Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
Chapter 8.2 - Kegagalannya
[POV Lidi]
Aku merasa seperti akan diterkam oleh predator.
Matanya... seakan-akan ingin menangkap dan tidak akan melepaskanku.
"Kau bilang… ‘Menginginkan’."
"Kau tidak tahu tentang etika di kamar tidur, bukan? ….Itu adalah hal yang sangat membosankan."
Dia berbicara sambil tersenyum.
"Etika…???"
Aku memiringkan kepalaku, tidak mengerti artinya. Melihat itu, Putra Mahkota berkata, "Seperti yang kuduga."
"Tidak apa-apa, kau tidak perlu tahu. Kau tidak membutuhkan hal seperti itu. Aku suka kau yang seperti ini."
"….Apa aku melakukan sesuatu yang aneh?"
"Tidak, kau tidak melakukan hal apapun yang aneh…. Oh... Itu benar, aku harus berterima kasih kepada Perdana Menteri karena tidak mengajarimu tentang hal itu."
"......."
Entah bagaimana, sepertinya aku telah melakukan kesalahan fatal.
Aku tidak tahu apa itu, tetapi yang jelas hal itu mendorong obsesinya terhadap diriku.
"Kalau dipikir-pikir, kau adalah seorang Putri Duke dan aku adalah Putra Mahkota. Bukankah itu aneh, kita tidak pernah bertemu…"
"Kalau sebelumnya kita sudah bertemu, aku juga pasti akan langsung jatuh cinta padamu." ujar Putra Mahkota kepadaku dengan suara seksinya.
Jika semua itu memang benar, maka keputusanku untuk selalu melarikan diri dari pertemuan adalah hal yang sangat sangat tepat.
"Pada awalnya, Perdana Menteri mencoba untuk mempertemukan kita, dan telah membuat berbagai pengaturan. Tapi sampai sekarang, hal itu tak pernah terjadi. Aku heran kenapa?"
"Kau tahu kenapa, bukan?" Dia bertanya, dan aku mengangguk.
Tidak perlu untuk menyembunyikannya lagi.
"….Aku tahu bahwa Ayah ingin menjadikanmu sebagai suamiku. Aku memang menggunakan segala metode yang mungkin untuk menghindari pertunangan."
"Jadi, kabar bahwa kau sakit-sakitan juga itu bohong?"
"Aku hampir tidak pernah sakit."
Aku menjawabnya tatapan serius, sambil terus memelukku Putra Mahkota memandang ke arah langit-langit.
"Haahhh.... Apakah kau benar-benar membenciku?"
"Aku tidak membencimu. Aku hanya tidak mengenalmu, jadi itu wajar saja. Aku hanya tidak ingin menikah dengan Keluarga Kerajaan."
"Kau tidak ingin menikah denganku?"
Mata birunya menatapku. Mata itu tidak akan mengizinkan penolakan, tetapi aku tidak akan goyah.
"Aku tidak mau."
"…Kau sangat jujur (to the point), ya. Yah... Kau memang sudah seperti itu saat kita pertama bertemu. Tapi sekarang aku hanya menginginkanmu, jadi menyerahlah dan jadilah Istriku."
Dia memegang sisi wajahku dengan kedua tangannya, mata kami bertemu dan dia tersenyum.
Sikap seperti itu dapat meluluhkan wanita, tapi itu tidak akan berguna terhadapku.
"Aku menolak… Aku akan mengatakan kepada Ayah kalau aku sudah tidak ‘suci’."
"Kau ingin membatalkan pertunangan dengan itu? Mustahil. Karena yang mengambil ‘kesucianmu’ itu adalah aku, tunanganmu sendiri. Sesuai dengan rencana, aku akan bertanggung jawab dan menikahimu… Kalau kau tetap keras kepala, aku juga akan memberi tahu Perdana Menteri kalau akulah yang mengambil ‘kesucianmu’."
"Beraninya kau!"
Saat berada dalam amarah dia malah menggeser tangannya ke perutku dan kembali berkata.
"Selain itu, semalam aku sudah menuangkan banyak ‘benihku’ padamu. Mungkin saja, saat ini ada kehidupan kecil yang sedang tumbuh. Itu menambah alasanku untuk bertanggung jawab, bukan?"
Putra Mahkota tersenyum dengan jahat, dia menyiratkan kalau semalam saat kami melakukannya, dia tidak menggunakan pengaman.
Jadi itu maksudnya dengan ‘dia akan bertanggung jawab’.
Tapi aku tidak perlu khawatir dengan masalah itu.
Dengan sekuat tenaga aku membantah Putra Mahkota.
"Sayang sekali.... Aku sudah mempertimbangkan kemungkinan seperti itu, jadi aku sudah meminum ramuan pencegah sebelum kita melakukannya, jadi hal seperti itu tidak akan terjadi."
"Hah?"
Kali ini Putra Mahkota terkejut.
"….Kau meminum ramuan pencegah?"
Aku pun menjawab ‘ya’ dengan tegas.
Dengan ekspresi heran, Putra Mahkota memandang ke arahku.
"Ramuan pencegah yang kau katakan, apakah itu ‘Obat Rahasia Delris’?"
"Memangnya ada ramuan lain, selain obat itu? Setahuku hanya ada itu satu-satunya metode pengaman untuk wanita di negara ini, meskipun....."
Pembuat sekaligus penjual ramuan pencegah itu adalah seorang nenek.
Dia adalah seorang wanita tua yang menyenangkan, setelah menjelaskan tentang keadaanku, nenek itu dengan senang hati menjualnya ramuan pencegah itu kepadaku.
"Bagaimana kau mendapatkannya!?"
"Eh… Aku hanya melakukannya seperti biasa... Datang menemuinya lalu membelinya."
"Biasa kau bilang!?"
Putra Mahkota mengguncang bahuku.
"Apa kau mengerti betapa berharganya itu? Orang-orang bahkan tidak bisa menemukan di mana penyihir itu berada! Dan kau bilang, kau bertemu dengannya lalu membeli ramuan obat itu!?"
"Yah... harganya memang sangat mahal."
Setelah aku bergumam tentang harganya, dia menjadi terfokus dengan hal itu.
"Semahal itu kau membelinya!?"
"Tidak, kupikir itu harga yang pantas."
Berkat itu, tabunganku terkuras.... Aku harus mulai menabung sedikit demi sedikit lagi.
Mendengar kata-kataku, entah kenapa Putra Mahkota kehilangan kata-kata.
Saat aku mulai berpikir apa yang yang terjadi, dia memegangi perutnya dan mulai tertawa.
"Hahahahaha.... Ahahahahahaha!"
"Pu-Putra Mahkota?"
Oh tidak... Dia menjadi gila.
Aku pun berusaha untuk menjauh darinya, aku mundur darinya selangkah demi selangkah, tapi saat aku melakukannya dia langsung menarikku ke dalam pelukannya.
Aku menatap wajah Putra Mahkota, dia terlihat sangat bahagia.
"......Aku dikalahkan olehmu, Lidi. Kau bisa mendapatkan ‘Obat Rahasia Delris’. Sungguh... meskipun kau tidak tahu tentang etika antara pria dan wanita, tapi kau mencari tahu tentang metode pengaman..."
"Bukankah itu adalah hal yang terpenting?"
Saat ini, aku selamat karena ramuan itu!
Setelah aku menjawabnya dengan serius, dia berkali-kali mengangguk dengan mata berkaca-kaca.
"…Hahahaa.... Aahhh... Kau memang yang terbaik. Menikahlah denganku?"
"Bukankah aku sudah memberitahumu bahwa aku tidak mau?"
Putra Mahkota benar-benar gigih.
"Apa sebenarnya masalah yang membuatmu sampai tidak ingin menikah dengan Keluarga Kerajaan?"
Setelah bertanya seperti itu, aku terdiam, dia bertanya-tanya kenapa, jadi aku memberinya jawaban.
"….Poligami."
Tampaknya Putra Mahkota tidak akan pergi sampai aku mengatakan alasannya, jadi aku pun mengatakannya sambil menundukkan wajahku, malu.
"…Aku tidak ingin menikah dengan orang yang bisa memiliki selir."
'Karena itu, aku tidak mungkin menikah denganmu' saat aku ingin berkata seperti itu, tiba-tiba saja....
Putra Mahkota memeluk dan kemudian mencium bibirku.
"Nn...! Nnnn…!!"
Terlebih lidah kami saling menjalin.
Aku jadi teringat kebersamaan kami tadi malam, dalam sekejap tubuhku memanas.
"…Nnn... Haaa..! Apa yang kau lakukan!? Tiba-tiba saja...!"
Dengan sekuat tenaga aku mendorongnya menjauh, sambil terengah-engah aku memelototinya.
Sementara dia malah menatapku dengan gembira, dan menjawab...
"Itu karena kau mengatakan sesuatu yang sangat menggemaskan…"
"Hah?"
"Dengan kata lain... Lidi ingin memonopoliku, kan? Kau tidak ingin ada perempuan lain di antara kita."
Maafkan aku. Tapi apakah kau yang sebenarnya kau bicarakan!
"Tentu saja, selama aku bisa memiliki Lidi, maka aku sama sekali tidak keberatan. Kalau dengan begitu, Lidi akan menikah denganku, maka dengan senang hati aku akan melepas hakku untuk bisa mengambil selir."
Seolah memenuhi keinginan istrinya yang imut, dengan tersenyum dia berkata tidak akan mengambil selir.
"Tidak... Umm.…"
"Apa ada lagi?"
Saat dia bertanya, dengan setengah mati aku menjawab.
"Beban menjadi Ratu di masa depan nanti terlalu berat bagiku."
"Untuk seorang Putri Duke terkemuka sepertimu? Kita membicarakan Perdana Menteri di sini, tentu saja dia pasti telah mengajarkanmu banyak hal sejak kecil, bukan?"
......Itu memang benar!
"Kalau kau memang tidak bisa melakukannya, maka tidak akan ada yang bisa. Lidi, kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun, aku akan selalu mendukungmu... Jadi menyerahlah dan jadilah milikku."
Satu demi satu dia membantah alasanku dan memojokkanku.
Dia memojokkanku sambil tersenyum seperti itu, Putra Mahkota memang menakutkan!
Saat aku lengah, dia langsung mendorongku ke dinding.
Kini aku tak bisa lari ke mana pun, dia kembali memelukku.
Aku sudah tidak punya alasan untuk membantah kata-katanya lagi.
Kalau aku mengangguk, aku pasti tidak akan pernah bisa lari dari pria ini.
Itulah yang dikatakan instingku.
Meski aku ingin melarikan diri dengan memberontak, tapi dia memelukku dengan sangat sangat erat.
Tapi.... di hatiku yang terdalam... aku menyukai saat dia memelukku seperti ini.
Kenapa... kenapa hal seperti itu terjadi?
Meski aku sudah berkata padanya aku tidak ingin menjadi Putri Mahkota dan juga sudah memohon padanya.....
"A-aku.... Aku tidak mencintaimu, Putra Mahkota."
"Untuk saat ini mungkin memang ‘tidak’, tapi dalam waktu dekat aku pasti akan membuatmu mengatakan ‘aku mencintaimu’."
"Tidak, terima kasih."
"Apapun yang kau katakan, aku akan tetap melakukannya."
Kemudian, dia membenamkan wajahnya di lekuk leherku.
Rasa sakit kecil menjalari, aku sadar, ternyata dia menggigit lalu mengisap lekuk leherku.
"A-apa!!?"
"Hm? Menandai, aku harus memberi tahu semua orang di sekitarmu bahwa kau milikku."
Dia berkata dengan tersenyum puas, aku menggigil!
"Aku mencintaimu, Lidi. Aku tidak akan melepasmu, jadi bersiaplah...."
"Tidak mungkin. Aku tidak ingin menikah."
"Padahal kita sudah bertunangan... Kau keras kepala juga, ya."
Sambil dipeluk dengan kuat, aku mati-matian menolak kata-kata Putra Mahkota.
Aku merasa berada dalam situasi yang buruk, hanya bahaya yang akan datang kalau aku sampai mengangguk!
Sedangkan dia, sejak tadi terus tertawa riang.
Tak lama, tangan yang semula berada di pinggangku, kini mulai bergerak tidak senonoh, aku berteriak.
"Aku benar-benar tidak ingin menjadi Putri Mahkota!!"
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment