Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 39 - Teman Masa Kecil 2


[POV Freed] 


"Alex!! Seharusnya kau tidak...!!"

Glenn menempel ke Alex, lengannya berada di punggung Alex untuk memperingatkannya agar tidak mengatakan hal-hal yang tidak perlu.

Glen adalah seorang ksatria. Tidak ada cara bagi Alex untuk melarikan diri dari pegangan itu tetapi, Alex bisa menepisnya dengan mudah sambil tertawa.

"Haha! Bertarung bukan hanya soal kekuatan, kau tahu? Pergerakan sendi otot lawanmu dan hal-hal seperti itu, jika seseorang memahami secara mendalam hal-hal itu, dia bisa menghadapi orang sepertimu dengan mudah!!"

Ketika Alex dengan mudah menghindari pegangan Glenn, dengan bangga dan cepat ia menjelaskan gerakannya. Glenn yang merasa frustasi dengan itu hanya menggertakkan giginya sebagai jawaban.

Hal seperti ini sudah sering terjadi saat kami masih kecil.

"Kembali ke masalah awal... Mengenai cinta Will yang tak terbalas. Freed, apa yang kau inginkan sebenarnya?  Kalau kau hanya bermain-main, maka kau memiliki selera yang buruk."

Sensasi kacau terus menumpuk di perutku. Dari percakapanku dengan Lidi pagi ini, aku langsung memahami bahwa Will menyukai Lidi, dan Lidi tidak menyadarinya.

Tetapi, saat fakta itu dilontarkan kepadaku secara langsung, itu membuat aku merasakan perasaan sakit yang tak tertahankan.

Di samping Lidi ada seseorang yang memiliki perasaan padanya, dan dia adalah lelaki selain aku. Kenyataan itu memberiku rasa iri yang membara.

Dan bahkan lelaki itu sudah terbiasa menyuapi Lidi, mengingatnya membuat amarahku memuncak.

Meskipun begitu, aku sadar bahwa itu hanya ledakan amarah yang impulsif. Aku tidak seharusnya marah dengan hal itu, tapi aku tidak bisa menahannya.

Sudut bibir Alex terangkat saat ia melihat ekspresiku.

"Aku ke sini karena untuk memastikan seberapa serius perasaanmu terhadap Lidi. Tapi aku tidak pernah menyangka kau benar-benar menunjukkan wajah yang diliputi kemarahan dan cemburu seperti itu... Kau benar-benar serius terhadap Lidi?"

Aku melotot ke matanya yang berwarna ungu itu.

Aku tidak akan menyangkal perasaan yang kumiliki terhadap Lidi, bahkan jika itu di depan kakaknya.

"Aku sudah mengatakannya. Lidi akan menjadi satu-satunya wanita untukku."

Setelah aku mengatakan itu, Alex tertawa dan menjawab dengan ‘begitukah?’.

Tapi, kemudian dia mengalihkan pandangan tajam ke arahku.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan memercayaimu. Jadi katakan kepadaku. Selama aku tidak ada selama hampir setahun, apa saja yang terjadi?"

Dengan matanya yang menembus hasrat akan kebenaran, aku terbelalak. Alex mengangkat alisnya.

"Apa kau pikir aku tidak sadar? Kau... Orang yang tidak memiliki sedikit pun minat terhadap wanita, tiba-tiba mulai memiliki hubungan alternatif dengan berbagai wanita melalui Pesta Malam selama hampir setahun ini. Kenapa?"

"Alex, soal itu... Aku yang..."

Glenn mengangkat tangannya untuk membantah tetapi Alex benar-benar mengabaikannya.

"Diam. Kamu harus diam. Yang kuminta untuk bicara saat ini adalah Freed."

Pandangan Alex selalu terpaku padaku. Saat aku mengamati tingkahnya, aku menyadarinya... Mungkin dia sudah mengetahui segalanya.

Kemudian aku teringat dengan masa kecil kami. Sejak dulu, Alex selalu bersikap seperti itu.

"......Seberapa jauh kau sudah menyelidikinya?"

"Apa kau ingin aku yang mengatakannya? Baiklah, itu tidak masalah. Lagi pula, aku tidak diminta untuk merahasiakannya darimu. Sebenarnya Yang Mulia Raja yang memintanya. Kira-kira, sekitar 3 bulan yang lalu, orang tuaku berkata ‘Freed mulai kehilangan kendali akan kekuatan sihirnya. Apa ada efek dalam kehidupan pribadinya? Selidiki secara pribadi’. Itulah yang dikatakannya."

"Ayahanda melakukannya......"

Aku memang menduga bahwa ayahanda menyadari kalau kendali sihirku menurun, tapi aku tidak pernah berpikir beliau aku menugaskan Alex untuk menyelidikiku.

"Sebagai subjek penyelidikan, tentunya kau mengetahui semuanya, kan? Selama ini kau berpartisipasi dalam Pesta Topeng. Hari demi hari, menerima ‘undangan’ dari para wanita dan ‘memeluk’ mereka. Aku pikir kau menjadi gila."

"......"

"Lagi pula, kau tetaplah seorang lelaki. Jadi, awalnya aku berpikir kalau kau hanya ingin bermain-main atau kau menginginkan sesuatu hal. Tetapi, seiring berlalunya waktu, kau justru terlihat menjadi murung dan sedih. Wajar jika ayahmu memintaku untuk menyelidikimu, kan?"

"......Apa yang ayahanda katakan?"

Tanpa memastikan apakah penyataan Alex itu benar, secara refleks aku terus mengajukan pertanyaan.

Tetapi, Alex terus berbicara dengan acuh tak acuh.

"Saat beliau mendengar laporan itu, Yang Mulia Raja berkata ‘Jadi hal itu juga terjadi pada Freed. Kalau begitu, aku harus mempercepat persiapan pertunangan untuknya’. Setelah itu, mengenai kau yang hadir di Pesta Topeng beliau berkata, ‘Ada keadaan yang tidak dapat, jadi dia melakukan hal itu. Jadi, pura-pura saja tidak tahu tentang hal itu untuk saat ini’ seperti itulah."

Mendengar itu, aku jadi mengerti alasan di balik pertunangan yang ditawarkan ayahanda.

Pada akhirnya, semua perbuatanku ketahuan.

Aku menutup mataku sejenak. Lalu aku berbicara dengan Alex.

"......Seandainya kau masih keberatan dengan hubunganku dan Lidi, aku bisa bersumpah secara resmi dan tidak akan memiliki hubungan apapun dengan wanita lain selain Lidi. Masalah sudah selesai."

Aku juga sudah memberikan 'Bunga Raja' kepada Lidi.

Tidak ada alasan lagi bagiku untuk melakukan tindakan bodoh itu. Dan yang terpenting, aku sendiri tidak ingin melakukan hal itu lagi.

"Kalau begitu, apa aku boleh tahu apa alasan kau datang ke Pesta Topeng?"

"Itu adalah rahasia Keluarga Kerajaan. Bahkan jika itu kamu, tetap aku tidak bisa mengatakannya."

Ketika aku mengatakannya, Alex menjatuhkan bahunya dengan kecewa.

"Kalau seperti itu mau bagaimana lagi, aku tidak bisa memaksamu. Meskipun aku penasaran dan menyelidikinya sendiri, yang aku dapat hanyalah cerita-cerita aneh dan diselimuti desas-desus......"

Saat Alex mengatakan hal itu, aku justru menjadi penasaran.

"Seperti?"

"Tidak ada gunanya mengatakannya. Itu semua terlalu konyol dan tidak bisa dipercaya."

Aku menganggukkan kepala sebagai tanggapan, aku kembali memandang Alex.

Dia memang orang yang hebat.

"Aku jadi merasa bersalah karena kau sampai repot-repot menyelidikiku. Termasuk juga soal Lidi. Jadi sebagai permintaan maaf, aku akan memberitahumu satu hal...... Rumor konyol yang kau dengar, mungkin itu benar."

"Hah?"

Aku mengabaikan Alex yang menunjukkan wajah bingung dan terus mengajukan pertanyaan lain kepadanya. Pembicaraan mengenai hal itu pun berakhir.

"Lalu? Apakah kakak iparku akan memberiku restu?"

Meski Alex terlihat enggan, tapi ia memberikan penegasannya.

"Upacara Pertunangan sudah dilakukan. Lagi pula, sudah ada 'Bunga Raja' juga. Memangnya, aku bisa ikut campur lagi? Kau harus bersyukur karena aku tidak bisa ikut campur. Tapi... Melakukan Ritual Bunga Raja di tempat semacam itu, apakah kau ini masih waras?!"

Alex, yang mengetahui tentang interaksi pertamaku dengan Lidi, mengubah ekspresi wajahnya.

"Itu adalah keinginan langit. Jika aku tidak melakukannya pada saat itu, aku tidak akan bisa mendapatkan Lidi."

Saat aku berkata bahwa aku tidak menyesali hal itu, kemudian Alex berkata ‘Saat matamu tertuju padanya, kau langsung melakukannya’. Setelah itu, dia menatap dan mengawasiku lagi.

"Mengenai masalah ini, aku juga berencana untuk memarahi Lidi. Karena tidak ingin menikah denganmu dia jadi pergi ke Pesta Topeng? Si bodoh itu, bagaimana bisa pemikiran liar seperti itu muncul di kepalanya? Dia bahkan tidak pernah berkata kepadaku kalau dia tidak mau menikah denganmu dulu."

"......Tidak, kupikir kalian berdua adalah kakak-adik yang sangat mirip......"

Alex malah menatapku dengan dingin.

Aku sangat yakin kalau sikap mereka yang suka membuat ulah itu sama persis.

Begitu juga dengan keterampilan mereka yang bisa menjadi pusat perhatian di linkungan sekitarnya.

"Ha? Jangan samakan aku dengannya. Ahh... Aku jadi merasa kesal. Benar juga, kalau saja Will memiliki satu ons sifat beranimu, kupikir hasilnya akan berbeda dengan semua ini."

"Nama itu tidak menyenangkan untuk didengar, jangan ucapkan nama itu di depanku untuk sementara waktu."

Saat aku mengernyitkan alisku dan berkata begitu, Alex tersenyum lebar. Aku rasa dia sengaja melakukannya... Dasar. Sikapnya yang seperti ini masih saja menjijikkan seperti biasa.

"Tidak apa-apa. Bukankah pada akhirnya, tetap kau yang mendapatkannya."

"Meski begitu, perasaan yang tidak menyenangkan ini tidak berubah."

Refleks aku mengatakan hal itu, tapi Alex hanya tertawa dan berkata ‘keinginanmu untuk memonopolinya terlalu banyak.’

Aku tidak peduli dengan apa yang akan dikatakan orang-orang.

Aku sangat menyadari bahwa jika itu mengenai Lidi, maka pikiranku akan menjadi sangat sempit.

"Aku benar-benar percaya bahwa kau serius dengan Lidi, dan aku mengerti kenapa kau tidak bisa menjelaskan alasanmu secara rinci. Tapi, kau harus menjelaskan situasinya kepada Lidi. Karena dia akan menjadi bagian dari Keluarga Kerajaan, tentunya dia memiliki hak untuk mengaksesnya informasi rahasia, kan?"

"Tentu saja. Aku berencana untuk memberitahunya tidak lama lagi."

Alex mengangguk dengan wajah serius.

"Kalau begitu aku tidak perlu mengatakan apapun lagi. Ah... Tidak. Biarkan aku memukulmu sekali sebagai pembalasan atas perbuatanmu terhadap adikku. Dengan begitu, semuanya akan impas dan aku akan menerimamu."

Kemudian Alex mengepalkan tangannya dengan sangat erat sampai buku-buku jarinya memutih. Untuk sesaat, aku merasa pipiku menjadi kaku. Tapi, jika itu akan membuatnya nyaman maka itu adalah hal kecil.

"......Lakukan apa yang kau inginkan."

Glen memandangku dengan tatapan khawatir, lalu aku segera menutup mataku.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?