Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 23 - Dia dan Tunangannya 2



[POV Lidi]

Mulutku ternganga saat Freed menanyakan hal itu.

Tidak, “Bunga Raja”, apakah itu “Bunga Raja” yang ia tahu?

Meski aku tahu bahwa kata itu bisa dikatakan sebagai pengetahuan umum bagi masyarakat, tapi aku tidak mengerti mengapa dia membicarakannya di saat seperti ini.

Namun, Freed tampak serius.

Meski begitu... Aku merasa enggan menjawabnya.

"...Itu adalah... Sebuah ukiran tato yang dimiliki oleh Putri Mahkota, kan?"

Hanya itu yang kutahu.

Para Putri Mahkota pasti memiliki sebuah ukiran tato berbentuk bunga di bawah tulang selangkanya, tepatnya di bagian dada kiri.

Itulah “Bunga Raja”.

Setiap laki-laki di Keluarga Kerajaan memiliki lambang tato bunga yang nantinya akan diukir di dada kiri istri sahnya.

Contohnya, Yang Mulia Raja yang menjabat saat ini, lambang tato bunganya adalah “Sayuri”.

Ada ukiran “Sayuri” di dada kiri istri sahnya.

T/N : Sayuri adalah bunga lili dalam bahasa Jepang.


Tidak peduli apapun yang terjadi dan apapun yang dilakukan, “Bunga Raja” tidak akan bisa dihapus. Itu mengartikan bahwa Putri Mahkota tidak diperbolehkan untuk bercerai.

Tampaknya, itu juga alasan kenapa Keluarga Kerajaan bisa melakukan poligami, tapi bagaimana hal itu sampai menjadi sesuatu yang rumit dan berbelit-belit, aku benar-benar tidak mengerti.

Mungkin saja, ayahku tahu sesuatu tentang “Bunga Raja” itu secara mendetail, aku hanya mengetahui konsep umum mengenai tato itu sama seperti masyarakat umum.

Tapi, kudengar Keluarga Kerajaan yang menjadi keluarga cabang tidak mempermasalahkan mengenai tato “Bunga Raja”.

Sebenarnya, kenapa dia membicarakan tentang “Bunga Raja” kepadaku?

Ahh... Kurasa, pikiranku sudah menyimpang jauh.

Sudahlah... Untuk saat ini, aku hanya mengikuti apa yang ingin dia bicarakan saja.

"Tentu saja Lidi pasti mengetahuinya, kau kan Putri dari Perdana Menteri negeri ini Yah.. Masyarakat umum juga pasti tahu tentang “Bunga Raja”. Sebenarnya ini adalah hal yang dirahasiakan, “Bunga Raja” bukanlah sebuah tato. Itu adalah segel sihir. Dan kami hanya bisa mengukir segel sihir itu sekali dalam seumur hidup, segel sihir ini adalah teknik rahasia milik Keluarga Kerajaan."

Ini benar-benar pembicaraan yang sangat serius, dia sampai mengungkapkan rahasia Keluarga Kerajaan kepadaku dengan sangat mudah.

"Untuk mengukir segel sihir di tubuh Putri Mahkota, kami melakukan sebuah ritual. Setelah ritual itu selesai, segel sihir yang berbentuk bunga akan muncul di dada kiri Putri Mahkota. Itulah “Bunga Raja”."

Ini adalah kenyataan yang tak terduga.

Dia bilang... Itu bukanlah tato, melainkan sebuah segel sihir?

Apanya yang segel sihir! ....Aku justru berpikir bahwa itu lebih seperti sebuah kutukan saat mendengarnya.

“Bunga Raja” hanya bisa dibuat sekali dalam seumur hidup. Itu berarti jika ritual itu gagal atau pasangannya meninggal, maka ritual itu tidak bisa diulang. Karena itu, di negara ini, orang yang menyandang “Bunga Raja” pasti diakui sebagai Putri Mahkota.

Aku merasa dia menatapku seperti aku memiliki hubungan dengan semua ini, firasatku tidak enak.

"Ada syarat yang harus dipenuhi saat melakukan ritual pengukiran “Bunga Raja”. Syaratnya adalah proses itu hanya bisa dilakukan saat sang pasangan masih ‘suci’, lalu mantra sihir akan aktif setelah si lelaki ‘mengeluarkannya’ di dalam. Ritual yang mudah, bukan?"

"Emm..."

Saat Freed mengungkapkan tentang semua ini, perasaanku menjadi tak menentu.

Freed tertawa sinis melihat tanggapanku.

"Kalau si pasangan sudah tidak ‘suci’, itu akan menjadi hal yang tragis. Teknik ini hanya bisa digunakan sekali dalam seumur hidup. Jika “Bunga Raja” tidak muncul, maka si pasangan tidak akan bisa menjadi Putri Mahkota. Dan si lelaki akan diusir dari Keluarga Kerajaan."

"Eh!?"

"Beberapa kali hal itu terjadi."

Freed mengatakan hal itu dengan ekspresi sedih di wajahnya.

"Tapi semua kejadian itu dirahasiakan dari publik. Itu karena semua hal tentang “Bunga Raja” harus dirahasiakan. “Bunga Raja” adalah sebuah keharusan bagi Keluarga Kerajaan, karena itu, orang yang gagal mengukir “Bunga Raja” harus diusir dari Keluarga Kerajaan."

Aku membelalakkan mata, terkejut.

"Kembali ke cerita awal. Singkatnya, bukti ‘kesucian’ tidaklah penting, hal yang penting adalah “Bunga Raja” itu sendiri."

Wajah Freed sangat serius, itu menakutkan.

Putri Mahkota tanpa “Bunga Raja” tidak akan diakui. Sepenting itulah “Bunga Raja” di negara ini.

...Karena itu, sangat mustahil bagi Putri Mahkota untuk bercerai.

Perceraian tidak mungkin untuk dilakukan.

Dan karena keberadaan “Bunga Raja”, bahkan jika sang suami mencintai selir, posisi Putri Mahkota tetap tidak tergoyahkan.

Di negara ini, tidak peduli apapun yang terjadi gelar Putri Mahkota tidak akan pernah bisa dicabut. Itu juga terjadi kepada Raja dan Ratu saat ini.

"Ada banyak fakta tentang “Bunga Raja” yang tidak diketahui masyarakat umum, aku akan menjelaskannya kepadamu sedikit demi sedikit. Bagaimana?"

Aku mengangguk kepadanya.

Aku mengerti intinya...

"...Aku mulai mengerti, tentang “Bunga Raja”... Berarti, aku sudah tidak bisa menjadi Putri Mahkota karena ritual itu tidak bisa dilakukan, bukan?"

Bukankah begitu?

Tanpa “Bunga Raja” seseorang tidak akan diakui sebagai Putri Mahkota.

Aku sudah tidak ‘suci’, jadi Freed tidak bisa menikahiku.

Dan aku tidak ingin menjadi selir, aku yakin ayahku juga tidak menginginkannya.

....Rencanaku berhasil. Keputusan yang kubuat tidaklah salah.

Tapi... Kenapa... Wajah Freed sama sekali tidak terlihat goyah.

Sebuah senyuman muncul di wajahnya, dan dia menggelengkan kepalanya.

"...Kalau Lidi bukanlah orang yang menghabiskan malam denganku, maka itu benar."

"Eh?!"

"Kalau aku tidak jatuh cinta kepadamu, rencanamu itu sangatlah sempurna..."

Hah!? Apa... Apa maksudnya!?

Perlahan Freed menunjuk ke arah dada kiriku.

"Sejak awal, aku menginginkan Lidi... Itu adalah pertama kalinya dalam hidupku, merasakan hal seperti itu. Karena itu, aku bersumpah untuk menjadikanmu sebagai milikku."

Bibir Freed membentuk sebuah seringai.

Maksud... Maksudnya....!!?

"...Semalam, saat aku tahu bahwa kau masih ‘suci’, aku merasa sangat senang. Karena, dengan begitu, aku bisa menjadikanmu sebagai milikku. Ini adalah pertama kalinya aku merasa sangat bahagian menjadi bagian dari Keluarga Kerajaan."

"......"

Aku menggigil... Firasat tidak enakku menjadi kenyataan.

Freed menghela nafas lega.

"Ahh... Akhirnya terbentuk... Lidi, apa kau tidak menyadari bahwa kekuatan sihir di tubuhmu meningkat? Saat “Bunga Raja” mekar, kekuatan sihirmu akan meningkat karena kekuatan sihir kita bersatu. Lidi... Kau mengerti maksudku, kan?"

"!!!?"

Aku kehilangan kata-kata.

Aku tidak begitu mengerti tentang sihir...

Tapi, tentu saja aku tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti maksud perkataan Freed.

Pada dasarnya...

Aku tidak percaya dengan segala yang terjadi saat ini...

Aku mengingat kejadian semalam.

Freed mengambil ‘kesucianku’. Saat itu... Dia berkata bahwa dia akan bertanggung jawab. Dan... Dia... Dia berkali-kali ‘keluar’ di dalam.

Itu berarti... Aku... Aku....!!!

Freed tertawa melihat ekspresiku yang tercengang.

"Itu benar... Lidi, semalam aku menggunakan hak istimewa sekali dalam seumur hidupku kepadamu."

"!!!!"

Seketika aku langsung menarik gaunku untuk membuka dada kiriku dengan tarikan.

Aku tidak peduli bahwa tindakanku ini tidak pantas... Aku harus mengonfirmasikannya.

Detak jantungku bergema dengan keras. Aku mengeluarkan keringat dingin.

Perlahan aku mengintip dada kiriku.

Di bawah tulang selangka, aku melihat sesuatu seperti bunga berwarna biru samar.

Aku yakin sekali pagi ini tidak ada apa-apa di sana...

Sedikit demi sedikit bentuk dan warnanya semakin jelas.

Tak lama kemudian... Mataku terbuka lebar... Ini... Apakah ini mawar biru?

Secara naluriah aku berteriak, tapi setelah itu aku menutup mulutku.

Tanpa kusadari, Freed menghampiriku, dia mengangguk puas setelah melihat dada kiriku.

"Ini memang simbol bungaku. Akhirnya, mekar juga, “Mawar Biru” yang sangat indah."

Seolah-olah memastikannya, Freed mengusapnya dengan jari telunjuknya.

Saat Freed membelainya, warna dari bunga ini menjadi bersinar terang, seakan-akan itu menunjukkan kepercayaan dan kemuliaan.


Pandanganku terus terfokus ke arah dada kiriku, tempat di mana ada “Bunga Raja” itu.

"Karena sudah mekar, aku akan memberi tahu Ayahanda tentang kita. Kau sudah menjadi Putri Mahkotaku, tidak ada yang bisa mengubah fakta itu."

"!!!"

"Meski kita belum menikah, tapi karena kau sudah memiliki “Bunga Raja” maka kau memiliki hak yang sama dengan Putri Mahkota. Lidi tidak perlu merasa khawatir, hal seperti ini juga terjadi kepada pamanku. Karena itu, kita akan mempercepat persiapan pernikahannya."

Freed tertawa bahagia melihat mawar biru yang mekar di dada kiriku.

Kemudian dia bergumam...

"...Aku tidak menyangka semua ini... Maksudku, aku tidak mengira bahwa melihat simbol bungaku terukir di dada kiri perempuan yang kucintai bisa membuatku sebahagian ini."

Setelah menggumamkan kata-kata itu, kedua tangannya menyentuh pipiku, dan dengan lembut mencium bibirku.

"Maaf karena semua ini terkesan memaksa. Tapi aku tidak punya cara lain lagi, aku tidak ingin kau pergi dariku."

Dia mengucapkan ‘maaf’, tapi wajahnya tidak menunjukkan sedikit pun penyesalan.

Sebaliknya dia malah menyeringai dan tertawa.

Sekali lagi... Sekali lagi aku melirik ke dada kiriku.

Ini... Adalah... “Bunga Raja”. Simbol yang tidak akan pernah hilang... Bukti bahwa aku adalah Putri Mahkota.

...Dan aku tidak akan bisa menghindar dari semua itu.

Tidak ada cara lain, selain menikah!

Semua ini membuatku amat sangat terkejut!

"...Tolong  kembalilah."

Aku membutuhkan waktu untuk sendiri.

Freed mengerti maksudku, dengan patuh dia berjalan pergi.

Aku menjadi sedikit lega, tapi seketika... Dia langsung mempertemukan bibir kami.

Berbeda dengan sebelumnya di mana lidah kami yang saling terjalin membuatku berusaha melepaskan diri darinya, kini aku hanya diam tanpa perlawanan. Dia melahap bibirku dengan rakus sampai dia puas.

"...Ahh..."

Setelah cukup lama saling menjalin, akhirnya bibir kami berpisah...

"Lidi, cintaku, kaulah satu-satunya yang kucintai."

Aku menyipitkan mataku.

Aku tidak punya kata-kata untuk menjawabnya.

"Karena kita akan sering bertemu dalam waktu dekat, aku akan mundur untuk hari ini. Juga, Lidi tampaknya masih bingung, kan? Tapi, itu tak akan merubah apapun. Kita akan tetap membicarakan persiapan pernikahan, kita akan segera menjadi suami-istri."

Setelah mengatakan itu, dia pergi dari sini.

Akan tidak sopan jika aku membiarkan Putra Mahkota berjalan sendirian, jadi aku ikut berjalan di belakangnya.

Tapi... Dengan lembut, dia menghentikanku.

"Kau pasti lelah... Tidak perlu mengantarku, istirahatlah..."

Dan kemudian dengan lembut, dia membelai kepalaku.

Rasanya aku ingin menangis...

Kenapa semuanya malah menjadi seperti ini... Apapun yang kulakukan akan menjadi sia-sia, aku tidak bisa menghindar darinya.

Tampaknya Freed bingung dengan reaksiku...

"...Susah payah aku menahan diriku untuk hari ini, jadi kumohon jangan pancing aku dengan wajah imutmu itu."

Aku menatap Freed...

"...Freed."

"Lain kali... Kita akan kembali ‘berbagai cinta’. Dan itu akan terjadi secepatnya... Lidi, aku tak bisa berhenti memikirkanmu."

Sekali lagi, dia menjatuhkan ciuman, kali ini di dahi. Setelah itu dia pergi.

Aku tercengang, perlahan aku terduduk di lantai.

"Apa yang...?"

Bagaimana ini!?

Dari sini, aku bisa mendengar suara Ayah dan Freed berbicara.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi, tampaknya mereka berdua akan kembali ke Istana Kerajaan.

Aku mendengar suara pintu masuk terbuka, dan setelah beberapa saat, hening.

Sepertinya mereka sudah pergi.

Setelah mengonfirmasi itu, perlahan aku berdiri. Aku kembali ke sofa, bersandar di sana.

Tanpa kusadari, aku menekan tempat di mana “Bunga Raja” berada.

“Bunga Raja” ini membuatku tidak tenang.

Bahkan jika aku mencoba untuk melupakannya, bunga seolah-olah berkata kepadaku...

——Seakan mengingatkanku tentang siapa pemilik diriku.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***





***

Apa pendapatmu tentang bab ini?