dari para dayang, aku sedikit memikirkan tentang apa yang harus dilakukan saat mereka melihat kedekatan Putra Mahkota dengan Putri Mahkota nanti.

Memang bagus jika Putra Mahkota memiliki hubungan yang sangat baik dengan Putri Mahkota. Tetapi… Sayangnya, kedekatan mereka itu adalah pemandangan yang buruk bagi hati.

Sikap lesu dan ‘lelah’ yang memikat dari Putri Mahkota dan sikap yang penuh kasih dari Putra Mahkota dengan memeluk Putri Mahkota.

Itulah hal yang harus dilihat oleh mereka sebagai seorang dayang.

Faktanya, aku sangat khawatir, tapi kali ini, sepertinya itu adalah kecemasan yang tidak perlu.

Ketika aku membuka pintu pada waktu yang ditentukan, aku melihat Putri Mahkota sedang beristirahat di pangkuan Putra Mahkota dan… Pakaian Putri… Sedikit berantakan.

Saat Putri Mahkota menghela nafas dengan ekspresi aneh, aku mencoba yang terbaik untuk tidak memperhatikan kerutan yang ada pada gaunnya.

Sebaliknya, Putra Mahkota tampak sangat senang dan bersemangat. Karena kesopananku, aku memutuskan untuk tidak menyelidiki apa yang terjadi.

Tanpa memedulikan kami para dayang, mereka kembali bertukar ciuman yang penuh gairah, mereka tampak enggan untuk berpisah.

Bagaimanapun, setelah persiapan selesai Putra Mahkota akan segera kembali ke Putri Mahkota, jadi keherananku pada penampilan keduanya saat ini, tidaklah kecil.

Tapi, memikirkan sikap keduanya yang memang penuh dengan kasih sayang, kurasa ini bisa disebut sebagai hal yang menyenangkan.

Para dayang yang malu saat melihat penampilan keduanya ini memerah dan menundukkan kepala mereka.

Kupikir mereka adalah anak-anak yang polos, tapi mereka tidak akan bisa bekerja kalau mereka terus menunduk seperti itu.

Mereka harus membiasakan diri, meskipun mereka tidak menginginkannya.

Aku melirik ke arah para dayang.

Saat gadis-gadis itu menegakkan diri dengan cepat, aku mengangguk. Tidak apa-apa.

Sekarang, saatnya menunjukkan kemampuan kita.

Kita harus mendandani Putri Mahkota untuk kepuasan Putra Mahkota.

Saat aku menyemangati diriku sendiri, aku berbicara dengan Putri Mahkota yang memandang kepergian Putra Mahkota.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?