Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
Chapter 48 - Dia dan Kutukan 2
Chapter kali ini didedikasikan untuk Ms/Mr. L**** yang sudah memberikan donasi
-Thanks atas supportnya-
(>^_^)><(^o^<)
[POV Lidi]
Suara yang aneh seperti suara kaca tipis yang pecah bergema dari arah tanganku.
Terkejut oleh suara itu, aku menarik tanganku dengan panik.
Bingung apa yang terjadi dan... Apa itu sesuatu yang buruk? Aku menatap ke arah pria itu.
Susah payah aku menatapnya, aku mengedipkan mataku berkali-kali... Tidak ada apapun di sana.
Untuk beberapa alasan, formasi sihir yang ada di jantungnya kini menghilang.
Benar-benar menghilang. Hanya ada dadanya yang terlihat mulus di sana.
Kini, dia terlihat bernafas dengan baik.
"Eh?"
Tanpa memahami apa yang terjadi, aku menatap ke arah Delris.
Aku jadi khawatir karena tiba-tiba formasi sihir itu menghilang.
Tapi, Delris justru menatapku dengan wajah tercengang.
"De... Delris...?"
"...Aku terkejut......"
"Eh?"
Dia meletakkan tangan ke mulutnya dan bergumam pada dirinya sendiri.
"Bahkan bisa menetralkan hexcraft..."
Dia mendekatiku sambil bergumam dan menggelengkan kepalanya, lalu dia menatap tanganku.
"Aku tahu kalau kamu adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menetralisir penghalangku, tapi... Luar biasa! Kamu menetralkan ‘Kutukan Sahaja’"
"...???"
'Kutukan Sahaja' yang dia bicarakan pasti itu adalah formasi sihir tadi.
Tapi... Menetralisir?
Kalau dipikir-pikir, seingatku, aku pernah mendengarnya sebelumnya.
Ketika aku pertama kali datang ke rumah Delris, dia juga mengatakan hal seperti itu.
Tapi, sekarang bukan waktunya untuk itu. Ada sesuatu yang perlu aku konfirmasi.
"Um... Delris? ...Formasi sihir tadi sudah menghilang, tapi ...Apa pria ini akan baik-baik saja?"
Aku bertanya dengan gugup, Delris berkata dengan terkagum-kagum.
"Apa yang kamu katakan? Bukankah baru saja kamu menetralkannya...? Sekarang pria ini baik-baik saja. Sepertinya dia tidak memiliki cedera lain, jadi dia akan segera bangun."
"Benarkah...?"
Kata-kata Delris membuatku menepuk dadaku dengan lega. Lagi-lagi aku berlutut di samping pria ini dan sekali lagi, aku menggenggam tangannya dengan erat. Aku merasa sangat lega sampai air mataku mengalir.
Aku tidak mengerti dengan baik apa yang dikatakan Delris, tetapi tampaknya pria ini selamat.
Itu benar... Aku bisa menyelamatkannya.
Aku bisa menepati kata-kataku kepadanya.
"...Syukurlah."
Saat aku bergumam seperti itu, Delris berkata dengan ekspresi heran.
“Ini benar-benar tidak terduga. Pria ini beruntung karena bertemu denganmu... Kalau tidak, maka dia tidak akan selamat. Bahkan aku juga tidak akan bisa menyelamatkannya.” Delris tertawa lemah.
“Tidak apa-apa. Selama dia selamat.”
Meski aku tidak mengerti bagaimana aku bisa menyelamatkannya. Tapi aku senang.
Yang terpenting... Aku senang karena bisa menolongnya.
"...Aku mengerti. Tetapi, pasti kamu lelah. Masih ada waktu sampai pria itu bangun. Aku akan membuat teh, jadi istirahatlah sebentar."
"Terima kasih atas tawarannya."
Delris menunjuk ke kursi yang pernah kududuki, aku pun segera ke sana dan duduk dengan nyaman di sana.
Pandanganku sedikit kabur. Aku merasa kalau tubuhku tidak stabil.
"Heee..."
Aku terkejut karena tiba-tiba saja aku merasa pusing, lalu Delris berkata.
“Pasti kamu kehabisan banyak kekuatan sihir karena sudah menyelamatkannya. Karena itu tubuhmu jadi tidak stabil. Bertahanlah.”
"Ahh..."
