Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 53 - Dia dan Kontrak 2


[POV Lidi] 

Setelah menerima balasan yang melebihi harapannya, Cain menatapku.

Sedangkan untuk diriku sendiri, setelah mengalaminya secara pribadi, aku merasa sangat bersemangat.

“Ini nyata! Seorang ninja! Kamu seorang ninja! Mereka juga ada di dunia ini!”

Kegembiraanku meningkat menjadi maksimal dalam sekejap mata.

Penampilannya, sosoknya yang baru saja membuat gerakan dengan jari, tidak peduli bagaimana aku melihatnya, dia adalah seorang ninja yang kukenal.

Mungkin mereka juga ada di dunia ini, aku sangat senang.

“Whoaa... Luar biasa! Ja-jabat tangan! Tolong jabat tangan denganku! Em... Benar! Sekolah! Aku belum pernah mendengar tentang sekolahmu. Apakah itu Iga? Atau Kouka? Atau mungkin... Aduh...”

“Hah?”

Melihatku mengusapkan tanganku sendri di bajuku dan menahannya sambil bernafas dengan kasar, Cain yang terkejut kemudian ikut tersadar. Dan, dia menyentuh kepalaku.

Dengan itu, kewarasanku akhirnya kembali.

“Aha... Ahaha... Maafkan aku."

Ditatap dengan mata mencemooh, dengan canggung aku meminta maaf.

"Ya ampun... Apa yang Putri pikirkan? Tiba-tiba mengoceh bahwa aku ini seorang ninja."

“Kalau begitu kamu itu shinobi?! Shinobi! Aduh... Maafkan aku.”

Saat aku bersemangat sekali lagi, kali ini Cain menghentikanku dengan memukul kepalaku dengan pelan.

Ah... Tenanglah! Lidi, tenanglah!

“Aha... Ahahaha. Em... Aku merasa kalau mata kiri Cain bersinar beberapa waktu yang lalu?”

Untuk saat ini, aku kembali ke pembicaraan kami, meskipun Cain menghela nafas, dia menjawab.

"Formasi sihir seni rahasia klanku terukir di mata kiriku. Aku bisa mengaktifkannya dengan membuat tanda dengan tanganku."

Aku terkesan dengan penjelasannya.

“Begitu, saat teknik diaktifkan jadi mata kirimu bersinar. Ah... Akhirnya aku yakin bahwa Cain menggunakan seni ninja.”

Karena bentuk tanda-tandanya menyerupai yang disebut sembilan simbol di duniaku yang sebelumnya, aku menjadi bersemangat karena mengira dia menggunakan seni ninja sungguhan.

Tapi, dari sudut pandang Cain, seni rahasia klannya bercampur dengan sesuatu yang tidak diketahui pasti itu tidak menyenangkan. Aku jadi merasa sedikit bersalah karena sudah mengatakan hal-hal tentang ninja kepadanya.

Saat aku berpikir seperti itu, seperti yang kuduga, Cain berbicara dengan nada yang kurang menyenangkan.

“Apa itu seni ninja... Putri, jangan beri nama yang aneh pada seni rahasia Hiyuma.”

“Yup... Maaf. Aku sudah tidak sopan.”

“...Tidak apa-apa selama kamu mengerti.”

Setelah dengan patuh aku meminta maaf dan mengakui kesalahanku, Cain menjawabnya sambil memalingkan muka.

Bersandar di dinding mansion, dengan tenang dia mengajukan pertanyaan tanpa menatapku.

“Yang lebih penting, tidakkah kamu akan menyebut apa yang kamu lihat beberapa waktu lalu... Menjijikkan atau semacamnya?”

Dia tampak sulit untuk mengatakan hal itu, tapi Cain tetap menanyakan hal yang  menyakitkan baginya itu kepadaku, aku pun kembali menghela nafas.

"Apa? Pembicaraan itu lagi? Cain, kamu begitu gigih. Aku tidak berpikir begitu. Sebaliknya, aku merasa bersyukur telah diperlihatkan sesuatu yang luar biasa seperti tadi."

“...Sungguh?”

Ketika aku mendengar Cain bertanya dengan gelisah, tiba-tiba aku berpikir dia pasti telah dianiaya dengan sangat kejam selama ini.

Tidak peduli seberapa banyak aku mengatakan bahwa matanya itu cantik, dia tidak akan percaya, itu pasti karena dia terus menerus ditolak oleh orang lain.

Apa yang dapat kulakukan untuk Cain hanyalah terus mengulanginya kata-kata yang kuucapkan sampai dia mempercayaiku.

Itu benar. Aku pikir bahkan kilau merah di mata kirinya beberapa waktu lalu itu indah.

Kalau dipikir-pikir, ninja tidak bersinar.

Selain itu, mereka tidak menggunakan seni magis asli.

Paling-paling, dalam cerita-cerita fantasi mereka menggunakan kekuatan elemen seperti suiton atau katon...

T/N : suiton (air) dan katon (api) adalah teknik pelepasan elemen yang digunakan ninja sesuai dengan elemen chakranya. Yang nonton anime Naruto pasti tahu lah, ya. Hehe

Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, Cain lebih baik dari itu.

Setelah kupertimbangkan kembali, aku menghadap ke arah Cain dengan wajah serius.

“Yup... Benar. Tidak sopan membandingkanmu dengan ninja. Cain, kamu jauh lebih baik dari ninja.”

“Tidak, ninja itu apa...? Aku tidak mengerti.”

Aku bermaksud untuk memujinya dengan serius, tapi untuk beberapa alasan Cain menggelengkan kepalanya dengan lemah.

Dan, ketika aku pikir kalau dia menundukkan kepalanya, setelah kuperhatikan bahunya mulai gemetar dan dia mulai tertawa. Eh? Kenapa? Aku sama sekali tidak tahu dia malah tertawa.

“Hahahaa... Ah... Putri, aku benar-benar tidak mengerti apa yang kamu maksud, tapi kamu yang terbaik.”

“Tidak, tidak ada yang perlu ditertawakan.”

Apa maksudnya dengan kata ‘kamu yang terbaik’ padahal dia tidak mengerti kata-kataku.

Aku jadi merasa tidak enak karena tidak mengerti kenapa dia tertawa.

Jadi aku cemberut, tapi Cain tidak berhenti tertawa.

Itu berakhir dengan dia memegangi perutnya. Tidak sopan.

“Tidak... Maaf. Tapi, aku sudah siap untuk disebut menyeramkan, tapi putri malah bersemangat melihatnya dan mengatakan hal yang tidak kumengerti tentang ninja. Aku merasa bodoh karena telah membuat diriku waspada terhadap apa yang akan putri katakan, lalu aku justru sesuatu yang aneh tapi terasa lucu.”

“Bukan itu masalahnya. Berkali-kali aku sudah mengatakan tentang mata Cain, kan? Barusan itu aku terkejut karena tiba-tiba mata kirimu mengeluarkan cahaya merah, tapi itu benar-benar indah. Aku tidak berbohong.”

Ketika aku memberitahunya dengan serius, Cain justru semakin tertawa.

“Putri luar biasa karena mengatakan hal seperti itu. Begitu... Jadi putri adalah orang yang seperti itu. Aku benar-benar bodoh karena sempat mengkhawatirkannya.”

Setelah mengatakan itu dari lubuk hatinya, Cain berhenti tertawa dan menatapku.

Matanya cerah, tapi ada sedikit keseriusan di dalamnya.

Dan setelah mengawasiku sebentar, dia sedikit mengangguk seolah yakin.

Aku ingin tahu apakah itu imajinasiku bahwa dia terlihat sedikit bahagia.

“Yup... Putri lulus. Aku membenci orang yang berpengaruh, tetapi putri berbeda dari mereka yang kukenal. Menarik. Aku akan mendengarkan apa yang putri katakan."

“Cain?”

“Ah... Ini berbeda, aku ingin menerima perintah dari putri. Kumohon."

Tidak bisa memahami maksudnya, aku memiringkan kepalaku, dan Cain tersenyum kecil.

Dengan dipenuhi tekad, dia memberitahuku dengan tatapan yang tidak memungkinkan untuk ditolak.

"Aku sudah memutuskan––– Putri adalah tuanku. Hanya putri seorang..."

Dia mengatakan hal itu sambil berlutut di hadapanku.

Aku tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi, aku hanya terdiam dan menatapnya.

"Ca-Ca-Ca... Cain... Apa yang..."

"...Putri ingat cerita tentang permintaan terakhir orang tua saya."

“Eh? Iya...”

Tiba-tiba pembicaraan itu berubah, cara bicaranya juga. Tapi spontan aku hanya mengangguk.

Cain terus berlutut, lalu dia mulai menjelaskan apa yang terjadi kepadaku.

“Orang tua saya adalah kepala klan Hiyuma. Klan kami tidak biasa. Kami dapat menunjukkan kemampuan kami hanya setelah menemukan seorang tuan, kami adalah klan yang melayani seorang tuan. Tapi, Ayah saya dan semua orang di klan cukup kesulitan untuk mendapatkan tuan mereka. Saya sendiri tidak tahu alasannya, tapi saya pikir, mungkin itu karena rumor tentang mata yang bersinar merah saat menggunakan seni rahasia klan tersebar dan kami dijuluki sebagai klan yang terkutuk.”

Cain menyentuh mata kirinya sambil tersenyum mengejek kepada dirinya sendiri.

“Beberapa orang mengatakan mereka tidak peduli dengan rumor tersebut. Tapi, di satu sisi mereka bahkan lebih buruk. Orang-orang seperti itu ingin menggunakan kami dan membuang kami. Kami tidak sebodoh itu untuk tidak memahaminya. Akibatnya, cukup sulit untuk memiliki seorang tuan.”

Ini menjadi semakin dan amat mirip dengan ninja... Setelah membaca suasana, tidak mungkin aku bisa mengatakan itu.

Mendengarkan pembicaraan tentang melayani seorang tuan, mereka sangat mirip dengan shinobi.

“Ketika saya dipaksa untuk melarikan diri dari klan, orang tua saya berkata kepada saya. Saya harus menemukan tuan yang akan saya layani. Sekarang, setelah saya memikirkannya, itu bukan hanya keinginan orang tua saya, tapi itu adalah keinginan semua orang yang tidak dapat menemukan tuannya... Putri. Biarkan saya memenuhi keinginan klan saya.”

“Tidak, meski aku diberitahu begitu.”

...Berat! Masa lalu Cain ini ada di kelas dengan level sangat berat!

Apa yang dia katakan kepadaku terlalu berat untuk langsung dijawab dengan 'Ya, tentu'.

Kenapa harus tuan? Tidak bisakah itu menjadi teman saja!?

Selain itu, aku benar-benar lupa... Tapi akan jadi bahaya kalau Cain di sini.

Sulit untuk mengatakan apakah ayah akan mengetahuinya, tapi aku memiliki sedikit keraguan. Ayah memiliki firasat yang hebat.

“Apakah saya merepotkan?”

Mungkin Cain memahami wajahku yang terlihat bermasalah, Cain mengangkat wajahnya dan menatapku dengan gelisah.

Jangan lihat aku dengan wajah yang seperti anak anjing yang ditinggalkan seperti itu...

Perasaan bersalah macam apa ini...

"Bukan begitu. Tapi, tampaknya ayahku masih mencari-cari Cain..."

Aku memberi tahu Cain bahwa ayah sedang menyadari keberadaannya, aku menyarankan dia untuk segera pergi.

Tapi, Cain malah tersenyum ringan.

“Tidak apa-apa, saya tidak akan pernah bertemu dengan ayah putri. Saya bersumpah.”

“Aku tidak butuh sumpah, tapi... Karena itu merepotkan, jangan bilang kamu akan membunuh. Ada satu masalah lagi. Aku akan segera menikah dan pindah ke Istana?”

Kupikir Istana Kerajaan akan menjadi penghalang, tapi senyum Cain justru semakin lebar.

“Itu memang tempat yang sangat besar, tetapi putri, menyusup ke Istana Kerajaan itu sangat sederhana, Anda tahu itu? Selain itu, putri akan menjadi Putri Mahkota, dan di masa depan menjadi Ratu, bukan? Saya mengerti karena saya berada di Serikat Pembunuh Bayaran, tetapi dengan posisi sebagai Putri Mahkota dan Ratu masa depan negeri ini, suatu hari Anda akan menjadi sasaran dari orang-orang seperti saya. Pada saat itu, penjaga dan pengawal di Istana mungkin tidak akan bisa melindungi Anda. Mereka tidak punya cara untuk menghentikan orang-orang itu.”

Penampilan Cain saat dia mengatakan semua itu seakan-akan dia menyembunyikan perasaan yang kuat.

“Tetapi, jika Putri memiliki saya. Saya akan melindungi Anda... Itu sebabnya, tolong jangan tolak saya.”

“Cain...”

Hatiku bergetar mendengar kata-kata bujukannya ini.

Sepenuhnya melindungiku...

Terus menatapku, Cain terus berbicara dengan fasih.

“Saya ingin melayani tuan yang saya akui. Klan Hiyuma hanya memiliki satu tuan, apa pun alasannya kami tidak akan berubah. Saya hanya ingin melayani tuan saya. Hanya Anda yang bisa. Saya ingin menjadi milik Anda.”

Dia memohon.

Mendengar dia mengajukan banding, aku merasa seperti sudah melakukan sesuatu yang buruk.

Cain tidak menyerah. Dia terus memberiku bujukan.

“Saya sudah memutuskan. Saya sama sekali tidak akan merubahnya dan saya tidak akan pergi sampai Anda menolak atau setuju. Putri adalah orang yang baik. Biarkan saya melindungimu, Putri.”

“......”

Setelah dia mengajukan banding dengan ekspresi dan suara yang tulus berkali-kali, aku menyadari bahwa dia tidak akan mundur.

Meskipun aku tidak ingin memiliki hubungan tuan dan pelayan dengannya.

Dan, meskipun aku pikir akan lebih baik jika dia tidak tinggal di negara ini, demi dirinya.

Sebagai putri dari Perdana Menteri, sebagai Permaisuri Putra Mahkota, tidak ada yang baik tentang itu.

Aku tidak ragu tentang ini.

Dan tanpa sadar mulutku mengucapkan kata-kata itu...

“...Jadi, seorang ninja......”

“Eh?”

Mau tak mau aku tersenyum pada reaksi waspada Cain terhadap suaraku.

Bagaimanapun, aku merasa tersentuh.

Sungguh, itu benar-benar tidak dapat membantu.

Aku menarik nafas dan menguatkan tekadku, lalu dengan tidak sengaja mengangkat telunjukku.

"Baiklah, Cain. Asalkan kamu mengatakan bahwa kamu adalah ninja eksklusifku."

Cain menjadi kecewa setelah mendengar kata-kata itu.

“Sebenarnya... Apa itu ninja......”

“Itu adalah istilah umum untuk orang-orang seperti Cain.”

Aku tidak bisa menjelaskannya secara detail.

Intinya adalah, tidak apa-apa jika dia mengerti bahwa aku setuju dengan itu.

Cain juga mengerti maksudku. Sedikit tersenyum, dia dengan senang hati mengangguk.

“Apa itu... Tapi, baiklah. Jika dengan itu putri mau menerima saya, saya akan menjadi ninja Anda.”

“Sejujurnya, aku ingin mengatakan bahwa tidak apa-apa jika kita menjadi teman, tapi Cain, kamu pasti tidak akan setuju dengan itu, bukan?”

"Ya."

Cain mengangguk dengan pasti.

“Saya tidak menginginkan seorang teman. Saya menginginkan seorang tuan.”

“...Baiklah. Aku mengerti. Hentikan cara bicara itu. Itu tidak menyenangkan."

Ketika aku mengatakan itu, Cain menggaruk kepalanya dan berkata aku juga tidak menyukainya.

“Berbicara dengan sopan memang terasa tidak nyaman, tapi sejujurnya aku lebih nyaman seperti ini.”

"Syukurlah. Kalau begitu, dengan ini kita telah membuat kontrak."

“Belum, baru sekarang...”

Setelah mengatakan itu, Cain kembali berlutut.

Dia menggabungkan tangannya dan mengulurkannya padaku.

Melihat perilakunya, aku memiringkan kepalaku.

“...Apa kita akan melakukan sesuatu yang istimewa?”

"Betul sekali. Ini adalah ritual klan yang penting. Putri, bungkus tanganku di tanganmu."

"Seperti ini?"

Atas perkataan Cain, aku membungkus tangannya dengan tanganku.

Merasakan tangannya yang dingin, aku memberikan kekuatan ke tanganku untuk menghangatkannya.

Dengan postur ini dia menundukkan kepalanya, dan dengan tenang berbicara.

“Keinginanmu adalah keinginanku, hidupku untukmu. Namaku, Cain lux Hiyuma. Mulai saat ini aku menerimamu sebagai tuanku, dalam kehidupan ini aku berjanji untuk selamanya setia kepadamu.”

Aku hanya bisa menatap heran saat dia mengatakan kata-kata puitis itu.

Setelah Cain selesai berbicara, mata kirinya sedikit bersinar.

Mengangkat wajahnya, Cain tersenyum tipis. Di mata kirinya terdapat formasi sihir yang muncul samar-samar.

Aku terkesiap melihat tontonan yang agak fantastis ini.

“Inilah kontraknya. Sekarang, sentuh mata kiriku.”

“Eh... Ya.”

Aku tidak bisa melawan kata-katanya dalam suasana seperti ini.

Tapi meski aku mengangguk, kedua tanganku sibuk menggenggam tangannya.

Dilihat dari suasananya, mungkin aku belum boleh melepaskan tanganku.

Aku dalam masalah, dengan kedua tanganku yang masih membungkus tangannya, dengan enggan aku pun memutuskan untuk mencium mata kirinya. Saat aku memberikan ciuman, formasi sihir yang muncul di mata kirinya bersinar terang. Spontan dan aku menutup mataku dari cahaya yang silau itu.

Tak lama kemudian, aku membuka mataku. Aku melihat Cain yang tersenyum puas.

Aku melihatnya dengan sangat heran.

“Eh… Eh? Kenapa...”

“Dengan ini kontrak kita telah terjalin. Sekarang Putri sudah menajdi tuanku.”

“Tidak, bukan itu... Benar.”

Kurasa, wajar jika aku terkejut.

Mata kiri Cain kini terlihat berbeda dengan sebelumnya, sekarang warna matanya terlihat jelas.

Cain menatapku dengan senyuman, kini kedua matanya benar-benar berwarna merah darah yang indah.

Keduanya terlihat bagaikan permata, aku senang melihatnya.

Pantulan matanya, membuatku gelisah.

Aku sama sekali tidak mengerti.

Kenapa tiba-tiba mata kirinya......

Tidak salah, beberapa waktu yang lalu, mata kirinya seperti tidak bisa melihat.

Aku yang sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi hanya diam sambil menatap Cain.

Cain terus saja tersenyum kepadaku, dan perlahan dia bangkit.

“Aku sudah mengatakan bahwa formasi sihir terukir di mata kiriku, bukan? Formasi sihir itu tidak dapat digunakan sampai aku memilih tuan. Itulah kenapa aku tidak bisa melihat dengan mata ini. Tapi, aku bisa melihat dengan baik setelah kontrak selesai dibuat.”

Mungkin sekarang dia jadi merasa bahwa poni yang menutupi mata kirinya menjadi sedikit mengganggu, Cain menepis poninya.

Mata kirinya yang tadi tidak memiliki cahaya, seolah-olah fakta itu bohong, kini mata itu memiliki kecemerlangan yang sama dengan mata kanannya.

Mata itu memikatku, dan aku pun merasa puas.

"Mulai sekarang, tolong jaga aku, ya."

“...Begitu juga denganku.”

Meski terkejut, aku tetap menerima kata-katanya.

Setelah memeriksa sekeliling, Cain mengulurkan tangannya kepadaku.

“Dengar, ayo segera kembali ke kamarmu. Apa kau tidak akan bermasalah jika penjaga menyadarinya?”

“Wah... Aku lupa!”

Setelah itu, berkat seni rahasia Cain, aku berhasil kembali ke kamar dengan selamat.

Syukurlah, aku sudah kembali ke kamar sebelum terjadi keributan. Tapi, kini aku jadi tersadar bahwa kenyamanan ini juga bisa membuatku menjadi sasaran.

Aku tidak merasa ingin mengalami hal merepotkan lainnya, tapi... Hamm... Baiklah.

Anggap saja Cain sebagai teman yang bisa kuajak bicara.

Bagaimanapun, begitulah caraku mendapatkan ninja pribadiku.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?