Chapter 47 - Dia dan Kutukan 1

Penerjemah : reireiss 

Source ENG : Jingle Translations 

Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup. 

Terima kasih~ 


Chapter 47 - Dia dan Kutukan 1


[POV Lidi]

"Apa..."

Aku membawa lelaki ini ke tempat yang biasa dan berdiri di sana dengan tenang.

Alasannya sederhana. Jalan setapak ke rumah Delris yang tidak terlihat itu, sudah terbentang di depanku tanpa halangan.

Sama seperti yang terakhir kali, aku tidak perlu menyentuhnya untuk membuatnya muncul.

Dari awal, jalan setapak itu sudah bisa terlihat olehku, seolah mengucapkan selamat datang.

Pemandangan yang tidak biasa, yang terasa seperti tidak pada tempatnya membuat mataku ragu.

Saat aku kebingungan dengan apa yang harus kulakukan, sebuah suara terdengar di telingaku.

'Cepat masuk, sebelum orang-orang itu tahu.'

"Eh?"

Refleks aku melihat ke sekeliling, tetapi aku tidak melihat siapa pun.

'Jangan pedulikan itu, cepatlah.'

"Ah... Iya."

Karena suara itu, aku pun tergesa-gesa memasuki jalan setapak itu dengan membawa pria ini.

Kurasa tidak akan dan masalah jika aku membawa pria ini ke jalan setapak itu.

Saat aku melangkah masuk, jalan setapak ini berubah, ada kabut yang menyelimuti lingkungan sekitar.

Aku jadi merasa lega.

Melihat ke belakang, pintu masuk ke jalan setapak ini sudah menghilang.

Aku mengerti, mungkin itu hanya terbuka untuk membiarkanku masuk.

Aku segera menuju ke rumah Delris, tetapi pada saat itu, ada seekor burung gagak yang terbang dari belakang dengan kekuatan luar biasa.

"Bahaya-"

Aku meringkuk, tetapi gagak itu tidak memedulikanku dan terus terbang.

"Tadi itu apa...?"

Saat aku terus berjalan maju, menembus kabut. Aku melihat ada sesuatu berwarna hitam di depanku.

Apa itu...? Aku masih memegang pria itu dan menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi, sesuatu berwarna hitam itu bergerak, menuju ke arahku.

Ketika sudah dekat, ternyata sesuatu berwarna hitam itu adalah seekor anjing yang besar.

Warnanya hitam pekat seperti bayangan, dan di wajahnya tidak terlihat ada mata atau pun hidung.

Orang normal pasti akan langsung ketakutan, tapi anehnya, aku tidak merasa takut.

Lalu, aku mendengar suara Delris yang bergema entah dari mana.

"Letakkan pria itu di atas anjing itu."

Aku melakukan apa yang Delris katakan, aku meletakkan pria ini ke punggung anjing hitam itu, lalu dengan tenang anjing hitam itu bergerak menuju ke rumah Delris.

Aku mengikutinya dengan terburu-buru.

***

Setelah melewati pintu yang terbuka, anjing itu terus menuruni tangga.

Aku mengaguminya, bagaimana dia bisa sangat terampil bergerak meski membawa seseorang di punggungnya? Aku terus mengikuti anjing hitam itu, tak lama, aku melihat Delris yang memakai tudung hitamnya seperti biasa.

Aku bertanya-tanya apakah ini hanya imajinasiku? Keadaan Delris tampak usang saat ini.

"...Kau membawa sesuatu yang merepotkan lagi..."

"...Maaf."

Aku mengatakannya sambil menundukkan kepala.

Aku sangat mengerti bahwa saat ini aku sedang menyebabkan masalahnya. Tidak ada yang hal lain yang bisa kulakukan selain meminta maaf.

Delris melambaikan tangannya ke arah anjing itu. Seketika, anjing itu berubah menjadi sesuatu yang menyerupai tempat tidur. Hebat sekali.

Tepat setelah Delris mengangkat tangannya. Seekor gagak hitam terbang melalui jendela dan mendarat di lengannya. Aku mengenali gagak ini. Gagak inilah yang terbang melewatiku beberapa waktu lalu.

Atau lebih tepatnya, seorang penyihir dan gagak... Mereka terlihat serasi.

“Aku pernah melihat sesuatu yang mirip seperti ini, kau tahu. Dan pria ini memiliki kutukan yang cukup merepotkan.”

"...Jadi benar kalau ini adalah kutukan?"

Aku tidak ingin mempercayainya, jadi aku meminta konfirmasi, dan Delris mengangguk.

Tadinya, aku sempat berharap kalau ini bukanlah kutukan seperti yang penjagaku katakan.

Delris melepaskan gagak itu, lalu dia mendekati pria itu dan membuka pakaiannya, memperlihatkan dadanya sekaligus melepaskan penutup wajah yang menutupi hampir seluruh kepala pria ini.

Seketika, rambut hitam keriting dengan wajah sedih dan terlihat kekanak-kanakan terlihat.

Seperti yang kuduga, dia masih muda.

Tubuhnya sangat ramping, aku seperti bisa melihat tulangnya, itu membuktikan bahwa dia sangat kurus. Namun, badannya itu terlihat tetap kencang. Ada bekas luka mengerikan di seluruh bagian atas tubuhnya.

Aku ingin sekali memalingkan muka, tetapi entah bagaimana aku bisa menahannya.

Delris, tidak memedulikan penampilannya, dengan santai dia meletakkan tangannya di atas dadanya dan mulai melantunkan sesuatu, mungkin itu mantra.

Seketika, pria itu mengeluh.

Aku kebingungan, tidak bisa mengerti apa yang sedang dilakukan oleh Delris.

“Delris???”

“Diam. Lihat, itu keluar. Inilah kutukannya. Hexcraft, sebuah kutukan yang mengambil kehidupan korban dengan imbalan kehidupan penggunanya... Ini adalah kutukan yang digunakan oleh para pembunuh Sahaja.”

Aku melihat ke arah yang Delris maksud. Di sana, ada sebuah pola seukuran kepalan tangan yang muncul di jantungnya. Terlihat seperti ada dua ular yang terjerat, seperti tanaman ivy, tampaknya itu adalah formasi sihir.

"...Sahaja?"

Mendengar nama yang tidak terduga itu, refleks aku bertanya.

Delris mengangguk.

Mendengar kata-kata itu, aku mencari informasi tentang Sahaja di kepalaku.

Sahaja adalah nama sebuah negara.

Negara padang pasir, 'Sahaja'.

Sebuah negara besar di sebelah barat negeri ini. Negara yang sejak dulu tidak pernah berhenti mengobarkan konflik. Lebih dari setengah wilayahnya ditutupi oleh gurun pasir, negara ini adalah negara militeristik yang suka berperang dan selalu mencari peluang untuk menginvasi negara-negara tetangganya.

Saat ini, negeri ini sedang tidak berperang dengan mereka berkat gencatan senjata yang sudah ditandatangani oleh kedua negara, tetapi Ordo Segunda Chivalric masih terus mengawasi perbatasan barat dengan ketat.

Karena biasanya monster tinggal di padang pasir, maka banyak terbentuk faksi-faksi untuk melawan para monster. Alhasil, di negara itu yang terdapat banyak serikat (guild) di mana orang-orang bekerja sebagai pembasmi monster atau semacamnya.

Bahkan, serikat (guild) mereka juga memiliki cabang di negeri ini, tetapi umumnya, semua kantor pusat mereka berada di Sahaja, terutama di Ibukotanya.

Ada berbagai jenis serikat (guild) seperti Serikat Perdagangan (Trade Guild), Serikat Manufaktur (Manufacturing Guild), Serikat Petualang (Adventurer's Guild), tetapi yang paling terkenal dan yang hanya ada di Sahaja saja adalah Serikat Pembunuh Bayaran (Assassin’s Guild).

Serikat itu melakukan pembunuhan demi uang, bahkan ada desas-desus kelam bahwa serikat itu berada di bawah kendali Raja Sahaja.

"Emm... Kalau begitu, apa itu berarti dia terkait dengan Sahaja?"

Aku tidak bisa melihat pria ini terus menderita seperti itu.

Samar-samar Delris tersenyum.

“Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi sepertinya, pria ini bukan dari Sahaja. Lagi pula, matanya berwarna merah, kan? Dia bukan berasal dari Sahaja. Dilihat dari matanya, dia adalah orang Utara.”

"Utara..."

Aku memikirkan beberapa negara yang ada di utara.

Tapi, aku tidak bisa memikirkan satu pun klan di Utara yang bermata merah.

Pertama-tama, meskipun aku pernah mendengar kisah mengenai klan yang terkutuk itu, tapi itu hanyalah rumor.

Sebelum melihatnya hari ini, aku mengira semua itu hanyalah sebuah kebohongan belaka.

“Dia memiliki kutukan yang ditempatkan padanya. Aku sangat yakin, pasti dia sudah membuat Serikat Pembunuh Bayaran Sahaja marah.”

"Begitukah...?"

“Serikat Pembunuh Bayaran Sahaja hanya bergerak dengan uang. Mereka terdiri dari para pembunuh profesional, jadi umumnya mereka tidak mempertaruhkan nyawa tanpa alasan. Mereka yang menempatkan kutukan sebagai ganti kehidupannya sendiri, itu menunjukkan sebenci apa mereka kepada pria ini.”

Aku menatap pria ini, dia bernafas dengan susah payah.

Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi tampaknya, dia ditargetkan oleh Serikat Pembunuh Bayaran Sahaja dan dikutuk oleh mereka. Aku ingin tahu apa dia datang ke negeri ini untuk melarikan diri?

"Bisakah kamu membantunya?"

Saat aku mengatakan itu, dengan lesu Delris menggelengkan kepalanya.

Tentu saja, itulah yang ingin kukatakan. Tapi tidak ada cara untuk menghilangkan kutukan ini. Hexcraft adalah sebuah kutukan kuat yang ditempatkan dengan menukar kehidupan penggunanya. Setidaknya... Mungkin aku bisa membantunya selama beberapa hari.”

"Tidak mungkin..."

“Kutukan itu sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Penjagamu juga sudah mengatakannya, kan. Sudah terlambat. Kupikir, mungkin aku bisa melakukan sesuatu, tetapi setelah aku melihatnya, sudah tidak ada harapan. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah membunuhnya.”

Karena meninggal dengan kutukan ini sebagai penyebabnya itu sangatlah menyakitkan, tambah Delris.

Kata-kata itu membuatku ingat, sebelumnya... Dia berkata, 'bunuh aku'.

Dia mengatakan hal itu, karena dia mengerti dengan keadaannya sendiri.

"Dia masih muda..."

“Ya, itu benar. Meski begitu, dia sudah mendapat kebencian dari Serikat Pembunuh Bayaran Sahaja di usia yang masih begitu muda. Kurasa dia bukanlah orang biasa.”

Setelah Delris pergi dari sisi pria ini, aku mendekatinya.

Dia masih bernafas seperti biasanya.

Tiba-tiba, dia membuka matanya. Seperti yang diharapkan, tidak ada cahaya di salah satu matanya. Satu matanya, sepertinya sudah tidak fokus. Tapi entah kenapa, aku merasa dia sedang memandangku.

Begitu aku menyadari itu, aku menutup mataku.

Aku tidak tahu harus berkata apa kepadanya... Meminta maaf?

Dengan mudah, tadi aku memberinya sebuah harapan...

Aku mengulurkan tanganku kepadanya.

Tapi... Aku tidak bisa melakukan apa-apa, aku adalah orang yang buruk.

"Maaf... Aku minta maaf. Aku tidak bisa melakukan apapun."

Meskipun aku tidak bisa melakukan apa-apa, aku tidak ingin membebaskannya dari penderitaan dengan membunuhnya.

Aku benar-benar seorang wanita yang mengerikan.

Aku menggenggam tangan pria ini, tubuhnya mulai kejang. Aku berlutut di sampingnya.

Dengan lembut aku mengulurkan tangan ke arah pola di atas jantungnya yang telah ditarik oleh Delris.

Formasi sihir ini menyiksanya. Hanya karena formasi sihir sekecil itu, hidupnya dalam bahaya.

Aku merasa sangat frustasi karena tidak bisa melakukan apapun. Aku bertanya-tanya apakah benar-benar tidak mungkin...

"Seharusnya formasi sihir ini menghilang saja..."

Aku menatap formasi sihir ini dengan penuh kebencian, ingin sekali aku menghancurkannya.

Melihat ini, Delris memanggilku dengan panik.

“Hoi! Jangan menyentuhnya sembarangan. Itu kutukan. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kalau kau menyentuhnya secara langsung.”

Melihat kepanikannya, aku segera menarik tanganku dari formasi sihir itu. Lalu...

――――Pranggg...

"Eh?"

Aku mendengar sebuah suara... Seperti ada sesuatu yang pecah.


***

Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!

Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!

***

Puas dengan hasil terjemahan kami?

Dukung SeiRei Translations dengan,


***


Previous | Table of Contents | Next


***

Apa pendapatmu tentang bab ini?