Aku terus berpegangan di kursi. Rasanya seluruh kekuatan hilang dari tubuhku. Lalu aku terjatuh di atas meja.
"Fuaaaa..."
“Ini, teh untuk memulihkan kekuatan sihirmu. Rasanya lebih enak daripada minuman yang kamu minum terakhir kali, jadi minumlah dengan cepat.”
"...Terima... Kasih!?"
Melihat warna teh yang diletakkan di hadapanku, tubuhku membeku.
Apa... Apa aku bermimpi buruk? Teh... Delris berkata kalau ini adalah teh. Tapi... Ini...
...Ya, ini berwarna biru.
Apa yang harus kulakukan. Aku tidak mengerti definisi teh menurut Delris.
Minuman yang ada di hadapanku ini adalah cairan berwarna biru yang agak gelap.
Pipiku berkedut karena warna biru ini, ini terlihat seperti sebuah cat.
Sebelumnya, Delris juga memberiku teh berwarna hijau yang aneh... Dan teh kali ini lebih buruk dari yang waktu itu.
Warna birunya benar-benar aneh.
Tapi selain warna, kurasa tidak ada lagi yang aneh dari minuman ini.
Untuk uji coba, aku mengocok cangkirnya. Tapi, airnya justru berguncang-guncang seperti jeli!
Bukankah ini teh!? ...Aku tidak mengerti lagi!
Bagaimanapun, tidak diragukan lagi... Dibutuhkan keberanian untuk meminumnya.
Meski begitu, aku sudah tahu seefektif apa obat-obatan yang dibuat Delris. Dan itu memang sangat baik.
Aku juga tidak punya pilihan selain meminumnya.
...Baiklah! Mari kita siapkan diri...
Sama seperti menghadapi kematian, aku menghadapi teh ini.
Mungkin tidak ada artinya, tetapi aku memastikan untuk tidak mencium baunya, aku langsung menelannya sekaligus.
"Masa bodo!!! ...Ahhh!!! ...Huueekkkkk ...Wahhh... Menjijikan!"
Seperti yang diharapkan, sebuah kebohongan besar menyebutnya enak.
Rasanya lebih buruk daripada minuman yang sebelumnya, ini membuatku batuk.
Untuk beberapa alasan, rasanya cairan ini menempel di tenggorokanku.
Sangat mengerikan... Aku menangis...
Apanya yang lebih baik dari minuman yang sebelumnya!
Tapi... Efeknya langsung terlihat. Benar-benar luar biasa.
Dalam sekejap rasa pusingku menghilang, pandanganku kembali menjadi jernih.
Tapi rasa minumannya sangatlah buruk...
...Sungguh, benar-benar tidak bisa disebut ‘baik’.
"Terima kasih... Banyak."
Aku menggumamkan terima kasih.
Rasanya yang menempel di tenggorokanku adalah yang terburuk, tetapi fakta mengatakan bahwa kondisiku langsung pulih. Sudah pasti aku harus berterima kasih kepada Delris.
Meski begitu, Delris bisa menyadarinya dari ekspresiku. Dia memangku dagunya di tangannya dan tersenyum penuh arti.
“Kali ini kamu juga berani meminumnya. Sungguh, kamu orang yang menarik... Haha... Obat yang efektif itu pasti terasa pahit.”
Bertolak belakang dengan suara senang Delris, aku merasa sedih, tapi aku tetap membantahnya dengan sarkasme.
"Kurasa, aku tidak masalah dengan sesuatu yang pahit."
Obat pil dan obat bubuknya baik-baik saja, lalu kenapa obat carinya selalu saja seperti ini.
Aku hanya bisa menganggapnya sebagai pelecehan.
"Jumlah kekuatan sihirmu sangat tinggi, tapi meski begitu, tampaknya kamu sudah menggunakan jumlah yang cukup banyak untuk menetralkan kutukan tadi."
"Sejak tadi kau sudah menyebutnya... Netralisasi."
Akhirnya aku membicarakan tentang hal ini dengannya.
“Ah... Kamu melakukannya dengan tidak sadar. Ya, aku sendiri tidak bisa mengerti kenapa... Mari kita lihat, kamu memiliki kemampuan netralisasi yang tidak biasa.”
Sambil tertawa, dia menawariku secangkir air, aku bersyukur untuk itu...
Sejak tadi aku ingin sekali minum untuk menghilangkan rasa tidak enak di tenggorokanku.
Sambil mengerutkan kening karena masih ada rasa tidak enak di tenggorokanku, aku berbicara dengan Delris, dengan penuh perhatian.
"Kemampuan netralisasi... Ini adalah pertama kalinya aku mendengar kata-kata ini."
"Wajar kamu baru mendengarnya. Itu adalah kemampuan yang sangat jarang, meskipun itu adalah salah satu jenis sihir, tapi netralisasi berada di luar sistem sihir dan seni magis yang sudah ada. Itu sebabnya netralisasi tidak diketahui oleh publik, hanya sedikit orang yang menyadarinya. Kemampuan netralisasi, meskipun ada variasi pada tingkatannya, tapi menetralkan kekuatan sihir sesuai dengan keinginan penggunanya, itu tidak begitu efektif."
"Haa..."
Delris menjelaskannya dengan cermat, tetapi entah bagaimana itu tidak cocok denganku.
"Kamu bilang, kamu tidak pandai sihir. Sihir netralisasi itu spesial. Kurasa itulah alasannya kenapa kamu tidak bisa menggunakan sihir lain atau memahami aliran kekuatan sihir."
"Begitukah... Ya... Lagi pula, aku tidak bisa menggunakannya..."
Aku tidak begitu peduli dengan itu.
Aku baru mengetahui bahwa tidak bisa menggunakan sihir sederhana di dunia yang penuh dengan sihir itu adalah hal yang merepotkan. Tapi, ada hal yang hanya bisa dilakukan olehku seorang, tapi juga ada hal yang sama sekali tidak bisa kulakukan.
Sihir transmisi adalah contoh utamanya, karena menurutku itu akan sangat berguna, jadi aku ingin sekali bisa menggunakannya. Tapi, ketika menyadari bahwa aku tidak bisa menggunakan sihir, aku menerimanya meski merasa sedikit sedih dengan hal itu. Tapi, aku memiliki jumlah kekuatan sihir yang lebih banyak dari orang normal. Aku bertanya-tanya, apa itu karena aku tidak bisa mengendalikan kekuatan sihirku? Tapi, setelah mendengar kata-kata Delris, kini aku mengerti.
...Sihir... Aku ingin menggunakannya.
Setelah melihat ekspresiku, Delris kembali berkata.
"Aku tidak mengatakan kalau kamu tidak bisa menggunakan sihir. Maksudku adalah... Kau payah dalam masalah sihir. Tapi, kamu memiliki 'Bunga Raja', selama kamu berusaha mempelajari sihir, maka kamu bisa menggunakan sihir yang sederhana."
"Eh? Benarkah itu?"
Dengan penuh semangat aku menegakkan tubuh dan memandang Delris.
Delris tersenyum masam melihat sikapku.
“Meskipun tidak dikenal, tapi 'Bunga Raja' itu memiliki kemampuan untuk mengendalikan kekuatan sihir. Secara alami, itu adalah kekuatan sihir Putra Mahkota, tetapi seharusnya kamu juga bisa menggunakan kekuatan sihir itu. ‘Bunga Raja’ membuat aliran kekuatan sihir menjadi lebih mudah untuk dipahami, entah bagaimana, dengan ‘Bunga Raja’ mungkin kamu bisa menggunakan sihir kehidupan.”
‘Bunga Raja’ benar-benar kemampuan yang luar biasa!!
Mataku tiba-tiba berbinar.
Dadaku bergetar, aku merasa senang karena tahu aku bisa menggunakan sihir.
Yeeyyyy!! Hore untuk 'Bunga Raja'!!
Mawar biru di dadaku tiba-tiba tampak indah.
Aku jadi ingin memeluk Freed yang sudah memberikan ‘Bunga Raja’ ini kepadaku, bahkan aku tidak keberatan untuk menciumnya sebagai ucapan terima kasih.
"Apa yang harus kulakukan!?"
Delris mengatakan kepadaku yang sedang merasa sangat gembira untuk tenang.
"Tenang. Berlatihlah untuk merasakan kekuatan sihir di dalam tubuhmu. Setelah kamu bisa merasakannya, cepat atau lambat kamu akan bisa menggunakan sihir."
"...Tapi, aku tidak bisa merasakannya."
“Itu adalah kejadian sebelum kamu menerima 'Bunga Raja', kan? Sekarang kamu bisa melakukannya berkat ‘Bunga Raja’. Kamu hanya tinggal berusaha.”
Aku sangat tersentuh oleh kata-kata Delris.
'Bunga Raja', aku sangat berterima kasih.
"Terima kasih!! Di rumah nanti aku akan langsung mencobanya!!"
Saking senangnya, aku sampai memegang tangan Delris dengan erat.
Aku bisa menggunakan sihir. Hanya dengan memikirkannya saja, aku sudah senang.
Bagaimanapun... Berada di dunia fantasi, sudah pasti sihir adalah sebuah keharusan!!
Sesampainya di rumah... Ayo, langsung berlatih!!
"...Ya ampun... Bukankah kamu hanya bertanya tentang kemampuan netralisasi?"
"Yang terpenting sekarang adalah aku bisa menggunakan sihir, itu lebih dari cukup!!"
Aku mengatakannya sambil terengah-engah.
“...Begitukah? Kemampuan netralisasi juga ajaib. Yah... Aku akan menjelaskannya secara kasar. Kemampuanmu mungkin diaktifkan dengan 'menyentuh' target dan 'niatmu'. Karena akan merepotkan jika sampai diketahui orang, jangan menggunakannya sembarangan.”
Delris memperingatkan aku dengan wajah serius, aku pun menyingkirkan ekspresi riang dan mengangguk.
Ini... Mungkin... Inilah yang disebut skill cheat dari reinkarnasi, pikirku.
Kalau begitu, aku ingin sesuatu yang lebih mudah dipahami.
Seperti bakat seni sihir Will.
Kemampuan yang harus disembunyikan dari orang-orang itu terlalu merepotkan.
Meski begitu, aku benci masalah, jadi aku memutuskan untuk menyembunyikannya sebisaku.
“Terima kasih untuk semuanya. Aku selamat berkat kamu... Emm... Mungkin ini sudah terlambat, tapi aku membawa ini sebagai tanda terima kasih.”
Setiap kali aku datang ke sini, aku hanya menambah hutang budi saja, rasanya membawa buah tangan saja tidak cukup untuk membalas budi Delris.
Meski begitu, aku tetap mengeluarkan kotak yang berisi daifuku dan memberikannya kepada Delris yang menerimanya dengan ekspresi bingung.
Wajah itu tidak berubah bahkan setelah dia membuka kotaknya.
Dia memiringkan kepalanya, di sana ada daifuku putih dan stroberi yang berjajar indah.
“...?? Apa ini?”
"Kamu tidak tahu? Ini adalah manisan tradisional yang disebut daifuku.”
Mendengar penjelasanku, Delris membuat ekspresi seperti dia mengerti.
“Daifuku? Ah... Benda yang menjadi populer di Istana Kerajaan?”
"Betul sekali. Ah... Ngomong-ngomong, rasa stroberi adalah varian baru. Mereka disebut 'daifuku stroberi'."
Dia mengangguk mendengar kata-kataku. Sepertinya dia pernah mendengarnya, tetapi tidak pernah melihat daifuku.
Saat aku memberitahunya kalau akulah yang membuatnya, Delris menunjukkan wajah terkejut dan melihat ke arahku dan daifuku secara bergantian.
"Hah!! Itu bakat yang tak terduga. Kalau kamu bertanya kepadaku, aku mengira kamu bukanlah orang yang pandai dalam masalah memasak!"
Aku tersenyum pahit mendengar kata-kata itu.
“...Haha... Kamu tidak boleh menilai buku dari sampulnya. Kuharap ini sesuai dengan selaramu.”
Mengatakan itu membuatku sedih, entah kenapa semua orang tidak percaya kalau aku bisa memasak.
Kenapa, ya? Apa penampilanku tidak mencerminkan orang yang bisa memasak? Aku bertanya-tanya.
"Daifuku yang sangat dikenal ini... Aku akan menerimanya dengan senang hati."
Setelah cukup lama mengamati daifuku, dia mengambil satu.
Dia bertanya bagaimana cara memakannya, lalu aku menjelaskan bahwa kamu hanya tinggal memegang dan menggigitnya saja.
Kamu bisa melakukannya, tapi aku lebih suka menggigitnya sedikit demi sedikit dibanding memakannya dengan gigitan besar.
Aku mengamati Delris yang dengan senang hati melahap daifuku.
Sebagai pembuatnya, aku menatapnya untuk mengantisipasi.
Nah... Bagaimana reaksinya?
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment