Penerjemah : reireiss
Source ENG : Jingle Translations
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
Chapter 8.1 - Kegagalannya
[POV Lidi]
Keheningan yang berlalu terasa menyakitkan.
Aku jadi merasa malu... Aku tak bisa menahan rasa maluku lagi, jadi aku menunduk. Sementara itu, Putra Mahkota tetap tidak mengatakan apapun.
"….Bisakah aku tahu apa alasannya?"
Mendengar suaranya yang tenang, aku mengangkat wajahku.
Wajah Putra Mahkota tak berubah sedikit pun, dia terus saja tersenyum.
.....Ini... Apakah ini akan berhasil?
Pada akhirnya, aku memilih untuk mengangguk.
"Iya."
Aku berjalan ke hadapan Putra Mahkota, aku berlutut meminta maaf.
"Pertama-tama, Ayah saya tidak tahu apa-apa tentang masalah ini. Putra Mahkota adalah orang pertama yang akan saya beri tahu. Mungkin ini adalah hal yang egois, tapi tolong jangan salahkan Ayah saya….. Cukup saya saja yang harus memikul semua tanggung jawab ini."
Situasi ini terjadi karena keegoisanku. Jika memungkinkan, aku tidak ingin memberi masalah kepada Ayah. Dia adalah orang baik, seorang Ayah yang benar-benar peduli padaku.
Jika aku memang harus memikul tanggung jawab, maka aku rela harus melakukan apa pun.
Setelah memohon ke Putra Mahkota seperti ini, aku harus memiliki setidaknya tekad yang kuat.
Aku menatap Putra Mahkota dengan tekad di mataku, aku melihatnya mengangguk.
"Kurasa ini adalah pembicaraan yang berlebihan, tapi tak apa. Percakapan ini adalah rahasia antara kau dan aku."
"Terima kasih banyak."
"Lalu? Kenapa kau berkata, kau tidak bisa menikah, apa maksudmu?"
Aku bersyukur Putra Mahkota mendengarkanku dengan sangat baik.
Sesuai dengan rumor, dia adalah orang yang baik, dan di lubuk hatiku yang terdalam, aku merasa sedikit menyesal telah melakukan semua ini.
….Meski begitu, aku tetap tak punya pemikiran untuk menikah dengannya.
Poligami, membuat semua poin bagus di orang ini menghilang.
"Ini agak memalukan, tetapi saya tidak memenuhi syarat untuk menikah dengan Putra Mahkota."
"Syarat? Kau adalah putri dari seorang bangsawan bergelar Duke, kau juga cantik. Dan yang terpenting, aku menginginkanmu. Aku tak melihat ada masalah dengan itu?"
…..Dia bilang, dia menginginkan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia temui, dia pintar berbicara rupanya.
Benar-benar.... sebenarnya kenapa dia jadi seperti ini?
"Anda bercanda, Putra Mahkota. Saya tidak sehebat itu. Saya sudah melakukan hal yang tidak bisa dimaafkan terhadap Anda, sebenarnya... saya.… itu…."
Sangat sulit dikatakan.
Tapi tampaknya Putra Mahkota mengerti apa yang ingin aku katakan.
"….Mungkinkah, kau sudah tidak ‘suci’. Itukah yang ingin kau katakan?"
Putra Mahkota mengatakan apa yang ingin kukatakan sejak tadi!!! Meski merasa malu, tapi aku mengangguk.
"Benar. Saya sangat menyesal, tapi sebenarnya saya berpikir untuk membicarakannya lebih dulu dengan Ayah saat dia pulang, lalu mendiskusikan masalah ini dengannya. Meskipun saya tidak memenuhi syarat untuk menikah dengan Putra Mahkota, tapi saya sudah menyebut nama lengkap saya tadi. Itu adalah hal yang tidak bisa diampuni. Saya akan menerima hukuman apa pun."
Aku kembali menunduk.. ‘sedikit lagi... dan semuanya akan berakhir, pertunangan akan batal’...... aku mendengar kata-kata itu bergema di kepalaku.
Aku yang masih menunduk, perlahan aku mencuri-curi pandang ke Putra Mahkota, ingin melihat seperti apa responnya. Tapi yang kulihat justru, dia tersenyum lebar!!!
"Tidak perlu khawatir, itu tidak akan menjadi masalah."
"Hah?"
Tanpa pikir panjang, aku balik bertanya.
Tidak mungkin! Tidak perlu khawatir tentang itu!?
Bukankah Keluarga Kerajaan harus menikahi perempuan yang ‘suci’!!!
Sebenarnya apa maksud orang ini!!?
"Putra Mahkota, kita tidak akan bisa menikah. Seharusnya aku tetap ‘suci’ untuk Anda, tapi hal ini malah terjadi. Karena tak mungkin bagi kita untuk menikah bukankah sebaiknya kita batalkan saja pertunangan kita ini?"
"Itukah alasannya?, kalau hanya itu, pertunangan kita tidak perlu dibatalkan."
Rasanya percakapan kita ini tidak nyambung!
Aku benar-benar tidak mengerti apa yang dia katakan....
Jelas-jelas aku mengatakan padanya kalau aku ‘tidak suci’.
Seharusnya dia langsung membatalkan pertunangan ini dan segera pergi dari sini!
Kalau dia melakukan hal itu, otomatis aku akan menjadi seorang wanita bebas.
Dengan begitu, aku bisa mendapatkan pernikahan yang baik.
"Putra Mahkota!"
"Pertunangan tidak akan dibatalkan."
Aku jengkel pada Putra Mahkota, padahal aku sudah mengatakannya dengan jelas!
Meskipun aku tidak bermaksud, tanpa sadar aku meninggikan suaraku dan berbicara informal padanya.
"Kenapa begitu!? Aku kan bilang kalau aku ‘tidak suci’. Keluarga Kerajaan hanya bisa menikahi perempuan yang ‘suci’. Seharusnya kau lebih tahu tentang hal itu daripada aku!"
Akhirnya, kendali diriku hilang, dan aku meledak... tapi Putra Mahkota malah tertawa.
"Hahahaa..…"
Kenapa dia malah tertawa!?
"Apa ada yang aneh!?"
"Maaf.... Maaf...."
Sambil berkata seperti itu, Putra Mahkota berdiri dan berjalan ke arahku.
Aku curiga, apa yang ingin orang ini lakukan? Dan ternyata dia memelukku!!
"Putra Mahkota, apa yang kau–!?"
"Ahh... Akhirnya aku menangkapmu."
"Hah?"
Dia memelukku erat, dan menghela nafas panjang di atas kepalaku.
"Aku kan sudah bilang tidak apa-apa. Aku juga sudah bilang kalau aku akan bertanggung jawab… ‘Kesucianmu’ itu diambil olehku, jadi tidak akan ada masalah. Lagi pula, kalau pun ada orang yang ingin membuat masalah, aku akan langsung mengatasinya."
Gaya dan nada bicaranya berubah, tubuhku menegang.
Baru saja, apa yang dikatakan Putra Mahkota!? '...diambil olehku' Itukah yang dia katakan!?
"Kau sangat kejam. Saat aku bangun, aku ingin langsung melamarmu dan membawamu ke Istana. Tapi kau malah meninggalkanku sendirian. Padahal aku memelukmu agar kau tidak kabur, tapi orang yang kupeluk malah berubah menjadi bantal… benarkan, Diana?"
Tatapan genitnya dan suaranya yang menawan yang membuatku teringat... aku merasa jantungku berhenti!
Tentu saja, itu adalah suara yang pernah kudengar.
Pasangan Diana, Apollo! Aku jadi teringat semua kejadian pada waktu dini hari tadi!
Sebenarnya sejak tadi aku sudah merasakan deja vu.
Kenapa aku malah mengabaikan hal yang begitu penting seperti itu!?
Ini semua bukanlah imajinasiku, akhirnya aku tersadar, dia adalah pasanganku semalam!
Aku sangat terkejut sampai tak bisa berkata-kata, Putra Mahkota kemudian menjelaskan bahwa karena dia tidak tahu nama asliku, jadi memerlukan waktu baginya untuk menemukanku, saat itulah aku baru bisa berkata....
"…A.... Ap…Apo… pollo?"
Akhirnya setelah mengucapkan nama itu, Putra Mahkota tersenyum lebar.
Kemudian, dengan senang hati dia memelukku dengan erat.
"Aku tidak pernah berpikir kalau ternyata kau adalah tunanganku sendiri. Kalau saja aku melihat potret lukisanmu saat pertunangan telah diputuskan, kemarin aku pasti langsung menyadarimu."
Dia tidak memiliki minat pada tunangannya, kata-katanya itu membuatku berekspresi jengkel.
"Pada Pesta Topeng kemarin, biasanya wanita yang terhormat sepertimu tidak akan hadir di sana. Karena itu aku terkejut. Saat di ranjang, kau juga sepertinya tidak bertemperamen agresif atau pun suka ‘bermain-main’, jadi aku bertanya-tanya siapa sebenarnya kau ini.…"
"…Kau... Melihat… Wajahku…?"
"Ya, saat kau tidak sadarkan diri. Kau sangat waspada, bahkan kau tidak ingin memberi tahu siapa namamu. Keputusanku untuk melihat wajahmu saat kau tertidur ternyata adalah keputusan yang sangat tepat."
Amarahku mendidih!!!
Jadi.... Ternyata... Pria ini melepas topengku saat aku tertidur!
Hm? Tapi.... Seingatku... Warna rambut Apollo itu hitam....
"Warna rambutmu berbeda..…"
"Ah... ini? Kalau aku tidak mengubahnya, tentunya orang-orang akan langsung tahu kalau aku adalah Putra Mahkota. Jadi aku mengubah warna rambutku dengan menggunakan sihir."
Sambil berkata begitu, dia mendekati wajahku dan menjatuhkan ciuman.
"Aa….. Berhen-..…"
"Kau sangat dingin.... Padahal semalam kita sudah menghabiskan malam bersama. Hei, kenapa kau bisa datang ke pesta semacam itu?"
Aku ingin melepaskan diri dari pelukan orang ini, tapi dia tak membiarkanku, aku tak bisa bergerak sedikit pun.
"Syukurlah kau menghabiskan malam denganku, tapi bagaimana kalau kau di ‘makan’ oleh orang aneh. Apa kau tidak akan menyesal?"
"Saat ini aku merasa sangat menyesal.…"
Aku memelototinya, tapi dia malah mengabaikanku dan terus menjatuhkan ciuman.
Aku salah memilih orang semalam!!!!!!
Tapi, siapa yang akan berpikir bahwa Putra Mahkota akan berada di tempat seperti itu!!
….Aku sudah lama kehilangan keinginanku untuk melanjutkan akting bersikap sopan selayaknya putri bangsawan.
Kecuali aku mengatakannya dengan jelas, orang ini pasti tidak akan mengerti.
"….Aku tidak ingin menikah denganmu, jadi aku berpikir untuk segera melepaskan kesucianku! Jadi aku datang Pesta Topeng, karena sepertinya itu tidak akan mendatangkan masalah nanti......"
"Hmm?"
Dia menatapku dengan tatapan yang tajam, aku hampir kehilangan kemampuan untuk bernapas.
"Seperti yang duga, jadi memang itu tujuanmu.... Dan dengan cara seperti itu, kau menerima undanganku. Tapi, karena memang aku yang menjadi targetmu, jadi aku akan memaafkanmu kali ini.... Tapi aku tidak akan memaafkan untuk yang kedua kalinya?"
"….Hubungan antara kau dan aku berakhir setelah itu. Tidak ada yang kedua kalinya."
"Aku tidak mau! Bukankah kita sudah bertunangan secara resmi?"
"Karena itulah aku memintamu untuk membatalkannya!"
Saat aku mengatakan hal itu, suhu di dalam ruangan terasa turun beberapa derajat.
Putra Mahkota bertanya dengan suara dingin.
"…Aku tidak akan menyetujui itu. Itu wajar. Perempuan yang kucintai pada pandangan pertama, selama ini aku menginginkan hal itu. Terlebih, dia adalah tunanganku. Mana mungkin aku akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja.... Aku pasti tidak akan membiarkanmu melarikan diri."
***
Mungkin ada beberapa dari kalian yang ingin membaca suatu novel tertentu tapi belum ada yang menerjemahkan novel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Kami bisa menerjemahkan novel yang kalian inginkan tersebut melalui sistem Request Novel!
Jika kalian ingin me-request novel, silakan tulis judul atau beri tautan raw dari novel tersebut DI SINI!
***
Puas dengan hasil terjemahan kami?
Dukung SeiRei Translations dengan,
***
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment