Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
Chapter 32.2 - Dia dan Para Putri Bangsawan
[POV Lidi]
"I-itu..."
"Apa kalian sangat iri kepadanya? Dia adalah orang yang akan menjadi istriku juga Ratu di masa depan. Kalian membencinya dengan tidak adil seperti ini, benar-benar pemikiran yang dangkal dan konyol. Kalian harus tahu di mana posisi kalian."
Freed tidak memiliki belas kasih terhadap mereka lagi. Dia menatap ketiga putri bangsawan ini dengan tatapan yang menyeramkan, para putri bangsawan yang tadinya mengucurkan air mata palsu kini berubah menjadi air mata yang sesungguhnya.
"Pergi dari sini. Hanya kali ini saja aku akan menutup mata. Mulai sekarang, jangan tunjukkan wajah kalian di hadapanku lagi."
"....Ya-Yang Mulia. Kami hanya…"
"Menjijikkan. Penjaga. Bawa mereka pergi. Setelah itu, beri aku laporan terperinci tentang penyebab dan penanggulangan karena membiarkan orang berkeliaran di Istana tanpa pendamping*.”
T/N : pendamping di sini itu adalah orang tua. Istana cuma bisa dimasuki oleh Keluarga Kerajaan dan orang-orang yang berkepentingan (para pejabat). Saat pesta, Istana bisa dimasuki oleh bangsawan yang bukan pejabat tapi mereka tidak boleh berkeliaran di Istana tanpa izin dan pendamping. Untuk kasus ini, para putri bangsawan itu harusnya didampingi oleh orang tuanya.
Para penjaga yang mendapatkan perintah dari Freed segera membawa ketiga putri bangsawan itu pergi dari sini.
Aku hanya bisa menyaksikan adegan itu dengan mulut yang terbuka lebar.
Tepat saat aku akan membalas mereka dengan amarahku, Freed sudah mendahuluiku. Apa yang harus kulakukan dengan rasa amarah yang masih ada di hatiku ini.
Rasanya aneh mengkritik Freed di saat aku selalu menolaknya. Aku bingung harus besikap bagaimana saat ini.
Dan hal terpenting yang kupikirkan adalah...
....Ah. Siapa saja mereka itu?
Jujur, aku terkejut.
Freed berbicara dengan nada seperti itu.
Jadi begitu sikapnya saat marah, aku merasa asing saat melihatnya, karena Freed yang kutahu adalah orang yang berbicara dengan nada sopan dan berekspresi lembut.
Tapi, di sisi lain aku juga merasa itu cocok dengannya, cara bicaranya membuat dia semakin cocok dengan seragam militer.
Aku ingin tahu apakah dia memberi perintah dengan nada seperti itu juga dalam pertempuran.
....Ah... Memerintah saat memakai seragam militer. Tidak ada yang lebih baik lagi dari ini.
Setelah ketiga putri bangsawan itu dibawa pergi, kini di koridor ini hanya ada aku dan Freed dan aku kembali memikirkan hal bodoh.
Ini sangat buruk! Padahal aku kira sudah berakhir, tapi saat aku lengah, pikiranku kembali melakukan festival seragam militer.
Aku harus segera pulang sebelum aku melakukan hal bodoh lagi.
......Sejujurnya, barusan itu sangat berbahaya.
"Freed. Aku juga akan undur diri dari sini.”
Aku merasa bahwa aku terampil dalam mencari kesempatan untuk pergi, tapi Freed tetap tidak membiarkan hal itu.
“Apa yang kau katakan, Lidi? Bukankah kau sudah berjanji untuk datang ke kamar pribadiku?"
Aku cemberut saat mengingat Freed yang memegang tanganku dengan kuat barusan.
Dia kembali berbicara dengan biasa, dia menarik lenganku, tidak membiarkanku untuk pergi.
Aku memang tidak bisa pergi dari sini begitu saja, tapi aku terus mencoba mencari alasan lainnya.
"Setelah aku pikirkan dengan baik, aku memutuskan untuk tidak mengganggumu. Jadi, sebaiknya aku pulang saja."
"Tidak boleh. Kau tidak akan pergi dari sini, Lidi.”
Aku berusaha mengendalikan tatapanku darinya.
Pasti ini kesalahan dari seragam militernya itu, hatiku berdenyut dengan keras.
“Aku minta maaf karena membuatmu mengalami hal yang tidak menyenangkan seperti ini. Gadis-gadis itu begitu gigih. Aku selalu berurusan dengan situasi semacam itu. Tapi berani sekali mereka bersikap seperti itu kepada Putri Mahkotaku, Lidi.... Aku tidak akan membiarkan gadis-gadis itu mendekati Lidi untuk kedua kalinya, jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan hal semacan ini."
“......Mereka sudah menunjukkan siapa mereka dan orang seperti apa mereka, jadi itu bukan masalah. Aku bisa menghadapinya sendiri.”
Aku bukanlah orang yang sangat lembut sampai bisa bersedih hanya karena hal seperti itu.
Jika mereka menargetkanku lagi, aku akan langsung membalas mereka.
"Syukurlah, tapi...... Apa Lidi tahu siapa mereka?"
"Wajah dan nama semua bangsawan sudah seperti pengetahuan umum bagiku."
"Seperti yang diharapkan dari Keluarga Vivouare, sedangkan aku tidak memiliki pemahaman yang baik terhadap orang-orang yang belum pernah kutemui... Tapi, aku ingin mendengarnya dari Lidi siapa saja nama orang-orang bodoh itu."
Aku memberi tahu Freed nama mereka, nama ayah mereka, dan posisi apa yang dipegang ayah mereka. Kemudian Freed menjawab “Benar.” dengan terkejut.
"Seperti yang dikatakan oleh Perdana Menteri, sepertinya kau tidak memerlukan pelatihan sebagai Putri Mahkota. Lidi sudah sempurna."
“Merupakan suatu kehormatan untuk menerima pujian seperti itu. Nah, sekarang aku akan-"
"Bukankah aku sudah bilang kau tidak bisa pergi. Tampaknya kau tidak tahu kapan harus menyerah, ya."
Padahal tadi aku ingin mengatakan alasan yang kubuat dengan terampil dan kata-kata yang indah kepadanya, tapi Freed tetap saja tidak mau aku pergi dari sini.
"Kau sudah berjanji akan ikut denganku, bukan?"
"Tapi itu....!!"
Saat aku mencoba melepaskan tangannya dari lenganku, dia justru semaki memegangku dengan erat.
Saat aku mencoba melawannya dengan serius, dia terlihat menjadi kesal.
"Jika kau hanya malu, maka aku akan berpikir bahwa itu imut. Tapi jika bukan itu...... Maka, itu berarti Lidi telah membohongiku."
Ketika dia mengatakan itu auranya menjadi berubah menyeramkan seperti saat berhadapan dengan para putri bangsawan tadi.
Aku tertusuk oleh tatapan dan kata-katanya yang dingin.
Benar-benar menakutkan, aku tidak bisa mengatakan apapun.
"Eh... Itu.... Em..."
Aku ingin berkata bahwa aku tidak berbohong, tapi kata-kata itu tidak bisa keluar dari mulutku.
"Kalau itu adalah orang-orang yang tidak penting seperti tadi, maka aku tidak akan peduli. Tapi, aku sangat benci jika orang yang dekat denganku berbohong.”
"......Ah!"
Wajah Freed yang tanpa ekspresi saat mengatakan semua itu membuatku seolah-olah menginjak ranjau.
Aku membeku, tidak tahu harus berkata apa, Freed mulai berjalan dengan menarikku dengan kuat.
Seolah membiarkan diriku dibujuk, aku mengikutinya dengan diam di belakangnya. Freed terlihat sangat marah.
Dengan cepat kami mencapai Istana bagian dalam. Setiap kami melewati pintu, para penjaga yang berada di kedua sisi pintu akan membungkuk. Tentu, tak ada yang salah dengan itu.
Kemudian kami tiba di tempat terdalam Istana.
Dengan santai Freed membuka sebuah pintu perak yang di sekelilingnya terdapat ukiran tanaman rambat, dia membawaku masuk ke ruangan ini.
Kemungkinan besar dan melihat situasinya, pasti ini adalah kamar pribadi Freed.
Saat aku masih melihat-lihat ke sekeliling, Freed mendorongku sambil melepaskan mantelnya dengan jengkel.
Karena terkejut aku berusaha menopang tubuhku dengan kedua tanganku, tapi kemudian aku merasakan sesuatu yang lembut.
Aku tersadar bahwa aku dilempar ke tempat tidur oleh Freed, tanpa kusadari, Freed sudah berada di atasku.
Aku sudah tidak bisa melarikan diri, dia mengekang kedua tanganku di atas kepalaku dengan satu tangan.
"Apa....!!"
Aku berpikir bahwa setidaknya aku harus melakukan protes, tapi dia langsung menutup rapat mulutku, membuatku tak bisa mengatakan apapun.
Lalu, sebuah lidah menyelinap masuk, menjelajah bagian dalam mulutku.
Menelusuri deretan gigiku, lalu menjalin lidahnya dengan lidahku. Tubuhku mulai memanas dengan ciuman yang penuh godaan ini.
Berulang-ulang kali dia mengubah sudut, dia terus memperdalam ciuman.
Aku benar-benar kehilangan seluruh kekuatanku, bahkan aku tidak memiliki kekuatan untuk menolak. Freed yang sudah melahap bibirku, kini perlahan dia memisahkan ciuman kami.
Bibirku memerah, jejak jalinan lidah kami terlihat, menciptakan suasana yang tidak senonoh.
Freed menatapku dengan mata tanpa ekspresi.
Aku merasa tidak nyaman, menghela nafas.
"....Bagaimanapun juga, karena sudah memutuskan untuk melakukannya, maka hasilnya akan tetap sama."
“Eh...?”
Aku mengangkat tatapanku ke arah Freed yang mengucapkan kata-kata itu. Kemudian Freed kembali berkata.
"Kau harus bertanggung jawab karena sudah membuatku marah."
"Hah? Melakukan apa…."
Dia tersenyum dengan cerah, sedangkan aku tidak mengerti apa maksud dari perkataannya.
Kemudian, seolah ingin membujukku, dia terdiam untuk sejenak, sebelum akhirnya dia menyodorkan dirinya padaku.
"....Aku kan sudah bilang kalau aku benci dibohongi, jadi aku harus menghukummu, Lidi."
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment