Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 17 - Putrinya



[POV Freed]

Kehilangan kata-kata... Aku terus mengalihkan pandanganku antara wajah Glen dan potret lukisan yang ada di tanganku.

Tanpa ragu, potret lukisan di tanganku adalah perempuan yang kucintai.

Dan nama yang tertulis di sudut kanan atas potret lukisan ini adalah 'Lidiana von Vivouare'.

Nama keluarganya... Ini berarti dia adalah Putri Keluarga Bangsawan Duke Vivouare.

Putri Perdana Menteri negara ini, dan juga... Tunanganku.

...Sekarang, setelah mengetahui identitas sejati kekasihku. Aku, tunangannya sendiri, barusan saja berencana untuk membatalkan pertunangan kami.

Setelah perasaan kaget meninggalkanku, perlahan Glen memanggilku yang terus terdiam.

"...Dengan kata lain, perempuan yang kau cintai itu ternyata adalah tunanganmu sendiri, Putri Lidiana, begitukah?"

Glen mengonfirmasi, aku mengangguk mendengar pertanyaannya.

Fakta bahwa aku tidak pernah bertemu dengan tunanganku memang lah aneh.

Itulah alasan aku tidak mengetahui tentang tunanganku.

Kami belum pernah bertemu satu sama lain, tentu saja aku tidak mengetahui seperti apa dia.

———Ternyata, dia tunanganku.

Fakta-fakta ini membuatku bingung, tapi perlahan-lahan segalanya meresap ke dalam pikiranku.

Keringat dingin mulai mengalir di tulang belakangku.

...Hampir saja!

Hampir saja, aku akan membatalkan pertunangan kami begitu saja.

Aku menguatkan diriku, berusaha menenangkan diri, hampir saja aku akan melakukan hal yang akan sangat kusesali dalam hidupku.

Aku menghirup dan menghembuskan napas, mencoba mengatur pernapasanku.

Fakta bahwa dia adalah tunanganku... Membuatku ingin mempersembahkan doa kepada Tuhan dan Para Dewa.

Aku tidak pernah mengira bahwa hal ini akan terjadi, bibirku membentuk sebuah senyuman.

Semua ini... Kurasa memang benar-benar telah ditakdirkan.

Tapi, saat aku memikirkannya, aku menjadi bertanya-tanya pada diriku sendiri.

Kenapa aku tidak bertemu dengannya lebih cepat?

Padahal kita adalah tunangan, seharusnya kita bisa bertemu kapan pun kami mau, tapi faktanya tak sekali pun kami pernah bertemu.

Perdana Menteri pasti kehabisan akal, mencoba membiarkan kita bertemu satu sama lain, tapi bodohnya aku, aku tidak menerima permintaan pertemuan itu.

Hanya bertemu dengannya sekali, aku pasti akan jatuh cinta padanya.

Setelah itu kami akan cepat-cepat bertunangan dan saat ini, mungkin kami akan menikmati kehidupan pernikahan kami.

Semakin aku memikirkannya, semakin aku ingin mengumpat kepada diriku di masa lalu yang sangat bodoh.

Dengan sifat dan perilaku mulianya, dan fakta bahwa dia adalah tunanganku, tidak salah lagi, dia adalah Putri Perdana Menteri.

Orang-orang di Kediaman Duke, tentunya sejak kecil mereka di didik untuk bersikap dan berperilaku seperti bangsawan tingkat tinggi, mengingat mereka (Kediaman Duke) adalah pilar dari negara ini. Maka, tak aneh kalau ‘dia’ memiliki sifat dan perilaku yang mulia.

Tidak ada wanita yang lebih cocok darinya untuk menjadi Putri Mahkota.

Segalanya tampak seperti berkah bagiku.

Aku sangat puas, semua ini berarti tidak ada halangan di antara kami.

Tanpa sadar tersenyum, Glen dengan malu-malu mengajukan pertanyaan.

"...Freed, aku minta maaf karena mengganggu imajinasimu yang menyenangkan, tapi... Freed, apa kau yakin kalau yang kau temui di Pesta Topeng itu adalah Putri Lidiana?"

"…Hah!! …Ah ...Glen, Apa yang baru saja kau-!!"

Glen memutar matanya, tertawa, lalu dia menganggukkan kepalanya menatapku dengan mata berkaca-kaca.

"Freed… Aku hanya tidak mengerti mengapa orang seperti Putri Lidiana berpartisipasi di Pesta Topeng… Bagiku, itu bukanlah tindakan yang tepat untuk seorang perempuan yang telah bertunangan dengan Putra Mahkota."

Pertanyaan Glen itu mengingatkanku dengan kejadian tadi malam.

Itu benar... Kenapa dia datang ke tempat seperti itu!?

Kalau dia berkeliaran di tempat seperti itu, entah siapa yang akan ‘memakannya’, kalau aku terlambat sedikit saja...

Aku sangat bodoh!

Aku kembali mengingat-ingat percakapanku dengannya semalam.

Ya... Itu benar, dia membenci pertunangannya.

Saat itu, aku tidak tahu siapa tunangannya dan aku merasa senang karena dia tidak ingin menikah dengan tunangannya itu...

Alisku mengerut saat aku akhirnya memahami semuanya.

"...Dia tidak mau menikah denganku..."

Dengan keterkejutan tertulis di wajahnya, Glen berkata.

"Benarkah? Padahal, Ayahnya, Perdana Menteri sangat bersemangat tentang hal itu...?"

"Ya. Perdana Menteri memang terus-menerus merekomendasikan putrinya... Kurasa, aku mengerti-"

Aku teringat perilaku dan ucapannya kemarin, tiba-tiba firasat yang tidak menyenangkan terlintas di hatiku.

"Glen, kau bilang, dia tidak pernah berpartisipasi dalam pesta apapun."

"Betul. Itulah yang aneh dari Putri Lidiana, dia bahkan tidak pernah datang ke pesta perjamuan biasa, karena itu dia dijuluki Putri Phantom. Karena itu aku merasa aneh, kenapa Putri Phantom malah datang ke Pesta Topeng?"

Setelah kupikir-pikir, dia tidak sabar untuk membuang kesuciannya.

Saat aku mengambil kesuciannya, dia terlihat lega.

"…Apakah itu karena dia tidak ingin menikah dengan Keluarga Kerajaan?"

Aku mengucapkan kata-kata itu keras.

"Eh?!"

Mulut Glen terbuka karena terkejut.

"Bukankah, kau tidak bisa menjadi Putri Mahkota jika kau tidak suci? Karena Perdana Menteri ingin dia menjadi Putri Mahkota, maka Perdana Menteri pasti membatasi pergaulannya untuk menjaga kesuciannya... Dia tidak menyukaiku, karena itu kita tidak pernah bertemu secara resmi atau pun tidak resmi."

"Tidak... Tidak mungkin... Tidak peduli berapa banyak– ...Tidak, itu tidak menjelaskan semuanya. Aku tidak percaya, Putri Phantom yang tidak pernah menghadiri pesta biasa, malah menghadiri Pesta Topeng untuk tujuan seperti itu!"

Kata-kata Glen ada benarnya, aku sendiri merasa ragu... Kenapa dia melakukan hal seperti itu?

Aku menghela nafas...

"Apa yang harus kulakukan sekarang?"

"Berarti sekarang dia sudah tidak suci lagi... Freed, kau bilang, kau sudah memberinya ‘Bunga Raja’."

"Aahhh..."

Saat itu, aku merasa sangat senang karena ternyata dia masih suci, dan tanpa ragu aku langsung memberinya ‘Bunga Raja’.

Berkat itu, sekarang dia menjadi milikku.

"Kalau saja sejak awal aku tahu wajahnya... Aku tidak akan berputar-putar seperti ini. Apapun itu, sekarang dia tidak bisa melarikan diri."

Aku mengatakannya kepada Glen dengan gembira.

"‘Bunga Raja’ adalah bukti bahwa dia adalah Putri Mahkota. Pada dasarnya, dia adalah tunanganmu. Tapi dia malah datang ke tempat seperti itu, Freed kau sudah membuat keputusan yang tepat."

"Karena aku tidak akan membiarkannya pergi. Tidak ada cara lain bagiku selain mengikatnya dengan ‘Bunga Raja’."

"…Kau benar. Tapi, bukankah Putri akan marah kepadamu karena dia tidak sadar bahwa kau telah menjadikannya sebagai Putri Mahkota?"

"Pasti dia belum menyadarinya, aku akan tetap diam sampai dia menyadarinya. Dan selain itu, dialah orang yang mencoba melarikan diri... Kalau saja dia menjadi anak baik dan menunggu sampai pertemuan pertunangan, aku tidak perlu menggunakan metode seperti itu dan akan patuh menunggu sampai malam pengantin..."

‘Mungkin’, aku menambahkan kata terakhir yang tidak kuucapkan di dalam hatiku. Sejujurnya, aku merasa kalau aku tidak akan bisa menunggu selama itu.

Faktanya, kalau bukan karena kejadian semalam, kemungkinan besar aku akan langsung kembali ke Istana setelah memberi salam kepada penyelenggara pesta, lalu dengan patuh tetap diam di Istana sampai pertemuan pertunangan dilaksanakan.

Di sisi lain, kalau sebelum ini aku pernah bertemu dengannya, aku akan tetap jatuh cinta kepadanya. Jika itu terjadi, maka pertunangan kami akan berjalan sesuai rencana. Pada akhirnya, dalam waktu dekat, dia akan menjadi Putri Mahkota.

Dengan kata lain, mau bagaimanapun hasilnya tidak akan berubah.

Kami hanya melewatkan beberapa langkah saja dengan langsung menuju ke ‘ritual’ malam pengantin.

Tapi, kurasa begini lebih baik. Beruntung aku tidak melewatkan Pesta Topeng semalam.

Aku memikirkan, apa yang akan terjadi kalau semalam aku tidak tidak hadir atau terlambat?

Lalu, ada pria lain yang ‘memeluknya’, maka semuanya akan selesai.

Tanpa kusadari, aku merasa sangat takut hanya dengan memikirkan kalau aku kehilangannya.

"Baiklah, apa rencanamu selanjutnya?"

"Hm...?"

Tiba-tiba, Glen bertanya padaku apa rencanaku selanjutnya dengan tatapan bertanya.

"Tentang Putri Lidiana. Kau sudah menemukan identitasnya, setelah ini, apa yang akan kau lakukan?"

"Karena kami menghabiskan malam dengan tetap memakai topeng, kurasa dia tidak akan mengenaliku. Jadi kurasa... Tunggu!"

Bodohnya aku!!

Dia tidak tahu kalau dia tidur denganku, seorang Putra Mahkota.

Mungkin, dia bahkan tidak ingin tahu identitasku.

Apapun itu... Tampaknya dia hanya ingin kehilangan kesuciannya.

Dan sekarang keinginannya sudah menjadi kenyataan, apa yang akan dilakukan setelah keinginannya menjadi kenyataan?

Saat aku tersadar dengan rencananya (Lidi), aku langsung mendecakkan lidahku.

"...Ini buruk! Glen, segera atur pertemuan antara aku dan Perdana Menteri!"

"Dengan Perdana Menteri?"

Glen menatapku dengan wajah bingung.

"Ya, dengan Perdana Menteri. Dia pasti akan mengatakan kepada Ayahnya kalau dia tidak memenuhi syarat sebagai Putri Mahkota dan meminta untuk memutuskan pertunangan."

"Apa kau bilang!?"

Glen berseru saat aku dengan cepat menjelaskan.

"Dia akan menggunakan alasan bahwa dia sudah tidak 'suci' untuk memutuskan pertunangan. Itulah mengapa dia datang ke Pesta Topeng... Kalau aku jadi dia pun, aku akan memikirkan hal yang sama."

Glen masih terlihat bingung.

"Bukankah kau sudah memberinya ‘Bunga Raja’? Jangan bercanda, Freed. Selama ‘Bunga Raja’ ada di tubuhnya, dia tidak akan bisa memutuskan pertunangan denganmu."

"Dia tidak tahu itu."

Dengan tenang aku berkata, seketika warna wajah Glen berubah.

"Ahh... Kupikir itu akan sedikit merepotkan tapi aku mengerti. Aku akan segera mendapatkan persetujuan dari Perdana Menteri."

Memahami apa yang ingin kukatakan, Glen segera berbalik dan bergegas meninggalkan ruangan.

Aku tetap berada di sini, aku menatap potret lukisannya di tanganku.

Untuk jaga-jaga, bahkan jika dia (Lidi) meyakinkan Perdana Menteri untuk memutuskan pertunangan, tentu saja, aku tidak akan tinggal diam.

Aku akan menunjukkan kepada semua orang kalau dia sudah menjadi milikku.

Tidak akan ada masalah.

Tapi, agar tidak merepotkan dan segalanya terselesaikan dengan baik.

Sebaiknya aku segera menemuinya.

Aku harus mengungkapkan identitasku yang sebenarnya kepadanya, dan membuatnya mengerti situasi kita saat ini.

Dia harus mengerti kalau saat ini dia merencanakan hal yang tidak berarti dan aku berharap dia tidak akan melakukan apa pun lebih dari itu.

Karena aku sudah memberinya ‘Bunga Raja’, maka apa pun yang dia lakukan, posisinya sebagai Putri Mahkota tidak akan bisa digoyahkan.

....Tapi, aku tetap tidak mengerti.

Kenapa dia ingin memutuskan pertunangan denganku?!

Mungkinkah dia menyukai pria lain?

Tapi, apapun alasannya, dengan ‘Bunga Raja’ dia tidak akan bisa pergi dariku.

Mau dia menangis atau pun berteriak, aku tidak punya niat sedikit pun untuk membiarkannya pergi.

Aku mengabaikan rasa sakit kecil yang muncul di dalam diriku, aku kembali menatap potret lukisannya dan bergumam,

"Maaf, tapi aku tidak bisa membiarkanmu pergi lagi."

Aku akan berusaha keras membuatmu mencintaiku, bahkan meski pada akhirnya kau tetap tidak mencintaiku, tapi cintaku padamu akan tetap ada.

Aku bersumpah, dalam hidupku ini, aku hanya akan mencintaimu.

Setelah aku memutuskan dan bersumpah, aku mencium potret lukisannya.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***





***

Apa pendapatmu tentang bab ini?