Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 22 - Dia dan Tunangannya 1



[POV Lidi]

T/N: Akhirnya POV Freed selesai dan kembali lagi ke POV Lidi >_<


Aku yang didorong ke dinding, saat ini telah jatuh ke dalam kesulitan.

Orang yang memproklamirkan dirinya sebagai tunanganku (ah... tidak, dia memang tunanganku), Yang Mulia... Putra Mahkota Friedrick, saat ini, dia memelukku, dan dia menolak untuk melepaskanku. Belum cukup sampai di situ, tangannya terlihat akan bergerak-gerak ke tempat-tempat sensitif.

"...Bisakah kau melepaskanku?"

"Kenapa? Apa salah untuk memeluk tunanganmu sendiri?"

"......"

Aku terus menerus berusaha melepaskan diri dari kurungannya.

Namun, meski aku sudah berusaha dengan keras. Dia adalah orang yang terlatih secara fisik, bagaimana pun dia adalah Putra Mahkota yang secara langsung turun ke medan perang. Jadi usahaku tidak berguna melawannya.

Sebaliknya, dia justru terlihat sangat menikmati hal ini... Benar-benar membuatku kesal!

.....Wajahnya— dia menertawakanku.

Pria ini, tiba-tiba dia membelai pahaku melalui celah gaun.

".......Hyaa~!!!"

Sebelum aku menyadarinya, orang ini sudah mengangkat gaunku.

......Gerakan cepat macam apa ini? Ahhh... Setelah kuingat-ingat, kemarin malam dia sangat terampil dalam menelanjangiku.... Ah.. Tidak!

Aku tidak bisa mengabaikan tangannya yang merayap dengan niat jahat.

Sekuat tenaga aku menghalangi tangannya.

"....Tolong hentikan."

Putra Mahkota menunjukkan senyum yang lebar. Aku tidak bisa menghentikannya.... Bagaimana ini!?

......Pria ini, dia benar-benar ahli.

"Berhenti? Kemarin aku belum puas.... Bisakah Lidi membiarkanku merasakan hal ‘itu’ lagi?"

"Belum puas!'? Setelah berkali-kali melakukannya!?"

Dia menghiraukan kata-kataku, dia menjatuhkan ciuman di tengkukku.

Sentuhan bibirnya membuat tubuhku menggeliat. Napasnya panas.

"...Berkali-kali? Itu sama sekali tidak cukup. Semalam adalah pertama kalinya bagi Lidi, aku memikirkan itu. Jadi aku menahan diriku semalam... Lidi... Tidak apa-apa, kan?"

......Kau bilang menahan diri!?

Dia mengatakan hal yang sangat mengerikan!!

Tapi dia justru terkekeh dan kembali menciumku.

Sensasi yang dingin muncul di punggungku.

Jauh di lubuk hatiku, aku menikmati semua ini... Terlebih dia menatapku dengan tatapan yang penuh rasa sayang...

Bagaimana bisa dia melakukan hal yang sangat senonoh seperti ini!!?

Tapi aku tidak bisa melakukan apapun, aku tidak bisa melawannya... Dia membelai pahaku, sebuah suara yang aneh keluar dari mulutku.

".......Hyaaa~~!! ...Aku sudah bilang… Berhenti!! ...Bagaimana bisa kau melakukan hal seperti ini, kau kan orang yang terhormat!! Apa yang sebenarnya kamu pikirkan...!!?"

"Hmm? Aku hanya memikirkan dan menginginkan Lidi. Apa yang salah dengan itu?"

Sambil terkekeh, tangannya menuju ke bagian terdalam pahaku.

Tubuhku terdesak ke dinding, tanpa kusadari, tangannya yang satu lagi sudah meraba tonjolan dadaku.

Tangannya merayap ke tempatku yang paling pribadi.... Dia berhasil masuk dan membelai tempat rahasiaku.

Aku tak sadar... Aku mengeluarkan suara-suara aneh...

"Hhaaa~!! ....Ahhh~!! Pu-Putra Mahkota!! Tolong hentikan!!"

Aku berusaha tetap sadar, mati-matian aku berusaha menghentikannya....

Tapi itu tidak berpengaruh... Jari dan tangannya bergerak-gerak sesuka hati.

Terlebih.... Semua ini... Terasa nikmat... Tubuhku perlahan terperdaya olehnya. Bagaimana ini!? Aku harus menahan diri.

Kalau terus begini, aku akan terbawa oleh suasana!!

"Putra Mahkota!!"

"Hmm? Padahal aku yakin... Lidi menginginkannya... Tapi... Aku akan berhenti kalau Lidi memanggilku ‘Freed’."

Suaranya manis dan menawan. Saat aku mengangkat wajahku, aku melihat mata biru yang menatapku dengan penuh gairah...

Jari-jarinya berkali-kali membelai ‘tempat rahasiaku’, dia membuat tubuhku gemetar...

Apa ini karena tubuhku mengingat perbuatan kami semalam? Dan... Dia terus menerus menghiraukanku.

Bagaimana ini!? Bagaimana!? Apa yang harus kulakukan!? Tenagaku tidak cukup kuat untuk melepaskan diri dari kurungannya... Dan jari-jari serta tangannya terus menerus menggodaku.

"Itu... Aku... Ahhh!"

Terlambat... Aku... Aku ‘keluar’! Bagaimana ini!? Memalukannn... Sensasi ini... Aku tidak bisa menahannya.

"Lidi~ Panggillah nama kecilku.... Kalau kau tidak melakukannya, maka kita akan melakukannya di sini..."

Dia berbisik di telingaku... Benar-benar jahat! Bagaimana bisa... Dia... Padahal aku sudah ‘keluar’ tapi dia tetap saja memainkan jari-jarinya di sana....

"Freed!! Aku mohon... Berhenti!!"

"Baiklah~"

Setelah aku memohon padanya, dia langsung mengeluarkan jari-jarinya... Dan seolah-olah, tidak terjadi apapun, dia merapikan kembali gaunku. Aku menatapnya dengan takjub.

"Hmm? Ada apa Lidi? Kau ingin melanjutkannya?"

Dia menatapku dengan penuh perhatian, dan sambil memiringkan kepalanya, dia mengatakan hal yang tidak senonoh.

"Tidak!!"

"Begitukah? Sayang sekali."

Dia malah merasa kecewa!

Tampaknya, dia ingin sekali nama kecilnya dipanggil.

Hanya untuk membuatku memanggil nama kecilnya... Dia melakukan hal-hal yang tidak senonoh seperti ini...?

Aku menggigit bibirku dan memelototinya.... Aku marah pada Freed.

Kalau aku tidak kunjung memanggil nama kecilnya, tampaknya dia benar-benar akan melakukan perbuatan ‘itu’ sampai akhir.

Freed... Dia benar-benar seorang pemangsa.

"Biar kuberi tahu, hanya kali ini saja aku melepaskanmu. Lain kali, kalau kau tidak memanggil nama kecilku, aku akan benar-benar menghiraukanmu, lalu aku akan melakukan ‘hal’ yang lebih... Aku tidak akan berhenti. Karena Lidi sedang tidak ingin ku ’peluk’, maka aku tidak akan melakukannya. Tapi... Lain kali itu tidak akan terjadi, meski Lidi tidak ingin di ‘peluk’, aku akan tetap ‘memelukmu’. Jadi, Lidi, persiapkan dirimu... Kau mengerti, kan?"

"....Eh!?"

Omongan tidak masuk akal macam apa itu!?

Freed sama sekali tidak punya belas kasihan.

"Lidi... Jawabanmu? Kalau tidak menjawab, aku akan melanjutkan ‘hal itu’... Aku tidak akan peduli dengan apa yang terjadi nanti..."

"....Aku... Aku mengerti..."

Aku hanya bisa menyerah terhadapnya...

Orang ini... Dia membuatku tidak bisa menolaknya... Dia terlalu kasar...

Jadi... Putra Mahkota... Adalah orang yang seperti ini.....

Rumor benar-benar penuh dengan kebohongan, sangat tidak bisa dipercaya.

Aku mengangguk dengan enggan, Freed menyuruhku untuk kembali duduk untuk berbicara.

Aku harus semakin waspada terhadapnya... Dengan patuh aku kembali ke sofa.

Karena merasa sangat frustrasi, Freed seakan secara terbuka menunjukkan ‘Ah... Aku baru ingat sesuatu’, lalu dia menjatuhkan bom yang besar ke arahku.

T/N : menjatuhkan bom : mengatakan hal yang mengejutkan

"Upacara pernikahan kita akan diadakan setengah tahun dari sekarang. Sampai saat itu, karena ada berbagai persiapan yang harus dilakukan, tidak apa-apa bagi Lidi untuk memasuki Istana Kerajaan terlebih dahulu."

"Hah?"

Aku merasa seperti waktu terhenti untuk sementara.

"Tentu saja, aku tidak berniat untuk mengurung Lidi, jadi kau tidak perlu khawatir. Sampai kamar kita siap, Lidi bisa tinggal di kamarku. Tidak apa-apa, ranjang di kamar tidurku sangat lebar."

"Itu bukan... Hmm..."

Masalahnya bukan itu!

Ah... Tidak, karena dia bilang itu tidak akan menjadi masalah, maka pasti tidak akan ada masalah... Tapi... Upacara pernikahan, dalam setengah tahun!?

Apa... Kenapa tiba-tiba begitu?

Pernikahan bagi Keluarga Kerajaan, terlebih seorang Putra Mahkota... Persiapannya hanya dilakukan selama setengah tahun? Bukankah itu tidak akan cukup?

Keraguan muncul di wajahku? Dengan gembira Freed berkata,

"Karena aku sudah mendapat izin dari Yang Mulia Raja, jadi Lidi tidak perlu khawatir. Kau tahu, Lidi, aku ingin secepat mungkin menjadikanmu sebagai Ratuku sesegera mungkin. Meski pada umumnya, persiapan pernikahan bagi Keluarga Kerajaan selama setengah tahun itu terhitung cepat, tapi bagiku itu sangatlah lama... Hah... Menjadi Keluarga Kerajaan itu cukup repot, ya. Kalau bisa, aku ingin segera membawamu ke gereja sekarang juga."

Dia ingin aku untuk tinggal bersamanya!?

Aku berbisik, setengah kaget.

"Izin dari... Yang Mulia Raja?"

Ketika diulangi, wajah Freed seperti menunjukkan ‘Itu benar!’ Dan mengangguk.

....Tunggu sebentar!

Bagaimana bisa!!?

Aku mengerti bahwa bagi para wanita bangsawan, kami tidak memiliki kebebasan pribadi, kami tidak bisa menikah begitu saja tanpa memerhatikan yang namanya bibit, bebet, dan bobot.

Meski aku adalah orang modern, aku tetap mengerti dan memaklumi kebudayaan di sini...

Tapi... Bukankah ini terlalu terburu-buru!!?

Kenapa bisa jadi seperti ini!? Apa yang sudah Ayahku lakukan!?

"Ngomong-ngomong, aku juga sudah membicarakan hal ini dengan Perdana Menteri. Jadi, semua ini bisa terjadi bukan hanya dari otoritas sepihakku saja."

Seketika aku langsung menatap Freed... Aku melihat senyumnya yang mengesalkan....

Ahh... Kepalaku terasa pusing! Semua informasi ini terlalu mengejutkan bagiku.

....Singkatnya, semua ini.... Aku... Aku akan benar-benar menikah dengan Putra Mahkota.

Apa aku akan baik-baik saja?

Padahal aku sudah membuat rencana yang sempurna dengan menghilangkan ‘kesucianku’... Ternyata semua itu tidak ada artinya...

――Aaahhhh... Bagaimana ini bisa terjadi!!!?

Rasa penyesalan merasuki diriku.

Tidak pernah menghadiri pergaulan kelas atas adalah sebuah kesalahan... Dia jadi tertarik padaku.

Itu kesalahan besar.

Tapi... Apa yang dilakukan oleh seorang Putra Mahkota di pesta vulgar seperti itu?

....Dan.... Aku berusaha berpikir...

Harapanku satu-satunya... Aku menunjukkan wajah kecewaku kepada Freed...

"Freed, kurasa kita tetap tidak bisa menikah. Kau memang sudah mengambil ‘kesucianku’ tapi tak ada kepastian bahwa aku akan hamil dan juga tidak ada bukti bahwa kita ‘melakukannya’. Bagaimana kau akan menjelaskan semua ini kepada Yang Mulia Raja? Karena tak ada bukti, aku tak akan bisa diakui sebagai Putri Mahkota."

Masih ada kesempatan... Masih ada kesempatan bagiku...

Di kehidupanku yang sebelumnya, hal semacam ini juga terjadi.

Pada malam pengantin, untuk menunjukkan bukti bahwa dia masihlah seorang gadis, di hari kedua pernikahannya, bukti ‘kesucian’ ditunjukkan, bukan? Terutama bagi Keluarga Kerajaan hal ini lumrah terjadi!

Masih ada kesempatan... Aku sudah tidak ‘suci’ lagi, aku tidak bisa menunjukkan bukti ‘kesucian’ dan Keluarga Kerajaan tidak bisa dibohongi, aku berterima kasih kepada dunia ini karena di dunia ini terdapat sihir, dengan itu kebohongan dapat dengan mudah terbongkar... Itu sempurna.

Aku masih memiliki kesempatan untuk tidak menikah dengannya dan masih ada kesempatan untuk mempertahankan martabatku, saat ini, di dalam pikiranku, aku berteriak kegirangan.

Reaksi macam apa yang akan dia lakukan, aku ingin tahu.

Tapi, Freed tidak terlihat bingung atau pun kecewa.

.... Hah.... Entah bagaimana reaksi yang kuharapkan berbeda...?

"...Kau tahu, Nona... Tidak semua gadis pasti selalu menumpahkan darah, kau tahu? Jadi darah, tidak bisa dijadikan sebagai bukti yang valid."

"....Ah."

Fakta itu membuatku kesal... Freed tertawa.

"Tapi, anehnya banyak orang berpikir begitu, ‘bagi Keluarga Kerajaan ‘kesucian’ bagi perempuan adalah sebuah keharusan... Memang itulah faktanya, tapi apa kau pernah berpikir dengan apa kami membuktikan ‘kesucian’ itu? Jawabannya adalah... Dengan sebuah ritual yang hanya bisa dilakukan oleh Keluarga Kerajaan."

.... ....

Aku menjadi merasa sangat malu!

Apa yang dia katakan itu ada benarnya...

Terlalu banyak membaca novel-novel dan komik-komik berlatar belakang Kerajaan di kehidupanku yang sebelumnya membuatku jadi berani mengatakan hal itu... Sangat memalukan, aku ingin sekali melarikan diri dari sini.

....Bodohnya aku. Karena mendengar bahwa syarat menikah dengan Keluarga Kerajaan adalah harus masih ‘suci’, aku jadi langsung berpikir untuk menghilangkan ‘kesucianku, aku tidak memikirkan bagaimana Keluarga Kerajaan mengetahui bahwa calonnya itu masih ‘suci’.

Aku menjadi takut....

Tapi... Sebenarnya bagaimana Keluarga Kerajaan membuktikan ‘kesucian’ calon istrinya?

Mungkinkah hanya dengan sebuah deklarasi sederhana?

Apakah Freed hanya perlu berkata, ‘Dia masih suci’, Begitu saja?

Tidak peduli berapa kali pun aku memikirkannya, itu tidak mungkin terjadi, kan? Tidak mungkin seperti itu caranya.

Aku menjadi gelisah... Aku memberanikan diri untuk menanyakannya.

"...Kalau begitu... Bagaimana cara Keluarga Kerajaan membuktikan bahwa calon istrinya masih ‘suci’?"

Sudut mulut Freed terangkat...

"Ahh... Itu... Dengan sebuah ritual rahasia. Hanya ada sedikit orang yang mengetahui tentang hal ini. Karena Lidi adalah orang yang spesial, aku akan mengatakannya..."

Karena itu, Freed melakukan kontak mata denganku.

"...Lidi, apa kau tahu sesuatu tentang “Bunga Raja”?"


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***





***

Apa pendapatmu tentang bab ini?