Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 15 - Pemikirannya



[POV Freed]

"Uwaahhh… Sangat ketat…"

Akhirnya aku masuk ke dalam dirinya, aku merasa sangat senang.

Di dalamnya begitu panas, berdenyut, dan menyelimutiku.

Dia merintih kesakitan, dia mencakar punggungku untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit.

Penampilannya yang cantik membuatku tersenyum.

Itu membuatku berpikir kalau dia ingin yang lebih.

"Tidak apa-apa, cakar saja aku... Nn... Lihat, semuanya sudah masuk."

Aku menunjukkan kami yang saling terhubung, dia terlihat menghela napas lega.

Pasti dia masih merasa sakit... Aku tidak boleh langsung bergerak.

"Apa masih sakit?"

"...Sedikit, tapi aku baik-baik saja."

Awalnya, aku ingin menahan diriku, tapi setelah dia mengatakan hal seperti itu... Pertahananku menjadi runtuh.

......

"Begitukah? ...Maafkan aku. Aku tak bisa menahannya, aku akan bergerak selembut mungkin. Kalau kau merasa sakit, cakar saja aku seperti sebelumnya."

Aku mulai bergerak, mendorong ke dalamnya...

Tampaknya... Rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang, wajahnya perlahan menunjukkan ekspresi yang manis.

Gerakanku semakin cepat...

"Sepertinya sudah tidak sakit... Ekspresi yang bagus."

Dia mulai mengerang dengan manis...

Tak lama kemudian... Dia mulai memohon kepadaku.

"Nnn... Apollo... Dalam... Lebih dalam!!"

Aku merasa senang, dia meminta lebih.

Perasaan senangku ini memuncak di dadaku.

...Aku ingin dia memanggil nama asliku...

Terlepas dari semua itu, aku terus menerus mendorongnya.

"Kau sangat menyukainya? Padahal ini adalah pertama kalinya bagimu. Umm... aku akan mendorongnya lebih dalam lagi."

Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi...

Tapi... Aku juga ingin terus bertahan agar bisa melihat reaksinya yang manis ini lebih lama lagi.

Dia menjerit... Kegirangan...

"Bagus, bagus sekali!!"

Tiba-tiba dia menggerakkan pinggulnya, menyamai irama gerakku.

Tindakannya ini... Justru membuatku semakin bersemangat.

Aku menatapnya, terpesona...

Aku memeluknya dengan erat.

"Ahh... Ini benar-benar terasa hebat. Sangat nikmat, kau mengisapku masuk. Rasanya seperti kau tidak akan melepaskanku. Hahahaa... Bahkan kau juga ikut bergerak, sepertinya kau juga merasa nikmat... Aku senang."

"Iyaaa!! Rasanya nikmat!!"

Dia mengatakan perasaannya dengan jujur... Memang tak salah aku bisa mencintainya.

......Aku ingin ‘keluar’.

Aku tidak bisa menahannya lagi... Aku ingin dia melahirkan anak-anakku... Aku semakin cepat bergerak.

"Ahh... Ahhh... Keluar!! Aku keluar...!!"

"Ya, ayo sama-sama...... aku juga sudah- ......Ah!!"

Dengan penuh semangat aku mengeluarkannya bersamaan dengan sihirku di dalam dirinya.

Tak berlangsung lama, aku merasakan dia berusaha menarik diriku, aku takkan membiarkannya.

Aku mendorongnya lebih dalam lagi... Menuangkan semuanya sampai tetes terakhir.

Aku sendiri merasa cukup terkejut.

"Aaaahhhhh!! Tidak!! Jangan...... Jangan di dalam!!"

Meskipun dia mengatakan itu... Tapi, dia menerima semuanya.

Setelah puas menuangkan semuanya... Aku memberinya ciuman.

Aku bisa merasakan kalau sihirku berhasil... Aku terkekeh.

…Dengan ini, dia sepenuhnya menjadi milikku.

"Mengeluarkannya di dalam, kau memang yang terburuk..."

Aku membelai rambutnya dengan lembut, meskipun dia mengeluh.

Sepertinya dia tidak percaya kalau aku akan bertanggung jawab untuk ini.

Mau bagaimana lagi, tentu dia sulit untuk percaya... Kami tidak saling mengenal identitas masing-masing...

Bagiku... Aku tidak masalah kalau pun mengungkapkan identitasku kepadanya sekarang, tapi sepertinya dia tidak menginginkan hal itu.

Jadi aku akan mengungkapkannya di pagi hari nanti... Lagi pula, aku sudah menawannya...

Saat berpikir kalau, di dalam dirinya ada ‘milikku’ yang mengalir... Kembali tubuhku memanas.

Aku mulai bertanya-tanya pada diriku sendiri.

Apakah aku puas? Mana mungkin! Aku ingin lagi!

Aku pun kembali mempersiapkan diri untuk kembali memasukinya.

Biasanya, aku merasa sudah cukup hanya dengan sekali, tapi aneh... Aku justru ingin melakukannya lagi dengannya.

Rasanya... Aku ingin melakukan itu bersamanya sampai pagi, tapi ini adalah pengalaman pertamanya, dia pasti masih merasa sakit, bukan?

Aku terkejut... Bagaimana aku bisa merasa belum puas seperti itu.

"Ehhh... Tu-Tunggu sebentar... Aku sudah tidak mau… Heiiii!!!"

"Nnn... Maaf. Aku tidak bisa menahan diri."

Ada sedikit rasa bersalah... Tapi aku benar-benar menginginkannya. Karena sebelumnya aku telah keluar, prosesku untuk masuk ke dalam dirinya menjadi lebih mudah.

"Sekali lagi… Oke?"

…Tapi ...Aku tidak bisa menjamin, aku benar-benar akan melakukannya sekali lagi saja.

Aku menargetkan titik-titik sensitif di dalam dirinya, seketika dia mengerang...

Suara yang tak senonoh kembali memenuhi ruangan ini...

Dia terus memegang leherku dengan erat, bahkan dia juga menggigitku... Dia kembali bergerak dengan irama yang sesuai denganku.

Melihat tindakannya... Aku kembali menjadi keserakahan...

———Aku ingin mencoba posisi itu.

Dan dengan itu, aku langsung melakukannya.

Menarik diriku dari pintu masuknya, membalik badannya, lalu kembali memasukinya.

Aku tidak memberinya kesempatan untuk berbicara...

"Aaaahhhhhhhh...!!"

Ini terasa sangat luar biasa... Lebih nikmat dari pada yang sebelumnya.

Posisi kami saat ini, mirip dengan bagaimana binatang melakukannya...

Rasa nikmat yang kurasakan ini, lebih nikmat dari yang kukira, sampai-sampai aku lupa... Sudah berapa kali aku mendorongnya.

…Ah ...Sepertinya dia juga menyukainya.

"Luar biasa, kau mengetat lagi. Apa kau suka posisi ini?"

"Hyahh!! Ah… Itu mengenai..."

"Ya, itu mengenai tempat yang bagus. Apa tempat itu di sini?"

Di saat yang sama, aku kembali memainkan dadanya... Dan yang kusuka, dia merespon tindakanku ini...

Kembali aku mengenai titik sensitifnya, dia membenamkan wajahnya di seprai.

Tanpa sadar aku semakin menikmati semua ini...

Dia terengah-engah...

"Hahahaa... Ini luar biasa… Kau bahkan bisa bersikap seperti itu. Sangat bagus."

"Ahh... Hentikan… Sudah… Tidak mungkin!!"

"Jangan berkata seperti itu. Temani aku menghabiskan malam ini, yaaa."

Aku masih saja menginginkannya.

Setelah mencapai puncak bersama... Aku terus menerus mengubah posisi kami beberapa kali, tanpa henti kami terus melakukannya, dan aku terus menerus menuangkan benihku di dam dirinya...

Saat ini... Aku membiarkannya berada di posisi atas, tapi tak lama setelah itu... Dia pingsan.

Dan tanpa sadar.... Ini sudah tengah malam, bahkan sudah dini hari....

Aku benar-benar menghabiskan malam dengannya... Semalaman...

***

......

......

Di dalam ruangan ini, bau-bau dari ‘kegiatan kita’ barusan masih tersisa.

Aku menghela nafas, saat ini dia telah tertidur....

Padahal... Sejujurnya, aku masih belum puas.

Tapi... Ini adalah yang pertama kali baginya, dia pasti sudah merasa lelah.

Dengan enggan berpisah darinya, aku membelai rambutnya dengan lembut.

…Kita bisa melakukannya lagi setelah dia bangun nanti.

Itulah yang aku pikirkan... Akhirnya aku pun memilih untuk memutar jari-jariku di rambutnya yang panjang, dengan ringan aku menciumnya.

Aku memeluknya dengan kedua tanganku, memenjarakan tubuhnya yang telanjang.

Suhu tubuhnya yang hangat membuatku terasa nyaman.

Ini benar-benar malam yang memuaskan.

Tapi... Aku gagal dan lupa untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentangnya.

Meski begitu... Aku tidak menyesali apa pun.

Yang pasti... Saat dia membuka matanya nanti, aku akan mengatakan yang sebenarnya kepadanya dan tak melepaskannya.

Aku bergerak ke samping kecantikan yang tertidur di sebelahku ini, perlahan aku melepas topengnya.

Aku tahu ini melanggar ‘etika’ tapi aku benar-benar ingin melihat wajah aslinya.

Saat aku melepas topengnya, rambutnya yang panjang terjatuh ke sisi wajahnya. Menunjukkan wajahnya yang cantik dengan fitur wajah yang luar biasa.

Sayang sekali matanya tertutup, aku yakin matanya akan sangat memesona... Tepat setelah aku berpikir seperti itu, matanya tiba-tiba terbuka.

"…Nn?"

Tanpa sadar dia menatapku...

Aku hanya tersenyum kaku kepadanya.

"!?"

"Nn... Selamat Malam."


Dia tidak memperhatikanku lagi, aku terlalu terkejut untuk bergerak, dia kembali memejamkan matanya dan tertidur.

Aku melihat wajahnya...!!

Jantungku berdetak sangat kencang.

Mataku berkedip, aku bergumam tak percaya.

"Apa kau... Bercanda?"

Beberapa waktu yang lalu aku sudah jatuh cinta kepadanya... Tapi, sekarang lagi-lagi dia membuatku jatuh cinta lagi kepadanya.

Aku terperangkap dalam mata ungunya itu, dia terus masuk ke dalam hatiku yang terdalam.

"Ahhh... Kasihanilah aku..."

Aku meletakkan tanganku di wajahku sendiri, lagi-lagi aku menghela nafas... Rasanya wajahku jadi memerah karena malu...

Itu mungkin sifat burukku, tapi aku tidak bisa menahan perasaan senangku ini.

Tak lama kemudian... Aku kembali memerhatikan wajahnya, aku mencoba mengingat-ingat siapa dia? Apa aku pernah bertemu dengannya?

"...Kau siapa?"

Tanyaku sambil menepuk pipinya yang mungil.

Tentu saja, dia tidak menjawabnya.

"...Tak ada pilihan lain lagi, aku akan menanyakannya saat pagi nanti."

Aku menghela nafas. Kurasa untuk saat ini, aku harus menyerah untuk mengetahui identitas aslinya.

Lebih baik aku memeluk tubuh hangatnya saja dan ikut tidur bersamanya.

Besok pagi... Saat dia membuka matanya, hal pertama yang harus kulakukan adalah memperkenalkan diri dengan benar; nama dan identitasku.

Lalu aku akan mengetahui nama aslinya, setelah itu kami akan saling memanggil nama kecil...

Kali ini, aku pasti akan memastikan dia untuk memanggilku 'Freed'.

Setelah itu aku akan melamarnya dan membawanya kembali ke Istana.

Dan aku akan menggunakan kekuasaanku agar dia menjadi Istri sahku, dan tak akan kubiarkan siapa pun menentangku.

Aahhhhh... Tapi apa yang akan dia pikirkan jika dia tahu kalau aku adalah Putra Mahkota?

Apa dia akan sama seperti wanita lainnya yang memanfaatkanku?

Tidak, aku yakin dia bukan wanita yang seperti itu.

Lagi pula, dia tidak menyukai pertunangannya... Maka tak masalah kalau aku menyingkirkan pertunangannya itu lalu melamarnya.

Aku tidak akan segan untuk melakukan semua itu asal itu untuk memiliknya.

Aku tidak akan menyerahkannya kepada lelaki lain.

Jika dia sampai menolak lamaranku, aku akan menunjukkan ‘hal itu’ padanya.

Dengan begitu, dia harus mengerti... Itu adalah bukti bahwa aku sangat sangat menginginkannya.

Aku tidak akan membiarkanmu melarikan diri.

Aku meletakkan tanganku di dada kirinya, membelainya dengan lembut.

Aku menyeringai...

Perlahan... Rasa kantuk menghinggapiku.

Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, aku tidur nyenyak.

———Lalu.

Aku terbangun, dan aku menemukan bahwa dia telah menghilang... Tampaknya, dia sudah pergi dari beberapa jam yang lalu.

Tidak peduli di mana pun dia berada, aku akan menemukannya lalu menyudutkannya, dan setelah itu, barulah kami akan berbicara.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***





***

Apa pendapatmu tentang bab ini?