Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 52 - Dia dan Kontrak 1


[POV Lidi] 

“Aahhh... Aku bosan...”

Suatu hari ketika ayah dan ibu pergi.

Meski kami sudah berdamai, tapi ayah belum mengizinkanku keluar dari kediaman, jadi seperti biasa, aku dipenjara di kediaman ini.

Ngomong-ngomong, keduanya pergi ke wilayah Duchy tertentu di pinggiran. Mereka bilang, mereka akan menyapa kakak, tapi kupikir hal seperti itu tidak perlu dilakukan untuk kakak.

Pada awalnya, setelah dilarang keluar, dengan patuh aku mengasingkan diri di kamarku seperti yang diperintahkan, tapi dalam sekejap aku menjadi bosan dan akhirnya mencoba melarikan diri berkali-kali.

Setiap kali aku melakukan hal itu, tingkat keberhasilannya adalah 0%.

Saat aku turun dari kamarku menggunakan tali, ada seorang pelayan yang sudah menunggu di bawah sana. Saat aku mencoba langsung pergi melalui pintu masuk, kepala pelayan akan menghalangi jalanku.

Bukan hanya pengawal yang ayah perintahkan saja yang mengawasiku, tampaknya semua pelayan yang bekerja di kediaman diperintahkan untuk memastikan bahwa aku tidak akan pergi.

Berkat itu aku jadi merasa putus asa.

Namun, dengan dikurung seperti ini, stresku menjadi terakumulasi.

Akibatnya, untuk meringankannya, seperti yang kukatakan kepada ayah, aku memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan menyulam seperti seorang wanita bangsawan.

Setelah memasak, kerajinan tangan adalah keahlianku. Dalam kehidupanku yang sebelumnya, setiap tahun aku merajut sweater, aku juga menyukai lacework.

T/N : lacework = proses pembuatan kain renda.

Semakin halus polanya, semakin aku terus menghabiskan waktu dengan melakukan ini, aku menjadi semakin semangat dan terus memegang jarum.

Dengan sepenuh hati, aku mengabdikan diri untuk menyulam.

Tapi, aku melakukannya untuk menumpahkan kekesalan tentang ayah di waktu senggang.

Aku tidak menumpahkan kekesalan itu dengan kata-kata karena itu bukanlah sesuatu untuk didengar, tapi meskipun mengeluh, aku terus bekerja dengan penuh semangat.

Kupikir itu pasti pemandangan yang menakutkan jika dilihat dari samping.

Sulaman yang melampiaskan ketidakpuasanku kepada ayah berubah menjadi perwujudan kebencianku kepada ayah, sulaman itu sudah kuselesaikan sejak beberapa hari yang lalu.

Barang yang kubuat itu adalah bed cover, hasilnya, bisa dibilang bahwa ini adalah mahakarya terbaikku.

Bahkan aku mengakuinya sendiri, lambang keluarga bangsawan yang disulam dengan benang emas adalah bagian yang terbaik. Saat para pelayan melihat mahakaryaku ini mereka semua mendesah kagum. Bahkan ayah pun terdiam saat melihatnya.

“Kamu benar-benar... Berbagai kemampuanmu itu sia-sia untuk dirimu...”

Ayah terlalu banyak bicara.

Meskipun ayah mengeluh, aku berkata dengan senyum termanisku, “Aku membuatnya untuk ayah” dan memberikannya kepadanya.

Meskipun dia terlihat senang, apa yang akan dia pikirkan jika dia tahu bahwa itu penuh dengan kebencian yang terpendam padanya. Ini balas dendam ringan. Ayah harus dengan senang hati menerimanya.

Setelah aku menyelesaikan mahakarya itu, aku tidak memiliki kegiatan lagi, dan tidak ada hal yang harus kulakukan juga, akhirnya aku menghabiskan hari dengan penuh rasa bosan.

Kalau saja aku bebas bisa pergi dari kediaman, aku ingin melatih sihirku.

Tapi, aku sendiri belum menunjukkan tanda-tanda bahwa aku bisa menggunakan sihir.

Aku mendapat informasi dari Delris jadi aku sangat antusias dan berusaha untuk berlatih dengan keras, tapi aku tetap tidak memiliki harapan seperti sebelumnya.

Pastinya, rasanya aku bisa memahami tentang kekuatan sihir lebih baik dari sebelumnya.

Tapi, jalan untuk hal itu masih panjang.

Aku tidak ingin berhenti, tapi aku merasa kecewa karena aku mengharapkan perubahan yang dramatis. Kupikir, aku harus berlatih sedikit setiap kali aku memiliki waktu luang.

Kesuramanku semakin terakumulasi. Sekarang sudah begini, aku ingin keluar untuk mengubah suasana hatiku, tapi seperti yang kusebutkan sebelumnya, setiap jalan keluar diblokir.

Tapi, dengan kesempatan langka karena ayah dan ibu tidak ada di sini, jika aku ingin keluar, sekaranglah saatnya.

Itulah yang kupikirkan, tapi―――

“Tentu, pasti membosankan.”

"Whoa!"

Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, aku terlonjak kaget. Karena itu sangat tiba-tiba, tanpa sadar aku mengeluarkan suara yang tidak pantas untuk seorang wanita bangsawan.

Aku menoleh ke suara yang kukenal, dan di sana ada Cain yang berjongkok di jendela yang terbuka.

“Cain!?”

Seperti biasa, dia memakai pakaian cokelat gelap di seluruh tubuhnya. Bedanya hari ini, dia tidak menutupi kepalanya, rambut hitam keritingnya dan fitur tubuhnya yang ramping terlihat jelas.

“Yo, Putri. Apakah kamu baik-baik saja?”

Cain mengatakan hal itu sambil mengangkat satu tangannya. Aku berlari ke arahnya, merasa senang karena dia sudah benar-benar sehat.

“Cain! Apa kondisimu sudah baik?”

Mendengar itu, Cain mengangkat bahunya.

“Aku tidak terluka parah. Sekarang setelah pulih, mudah bagiku untuk menyelinap ke Kediaman Duke.”

Dia tertawa, membanggakan kemenangannya yang mudah. Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku pada sikap Cain yang seperti itu.

“Eh? Bagaimana dengan pengawal di kediaman? Kupikir jumlahnya cukup banyak.”

“Caraku dan cara mereka dalam hal penjagaan itu berbeda. Mereka tidak akan bisa menangkapku.”

“Haaa... Luar biasa.”

Dengan enggan, aku bertepuk tangan pada Cain yang mengungkapkannya dengan penuh keyakinan.

Aku benar-benar iri. Aku ingin keterampilan seperti itu.

Meskipun aku terkesan, tapi kenapa Cain datang ke sini?

Kupikir dia sudah pergi dari negara ini. Aku bertanya dengan suara lembut.

“Cain, kenapa kamu datang ke sini? Bukankah kamu harus pergi dan memenuhi keinginan terakhir ayahmu?”

Aku tahu bahwa dia berusaha memenuhi keinginan terakhir ayahnya meski dia sudah terkena kutukan, jadi aku tidak mengerti kenapa dia justru ke sini. Aku tidak berpikir bahwa dia ke sini untuk menghabiskan waktu saja.

Dengan riang Cain tertawa.

“Yah, itu benar. Bisakah aku memberikan salam singkat kepada penyelamatku? Dan saat aku ingin melakukannya, penyihir obat memintaku untuk memeriksa situasimu.”

“Delris!? Begitu, aku tidak bisa pergi ke sana akhir-akhir ini...”

Aku sangat antusias untuk pergi ke sana lagi dengan manisan baruku, tapi aku tidak bisa melakukannya karena larangan dari ayah.

Mengingat hal itu membuatku murung. Cain tertawa ringan dan berkata bahwa aku tidak perlu khawatir.

“Tidak masalah. Nenek itu tahu bahwa putri tidak bisa meninggalkan kediaman. Ah... Dari yang aku lihat nenek bukan penjual obat biasa, kan? Jangan terlalu pikirkan.”

"Begitukah? Syukurlah... Ngomong-ngomong, sejak tadi kenapa kamu memanggilku putri?"

Aku lega mendengar Delris tahu tentang keadaanku.

Aku tidak ingin Delris berpikir kalau aku adalah wanita yang kasar, jadi aku menghargainya karena sudah mengetahui situasiku.

Namun, sekarang, setelah aku lega, ucapan Cain beberapa waktu yang lalu muncul di benakku.

Aku mencoba menanyakan hal itu kepadanya, tapi dia tampak tidak peduli.

“Ng? Putri adalah putri, bukan? Kamu adalah putri tunggal dari keluarga bangsawan, dan katanya kamu akan segera menikah dengan Putra Mahkota negara ini... Menurutku tidak ada yang salah dengan panggilan itu?”

“Ah... Jadi kamu sudah mendengarnya.”

Terlepas dari memperkenalkan diriku sebagai 'Lidi', tampaknya dia telah memutuskan untuk tetap memanggilku 'Putri'. Yah, terserah saja...

Tapi, meski aku tidak berprasangka buruk, aku bertanya-tanya apakah orang-orang di bidang pekerjaan seperti Cain itu tidak memiliki kecenderungan untuk tidak menyukai orang dengan status tinggi. Aku sedikit terganggu dengan itu.

“Aku diberitahu tentangmu saat aku berkata bahwa aku ingin bertemu denganmu. Tapi itu hanya informasi minimum... Emm... Maaf.”

Mungkin karena dia melihat sikap raguku, Cain mengira aku marah padanya karena sudah mempelajari identitasku, dia menundukkan kepalanya. Ini adalah kesalahpahaman yang sempurna, jadi aku menyangkal bahwa bukan itu masalahnya.

“Bukan begitu, Cain. Aku hanya berpikir mungkin kamu akan tidak nyaman denganku karena aku adalah putri dari keluarga bangsawan.”

Ketika aku berkata seperti itu, Cain mengangguk setuju.

“Yah... Itu... Kamu tahu. Pasti ada orang jahat dengan status tinggi. Tapi, Putri berbeda. Putri adalah penyelamatku... Oh iya, Putri tidak ingin menikah dengan Putra Mahkota, kan? Apakah masih seperti itu?”

Dia pasti sudah mendengar detail tentang kedatanganku ke toko Delris.

Aku pun mencoba menjelaskan bahwa itu sudah baik-baik saja kepada Cain.

Tapi, sebelum aku bisa mengatakannya aku sudah dibuat terkejut dengan kata-kata dari Cain.

“Kalau begitu, aku akan menculik putri. Kita akan kabur bersama. Ini adalah perwujudan terima kasihku karena putri sudah menyelamatkan hidupku.”

“Eh?”

Untuk sesaat aku tidak mengerti apa yang Cain katakan, saat aku memahami arti dari kata-katanya, keheranan menguasaiku.

Dengan tatapan serius, dia mengatakan hal yang meresahkan.

“Tentu saja, akan ada pengejar, tapi menyingkirkan mereka tidak akan menjadi masalah. Aku hanya harus membunuh mereka jika mereka menjadi penghalang... Ya. Tidak apa-apa, tidak masalah. Itu adalah tugasku untuk menyelamatkan Putri.”

“...Hmm. Cain?”

Bukankah beberapa kata yang menakutkan tercampur di dalam kalimat yang dia katakan?

Seperti penculikan, atau membunuh pengejar.

Mengingat dia adalah seorang pembunuh, tanpa sadar aku menekan pelipisku.

Tidak, dia mengatakannya dengan niat baik. Aku tidak boleh menyangkalnya.

"Tidak, sebenarnya, maaf, tapi aku tidak berniat melarikan diri."

Setelah diberitahu begitu, Cain membuat wajah kosong.

Imut... Itu imut, tapi aku ingin tahu apakah ada cara untuk mengatur mulutnya yang mengeluarkan kata-kata berbahaya itu.

"Begitulah? Tapi, Putri ingin melarikan diri dari Putra Mahkota, kan?"

Cain menatapku dengan ekspresi yang mengatakan bahwa dia tidak mengerti.

Pastinya, sampai aku bertemu Freed. Aku memang berpikir begitu. Namun...

Tiba-tiba, kemunculan Freed yang menatapku dengan sedih melintas di pikiranku.

Seketika aku merasakan sakit yang menusuk di hatiku.

Lalu, aku memberi tahu Cain tentang keputusanku.

“...Tidak apa-apa. Ini keputusanku sendiri.”

“Bahkan jika kamu tidak memiliki janji pertunangan dengan seseorang yang seperti Putra Mahkota, putri pasti memiliki banyak calon yang ingin menikahi putri, kan?”

“Ahaha... Cara menyebut Freed sebagai 'seseorang yang seperti' mungkin sedikit tidak sopan.”

Cara bicaranya yang lucu membuatku tertawa. Itu penawaran yang baik, tapi aku tidak berpikir untuk mencari pasangan lain lagi.

Aku akan menikah dengan Freed. Aku pikir itu tidak apa-apa.

Dengan santai aku duduk di depan Cain. Sebagai seorang bangsawan itu adalah perilaku yang buruk, tapi tak masalah bagiku.

Aku menatap mata Cain yang kebingungan.

Aku sedikit tersenyum dan berterima kasih atas niat baiknya.

“Ayah berkata 'tidak ada orang lain yang mau menikahimu'. Tapi terima kasih. Aku benar-benar senang dengan perasaanmu saat kamu mengatakan ingin membawaku pergi, Cain.”

Dia benar-benar memahami apa yang akan terjadi, tapi dia tetap mengajakku untuk pergi.

Setelah melihat matanya, aku mengerti bahwa Cain serius, jadi aku berterima kasih atas perasaannya. Tapi Cain membuat wajah yang kecewa.

“Aku mengerti. Jika Putri berkata begitu, mau bagaimana lagi... Lalu, apa yang harus aku lakukan.”

"Maksud kamu apa?"

Aku bertanya kepada Cain yang mengerutkan kening dengan canggung.

Mmhm mmhm... Cain merenung dengan tangan terlipat, dan akhirnya dia mengangkat wajahnya.

“Aku tidak bisa pergi dari sini seperti itu. Aku akan membalas budi. Itu aturan klanku. Terutama saat Putri menyelamatkan hidupku. Mana mungkin aku berpura-pura tidak ada yang terjadi.”

"Tidak apa-apa, tidak perlu memikirnya."

Ketika aku mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya, Cain menggelengkan kepalanya.

"Ini mungkin buruk untuk orang lain, tapi ini masalah prinsip keluarga... Adakah sesuatu yang ingin putri lakukan? Tidak masalah jika itu sesuatu yang kecil. Aku akan menyetujuinya."

“Sesuatu yang ingin aku lakukan...”

Aku memiringkan kepalaku.

Cain sepertinya ingin melakukan sesuatu untukku apapun yang terjadi. Tapi, sesuatu yang ingin kulakukan... Hmm?

"Ah!"

“Apakah putri memikirkan sesuatu?”

Saat aku memikirkan satu hal, Cain menatapku dengan mata berbinar.

Dia terlihat sangat bersemangat.

Melihat mata merahnya yang kini terlihat seperti anjing yang menunggu hadiah, sekali lagi aku tersenyum.

Sambil menahan tawa, aku menunjuk ke luar jendela.

Matanya mengikuti jariku.

“Kalau begitu, aku ingin keluar. Aku sudah muak dikurung. Bisakah kamu membantuku keluar tanpa ada yang melihat?”

Cain bisa masuk ke kamarku tanpa terlihat oleh para penjaga.

Saat dia berbicara tentang kabur denganku, dia mungkin bisa pergi dengan membawaku tanpa ketahuan.

Mendengar keinginanku, Cain langsung menerimanya.

"Apa... Apakah putri baik-baik saja dengan itu? Tapi kurasa, itu bukan membalas budi... Ah, itu benar, kalau begitu ini sesuatu yang istimewa. Aku akan menunjukkan Putri kartu trufku."

“Kartu truf?”

“Seni rahasia Hiyuma. Lihat, pegang aku.”

Seni rahasia? Bukankah pria ini baru saja mengatakan sesuatu yang tidak terduga...?

Aku mencoba bertanya tentang apa yang dia maksud, tetapi sebelum itu, dengan desakan Cain, aku tidak punya pilihan selain memegang ujung pakaiannya.

Cain menyatukan kedua tangannya dengan gerakan santai.

Tangannya yang tergabung sepertinya sedikit mirip dengan simbol dari kehidupanku yang sebelumnya.

...Sembilan simbol?

T/N : Sembilan simbol = sebuah praktek menggunakan tangan yang dilakukan dalam seni bela diri Jepang yang memiliki ikatan ninjutsu. Bagi yang sering nonton anime yang menceritakan onmyoji mungkin ga asing dengan ucapan Rin, Pyo, Toh, Sha, Kai, Jin , Retsu, Zai, Zen. Nah kesembilan kata itu adalah dasar dari sembilan simbol atau biasa disebut kuji-kiri.

Aku berpikir, tidak mungkin saat aku menatap tangan Cain, lalu Cain mengucapkan sepatah kata.

"Keberangkatan."

Bersama dengan mantranya, mata kirinya bersinar merah terang dalam sekejap.

Ketika aku memandang Cain sambil memikirkan apa itu, aku merasa bahwa aku bisa melihat formasi sihir merah kecil di matanya yang tidak bisa melihat.

"Heee?"

Dalam sekejap aku berada di luar. Aku menatap langit, hanya ada sedikit awan. Aku terkejut karena merasakan sensasi lembut dari rerumputan.

Dengan panik dan gelisah aku melihat sekeliling, dan aku mengerti bahwa kami berada di tempat yang familier. Ini di luar kediaman.

Tepat berada di bawah kamarku.

Terkejut, aku melihat ke atas, dan tentu saja, aku bisa melihat jendela kamarku yang terbuka.

Tidak mengerti dengan apa yang terjadi, aku tercengang.

Dengan senang hati, Cain membusungkan dadanya.

“Lihat, kita ada di sini. Di luar. Sebelumnya aku sudah mengonfirmasinya, tidak ada penjaga di sini. Bagaimana? Bukankah seni rahasia Hiyuma menakjubkan?”

“......”

“Yah... Bukan berarti aku hanya bisa menempuh jarak sejauh ini. Putri mengerti, kan? Aku bisa mengabaikan tembok, jadi ini cukup berguna.”

Cain terus menjelaskan tekniknya dengan agak bangga, tapi aku tidak peduli tentang itu.

Sambil menggigiti jariku, aku mati-matian mencoba memilah-milah pemandangan ini dalam pikiranku.

Cain membuat tanda di tangannya (sembilan simbol), lalu matanya bersinar.

Itu hanya bisa diungkapkan dengan satu cara.

Setelah berpikir dengan hati-hati dan mencapai kesimpulan, tiba-tiba aku mengangkat kepala dan berbicara dengan serius.

“...Yup, dia adalah seorang ninja.”

Kali ini Cain yang tampak terperangah melihatku mengatakan sesuatu yang bodoh dengan wajah serius.

"Ha?"


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?