Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
Chapter 25 - Dia dan Penyihir
[POV Lidi]
Karena diskusi dengan orang tuaku, aku jadi terlambat untuk pergi menemui Delris.
Padahal sebelumnya aku berencana untuk langsung pergi setelah sarapan, aku pun bersiap-siap pergi sambil merajuk.
Aku mengeluarkan pakaian yang biasa aku gunakan setiap aku pergi ke kota.
Tidak seperti gaun yang menampilkan statusku sebagai Putri Duke yang kupakai sekarang. Aku tidak akan bisa berjalan-jalan di kota sendirian dengan pakaian seperti itu. Aku melepas gaun garis ramping favoritku dan berganti menjadi gaun one piece berwarna cokelat muda sederhana yang mencapai di bawah lutut.
Aku juga mengikat rambutku di pangkal leherku.
Dengan ini, persiapanku selesai.
Setelah itu aku hanya perlu keluar tanpa terlihat oleh para pelayan, jadi tentu saja aku tidak akan menggunakan pintu depan.
Aku mengambil tali dan sarung tangan yang telah kusiapkan dan memeriksa, memastikan tidak ada orang di bawah jendela, dengan tangan yang sudah berpengalaman aku mengikat ujung tali ke bingkai jendela dan turun dengan hati-hati.
Dalam beberapa menit, aku berhasil mencapai tanah tanpa masalah.
Ngomong-ngomong, skill ini bukanlah sesuatu yang dikembangkan dari kehidupanku sebelumnya. Melainkan, ini adalah metode yang kupelajari untuk menyelinap sejak usia dini.
Kalau kau mengingat pembicaraan dengan ayahku tadi sebelum sarapan, bisa dipahami bahwa apa yang kulakukan ini pasti akan langsung diketahui, tapi tak apa, kelakuanku ini sudah biasa, jadi ayahku tidak akan marah untuk ini.
Aku memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal itu dan dengan cepat keluar dari kediaman.
***
Keluar dari pekarangan rumah, melewati gerbang bagian dalam, aku menuju kota.
Tempat di mana aku berada sekarang adalah area di mana para bangsawan tinggal.
Jika kau berjalan sebentar, ada gerbang tengah, setelah melewatinya akan terlihat benteng kota.
Karena pada siang hari tidak ada penjaga gerbang, jadi aku bisa melewatinya dengan bebas.
Aku sudah terbiasa datang ke sini, aku pun pergi menuju ke tempat tujuanku.
Akhirnya aku sampai di jalan yang aneh, jalan menuju ke tempat Delris.
Aku masih merasa kurang nyaman melewati jalan ini.
Aku tidak merasakan kekuatan sihir di sini, ini hanyalah intuisiku saja.
Terakhir kali aku ke sini, aku merasakan sesuatu yang aneh, aku mengulurkan tanganku dan jalan tersembunyi muncul. Tapi, kali ini hal itu tidak terjadi.
Bahkan sebelum aku mengulurkan tangan, jalan itu muncul dengan sendirinya.
“….Eh?”
Seolah-olah menyuruhku untuk masuk. Aku menjadi bingung, tapi aku tetap berjalan masuk.
Berjalan menyusuri kabut selama beberapa menit, tak lama kemudian, pintu toko dengan papan nama botol obat yang terpasang dapat dilihat.
Seperti sebelumnya, dengan santai aku mengetuk pintu yang familier.
"Masuk"
Aku langsung mendapatkan jawaban, aku pun masuk tanpa ragu-ragu. Pintunya berbunyi ‘kriet...’ saat aku membukanya.
Tepat di balik pintu, terdapat serangkaian tangga yang membentang ke ruang bawah tanah.
"Delris, selamat sore"
Aku melirik, menuruni tangga dan melihat sosok yang sepenuhnya tertutup dari kepala dengan tudung hitam, aku menyapanya.
Delris, menatapku dari celah di tudungnya, memanggilku.
Setelah itu, aku menuruni tangga, menuju ke arahnya.
Ruangan ini tidak berubah dari ketika aku datang ke sini sebelumnya, dipenuhi dengan bau tanaman obat yang tidak kuketahui.
Aku mendekati Delris.
"...Sepertinya kau tidak bisa melarikan diri, ya."
Sebelum aku membuka mulut, Delris sudah berbicara.
Tanpa sengaja aku menatap wajahnya tanpa berkedip.
"….Kau tahu?"
"Aku tidak tahu, tapi aku mencium kekuatan sihir yang bukan milikmu."
Refleks aku langsung mengendus lenganku sendiri. Tapi aku tidak mengerti.
"Apakah obatku tidak efektif?"
Mendengar dia menanyakan hal itu, aku menggelengkan kepalaku.
"Bukan itu. Itu sangat membantu. Seperti yang aku duga dia tidak menggunakan kontrasepsi. Aku sangat berterima kasih karena aku bisa mencegah risiko kehamilan dan persalinan sebelum menikah."
“….Tapi, pada akhirnya kau tetap terjebak?”
Dia menunjuk dadaku, refleks aku menekannya dengan tangan kananku.
Delris menatapku seolah dia merasa kasihan padaku. Ternyata dia bisa menyadarinya. Aku menjadi sedih.
"....Kau bisa mengetahuinya?"
Aku menatap Delris dengan getir.
"...Aku bisa merasakan bahwa kau sudah ‘ditandai’ oleh Putra Mahkota."
Mataku membelalak karena cara bicaranya yang jujur.
Memang benar itu yang terjadi, tapi, bukankah dia terlalu santai tentang itu?
“Ngomong-ngomong.... Terima kasih banyak atas penjelasanmu yang mudah dimengerti. Aku tidak ada keinginan lainnya... Tapi, bisakah aku menanyakan sesuatu?"
"Meski kau bertanya padaku pun, tidak ada hal yang bisa dilakukan dengan itu. Tapi jika itu bisa membuatmu sedikit lebih baik. Aku akan mendengarkan apapun yang katakan."
Alih-alih menolak, dia menerimaku dengan hangat, aku pun tersenyum.
Delris mengambil bangku kayu untuk duduk, dan juga cangkir teh.
"Minumlah. Warnanya mungkin mengerikan, tapi bagus untuk tubuh.”
Aku menatap cangkir itu, ada beberapa bumbu berwarna hijau yang tidak kuketahui di minuman ini.
Jika hanya daun aku akan menutup mata dan langsung meminumnya, tapi.... bagaimana aku harus mengatakannya.... bahkan ada batang dan akar yang mengambang di dalamnya.
Mungkinkah Delris terlalu banyak memasukkan teh hijaunya? Tapi... Apa ini teh hijau? ...Warnanya sangatlah aneh.
Aku tak kunjung meminumnya, hanya terus menatapnya.
Ini.... Apakah ini hanya masalah pewarnaan saja?
Aku terus memikirkan banyak hal sambil menatap minuman misterius ini.
….Kurasa ini baik-baik saja, mungkin ini adalah niat baik Delris.
Delris sudah mau mendengarkan pengaduan dari seorang gadis yang tidak terlalu dekat dengannya dan merespons dengan niat baik, aku tidak boleh menolak apa yang sudah dia sodorkan.
Dengan ekspresi kaku, aku menatap teh(?) ini, memejamkan mata, dan meyakinkan diri.
—Namusan!
TN: Namusan [南 無 三] : buddha; nyanyian buddha(?) Rei ga paham apa maksudnya. Hehe.
Aku mencengkeram cangkir teh itu, segera meminumnya. Ini agak panas, tapi entah bagaimana aku menjadi merasa nyaman.
Setelah aku meminumnya, aku kembali berpikir...
Ini tidak terasa lezat atau apapun..
Rasanya seperti yang terlihat.
Tidak, ini mungkin lebih buruk dari yang kubayangkan.
Bagaimanapun cairan yang mengerikan itu sudah kuminum, aku menjadi merasa mual. Batang yang tersisa di mulut tak tertahankan, dan dedaunan menempel di gigiku. Aku melirik ke arah Delris dengan putus asa, dan dia menatapku dengan takjub.
“…Aku tidak menyangka kau akan minum semuanya.”
"Eh...."
Aku menatap Delris dengan mata berkaca-kaca, aku melihatnya memegang sesuatu seperti alat.
"Itu adalah minuman obat untuk menekan kekuatan sihir yang berlebihan. Biasanya itu diminum dengan menyaring batang, akar, dan dedaunan.... Ini pertama kalinya aku melihat seseorang meminumnya sekaligus sepertimu.
"....Katakan itu sejak awal."
Aku menggenggam tenggorokanku.
Rasanya sangat aneh, dedaunan menempel di bagian dalam tenggorokanku.
"Tolong... Air."
"....Entah bagaimana, aku seperti mengerti sebagian alasan kenapa kau tidak bisa melarikan diri dari pria itu."
Delris memberiku air sambil menghela nafas.
Kenapa dia bisa menyimpulkan hal seperti itu hanya dari aku yang meminum teh(?) ini.
Setelah meminum air dari Delris, rasa aneh di tenggorokanku akhirnya hilang.
"Membaik? Apa kau bisa bicara sekarang?”
"…Iya"
Aku menarik napas dalam-dalam, dan kemudian, aku mulai memberi tahu Delris semua yang telah terjadi sampai sekarang.
***
"...Dan begitulah yang terjadi."
Setelah menjelaskan semua yang terjadi pagi ini secara berurutan, Delris mengangguk.
“Aku sudah tahu tentang Putra Mahkota yang pergi ke Pesta Topeng melalui sihir. Saat kau bilang kau juga akan pergi. Aku sudah menduga bahwa semua ini akan terjadi."
"Lalu kenapa?"
"Karena ini adalah sesuatu yang sudah ditakdirkan."
Aku tidak memahami kata-katanya. Seusai Delris berbicara, dia bangkit dari tempat duduknya dan membuka lemari obat.
"Ini..."
Dengan kikuk aku menangkap apa yang dia lemparkan dengan santai ke arahku.
Ini adalah botol yang berisi bubuk perak berkilauan.
"Apa ini?"
“Obat Pemulih Stamina.”
"Eh?"
Aku tidak mengerti kenapa Delris memberiku obat seperti ini. Tak lama, Delris mengatakan hal yang mengejutkan.
"Stamina Putra Mahkota itu tidak tertandingi, kan? Gunakan itu jika tubuhmu kelelahan setelah ‘melakukannya’."
"APA?!!"
Aku ingin sekali melemparkan botol ini.
Bukan itu, itu tidak benar!!
"Tung-.... Delris! Kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal semacam itu!?”
“Tiba-tiba, kau bilang? Bukankah kau datang ke sini untuk itu?"
"BUKAN!!"
Aku kembali berpikir, apakah aku membutuhkan ini atau tidak.
Aku kembali mengingat kejadian ‘malam itu’...
"....Aku akan dengan senang hati menerimanya."
Untuk jaga-jaga, aku simpan saja obat ini.
Aku mengakui itu, aku tidak bisa mengimbangi stamina Freed.
Delris terkekeh melihat sikapku, dan dia tertawa, “Hahaha”.
Oh... Diamlah.
“Lagi pula kau memang membutuhkannya, bukan? ...Kau ingin membicarakan mengenai “Bunga Raja”, kan?”
"....Apa kau tahu sesuatu tentang itu?"
Delris menatapku dengan ekspresi yang sangat serius.
Secara alami, aku meluruskan punggungku.
"Lidi"
"Iya"
"”Bunga Raja” tidak bisa dihapus."
Ini adalah pertama kalinya dia memanggil namaku.
Mendengarnya, aku jadi kembali merasa sedih.
"Delris?"
"”Bunga Raja” adalah teknik rahasia yang diturunkan oleh Keluarga Kerajaan. Bahkan aku tidak bisa menyentuhnya."
Mendengar semua itu, aku merasa kecewa.
Ahh... Sialan! Meski sudah meyakinkan diri untuk pasrah, tapi aku tetap berharap.
"....Katanya ini hanya bisa dilakukan sekali dalam seumur hidup."
“Ya, ini adalah teknik rahasia yang mengikatmu dan pasanganmu bersama. Teknik yang hanya bisa digunakan sekali dalam seumur hidup.”
Aku mengangguk...
"Rasanya, aku seperti ditipu. Tapi..."
“Bagi pasanganmu, hal ini adalah sebuah pertaruhan yang sangat besar. Kalau kau tidak ‘suci’, maka saat ini dia pasti sudah kehilangan posisinya sebagai Putra Mahkota."
"Ahh..."
Freed memang mengatakan sesuatu tentang diusir dari Keluarga Kerajaan.
"Aku tidak bisa melakukannya, tapi kalau pun ada cara untuk menghapus “Bunga Raja”, maka itu akan menjadi masalah yang sangat mengerikan."
Delris memperingatkanku.
"Jika “Bunga” dihapus, maka Keluarga Kerajaan yang mengukir bunga itu tidak akan bisa mengambil istri lainnya dan akan diusir dari Keluarga Kerajaan... Dan, bisa saja dia akan mati.”
"Mati?"
Tiba-tiba, aku tidak bisa memahami apapun.
"...Itu adalah kemungkinan yang paling besar, apa kau masih ingin menghapusnya?"
"Tidak, aku tidak..."
Aku langsung menjawabnya tanpa berpikir.
Freed diusir dari Keluarga Kerajaan? Hmm... Dia yang seorang Putra Mahkota saja tetap bisa diusir. Bahkan dia bisa saja mati jika hal itu dilakukan.
…Tidak mungkin.
“Kamu adalah pengguna sihir netralisasi. Itu hanya prediksi saya, tapi “Bunga Raja” bekerja dari dalam tubuh. Dan tampaknya, kekuatan “Bunga Raja” itu ‘menyentuh’ kekuatanmu juga, jadi itu akan sulit."
Sepertinya Delris mengatakan sesuatu, tapi aku tidak lagi mendengarkannya.
—-Ini tidak baik, tidak baik.
"Delris"
"Apa itu?"
Aku sudah memutuskan...
"Untuk saat ini, biarkan saja “Bunga Raja” seperti adanya. Aku akan memikirkan hal-hal yang lebih produktif."
Aku tidak akan menghapusnya jika itu bisa membawa kemalangan dan kematian seseorang.
Delris terlihat puas dengan keputusanku.
"Itu sebabnya aku memberimu obat pemulihan..."
"…Ahh"
Jadi seperti itu... Aku mengerti...
"Apa kau tidak yakin?"
"Bukan seperti itu, aku merasa tidak enak."
Di suatu tempat aku merasakan bagian diriku, yang mengira dan berharap ada jalan keluar, tapi ternyata.....
Merasa agak terluka, aku menghela nafas berat.
"Sudah kuduga, ada baiknya juga aku datang ke tempat Delris. Aku jadi lega."
“…Dulu aku pernah dipanggil sebagai iblis dan orang yang keras kepala, tapi ini pertama kalinya ada yang berkata ‘ada baiknya datang ke tempatku’. Kau memang anak yang aneh."
Mengedipkan mata, Delris mengeluarkan botol lain dari dadanya.
“….Aku juga ingin kau memiliki ini.”
"Apa itu? ...kali ini bukan afrosidak, kan?"
Meskipun aku khawatir akan hal itu, aku membuat ekspresi yang tidak terduga.
"Apa kau menginginkannya? Tidak apa-apa jika kau menginginkannya, tapi obat seperti itu tidak diperlukan... Ini adalah obat yang dicari Putra Mahkota."
"Yang dicari Freed?"
Delris mengangguk, aku teringat sesuatu.
Saat aku berkata kepada Freed bahwa aku bertemu dengan Delris, dia sangat terkejut.
Apa itu karena dia juga mencari Delris?
"Apa itu karena, meski dia mencarimu, kau tidak ingin bertemu dengannya?"
"Bukan untuk menyombongkan diri, tapi sudah bertahun-tahun sejak pelanggan datang ke sini.... Pasti tempat ini sangat sulit untuk ditemukan."
Begitukah?
Aku mengangguk, memandangi botol itu.
"Jadi, obat apa ini?"
"Mungkin Putra Mahkota tidak lagi memerlukan obat itu, tapi yang jelas, obat itu adalah alasan mengapa Putra Mahkota pergi ke Pesta Topeng. Jika ada kesempatan bagimu untuk menanyakannya, coba kau tanyakan saja.”
"Hah?"
Aku menatap botol ini, botol ini berisi pil berwarna merah muda.
“Penggunaannya adalah minum satu tablet saat dibutuhkan. Ini berbeda dari ‘Obat Rahasia Delris’ yang kuberikan padamu sebelumnya, obat ini memiliki efek samping. Tapi, jika yang meminumnya adalah pria, tidak akan ada masalah. Datanglah lagi ke sini kalau kau kehabisan obat yang kuberikan setelah kau meminum teh itu.... Aku akan memberimu teh yang lebih enak dari kali ini."
"Uehhh"
Mengingat rasa teh aneh tadi, wajahku memelintir.
Delris tersenyum seolah melihat sesuatu yang menarik.
“Kau tidak perlu membayar. Tapi, sebagai gantinya, datanglah ke sini sesekali dan biarkan aku mendengarkan ceritamu."
Tidak ada alasan bagiku untuk menolak.
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment