Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 16 - Pencariannya



[POV Freed]

Setelah beberapa jam, aku terbangun.

Aku tidur dengan sangat nyenyak.

Kira-kira, ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun aku benar-benar tidur seperti ini; Aku terkejut.

Tubuhku terasa sangat baik.

Bukan hanya itu, semua beban di tubuhku rasanya telah hilang, pertama kalinya dalam hidupku aku merasa sangat segar seperti ini.

——–Saat ini, aku merasa seperti aku bisa menghadapi 10.000 tentara musuh hanya seorang diri saja.

Aku tidak bercanda, tampaknya... aku akan memeluknya erat-erat sebagai ucapan terima kasih.

Aku benar-benar tidak akan membiarkannya pergi.

Setelah ini, aku akan mengurungnya di kamar sampai pernikahan kami akan terlaksana.

Itulah yang kupikirkan, aku kembali meringkuk di tempat tidur, aku ingin merasakan kehangatannya... tetapi... aku langsung menyadari bahwa dia sudah tak ada, ternyata selama ini aku hanya memegang bantal, aku melompat kaget.

Aku melihat ke sekeliling ruangan yang sunyi, aku tidak bisa menemukannya.

Tampaknya dia sudah melarikan diri, tidak ada yang tersisa selain kekecewaan yang melandaku.

Padahal ini masih dini hari.

Mungkin setelah aku tertidur, dia diam-diam pergi.

Kurasa dia mengambil kesempatan itu, karena di sini sangat gelap.

Tapi... mengingat ‘kegiatan’ yang kita lakukan... tanpa sadar aku tertawa.

Tentunya... Dia sudah tidak bisa melarikan diri dariku.

Tapi... yang membuatku kaget, aku adalah jenis orang yang akan terbangun dengan gerakan sekecil apa pun itu, tapi kali ini aku tetap tertidur nyenyak meski orang yang tidur di sampingku pergi.

Aku menghela nafas, kemudian aku bergegas memakai pakaianku dan bersiap-siap untuk kembali ke Istanaku.

Sambil melakukan semua itu, aku terus menerus memikirkan dia.

Padahal aku berencana untuk berbicara empat mata dengannya dan melakukan ronde berikutnya dengan panas. Rencana sesat semacam itu...!?

Tapi tetap saja... semua itu tidak ada gunanya jika dia tidak ada di sini.

Aku harus segera kembali ke Istana dan mencari tahu siapa dia.

Aku bergumam pada diriku sendiri dengan tekad kuat.

"Istriku tersayang, aku benar-benar tidak akan pernah membiarkanmu pergi... Aku akan segera datang dan menjemputmu."

***

Dengan menggunakan sihir teleportasi, aku dengan cepat kembali ke Istana dan langsung masuk ke kamar pribadiku.

Setelah mandi air panas, aku segera bersiap dan pergi ke tempat latihan ksatria.

Ini masih pagi, jadi dia (G) pasti berada di sini.

"Glen!!"

Aku menemukan orang yang ingin kutemui.

Begitu aku memanggilnya, dia mengatakan sesuatu kepada ksatria di sebelahnya, kemudian dia mendatangiku.

"Freed. Selamat pagi. Ada apa?"

Glen merasakan ada sesuatu yang salah sejak aku memanggilnya selama sesi latihan, ini memang bukanlah hal yang biasa aku lakukan. Aku tidak membalasnya, segera dengan lembut aku menarik lengannya.

"Maaf mengganggu mengganggu latihanmu... Aku tahu kau sibuk, tapi bisakah kau meluangkan waktumu untukku?"

Glen segera mengerti, pasti terjadi sesuatu... dia pun hanya mengangguk diam.

Kemudian Glen mendekati seorang ksatria, menyampaikan sesuatu, mungkin mengenai menu latihan hari ini.

Setelah itu Glen berbalik ke arahku, dan aku melangkah, berjalan ke arah kantorku.

Glen diam-diam mengikutiku, tapi begitu kami memasuki ruangan kantorku, dia bertanya

"Dan? Apa yang salah? Tidak biasanya kau terlihat buru-buru seperti ini."

Ketika dia mengatakan itu, aku juga menyadari bahwa aku terburu-buru.

Tapi jika itu tentang perempuan itu... Kurasa, aku memang harus buru-buru.

Perempuan itu sangatlah spesial.

Aku harus menemukannya, aku ingin sekali memeluknya dengan erat.

Perasaan aneh ini membuatku gila.

"Dengan cara apapun, cepat bawakan aku seluruh potret lukisan dari setiap putri keluarga bergelar Earl dan di atasnya. Aku mencari seseorang, dia memiliki rambut cokelat muda dan mata ungu."

Aku segera memerintah Glen untuk mencari potret lukisan gadis bangsawan.

Tapi... Glen hanya memiringkan kepalanya, tidak mengerti dengan apa yang baru saja aku katakan.

"Potret lukisan setiap gadis bangsawan...? Untuk apa kau melakukan itu?"

Untuk pertama kalinya, aku tidak bisa menjelaskan apapun kepada Glen...

Aku merasa tidak sabar. Aku benar-benar sudah kehilangan ketenanganku.

Meski begitu, jika aku ingin Glen membantuku, maka aku harus menjelaskan kepadanya.

Kemudian aku duduk di kursiku, mendapatkan kembali ketenanganku, dengan perlahan-lahan aku memberitahunya tentang malam yang tak terlupakan.

"Glen, aku menemukan gadis yang ditakdirkan untukku."

"‘Takdir’ kau bilang?"

Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban atas pertanyaan Glen.

"Betul. Aku bertemu dengannya di pesta tadi malam. Aku menginginkannya."

Glen mengerjapkan matanya berkali-kali.

Glen pasti mengerti kalau saat ini aku membicarakan tentang perempuan, kan?

Dengan hati-hati Glen berkata kepadaku...

"...Kau bilang ‘pesta tadi malam’, apa yang kau maksud adalah ‘Pesta Topeng’? Freed... Dengan segala hormat, wanita yang menghadiri pesta seperti itu, tidaklah pantas untukmu..."

Mengingat tujuan yang 'sebenarnya' dari Pesta Topeng... Kurasa tak aneh, Glen akan berpikir seperti itu. Tapi, aku tidak bisa memaafkan siapa pun yang menghinanya.

"Jangan pernah menghinanya!! ...Dia bukanlah wanita yang liar. Dia bilang, ini adalah pertama kalinya dia datang ke pesta... Selain itu, dia masih ‘suci’."

Setelah aku mengatakannya, Glen ​​terkejut... Kemudian dia menundukkan kepalanya dengan lega.

"Whooaaa... Itu... Kurasa... Tunggu, kau sudah ‘memeluknya’?"

"Aahhhh... Hanya dia satu-satunya yang aku inginkan, kau lihat sendiri, kan? Tubuhku ini benar-benar dalam kondisi sempurna."

Aku menunjuk ke diriku sendiri.

"Itu benar, kau memiliki raut wajah yang bagus... dan kau juga terlihat bersemangat... dan itu semua berkat perempuan itu?"

"Ya. Berkali-kali aku ‘memeluknya’, aku masih saja merasa tidak cukup... Bahkan sekarang aku sangat merindukannya... Aku ingin membawanya ke sini dan tidak akan membiarkannya melarikan diri dari diriku."

Glen mendecakkan lidahnya.

"Tunggu dulu, apa kamu tidak terburu-buru dalam hal ini? Jangan katakan padaku, kau mengungkapkan padanya bahwa kau adalah Putra Mahkota?"

"Sayangnya... Belum. Aku sudah ingin mengatakannya setelah kami ‘berpelukan’ tapi saat aku terbangun, dia sudah menghilang."

Glen kembali terkejut...

"Jadi begitu... Lagi pula, kalian bertemu di Pesta Topeng... Tapi, bukankah sekarang sudah terlambat? Dia sudah tidak ‘suci’ lagi, kan? Kau sudah tidak bisa menjadikannya sebagai Putri Mahkota? Sekarang kau hanya bisa menjadikannya sebagai Selir..."

Aku menyeringai, lalu menertawakan Glen yang saat ini gemetar ketakutan.

"Tidak ada masalah sama sekali. Aku tidak berniat untuk menjadikannya seorang selir yang rendahan. Aku sudah memberinya 'Bunga Raja'."

"‘Bunga Raja’!? Kau memberikan hal sepenting itu kepada pasangan satu malammu... Freed, itu terlalu berlebi-"

Kesal dengan kata-kata Glen, aku langsung berkata...

"Aku tidak bisa membiarkannya pergi. Itulah satu-satunya kesempatan yang aku miliki. Seharusnya kau tahu itu, kan?"

"...Kau benar-benar serius!"

"Sudah kubilang, bukan!? Aku menginginkannya, hanya dia seorang!"

Melihat aku serius, Glen menyerah dan menghela nafas pasrah.

"...Lalu apa kau tahu siapa perempuan itu?"

"Itulah masalahnya... Karena itu aku meminta bantuanmu. Aku harus segera menemukannya. Aku tidak ingin dia pergi lagi... Aku terlalu mencintainya."

Setelah aku berkata seperti itu, mata Glen menunjukkan kelembutan kecil di dalamnya.

"Begitukah… Freed, dengan segala hormat, dulu kupikir cepat atau lambat kau akan menyerah untuk menemukan 'cinta'."

"Kau benar tentang itu. Itu juga yang aku pikirkan sampai kemarin. Tapi saat aku pertama memandangnya, aku yakin bahwa aku menginginkannya. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku, aku memiliki perasaan yang seperti ini."

Glen bergumam sambil mengepalkan tinjunya, lalu menatapku, dan dengan senang mengangguk.

"Itu memang ‘cinta’… Freed, selamat… Kau benar. Penting bagimu untuk selalu menjaga kondisi tubuhmu agar selalu prima. Jika itu untuk kebaikan dirimu, dengan senang hati aku akan membantumu untuk mencari Putri Mahkota yang kau cintai."

***

"Apa kau yakin kalau perempuan itu adalah bangsawan bergelar Earl ke atas?"

Glen datang membawa potret lukisan para perempuan di negeri ini dan menempatkan mereka di atas mejaku.

Semua potret lukisan itu memiliki lebar sekitar 50 cm.

Menurut Undang-Undang negara ini, ditetapkan bahwa setiap rumah bangsawan harus menyerahkan potret lukisan setiap anggota keluarga mereka setiap musim semi ke Istana.

Itu dilakukan untuk situasi darurat yang mungkin saja terjadi, tapi dalam kenyataannya, sebagian besar potret lukisan ini digunakan untuk mengatur pertunangan.

Dengan batasan berperingkat Earl ke atas, warna rambut dan mata, aku berhasil mempersempit sejumlah besar potret lukisan menjadi beberapa.

Dengan hati-hati aku memeriksa setiap potret lukisan ini.

Gambar-gambar ini memang bisa berbeda dari yang aslinya. Aku mengerti hal itu.

Tapi, tidak ada satu pun potret lukisan yang memiliki kemiripan dengannya.

"Berbeda... Ini juga berbeda."

Aku sudah memeriksa seluruh potret lukisan ini, tapi aku belum melihat wajah yang mirip dengannya.

Aku menjatuhkan diri ke mejaku, merasa sangat kecewa.

"…Glen, apa ada lagi?"

Aku bertanya dengan suara rendah, dan Glen meminta maaf.

"Sayangnya, kami tidak memiliki potret lukisan yang cocok dengan deskripsi yang kau katakan. Mungkin dia adalah Putri dari bangsawan berperingkat Baron atau Viscount? Kita juga harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa dia adalah seorang putri dari garis keluarga pedagang..."

Cara ‘dia’ menunjukkan perilakunya yang anggun, aku hanya bisa berpikir bahwa dia terlahir dari bangsawan berperingkat tinggi.

Bahkan tidak aneh kalau ada yang mengatakan bahwa ‘dia’ itu berasal dari Keluarga Kerajaan. Tindakannya benar-benar seperti bangsawan kelas atas.

"Apa aku salah...?"

"Kau dibutakan oleh cinta, mungkin kau memang salah melihat."

"Aku merasa sangat kecewa, tapi aku yakin kalau aku tidak salah melihatnya."

Glen terlihat tidak bisa berbuat apapun.

"Tidak ada gunanya berduka karenanya. Kalau kau memang ingin dia menjadi Putri Mahkotamu, bukankah sebaiknya kau membatalkan pertunanganmu dulu dengan Putri Perdana Menteri?"

Aku memikirkan saran Glen dan mengangguk.

Tentu saja, aku harus memutuskan pertunanganku terlebih dahulu sebelum aku bisa mencari dan menikahi ‘dia’.

Kalau aku tidak segera menyelesaikan permasalahan ini, aku hanya akan menyakiti hati kedua perempuan.

Pertama, aku harus segera membatalkan pertunanganku.

Glen benar... Aku memang sudah dibutakan oleh cinta.

Ini adalah pertama kalinya aku merasakan cinta, dan aku langsung dibutakan olehnya... Aku menertawakan diriku sendiri.

Kalau, saat ini ‘dia’ masih berada dalam ‘pelukanku’, aku akan segera menariknya dan mengajaknya menghabiskan waktu bersama lagi.

Perasaanku menjadi campur aduk.

Pertama-tama, aku harus memberi tahu Ayahanda.

Aku mengecek jadwal Ayahanda dan mengonfirmasinya.

Tampaknya tidak ada hal penting lain yang harus dihadiri oleh Ayahanda, maka tidak masalah bagiku untuk bertemu dengannya.

Belum terlambat untuk memulai dan menemukannya. Jika aku mengatakannya pada Ayahanda, pasti ada cara untuk menemukannya.

Aku akan pergi dan bertemu dengan Ayahanda.

Ketika aku hendak memberi tahu Glen tentang rencanaku, mataku berhenti untuk melihat bahwa dia memegang satu potret lukisan di tangannya.

"Eh? Glen, potret lukisan siapa yang ada di tanganmu?"

Tanyaku pada Glen, ketika dia menyembunyikan potret lukisan itu di belakang punggungnya.

"Aahhh... Tidak ada artinya untukmu melihat potret lukisan ini, Freed."

Tampaknya Glen tidak ingin aku melihat potret lukisan itu.

Aku memiringkan kepalaku, aku merasa aneh dengan sikap Glen, mengapa itu tidak ada artinya.

"...Tapi, kau membawa potret lukisan itu, berarti dia masuk ke dalam ciri-ciri yang kukatakan, kan? Kenapa kau bilang tidak ada artinya? Berikan padaku, aku ingin memastikan."

"Aku yakin dia bukanlah orang yang kau cari, Freed…"

Glen ragu-ragu ketika dia menyerahkan potret lukisan itu kepadaku, tiba-tiba mataku terbuka lebar saat aku membuka dan melihat potret lukisan itu. Tubuhku rasanya membeku

Lukisan yang indah... Pasti ini dibuat oleh seorang pelukis terkenal.

Potret yang dilukis si pelukis benar-benar menangkap karakteristiknya.

Matanya yang berwarna ungu dan rambut panjangnya yang berwarna cokelat muda, juga senyum lembutnya.

——–Tanpa diragukan lagi, dialah orang yang menghabiskan malam bersamaku.

"Glen! Ini dia!!"

"......Eh!?"

Aku berdiri karena terkejut dengan respons dari Glen, kenapa dia berwajah seperti itu?

Aku tidak mengerti kenapa Glen seperti itu, lalu aku melihat nama yang tertulis di sudut kanan atas potret lukisan ini.

Aku membeku, melihat nama potret lukisan itu.

"…Eh!"

Melihat aku masih beku karena syok, Glen mencoba memanggilku.

"Freed..."

Aku mengangkat wajahku.

Seluruh tubuhku diliputi oleh kebingungan

Aku memandang Glen bingung, dan dia menatapku dengan canggung.

Sekarang aku mengerti kenapa itu tidak ada artinya.

Tentu saja, itu karena dia...

Dengan enggan Glen mengatakannya...

"......Aku tidak mengerti, ini tidak masuk akal... Dia adalah Putri Lidiana, Putri Perdana Menteri... Freed, dia adalah orang yang dipilih untuk menjadi tunanganmu, dan kau ingin membatalkan pertunangan itu!"


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***





***

Apa pendapatmu tentang bab ini?