Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
Chapter 50.2 - Keputusan Shinigami
[POV Cain]
Tapi
kesempatan itu tidak akan datang jika aku kabur.
Aku
tahu kalau aku berterus terang mengatakan bahwa aku ingin pergi, dia tidak akan
mengizinkanku.
Aku
berpikir untuk melarikan diri, tetapi aku yakin, pasti aku akan dikejar.
Pria itu tidak akan membiarkan aku pergi.
Meskipun
aku berhutang budi padanya karena sudah membawaku, selama 8 tahun aku bekerja
tanpa bayaran, itu sudah lebih dari cukup.
Tentu
saja, jika dia menghalangi jalanku, aku akan menolak.
Aku
menekan semua kecemasanku tentang masa depan.
Yang
pertama bergerak adalah menangnya.
―――Hari
ini aku akan mengakhiri segalanya.
Sekali
lagi aku membulatkan tekad, aku menyesuaikan pernafasanku.
Pedang
(katana) klan yang terbungkus kain
tergantung di pinggangku.
Sebagai
gantinya, aku memiliki pedang pendek yang digunakan untuk bekerja.
Aku
menariknya dari sarungnya.
Aku
menyadari bahwa sikapku berubah.
Tidak
apa-apa, aku bisa melakukannya.
Dengan
anggukan, aku menyelinap keluar dari ruangan yang tidak akan pernah kudatangi lagi.
***
“Arghhh!!
...Uwaaa...”
“Hiii...”
Mengandalkan
sinar bulan saja, tanpa perasaan aku mengayunkan pedangku.
Di
dalam ruangan yang sudah bermandikan darah, aku menusukkan pedangku sambil
mendengarkan pergolakan kematian mereka. Darah mengalir keluar dari luka mereka.
Dengan
mudah aku menghindarinya. Membiarkan dirinya berlumuran darah hanya dilakukan oleh
amatir.
Aku
mengayunkan pedang untuk menghilangkan darah, lalu aku menuju ke target
berikutnya.
Di
ruangan besar tempat rekan kerjaku berada, aku menyalakan dupa.
Jenis
dupa yang menyebabkan tidur nyenyak, aku sering menggunakannya untuk bekerja.
Mereka
mungkin b*jingan, tapi mereka tetaplah seorang pembunuh.
Seharusnya
mereka tidak akan terjebak dengan mudah seperti ini, jadi aku tidak menyangka
bahwa akan berjalan dengan baik seperti ini, pasti mereka ceroboh karena berada
di wilayahnya sendiri.
Kebanyakan
dari mereka tertidur lelap.
Dengan
memanfaatkan itu, aku mengubah tidur mereka menjadi tidur abadi tanpa ragu.
Sekalipun,
aku tidak ragu melakukannya.
Sejak
awal, mereka adalah orang-orang yang tidak kupikirkan. Sebaliknya, aku justru
merasa segar.
Satu
demi satu, aku menghabisi mereka semua.
Tentu
saja, ada juga beberapa dari mereka yang bersikap waspada dan tidak tidur.
Aku
pun menyerang orang-orang seperti itu secara langsung.
“Mata
merah!! Kamu!! Beraninya kamu mengkhianati kami!!”
“Jangan
panggil aku dengan nama yang aneh. Namaku Cain."
Rekan
kerja lainnya yang baru kembali dari pekerjaan, melihat hal mengerikan di
ruangan besar ini dan menatapku dengan kebencian di matanya.
Aku
berbalik dan tersenyum kecil.
"Kau
selanjutnya..."
“Diam!!
Matilah!!”
Segera
dia melemparkan banyak pisau ke arahku.
Dengan
tenang aku memastikan arah pisaunya, menghindarinya, dan memukul mundur mereka
dengan pedangku.
"Apa
itu tadi!?"
“Hoi,
hoi, hanya ini yang bisa kamu lakukan?”
Pria
itu terkejut saat aku berkata seperti itu.
Aku
memegang posisi teratas di ‘Red’ selama bertahun-tahun bukan tanpa alasan.
Memanfaatkan
saat dia ketakutan setelah lemparan pisaunya tidak berguna di hadapanku, aku
menyelinap ke arahnya dan menusuk dadanya, tepat di jantungnya.
Dengan
ekspresi kaget di wajahnya, dia jatuh ke lantai.
"Itu
yang ke-20... Pedang ini menjadi tidak berguna sekarang."
Pedang
yang dibasahi oleh darah banyak orang menjadi berat, ketajamannya semakin
buruk.
Tanpa
ragu aku membuangnya ke lantai.
Dentang
suara jatuhnya bergema.
Sebagai
gantinya, aku mengambil pedang di pinggang pria yang baru saja jatuh.
Aku
juga mengambil pisau-pisau dari mereka yang sudah kuhabisi.
Pada
dasarnya, Serikat menyediakan senjata yang identik. Itu adalah pilihan bagus,
yang membuatnya mudah digunakan.
Menyurvei
ruangan yang diterangi sinar bulan, ada segunung mayat di dalamnya.
Aku
menghitungnya, membandingkannya dengan jumlah anggota Serikat yang ada di dalam
ingatanku.
Aku
memikirkan tentang jumlah orang yang harus kuselesaikan nanti.
Ada
alasannya kenapa aku memilih hari ini.
Gill
memanggil semua orang untuk pekerjaan besar dari negara yang tadi dibicarakan.
Tentunya,
para anggota Serikat berkumpul di sini.
Tidak
ada waktu lain yang tepat untuk melakukannya selain malam ini.
Aku
tidak boleh membiarkan ada orang yang bisa lolos dari sini.
...Aku
harus membunuh semua orang tanpa gagal.
“Whoaa!!
...Hmm!!”
Ada
lagi orang yang baru datang.
Saat
dia meninggikan suaranya, aku melempar pisau yang baru saja kuambil di
tenggorokannya.
Pisau
itu mendarat di tempat yang kuinginkan.
Dengan
mengerang, orang itu pun terjatuh.
“21...”
Bau
darah yang mencekik memenuhi ruangan.
Orang
normal akan merasa mual dengan bau kematian yang pekat ini.
Namun,
aku sudah terbiasa. Saat ini, aku tidak merasakan apapun.
Lebih
penting menghitung jumlah mereka yang kubantai.
Aku
terus menebas mereka dan terus melempar pisau ke arah orang yang masih hidup.
Sedikit
demi sedikit, tanda-tanda kehidupan dari mereka lenyap.
Dalam
situasi seperti ini, aku merasa kalau, mungkin saja, saat ini, aku tersenyum.
Mulutku
melengkung.
―――Jadi
inilah 'Shinigami'.
T/N
: Shinigami (æ»ç¥ž) merupakan istilah bahasa
Jepang yang berarti Dewa Kematian. Biasanya kata Shinigami diberikan sebagai
julukan kepada seseorang yang sudah banyak membunuh orang-orang.
***
Saat
aku merasa tidak ada lagi tanda-tanda pergerakan di dalam gedung, akhirnya aku
berhenti bergerak.
Sekali
lagi, aku menghitung jumlah mayat dan mengerutkan kening.
Itu
buruk, kurang satu orang.
Lalu,
untuk pertama kalinya, aku menyadari bahwa pria dengan senyum yang menjijikkan
itu tidak ada.
Ketua
Serikat ‘Red’, Gill.
Tidak
ada artinya jika aku tidak menghabisinya.
Tapi,
dia punya rumah di luar.
Aku
kira, karena dia tidak ada di sini, berarti dia kembali ke rumahnya.
Dia
sangat waspada.
Tidak
ada satu orang pun yang tahu di mana lokasi rumahnya.
Aku
ingin tahu apakah dia akan kembali.
Dalam
kasus terburuk, itu akan terjadi di pagi hari.
Jika
memungkinkan, aku ingin meninggalkan negara ini pada malam hari, tetapi aku
tidak bisa melepaskan Gill begitu saja.
Bahkan
jika itu menjadi agak merepotkan, dia adalah satu-satunya pria yang ingin
kubunuh.
Kalau
aku melepaskannya seperti ini, di masa depan nanti, aku akan menyesalinya.
Jelas
itu akan menjadi masalah yang lebih besar dari yang kualami sekarang.
Dia
tidak akan kembali dengan cepat. Hah... Memikirkannya, aku menjadi kesal.
“Cain,
kamu melakukannya dengan cepat.”
Aku
mendengar suara pria itu dari belakang.
"Gill."
Aku
segera berbalik ke belakang, melihat Gill.
“Yo,
Cain. Kamu terlihat hidup.”
Aku
memang tidak pantas mengatakannya, tapi aku merasa jijik dengan pria ini, dia
bahkan tidak merasa goyah saat melihat mayat dari rekan-rekan kerjanya.
...Dia
menjijikkan seperti biasanya.
Aku
tidak ingin melanjutkan percakapan dengan pria ini, jadi diam-diam aku
menyiapkan pedangku.
“Hoi,
hoi, jangan lakukan itu. Mari kita bicara dengan damai, oke?”
Kata-kata
pria ini benar-benar tidak bisa dipercaya.
"Berbicara?
Setelah melihat pemandangan mengerikan ini, kamu masih ingin melakukan itu?"
Gill
mengangguk ke arahku sambil merajutkan alisnya.
“Kenapa
tidak? Aku bisa mengganti mereka dengan anggota baru. Tapi tidak denganmu.
Tidak ada yang salah dengan tindakanku ini, kan?”
"Kamu
juga bisa membuangku."
Secara
implisit, aku mengatakan bahwa aku ingin berhenti dari Serikat ini, tapi dia
menggelengkan kepalanya.
Saat
dia menatapku dengan wajah yang sangat serius, aku merasakan sedikit kecemasan.
“Tidak.
Tidak bisa. Kamu adalah orang terakhir yang selamat dari Klan Hiyuma. Di
situlah letak berharganya dirimu.”
“Apa!?”
Mendengar
kata-kata Gill tubuhku menegang.
Aku
tidak pernah mengatakan kepada pria ini tentang identitasku.
Fakta
bahwa orang bermata merah adalah anggota Klan Hiyuma seharusnya tidak
diketahui.
Lalu
kenapa dia bisa mengetahuinya!?
Melihat
warna kulitku berubah, Gill tersenyum penuh arti.
Dengan
suara yang menyeramkan, dia tersenyum menjijikkan
“Merasa
aneh? Aku bertaruh. Ini bukan informasi yang aku kumpulkan. Melainkan, berasal
dari seseorang yang berpikir untuk mempekerjakan klanmu.”
"...Apa
katamu?"
Aku
merengut padanya sebagai reaksi atas kata-katanya yang tidak bisa disangkal.
Gill
terus menyeringai, sama sekali tidak merasa gelisah.
Dia
begitu tenang sehingga aku menjadi marah.
Dia
tidak peduli dengan mayat-mayat di kakinya.
Seolah-olah
mereka tidak ada.
Aku
menggigil karena ketidakpeduliannya yang berlebihan.
Saat
ini, sepertinya dia tidak memegang senjata.
Tapi,
aku tahu. Mendekati pria ini secara sembarangan, itu sama dengan kematian.
Melihatku
yang secara refleks mengambil jarak, Gill terus berbicara dengan nada geli.
“Orang
itu tahu semua tentang klanmu dan menginginkannya dengan segala cara. Kemampuan
tempur klanmu itu tinggi, dan kalian tidak akan melawan perintah tuan kalian. Karena
itu kamu berharga. Klanmu diancam harus mengabdi kepadanya, jika tidak mereka
akan mati.”
Kata-katanya,
mengingatkanku dengan hari itu.
Hari
di mana, percakapan antara para orang dewasa klan saat kami dikelilingi oleh
tentara.
'Memiliki
tuan yang memaksa kita benar-benar tidak dapat diterima!'
'Mempekerjakan
seluruh Klan Hiyuma? Itu lelucon yang besar!'
Semua
orang kehilangan kesabaran.
‘Kalau
mereka tidak ingin tunduk, maka, bukankah satu-satunya pilihan adalah
menghancurkannya? Jika mereka tidak mau mengabdi, maka musnahkan mereka sebelum
mereka menjadi ancaman. Bukankah wajar bagi politisi untuk berpikir seperti
itu?’
‘Tidak
mungkin! Mereka... Yang menyerang kita adalah...’
Sebuah
kesimpulan yang tidak pernah kupikirkan sampai sekarang, muncul.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment