Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 38 - Teman Masa Kecil 1


[POV Freed] 


"......Selamat tinggal."

Kau tidak tahu betapa bahagianya aku –aku sampai bergetar senang, saat kata-kata itu terucap.

***

Aku segera meninggalkan kamarku, menuju ke kantorku.

Tubuhku terasa sangat ringan.

Bahkan aku merasa kalau aku tidak membutuhkan tidur lagi.

Kekuatan sihirku tenang dan terkendali, itu membuat energi di tubuhku terisi penuh.

Menumbuhkan 'Bunga Raja' memang bisa menstabilkan kekuatan sihirku.

Sejak dulu, aku memang mengetahui hal itu karena itu adalah salah satu pengetahuan yang kupelajari sebagai bagian dari Keluarga Kerajaan. Tapi, aku tidak pernah berpikir bahwa itu bisa membuat tubuhku terasa sangat enak seperti ini.

Dan, bukan hanya itu.

Mungkin itu adalah hasil dari tidur dengan Lidi hampir seharian, jadi lib*doku yang biasanya merajalela kini telah tertekan jauh di dalam diriku. Aku benar-benar dalam kondisi sempurna.

"Selamat Pagi, Freed. Kamu tampak bersemangat."

Saat aku membuka pintu kantorku dengan suasana hati yang baik, Glen sudah ada di dalam dengan memegang sebuah dokumen.

Biasanya, aku akan merasa muak dengan dokumen-dokumen yang menggunung itu, tapi sekarang aku tidak mempermasalahkannya.

"Pagi, Glenn. Hmm... Ya, aku merasa sangat senang."

Sejak tadi aku merasa seperti ingin bersenandung saking senangnya.

"Rumor telah menyebar, kau tahu. Akhirnya Putra Mahkota membawa seorang wanita ke kamar pribadinya, begitulah kata mereka."

Saya tertawa mendengar kata-kata Glenn.

Membawa? Bahkan saat ini dia (Lidi) masih berbaring di ranjangku. Aku ingin tahu apa yang mereka pikirkan saat mengetahui fakta itu.

"Begitukah? Mengecewakan. Apa identitas wanita yang kubawa itu tidak menyebar? Meskipun, pasti sudah dibocorkan oleh para Pengawal Istana di dekat kamar pribadiku."

"Kurasa itu karena fakta bahwa Putra Mahkota membawa seorang wanita ke kamar pribadinya lebih menarik minat semua orang dibanding dengan identitas si wanita."

"Hmm... Akan lebih baik jika itu tidak berubah menjadi pembicaraan yang aneh."

Aku tidak mau Lidi sampai mendengar gosip-gosip yang aneh.

Tapi, aku tidak merasa keberatan jika fakta bahwa Lidi bermalam bersamaku tersebar.

Aku pun mulai duduk dan memindai dokumen –bekerja dengan dibantu oleh Glen.

Kali ini ada begitu banyak dokumen yang harus kuurus.

"......Ini sangat banyak."

Pada akhirnya, aku kembali merasa muak dengan gunungan dokumen-dokumen ini. Lalu Glen berkata dengan nada menuduh.

"Aku ingin tahu siapa yang sejak kemarin mengabaikan tugasnya. Apa kau tahu kalau aku mencari-carimu seharian kemarin?"

"......Aahhh... Aku bersama Lidi sepanjang waktu, itu sebabnya."

Glenn menghela nafas dan menjawab dengan, "Sudah kuduga."

"Kemarin aku mendengar gosip tentang itu, katanya Putra Mahkota masuk ke kamar pribadinya dengan seorang wanita."

"Hmm... Kau pikir aku ini orang yang seperti apa?"

Aku agak penasaran jadi aku bertanya.

"...... Aku tahu orang seperti apa kau, jadi aku yakin kalau wanita itu adalah Putri Liadana...... Lalu, apa kau bersamanya sampai pagi?"

"Ya, aku baru saja berpisah dengannya di kamarku beberapa saat yang lalu. Aku ‘mendorongnya sampai pada batasnya’ kemarin, jadi mungkin saat ini dia kembali tidur."

Aku berhubungan se*s dengannya seharian. Meskipun aku memang sengaja melakukannya, mungkin itu memang agak berlebihan.

Aku harus segera menyelesaikan dokumen-dokumen ini dan melihat keadaannya, pikirku riang. Hanya dengan mengingat bahwa dia ada di kamarku saja, aku sudah merasa senang.

Wajah Glen seakan-akan menunjukkan bahwa dia tidak bisa mengatakan apapun dengan kelakuanku ini.

"......Itu..."

"Freed!!"

Glenn mengernyitkan alisnya. Tampaknya tadi Glen ingin menjelaskan tentang pekerjaan kepadaku. Tapi, sebelum Glen bisa melakukannya, pintu dibanting terbuka.

Seorang pria dengan ekspresi marah datang, masuk ke kantorku.

"Kau!! Beraninya kau ‘menodai’ adik perempuanku yang imut!!"

T/N: Kata ‘kau’ di sini menggunakan kata て め え = temee, merupakan cara yang kasar dalam memanggil seseorang.

Mataku terbuka lebar saat melihat pria yang menyerbu masuk ke kantorku sambil berteriak.

Dia tidak hadir dalam Upacara Pertunanganku kemarin, bahkan sudah hampir satu tahun aku tidak bertemu dengannya, dan kini dia ada di hadapanku.

"......Alex. Jadi, kau sudah kembali."

Dengan wajah memerah (marah) ia melotot ke arahku, pria ini adalah, Alexei von Vivouare.

Seiring dengan terjadinya berbagai hal, sudah hampir setahun aku tidak bertemu dengannya. Aku benar-benar melupakan keberadaannya, tapi faktanya, dia adalah putra sulung Perdana Menteri, dengan kata lain dia adalah kakak Lidi. Dalam waktu setengah tahun, dia akan menjadi kakak iparku. Tapi... Dia ini adalah salah satu teman masa kecilku.

Meskipun Glenn segera bergerak untuk melindungiku begitu pintu terbuka, dia melonggarkan kewaspadaannya begitu dia tahu kalau itu adalah Alex.

Alex juga salah satu teman masa kecil Glenn.

Alex menggertakkan giginya sambil menatapku dengan mata yang mengerikan.

Tampaknya dia sangat marah.

"Freed, jelaskan secara terperinci. Tapi, apapun jawabanmu, aku benar-benar tidak akan pernah memaafkanmu."

Membiarkan pintu terbuka, Alex berjalan ke arahku dengan cepat.

Saat Glenn mengamati situasinya, dia bergerak untuk menutup pintu dengan diam.

Kacamata adalah hal yang membedakan Alex dengan Perdana Menteri. Selain hal itu, mereka benar-benar terlihat seperti pinang yang dibelah dua. Keduanya adalah orang yang tampan, tapi reputasi kepintaran yang dimiliki Perdana Menteri benar-benar berbeda dengan reputasi Alex yang dikenal sebagai amukan api.

Dia memiliki mata ungu yang indah sama seperti Lidi dan rambut berwarna perak yang seperti salju. Tidak seperti gaya rambut ayahnya, dia hanya mengikat rambutnya di belakang kepalanya dengan asal.

T/N : Katanya warna rambutnya perak tapi perumpamaannya malah salju. Jadi sebenernya tu rambut warna perak apa putih? Wkwkwk

Meskipun ia memakai pakaian bordir yang indah selayaknya Pewaris Keluarga Duke, tapi dia tidak pernah memakai pakaian itu dengan benar. Dia selalu memakai pakaiannya dengan asal –sesuai dengan keinginannya sendiri. Tapi, itu terlihat cocok untuknya.

Begitu Alex berada di hadapanku, dia membanting kedua tangannya di atas meja dengan bunyi keras.

Membuat seluruh dokumen di mejaku menjadi Berantakan.

"Freed!"

Aku mengalihkan pandanganku dari dokumen yang kupegang saat dia memanggilku dengan tatapan yang penuh amarah.

"Pertanyaan pertamaku, di mana Lidi?"

Tampaknya, dia datang ke kediamannya terlebih dahulu lalu baru datang ke sini.

Tidak ada gunanya menyembunyikan kebenaran. Jadi aku langsung menjawabnya dengan jujur.

"......Dia ada di kamarku."

Alisnya berkedut mendengar jawabanku.

"Oi...... Apa yang kau pikirkan!? Kau menculik adikku, melakukan segala hal sesuka hatimu? Kau sudah bersikap seperti dia adalah Putri Mahkotamu, kalian itu hanya tunangan. Jangan mengurungnya di Istana Dalam secara paksa sesukamu."

"Begitukah? Kupikir pasangan yang hidup bersama sebelum bertunangan adalah hal yang biasa di negeri ini."

Saat aku membantah kata-kata Alex seperti itu, sorot matanya tetap tidak berubah.

Ekspresi itu tampak persis seperti ayahnya.

"Tidak mungkin Lidi menginginkan hal seperti itu. Pertanyaan kedua. Freed...... Apa yang sebenarnya kau pikirkan?"

"Tentang apa?"

Aku meletakkan daguku di tangan dan menjawabnya dengan tenang. Alex tampak kehilangan ketenangannya, sekali lagi dia memelototiku

"Jangan bercanda denganku!! Kau... Sebelumnya, kau tidak suka bertunangan dengan adikku!! Meskipun begitu, tiba-tiba kau memberinya 'Raja Bunga', lalu membawanya ke kamar pribadimu setelah Upacara Pertunangan. Apa yang kau rencanakan!!"

T / N : Alex selalu ngomong informal banget (kasar) dengan manggil Freed て め え = temee. Mungkin ini udah kebiasaan doi dari dlu. Haha.

"Bahkan jika kamu bertanya padaku... Alex, kau tidak punya hak untuk membicarakan mengenai ini, kau tahu? Lagi pula, yang pertama mengusulkan tentang pertunangan ini adalah ayahmu sendiri."

"Aku tahu itu!! Itu sebabnya aku selalu berusaha menentangnya!! Dasar, Pak tua menyebalkan itu!!"

Alex mengerang dan mengutuk Perdana Menteri dengan kata-kata seperti 'pak tua idiot'.

Aku benar-benar terpana dengan sikapnya ini.

"......Aku tahu kau memiliki lidah jahat yang tajam sejak kita masih kecil. Tapi... Tampaknya kau semakin baik dalam mengucapkan sesuatu, ya."

"Diam! Tidak apa-apa selama aku tidak melakukannya di depan umum. Lagi pula, kau tidak benar-benar peduli dengan itu, dan siapa pun akan berubah menjadi seperti ini jika dia menghabiskan waktu dengan orang-orang dunia bawah dari kediamanku siang dan malam."

T / N : Sebelumnya udah dijelaskan kalo Keluarga Vivouare itu punya unit intelijen, kan? Nah, unit itulah yang dimaksud ama Alex.

Itu benar.

Alex memang selalu bersikap seperti ini kepadaku, tapi berbeda saat dia berada di depan umum atau para bangsawan lainnya yang tidak begitu dekat dengannya. Di depan umum, dia selalu bersikap baik selayaknya pewaris Keluarga Duke.

T/N : Bermuka dua sekali ya ni orang. Haha. Tp Rei suka <3 Kyaaaa!! Rei berharap ada cerita khusus tentang Alex #malahngomonginAlex Wkwkwk

Seperti yang diharapkan dari pewaris Keluarga Duke.

Aku mengangguk setuju saat mengingat fakta itu.

Sejak awal, Alex telah menjadi asistenku. Sebagai penerus Keluarga Vivouare, dia telah berada di sisiku sejak kami masih kecil.

Kepintaran dan kecakapannya yang unggul membuatnya di gadang-gadang untuk menjadi Perdana Menteri di masa depan.

Kami berdua telah melakukan dan mengelola tugas resmi (Istana) sejak lama. Tapi, kemudian diputuskan bahwa Alex harus mengurus unit intelijen Kediaman Vivouare untuk sementara waktu sebagai salah satu syarat agar ia diakui oleh para anggota unit intelijen tersebut sebagai pewaris.

Jika dia tidak bisa menangani sisi gelap dari Duchy-nya sendiri maka ia akan dianggap tidak layak sebagai pewaris. Karena itulah, sekitar kurang dari setahun yang lalu dia meninggalkan Ibukota untuk menangani unit intelijen keluarganya di Duchy Vivouare.

T/N : Duchy itu wilayah di bawah naungan kekuasaan Duke ya~ Yang sering baca cerita setting abad pertengahan pasti tau XD

Karena hal itu, untuk sementara Glen bertugas sebagai asistenku, menggantikan Alex untuk sementara. Tapi, tentu saja semua itu tidak mudah.

Karena, pada dasarnya... Glen adalah Kapten dari Ordo Ksatria.

Dia tidak bisa menangani dokumen-dokumen seperti ini dengan baik karena ini di luar bidangnya.

"......Kau, apa kau serius tentang ini?"

T/N : Sekarang Alex manggil Freed, ‘kau’ dengan kata お 前 = omae, bahasa informal tapi tidak sekasar temee.

Mata ungunya masih menatapku tajam.

Aku bisa merasakan keseriusan dari dirinya, jadi aku menjawabnya dengan serius juga.

"Tentu saja. Aku jatuh cinta dengan Lidi."

"......Cih."

Aku menatap matanya tanpa ragu. Melihat itu, Alex akhirnya menyingkirkan tangannya dari meja.

Aku melirik Glenn yang sedang menggaruk kepalanya.

"Sejujurnya, aku menaruh harapan kepada Will. Tapi, si bodoh (Will) itu... Tidak peduli berapa lama waktu berlalu, dia tidak pernah bertindak. Karena dia tidak waspada, pada akhirnya dia kecolongan dengan orang ini (Freed)."

"......Kakakku memiliki caranya sendiri."

Alex berdecak saat mendengar alasan dari Glen.

Aku tidak bisa membiarkan percakapan itu berlalu. Aku juga mendengar nama ‘Will’ dari mulut Lidi pagi ini. Aku pun meminta penjelasan dengan apa yang terjadi.

Tentu, Will juga salah satu teman masa kecilku.

Tapi, aku tidak pernah berpikir bahwa akan ada hubungan antara Lidi dan Will.

Tanpa memperhatikanku, percakapan mereka menjadi panas.

"Hah! Seseorang yang berpikir bahwa apa pun bisa disampaikan kepada Lidi tanpa mengatakan sepatah kata pun itu adalah hal yang sangat salah. Padahal dia sudah berada di sisi Lidi begitu lama, harusnya dia sadar setidak peka apa Lidi itu."

"Itu......"

"......Tunggu sebentar."

Aku tidak bisa menahannya lagi, jadi aku menyela pembicaraan mereka. Aku merasa sekujur tubuhku menjadi dingin.

Tanpa sadar aku jadi berbicara dengan nada yang sangat rendah dan dingin.

"Will...... Apa?"

"Freed......"

Glenn mengalihkan pandangannya dengan canggung tapi Alex merespons dengan acuh tak acuh.

"Ya... Will memiliki cinta tak berbalas untuk Lidi selama bertahun-tahun. Itu adalah jenis cinta murni yang langka, kau tahu? Kedudukan keluarganya juga setara dengan keluarga kami. Jadi... Khususnya aku... Sejujurnya lebih memilih Will daripada orang yang merepotkan sepertimu"

T/N : Hahahaha... Freed harus bisa dapet restu dari calon kakak ipar nih


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?