Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 32.1 - Dia dan Para Putri Bangsawan 


[POV Lidi]


"Yang mulia Putra Mahkota!"

Saat Freed membawaku menyusuri lorong yang dihiasi dengan emas dan lukisan-lukisan indah, tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggilnya dari belakang.

Freed yang merasa terpanggil pun berhenti, begitu juga denganku secara alami ikut berhenti.

Saat kami berbalik, ternyata ada 3 orang putri bangsawan yang berjalan mendekat ke arah kami.

Para putri bangsawan itu memakai gaun yang indah, dengan penuh harap mereka menatap Freed. Sedangkan aku yang berada di samping Freed diabaikan oleh mereka begitu saja.

Saat aku melihat tatapan genit di mata mereka, aku pun tersadar dan melangkah mundur.

Tanpa bicara, aku menjauh dari Freed.

Saat aku berusaha untuk menjauh darinya, Freed menatapku dengan ekspresi ragu, meski begitu, dengan mempertimbangkan keadaan, dia hanya diam tidak mengatakan apapun.

Para putri bangsawan itu langsung mengelilingi Freed dan mencoba memulai percakapan dengannya.

......Aku bertanya-tanya apakah mereka adalah pengikut Freed?

Aku yang mengamati mereka dari kejauhan hanya bisa menghela nafas dengan ringan.

Penampilan Freed memang lah sosok cantik yang cukup langka. Dengan rambut pirangnya keemasan, matanya yang sangat biru, dan fitur wajahnya yang indah dan tertata dengan baik, siapa pun yang melihatnya pasti akan sangat mengaguminya. Belum lagi posisinya sebagai Putra Mahkota.

Dia juga di rumorkan memiliki sikap yang lemah lembut.

Hanya dengan itu saja, mana mungkin dia tidak populer, bukan?

Dengan kata lain, karena aku telah menjadi Putri Mahkota maka para putri bangsawan yang menyukai Freed pasti akan menargetkanku sekarang. Mau bagaimana pun situasi ini pasti terjadi.

Sangat merepotkan!

Aku merasa muak dengan para putri bangsawan yang sedang menatap Freed saat ini.

Aku menjadi sangat kesal.

Keinginanku untuk pergi ke kamar pribadi Freed menjadi hilang.

Tapi tak masalah jika Freed hanya berbicara dengan pengikutnya.

Sebaiknya aku pulang saja setelah menyapa mereka.

Setelah memutuskan, aku pun mendekati Freed untuk mengatakan bahwa aku akan pergi.

Dengan situasi seperti ini, Freed tidak akan punya pilihan apapun selain menerimanya meski dia tidak menyukai keputusanku ini.

"Saya mendengar bahwa Anda bertunangan."

“Anda telah bekerja keras, Yang Mulia. Kewajiban sebagai anggota Keluarga Kerajaan membuat Anda harus menjalani pernikahan politik seperti ini.”

"Benar. Tapi untungnya Keluarga Kerajaan mempraktekkan poligami. Jika Anda ingin, silakan hubungi kami kapan saja.”

Sebelum aku bisa berbicara, ekspresiku seketika menegang saat mendengar kata-kata mereka yang terang-terangan ingin menjadi selir.

Akibatnya, pipiku mulai berkedut.

Berani sekali mereka mengatakan hal seperti itu, padahal aku berada di sini.

Tentu aku tahu siapa saja mereka. Aku sudah memasukkan daftar para bangsawan di negara ini ke kepalaku.

Mereka adalah anak dari Kediaman Marquis, Earl dan Duke. Usia mereka tidak jauh berbeda denganku.

Bukankah mereka adalah putri dari pejabat pemerintah? Apa yang mereka pikirkan? Mencoba berkelahi denganku?

Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri atau apa, tapi aku adalah putri dari keluarga Duke yang berpangkat tinggi*.

T/N : Pangkat tinggi di sini menunjuk ke kata Pemimpin Keluarga Duke. Dengan kata lain, Keluarga Vivouare ini adalah pemimpin dari Keluarga Duke lainnya. Jadi putri Duke yang lagi ngomong sama Freed ini statusnya lebih rendah dari Lidi meski mereka sama-sama putri Duke.

Selain Keluarga Kerajaan, tidak ada yang bisa memandangku dengan rendah.

Selain itu, hanya karena ada desas-desus bahwa aku memiliki tubuh yang lemah dan jarang menghadiri pesta malam. Apa mereka berpikir bahwa mereka lebih kuat dariku dan aku bisa dengan mudah ditangani?

Jika memang begitu, maka sayangnya mereka salah perhitungan.

Aku bukanlah orang yang akan mengomel dengan kata-kata yang kasar, tapi aku memiliki prinsip, yakni ‘jika ada yang menantang berkelahi aku akan menerima tantangan itu apapun yang terjadi’.

Tapi... biasanya dalam hal seperti ini sikapku itu terlalu agresif. Akibatnya ayah akan memarahiku karena tidak anggun.

Tapi... Karena sekarang aku juga sedang kesal dengan ayahku, maka aku menumpuk banyak stres di sini.

Iblis di dalam hatiku berbisik untuk melakukannya.

Para putri bangsawan ini sama sekali tidak memperhatikan wajah jijikku.

Setelah kuperhatikan... Aku mulai berpikir bahwa tidak ada gunanya ‘bermain drama’ bersama mereka.

Freed tidak menanggapi kata-kata dari mereka. Dia hanya terus diam dengan senyum di wajahnya.

Meski begitu, aku merasa aura yang mengerikan dari Freed.

Tampaknya mereka tidak menyadari itu, jika mereka bisa menyadari sikap Freed yang menyeramkan ini, maka keinginan untuk menjadi selir hanyalah sebuah mimpi. Kurasa hal itu tidak perlu dipertanyakan.

Jelas terlihat bahwa suasana hati Freed semakin memburuk saat ini, sebaiknya aku segera melarikan diri dari sini sebelum terlibat ke dalam kekacauan.

"Yang mulia."

Aku memanggilnya dengan acuh.

Tapi... Tanpa sadar aku meninggikan suaraku.. Tidak hanya Freed, tapi para putri bangsawan itu juga mengalihkan perhatiannya ke arahku.

"Saya minta maaf karena telah mengganggu di tengah percakapan Anda, saya akan undur diri dari sini. Silakan Yang Mulia lanjutkan pembicaraannya.”

Aku menyampaikan kata-kata itu dengan senyum dan tingkah laku yang terhormat.

Aku pun sedikit membungkuk ke arah Freed dan berpikir bahwa semua ini akan berakhir. Tapi, saat aku ingin membalikkan badanku, Freed menahan tanganku, seolah-olah tidak membiarkanku melarikan diri.

Dia menatapku dengan sangat intens, aku bisa merasakan amarahnya.

"Nama."

"Iya?"

“Kenapa kau kembali memanggilku seperti itu? Aku kan sudah bilang. Aku tidak akan membalas salammu itu.”

“......Tapi, meski Anda berkata seperti itu...”

Sejenak tatapan para putri bangsawan bergeser, dan aku berselisih tatap dengan mata penuh kebencian mereka.

Untuk di benci karena sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan diriku sendiri, ternyata memang benar aku telah bertunangan dengan pria yang merepotkan.

"Saya tidak ingin menerima rasa benci dari orang-orang."

Aku mengatakannya tanpa ragu. Kalau di situasi seperti ini aku memanggil nama Freed dan berbicara dengan informal kepadanya, sudah pasti ini akan menjadi umpan bagi para binatang buas yang kelaparan.

Aku mencoba memberi kode kepada Freed dengan mataku, tapi Freed tidak menyerah juga.

“Hanya karena alasan sepele seperti itu kau tidak mau memanggil namaku? Aku tidak mengizinkannya."

"......Freed."

Karena dia terus tidak mengizinkanku untuk pergi dari sini, dengan enggan aku pun memanggil namanya.

Seketika, aku merasakan aura haus darah dari tiga orang ini.

Ya... Ya... Ya... Hal seperti ini juga pasti terjadi.

Aku hanya bisa menghela nafas kepada para putri bangsawan yang cemburu ini.

Inilah alasan yang sebenarnya kenapa aku tidak ingin memanggil Freed dengan namanya dan berbicara informal dengannya.

"Itukan nama suci Yang Mulia!!"

"Tidak tahu diri juga ada batasannya!!"

Para putri bangsawan ini seketika melolong dengan keras. Aku memandang ke langit-langit dan berpikir ‘seperti yang kuduga’.

Aku bertanya-tanya bagaimana bisa mereka mengubah keadaan di mana Freed memaksaku untuk memanggil namanya menjadi aku yang bersikap tidak sopan kepada Keluarga Kerajaan.

......Sangat merepotkan! Mungkin boleh untuk mempertimbangkan pengecualian ini dengan serius.

Aku menegakkan punggungku, mengangkat wajahku, menatap mereka.

Gadis-gadis itu terkejut saat mereka menatapku, sebelum kata-kata kasar keluar dari mulutku, Freed sudah terlebih dahulu berkata...

"Sangat tidak menyenangkan."

"Ehh..."

"Yang mulia?"

Freed berbicara dengan nada yang menunjukkan rasa jijik membuat para putri bangsawan itu tiba-tiba berhenti bergerak.

Freed memelototi mereka seolah-olah sedang melihat sesuatu yang kotor.

"Pertama, kalian seharusnya menyampaikan niatmu kepadaku melalui ayahmu. Aku tidak ingin didekati oleh kalian. Berulang-ulang kali datang ke Istana, itu sama saja dengan menghina tuan putri tercintaku. Aku sudah mengira bahwa kalian ini bodoh, tapi tak kusangka sampai seperti ini."

"Yang mulia…."

Nama putri Earl ini, kurasa, kalau tidak salah, namanya adalah Ana von Platini. Entah apa yang dipikirkannya, dia mendekat ke arah Freed dengan ekspresi terkejut.

“Jangan mendekati lebih jauh lagi. Itu akan dianggap tidak sopan."

Freed mengatakannya dengan suara monoton, tapi itu jelas terdengar seperti penolakan yang tegas.

“Hormat terhadap Putri Mahkota adalah hal yang mutlak. Seharusnya kalian  mendengar pidato selama upacara pertunangan. Dengan keputusan Yang Mulia Raja, dia harus diperlakukan sebagai Putri Mahkota. Namun, sikap kalian tadi. Kalian pikir aku akan membutuhkan orang yang tidak kompeten dan tidak bisa memahami sopan santun?"

Secara implisit Freed menyiratkan bahwa mereka adalah keberadaan yang tidak diperlukan, warna kulit para putri bangsawan itu dengan cepat berubah pucat.

"Yang mulia!! Kenapa Anda menjadi seperti ini? Yang Mulia yang selalu bersikap baik menjadi mengatakan sesuatu seperti itu, pasti wanita it-!!

Orang yang mengangkat suaranya dengan tinggi kali ini adalah Maria von Shanoire dari Keluarga Marquis.

Ia memakai gaun berwarna merah muda, di pelupuk matanya terdapat air mata, dia menatap Freed dengan tatapan yang penuh kesedihan.

Tapi, tampaknya saat ini Freed sudah membenci kondisi ini dari lubuk hatinya.

"Semakin berani, tampaknya kalian semua tidak memiliki kemampuan untuk belajar, jangan terus mengharapkan keberuntungan dari rasa belas kasih seseorang atas perilaku kalian sendiri."

"....Yang Mulia, hal semacam itu-"

“Ah.. Benar, tidak ada gunanya berkata dengan orang yang bodoh dan tidak berguna. Tidak menghormati Putri Mahkotaku itu sama saja dengan menghinaku. Entah itu latar belakang keluarga, penampilan, atau pun standar pendidikan. Tak ada satu pun yang kalian menangkan darinya, aku tidak mengerti kenapa kalian memandangnya dengan rendah."


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***





***

Apa pendapatmu tentang bab ini?