Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
Chapter 18.4 - Kegundahan Perdana Menteri 1
[POV Ayah Lidi/ Lucas von Vivouare]
——–Aku ingin putriku memiliki pernikahan yang bahagia.
Itulah yang dipikirkan oleh setiap orang tua, begitu juga denganku.
Untuk putriku yang cantik, Lidi, aku mulai mencari tunangannya sejak Lidi masih kecil.
Aku harus memperhatikan bibit, bebet, bobot setiap lelaki di negara ini. Putriku harus memiliki kehidupan yang baik saat ia dewasa nanti.
Demi putriku, agar dia tidak akan mengalami kesulitan, aku ingin menyiapkan pasangan terbaik baginya.
Dengan pikiran seperti itu, aku terus mencari-cari calon yang cocok.
Minimal usia mereka harus terpaut satu tahun.
Jika memungkinkan, statusnya harus sama atau lebih tinggi dari status keluarga kami.
Semakin aku memikirkannya, hanya ada satu nama yang pantas.
Putra Mahkota, Frederick.
Dia 3 tahun lebih tua dari putriku, dan tidak ada hal jelek sedikit pun darinya.
Dia memiliki sikap yang lembut dan penampilan yang sangat bagus.
Dia dengan cepat menyelesaikan studinya tentang imperialisme, dan ketika perang datang dia meninggalkan catatan yang sangat baik sebagai seorang komandan dan juga sebagai seorang prajurit.
Mungkin dalam waktu dekat, dia akan memerintah sebagai Raja yang bijaksana.
Dia akan menjadi calon yang cocok untuk putriku. Jadi aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk mempertemukan mereka berdua, berharap mereka bisa bertunangan.
Sebisa mungkin... Aku mencoba mempertemukan mereka.
Aku menyiapkan pertemuan mereka di kebun, pesta teh, aku sudah mencoba berbagai situasi pertemuan, tapi sayangnya... semuanya berakhir dengan kegagalan.
Entah bagaimana, putriku terus menolak untuk pergi.
Aku berpikir... Itu semua terjadi karena aku salah mengatur waktu.
Tapi, akhirnya, aku tersadar 100% bahwa putriku tidak menyukai hal itu.
Aku tidak mengerti... Kenapa dia tidak menyukainya?
Meski begitu... Aku tetap tidak menemukan calon lain yang cocok untuk putriku selain Putra Mahkota.
Sebagai orang tuanya, aku ingin mengatur tunangan terbaik untuknya.
Putriku masih sangat muda. Aku tidak mengerti kenapa dia selalu menolak untuk bertemu dengan Putra Mahkota, tapi aku tetap tidak menyerah untuk berusaha mempertemukan mereka.
Tapi... Berlawanan dengan harapanku, putriku justru semakin menjadi-jadi, dia tidak ingin datang ke berbagai pesta atau pun perjamuan yang juga didatangi oleh Putra Mahkota.
Aku jadi bingung... Apa yang harus kulakukan?
Kalau aku memaksanya... Aku yakin putriku hanya akan membuat kekacauan.
Tidak ada gunanya bersikap keras kepada putriku ini.
Dan situasi terburuknya, tanpa sepengetahuan ku, dia bisa saja memiliki kekasih.
Kalau sudah seperti itu... Aku tidak akan memiliki jalan untuk kembali.
Aku merasa takut... Aku tidak ingin hal itu sampai terjadi... Jadi aku meminta kepada istriku untuk tidak mengajarkan tentang ‘Etika Pria dan Wanita’ kepada putriku.
Kalau putriku sampai mengetahui tentang etika itu, putriku bisa dimanfaatkan oleh para pria vulgar... Aku sangat khawatir.
Untuk menjadi calon Putri Mahkota, perempuan haruslah tetap suci sampai malam pengantin.
Dan... Kita ini sedang membicarakan putriku...
Putriku yang suka membuat kekacauan tanpa ragu.
Seekor kucing bahkan tidak akan mau keluar dari Kediaman Duke Vivouare karena merasa sangat nyaman tinggal di sini, tapi putriku.... Sebagai Perdana Menteri aku memilih untuk menutup mataku dari tindakan-tindakan putriku.
Selama putriku tidak mengetahui tentang “Etika”, aku yakin putriku tidak akan menarik perhatian dari para pria, pokoknya, putriku tidak boleh sampai memiliki kekasih tanpa persetujuanku.
Sebaiknya aku memberi tahu mengenai “Etika” sesaat sebelum hari pernikahannya saja.
Sampai saat itu, segala hal mengenai “Etika” harus dirahasiakan, itu adalah hal yang terbaik.
Meski putriku tidak pernah hadir di pergaulan kelas atas, aku berharap akan ada hari di mana putriku bisa bertemu dengan Putra Mahkota.
Aku tidak masalah putriku tidak pernah hadir di pergaulan kelas atas, justru aku merasa bersyukur.
Karena aku tidak ingin putriku mengenal seorang pria, kalau itu sampai terjadi... Aku akan menghancurkan pria itu.
Justru bagus putriku tidak hadir di pergaulan kelas atas.
Dengan begitu putriku akan tetap polos dan suci, putriku hanya harus tetap diam di rumah dengan tenang sampai dia resmi bertunangan dengan Putra Mahkota.
Tapi... Meski begitu... Aku merasa seperti sedang berjalan di es yang tipis, entah mengapa aku memiliki perasaan yang tidak enak.
Kurasa... Aku harus segera mengonfirmasi pertunangan putriku dengan Putra Mahkota.
Kenapa aku selalu berfokus ke Putra Mahkota? Itu karena aku menganggap hanya beliaulah orang yang paling pantas untuk putriku, akibatnya calon-calon yang berpotensi lainnya sudah memiliki tunangan.
Karena itu, aku sudah tidak bisa mundur lagi.
Tapi tetap saja, cukup sulit bagiku untuk meminta persetujuan Yang Mulia Raja agar dapat menunangkan putriku dengan Putra Mahkota.
Bahkan jika aku mencoba berbicara dengan Yang Mulia Raja secara pribadi, aku hanya akan menerima jawaban yang tidak menyenangkan.
Waktu semakin berlalu, karena putriku sama sekali tidak tampil di pergaulan kelas atas, tanpa kusadari para bangsawan di pergaulan kelas atas mulai memanggil putriku dengan sebutan [Putri Phantom].
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment