Chapter 281-290 : Menguji dari Segala Sudut
Source ENG (MTL): NOVEL FULL
Dukung kami melalui Trakteer agar terjemahan ini dan kami (penerjemah) terus hidup.
Terima kasih~
***
Chapter 281-285 didedikasikan untuk Ms/Mr. L**** yang sudah memberikan donasi
-Thanks
atas supportnya-
(>^_^)><(^o^<)
***
DAM 281 – Menguji dari Segala Sudut 1
Dia tidak tahu kapan dirinya ini mulai khawatir
mengenai kehilangan kendali emosinya, dia menjadi khawatir emosinya yang buruk
ini akan membuat Qin Zhi’ai menjauh darinya.
Malam itu, di taman bermain, dia kehilangan kendali
emosinya, meskipun dia telah mencoba untuk mengendalikan diri. Tidak ada yang
tahu seberapa banyak dia telah mencoba untuk mengendalikan dirinya.
Beberapa saat yang lalu, lagi-lagi dia hampir gagal
mengendalikan emosinya. Ketika ia melihatnya dengan ketakutan, seketika
amarahnya yang buruk seperti menghilang dengan sendirinya.
Dia tidak mengerti mengapa emosinya bisa berubah-ubah
seperti ini. Dia menyadari, mungkin itu karena rasa cintanya.
Dia takut kehilangannya, jadi dia mulai melakukan apa
yang disukainya. Dia ingin membuatnya terus merasa senang.
"Bagus..." Qin Zhi'ai membersihkan potongan
terakhir di telapak tangan Gu Yusheng dengan kapas dan pembersih luka.
Gu Yusheng menarik dirinya keluar dari kelinglungan.
Dia berhenti melihat ke luar jendela dan berbalik untuk melihat Qin Zhi'ai di
sebelahnya.
Ia membalut lukanya yang baru saja dibersihkan.
Balutan perban yang sederhana, tapi itu membuatnya merasa senang hanya dengan
melihatnya saja.
Qin Zhi'ai menatap Gu Yusheng setelah ia melemparkan
kapas ke tempat sampah. “Tanganmu tidak boleh sampai basah. Lukanya tidak
dalam. Seharusnya akan baik-baik saja.”
Mungkin saja ia bersikap baik dan terdengar seperti ia
peduli pada Gu Yusheng, tetapi secara tidak sadar, cara Gu Yusheng memandangnya
mulai menjadi romantis. Dia tidak bisa membantu selain mengulurkan tangannya
untuk merapikan rambut Qin Zhi’ai yang agak Berantakan, dia menyelipkan
rambutnya ke telinga, lalu menanggapi kata-katanya dengan suara rendah,
"Oh..."
Telapak tangannya masih berada di telinganya, dan dia
tidak memindahkannya. Panas dari telapak tangannya tampak seperti sikap yang
genit, itu membuat jantung Qin Zhi’ai berdetak.
Beberapa detik kemudian, sepertinya dia tidak
bermaksud menggerakkan tangannya. Punggung Qin Zhi'ai mulai menegang. Mata
mereka saling bertatapan, Qin Zhi’ai menggigil. Ia menjadi malu dan gugup, jadi
ia menunduk ke bawah, tidak berani menatapnya.
Baik Qin Zhi'ai maupun Gu Yusheng, mereka tidak
mengucapkan sepatah kata pun. Ruangan menjadi sunyi.
Qin Zhi'ai hampir bisa mendengar nafas Gu Yusheng.
Tanpa sadar, ia menggenggam roknya, dan telinganya menjadi panas.
Udara di antara mereka berubah. Ketegangan yang tak
bisa dikatakan muncul.
Qin Zhi'ai merasa seperti ia harus melakukan sesuatu.
Jantungnya berdetak sangat kencang sehingga ia tidak tahan lagi. Kalau
jantungnya terus berdetak begitu cepat, ia takut ia akan mati di sini.
Memikirkannya, Qin Zhi'ai segera berdiri dan berkata
dengan tergesa-gesa, "Aku... Aku harus kembali ke kamar tidur untuk
berganti... Ber... Berganti pakaian..."
Ia segera meraih dompetnya yang berada di sebelahnya
sambil berbicara.
Ia mendengar suara sebelum bahkan sempat untuk
berbalik, refleks ia segera berbalik untuk mencari dari mana suara itu berasal.
Gu Yusheng mencengkeram pinggangnya. Sebelum ia menyadari apa yang terjadi, Gu
Yusheng sudah menggendongnya.
Ia menjerit saat merasa Gu Yusheng mengangkatnya, lalu
menurunkannya. Ia merasakan sesuatu yang dingin di punggungnya.
Ia terkejut sesaat, lalu ia menyadari bahwa ia telah
diletakkan di atas meja kopi. Barang-barang lain di meja kopi telah tersebar di
lantai ruangan ini.
Jadi suara yang kudengar tadi ada karena Gu Yusheng
menjatuhkan semua barang di meja kopi ke lantai? Qin Zhi'ai merenungkannya.
Sebelum Qin Zhi'ai bisa menjawab pertanyaannya itu, Gu
Yusheng tiba-tiba membungkuk dan merebahkan tubuhnya di atas meja kopi dengan
tangannya dan menatap matanya.
DAM 282 – Menguji dari Segala Sudut 2
Dia dikelilingi oleh aroma ringan yang unik dari tubuh
Gu Yusheng, yang bercampur dengan aroma tembakau yang samar, aroma itu memikat
indranya.
Tiba-tiba otaknya menjadi kosong dan jantungnya
berhenti berdetak.
Gu Yusheng sudah menjebaknya di antara tubuhnya dan
meja kopi. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia menatapnya dengan
merendahkan, tetapi tidak membuat langkah lebih lanjut.
Gu Yusheng adalah orang yang dia cintai selama
bertahun-tahun. Bagaimana bisa dia berdiam diri begitu saja dari tatapannya?
Dia bermaksud mengatakan, "Apa yang ingin kamu
lakukan?" Tapi, kemudian, dia meletakkannya di atas meja kopi. Tiba-tiba,
dia terdiam, rasanya seperti lidahnya terikat, dia tidak bisa mengatakan
sepatah kata pun, sedangkan pipinya semakin memerah.
Setiap langkah Gu Yusheng tampak disengaja. Begitu ia
melihat wajahnya yang memerah, ia sedikit menurunkan tubuhnya dan menekan
dadanya yang berotot dan kuat ke tubuhnya.
Aroma tubuhnya yang terus-menerus mengalir ke hidungnya,
membuatnya merasakan panas.
Wajah Qin Zhi’ai menjadi semakin merah. Dengan jari
gemetar, dia berharap, dia bisa memegang sesuatu untuk menenangkan dirinya.
Namun... Akhirnya, yang dia sentuh adalah marmer meja kopi yang dingin dan
halus.
Sepertinya Gu Yusheng memperhatikan gerakannya yang
canggung. Ia mengangkat dirinya dengan kedua tangan di kedua sisi kepalanya, ia
terus menekannya. Nafas Gu Yusheng yang panas terasa di wajahnya. Nafasnya
membuat Qin Zhi’ai merasa mati rasa. Seiring berjalannya waktu, dia tidak bisa
mengendalikan nafasnya sendiri.
Kini, bibirnya Gu Yusheng hanya berjarak satu inci
dari bibirnya. Dia tidak bisa menahan nafasnya. Dengan bulu mata yang bergetar,
dia menutup matanya. Namun, tiba-tiba ia berhenti.
Mereka hampir saja berciuman, itu amat menggoda.
Berkali-kali, Qin Zhi'ai yang sudah mulai terganggu,
hampir bergerak maju untuk menyatukan bibir mereka.
Qin Zhi’ai mulai kehilangan kendali dirinya, dia
mengambil inisiatif untuk mengangkat kepalanya dan menciumnya, bibirnya menyentuh
bibir Gu Yusheng dengan perlahan.
Kemudian, dia merasakan bibir Gu Yusheng menggosok
bibirnya dengan lembut.
Perasaan yang kuat langsung menyebar ke seluruh tubuh
Qin Zhi'ai. Akibatnya, dia tidak bisa menahan diri.
Reaksi halusnya sepertinya itu membuat Gu Yusheng
merasa kesal. Perlahan tangan Gu Yusheng yang berada di meja kopi menyelinap ke
rambutnya yang panjang dan berhenti dengan kuat di belakang kepalanya, lalu ia
menciumnya dengan liar.
Dalam ingatan Qin Zhi'ai, Gu Yusheng tidak pernah
menciumnya seperti ini. Ia menciumnya dengan sangat kuat.
Itu sangat kejam sehingga dia merasakan panas menyebar
ke seluruh tubuhnya, sampai ia menghentikan ciumannya yang intens.
Kemudian dia bahwa kini jari-jari tangannya, begitu
juga kakinya merasa lemas, semua ini karena keahlian Gu Yusheng dalam
berciuman.
Setelah beberapa detik, Gu Yusheng kembali menundukkan
kepalanya dan mencium bibirnya. Gu Yusheng mencium sepanjang sudut mulutnya,
lalu ciumannya jatuh ke lehernya dan tulang selangka.
Dengan ciumannya yang lembut dan hati-hati, perlahan
kedua pakaian mereka jatuh satu demi satu ke lantai.
Saat ia menciumnya dengan ganas dan lembut secara
bergantian, pakaian mereka berserakan di lantai.
Suhu di dalam ruangan seketika menjadi sangat panas.
Nafas yang kuat dan erangan yang pelan keluar dari
mulut keduanya.
Ketika mereka selesai, Gu Yusheng menekan Qin Zhi'ai
di bawahnya. Untuk waktu yang lama, ia tetap di posisi yang sama tanpa
bergerak. Sentuhannya melekat pada kulitnya, ia membelainya dengan rakus dengan
ujung jarinya. Ketika tangannya tergelincir ke sisi kiri punggungnya, dia
mengerutkan kening dan mengerang dengan sangat tidak normal, dengan suara
rendah. Setelah mendengar itu, ia tertegun, kemudian ia mengerti. Ia pun segera
mengangkat Qin Zhi’ai menggunakan sikunya, ia melihat sisi kiri punggungnya.
DAM 283 – Menguji dari Segala Sudut 3
Terlihat ada memar di kulitnya yang indah.
Gu Yusheng menatap memar di punggungnya untuk
sementara waktu sebelum dia menatap wajahnya. "Apa aku yang membuat memar
itu saat aku mendorongmu tadi?"
Qin Zhi'ai perlahan membuka matanya setelah ia
mendengar pertanyaan Gu Yusheng. Matanya bertemu dengannya, seketika ia
bertanya dengan bingung, "Apa?"
Ia belum pulih dari se*s yang penuh gairah tadi.
Sedikit nafsu se*sualnya masih tertinggal di matanya, membuatnya terlihat
sangat seksi dan menarik baginya.
Tenggorokan Gu Yusheng terasa sesak. Dia mengusap
punggungnya dengan jarinya. Dia menjelaskan dengan suara serak,
"Ini..."
"Oh..." Qin Zhi'ai segera mengerti apa yang
dia maksud. Ia sedikit mengangguk. Ia merasakan ada penyesalan di mata Gu
Yusheng, lalu ia menjawabnya, "Tidak apa-apa. Tidak sakit lagi."
Rasanya sepertinya ada sesuatu, seketika Qin Zhi’ai
membeku. Kata-kata yang akan ia katakan tersangkut di lidahnya.
Apa... Apa Gu Yusheng... Menyesali apa yang dia
lakukan dan merasa buruk untukku? Atau apa aku saja yang salah paham di sini?
Qin Zhi'ai berpikir sendiri.
Qin Zhi'ai berkedip. Saat ia mempersiapkan dirinya
untuk melihat Gu Yusheng dengan lebih dekat, Gu Yusheng menundukkan kepalanya,
memeriksa memar di punggungnya.
Qin Zhi'ai hanya bisa melihat garis rahangnya, tidak
bisa wajahnya. Ia tidak yakin apakah dia mengada-ada di kepalanya.
"Mung-" Sebelum ia bisa menyelesaikan kata
‘Mungkin’ dari mulutnya, Gu Yusheng meletakkan bibirnya di punggungnya dengan
lembut. Dia tampak seperti, dia peduli dan menghargai harta karunnya. Dia
mencium kulitnya dengan perlahan dan lembut.
Apa dia berusaha untuk menghiburku? Kalau dia ingin
menghiburku, kenapa dia melakukan itu? Sepertinya, dia banyak berubah dalam
caranya memperlakukanku. Dia banyak mengirimiku pesan hari ini, dan kendali
emosinya juga menjadi lebih baik. Dia lebih sabar saat berhadapan denganku.
Dibandingkan dengan saat aku baru saja pindah ke rumah ini, ada perbedaan besar
dalam caranya memperlakukanku. Apa maksud dari semua perubahan ini? Pikir Qin
Zhi'ai.
Gagasan-gagasan ini dulu mengalir dalam benaknya,
tetapi ia telah menekannya. Namun... Kini, semua itu kembali lagi di
pikirannya.
Ia berhenti sejenak sebelum ia memiliki keberanian
untuk mengeluarkan semua pikirannya, sama seperti ketika ia melihat kalung yang
dia tawarkan padanya di malam itu.
Apa perubahan ini karena aku? Qin Zhi'ai berpikir
sendiri.
Tubuh Qin Zhi'ai menggigil. Ia bingung, tapi masih ada
kupu-kupu di perutnya.
Gu Yusheng merasa tidak enak dengan memar hasil
perbuatannya di lehernya. Dia menaruh banyak ciuman lembut di sana, sebelum
akhirnya, perlahan dia menarik dirinya.
Tindakan intim itu membuatnya kembali bangkit. Dia
mendongak dan setelah melihat ‘tanda merah’ yang dia tinggalkan padanya,
nafasnya terengah-engah. Dia tidak bisa membantu, selain untuk yang kesenian
kalinya, dia meletakkan bibirnya di lehernya lagi.
Seperti sebelumnya, gairah pun muncul.
Kedua nafas mereka menjadi lebih berat dan tidak
teratur.
Qin Zhi'ai terangsang oleh Gu Yusheng dan merasakan
seperti ada aliran listrik di seluruh tubuhnya. Dia tidak punya waktu untuk
memikirkan kenapa Gu Yusheng telah banyak berubah atau apakah itu karena dia.
......
Setelah mereka menyelesaikan urusan mereka di tempat
tidur, Gu Yusheng menjadi lengket dengannya.
Dia tidak ingin menambah ronde lagi, kan? Qin Zhi'ai
bertanya pada dirinya sendiri.
Kaki Qin Zhi'ai mulai bergetar ketika ia memikirkan
sudah berapa banyak dia ‘menggoda dan menyiksanya’. Saat ia hendak menghentikan
Gu Yusheng dari kelengketan ini, seseorang mengetuk pintu ruangan. Di luar
pintu, pengurus rumah tangga berkata, "Tuan Gu, Nona, saatnya makan
malam."
DAM 284 – Menguji dari Segala Sudut 4
Qin Zhi'ai tampaknya telah menemukan kesempatan untuk
pergi. Tanpa ragu, dia mendorong Gu Yusheng pergi dan berbicara dengan
tergagap, "Su... Sudah waktunya untuk makan malam." Kemudian dia
mengambil pakaiannya yang ada di lantai, dan dengan cepat memakainya, lalu
bergegas keluar dari ruangan dengan membawa tasnya.
Saat dia berlari keluar, Gu Yusheng menatap
punggungnya dan tidak bisa menahan senyum. Dia menunggu sampai pintu kamar
utama di sebelah ruang kerjanya tertutup rapat, lalu dia membungkuk dan
mengambil pakaiannya, melangkah ke kamar kecil di ruang kerja.
Saat Gu Yusheng masih berada di lantai atas, Qin
Zhi'ai sudah duduk di meja, mengobrol dengan pengurus rumah tangga. Gu Yusheng
tidak tahu betapa lucunya pembicaraan mereka sehingga alis dan matanya
melengkung karena tawa.
Namun, mendengar pengurus rumah tangga memanggilnya
(GY) dengan hormat, dia berbalik untuk meliriknya dengan cepat, lalu
menundukkan kepalanya.
Apa dia malu-malu?
Gu Yusheng tiba-tiba terhibur. Tidak seperti biasanya,
ia menanggapi ucapan pengurus rumah tangga dengan, "Iya."
Setelah makan malam, Qin Zhi'ai berjalan-jalan di
halaman dengan ditemani oleh pengurus rumah tangga. Kemudian dia kembali ke
kamarnya.
Mungkin karena apa yang terjadi di ruang kerja tadi
telah membuatnya lelah, dia pergi tidur lebih awal.
Tidak merasa mengantuk sama sekali, Gu Yusheng
mengerjakan dokumen yang belum selesai. Setelah meminta pengurus rumah tangga
untuk membuatkan secangkir kopi untuknya, dia terus bekerja.
Saat dia sudah selesai bekerja, jam menunjukkan pukul
sebelas malam.
Bersandar di sandaran kursi, dia mengangkat alisnya.
Ketika dia akan bangun dan kembali ke kamar utama untuk tidur, dia melihat
amplop merah muda yang setengah terbuka, yang ada di bawah folder file.
Ya Tuhan... Dia baru teringat bahwa dia belum menjawab
surat dari Xiao A.
Mempertimbangkan bahwa dia telah melakukan apa yang
ingin dia lakukan tadi sore, dia tidak akan terus bercinta dengannya setelah
dia kembali ke kamar tidur nanti. Karena itu, sambil bersandar di kursi, dia
duduk dalam posisi malas, merobek amplop, dan membaca surat dari Xiao A.
"Tuan S, aku punya kabar baik untukmu. Akhirnya,
aku akan melunasi semua hutang ju*i ayahku bulan depan. Tuan S, pria yang
kucintai, baru-baru ini melakukan banyak hal yang membuatku frustrasi. Tapi dia
juga melakukan sesuatu yang membuatku bahagia. Dia mengucapkan selamat ulang
tahun kepadaku. Meskipun dia melakukannya karena penipuanku, tapi aku tetap
sangat senang dengan itu."
Setelah membaca dua kalimat terakhir yang ditulis Xiao
A, Gu Yusheng mengambil surat dari laci dan menulis balasan.
Xiao A telah menyebutkan sejak awal bahwa ayahnya
berju*i dan berhutang, tetapi kemudian, dia mengatakan kepadanya bahwa dia
telah menemukan pekerjaan yang baik dan akan menghasilkan banyak uang untuk
melunasi hutang ayahnya.
Dia belum menanyakan informasi mendetail tentang
pekerjaan yang ditemukannya. Dan Xiao A juga tidak mengatakan apapun tentang
itu. Sekarang, mendengar bahwa dia akan melunasi hutang, Gu Yusheng memberi
selamat padanya di awal surat balasannya.
Seperti biasa, mengikuti topik yang ia sebutkan dalam
suratnya, dia menulis surat dengan satu halaman penuh. Di akhir surat, dia
berpikir bahwa di kalimat terakhir, Xiao A membicarakan tentang pria yang
dicintainya, kemudian dia berhenti sejenak. Akhirnya, seperti suratnya, dia
juga menulis kalimat tentang wanita yang dicintainya. “Xiao A, apa kamu ingat
bahwa aku memberitahumu, bahwa aku tidak akan pernah mencintai wanita mana pun?
Pada waktu itu, kamu berkata kepadaku, bahwa kita tidak bisa mengendalikan
cinta. Ketika saat itu datang, tidak ada yang bisa menghindarinya. Sekarang,
kurasa aku sudah jatuh ke dalam kondisi seperti itu, sesuatu di mana aku tidak
bisa lari darinya."
Menulis kata-kata itu, tiba-tiba Gu Yusheng teringat
dengan Liang Doukou yang berbohong padanya.
Dia tidak bodoh, dan dia tahu dengan jelas bahwa
alasan kebohongannya adalah karena ia tidak ingin menghabiskan uangnya.
DAM 285 – Menguji dari Segala Sudut 5
Gu Yusheng berhenti menulis untuk sejenak. Dia
berencana untuk menandatangani sebagai “Tuan S.”
Xiao A adalah seorang gadis. Seharusnya, dia tahu
lebih banyak tentang gadis, pikir Gu Yusheng.
Setelah memikirkannya, Gu Yusheng dengan cepat
menulis, "Xiao A, apa kamu tahu kenapa seorang wanita tidak ingin
menghabiskan uang pria?"
Setelah menandatanganinya sebagai “Tuan S.” Gu Yusheng
perlahan melipat surat itu. Dia mengambil sebuah amplop dari laci dan
memasukkan surat itu ke dalamnya. Dia menuliskan alamat Xiao A dan menaruh
stempel di atasnya sebelum memasukkannya ke dalam folder file-nya. Dia
berencana meminta Xiaowang untuk mengirimnya besok setelah dia sampai di
perusahaan.
Kamar tidur utama sangat sunyi. Qin Zhi'ai sedang
tidur nyenyak, ia mengambil kurang dari setengah tempat tidur.
Dengan hati-hati Gu Yusheng membalik selimut dan
berbaring di sebelahnya. Dia tidak yakin kenapa dia belum mengantuk, mungkin
itu karena dia memikirkan alasan mengapa Qin Zhi'ai tidak ingin menghabiskan
uangnya.
Dia ingat apa yang terjadi sore itu. Dia memikirkan
semua detail yang terjadi.
Pengacau kecil, tahukah kamu, aku tidak lagi memiliki
kendali emosi yang buruk karena kamu? Sebenarnya, aku hanya bisa bersabar
karena kamu, pikir Gu Yusheng pada dirinya sendiri.
Qin Zhi'ai menerima semua jenis hadiah dari Gu Yusheng
dalam lima hari ke depan.
Ia menerima dompet, pakaian, sepatu, dan banyak hal
lainnya.
Ia kebingungan, tapi ia tidak pernah repot-repot
bertanya kenapa. Ia tidak membuka hadiah-hadiah itu, ia hanya memperlakukannya
dengan cara yang sama seperti ia memperlakukan hadiah ulang tahun Liang Doukou
yang ia terima di Paris. Ia memasukkan semuanya ke dalam lemari. Mereka
disimpan dengan baik di sana.
***
Tiga hari setelah kejadian itu, Qin Zhi'ai berhenti di
sebuah sekolah menengah saat dia sedang berjalan-jalan, keluar. Dia terkejut
karena dia menerima surat dari Tuan S.
Dia membaca suratnya di mobil.
Tuan S menyukai seseorang. Sebagai temannya, Qin
Zhi'ai ikut merasa senang. Dalam surat balasannya, dia memberinya restu. Dia
merasa tidak enak untuk sementara waktu, sebelum dia menulis kembali tentang
pertanyaan terakhir dalam surat Tuan S, ‘Apa kamu tahu kenapa seorang wanita
tidak ingin menghabiskan uang pria?’ Dia sedih untuk sementara waktu, karena
dia memikirkan dirinya sendiri dan bagaimana dia tidak dalam posisi
menghabiskan uang Gu Yusheng.
Waktu berlalu. Sebulan telah berlalu, hanya tersisa
sembilan hari lagi sebelum Liang Doukou kembali.
Qin Zhi'ai tidak yakin mengapa dia tidak dalam suasana
hati yang baik sejak pagi ini. Dia pikir itu mungkin karena dia sedang
menstruasi atau karena dia melihat pengingat di kalender ponselnya bahwa dia
hanya memiliki beberapa hari tersisa dengan Gu Yusheng. Suasana hatinya menjadi
lebih buruk ketika dia melihat cuaca yang suram di luar.
***
Gu Yusheng berada dalam suasana muram yang sama dengan
Qin Zhi'ai. Dia duduk di kantor eksekutifnya di Perusahaan Gu.
Dia telah mengirim hadiahnya setiap hari selama
beberapa hari terakhir. Ia bilang, ia menyukainya dan tersenyum, tidak peduli hadiah
apa yang dia berikan padanya. Namun, ia belum pernah menggunakan satu pun dari
hadiah itu, bahkan ia tidak pernah mencobanya, ia langsung meletakkannya di
lemari.
Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa
terganggu. Dia tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Dia duduk di kursi kantornya
dengan linglung sambil menatap layar komputer.
Gu Yusheng tidak memperhatikan Xiaowang sampai ia
mengetuk pintu dan masuk dengan file di lengannya.
Xiaowang berjalan ke meja. Ia tidak memperhatikan Gu
Yusheng yang sedang linglung sampai ia akan memberikan file kepadanya. Seketika
Xiaowang melihat ekspresi sedih di wajah Gu Yusheng, kata-kata "Tuan
Gu" pun tersangkut di lidahnya.
DAM 286 – Menguji dari Segala Sudut 6
Tuan Gu bertingkah aneh hari ini. Biasanya beliau
mengisi waktunya di malam hari dengan acara sosial sebanyak mungkin, tetapi
sekarang, beliau mencoba untuk menolak semua acara sosial di malam hari.
Beliau memintaku untuk mengantarnya ke pusat
perbelanjaan setiap hari sebelum jam enam. Kemudian, beliau selalu membawa
pulang barang mewah dari merek yang berbeda-beda.
Akhir-akhir ini, Tuan Gu tampak seperti pria yang
berorientasi untuk keluarga.
Namun, selain dirinya ini, tidak ada yang tahu bahwa
sebelum Tuan Gu meninggalkan rumah di pagi hari, ia memiliki senyum di
wajahnya. Tetapi, begitu ia masuk ke mobil, senyumnya itu langsung menjadi
wajah yang dingin dan itu tidak berubah sepanjang hari. Ketika ia pulang ke
rumah di malam hari dengan hadiah di tangannya, ia akan kembali ke
penampilannya saat pagi, yakni lembut dan sopan.
Xiaowang telah bersama Tuan Gu begitu lama, jadi dia
tahu karakter Tuan Gu sepenuhnya. Dia bisa melihat bahwa sebenarnya Tuan Gu
tidak bahagia selama beberapa hari terakhir ini, tetapi dia tidak mengerti
kenapa beliau berpura-pura bahagia ketika berada di rumah.
***
Setelah menatap layar komputer untuk waktu yang lama,
mata Gu Yusheng terasa sakit dan menyakitkan. Ketika dia mengangkat tangannya
untuk menggosok matanya, dia melirik Xiaowang, yang berdiri di samping meja. Gu
Yusheng bertanya dengan malas, "Ada apa?"
Xiaowang menghentikan pikirannya yang mengembara dan
menyerahkan dokumen-dokumen itu kepada Gu Yusheng dengan sopan. “Ini adalah
dokumen yang membutuhkan tanda tangan Anda. Inilah yang akan digunakan dalam
pertemuan siang ini. Dan yang ini adalah beberapa laporan keuangan.”
Gu Yusheng mendengar Xiaowang mengatakan banyak kata,
tetapi dia tidak bisa mengingat sepatah kata pun. Akhirnya, ketika Xiaowang
menyelesaikan kata-katanya, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi
melambaikan tangannya untuk mengisyaratkan Xiaowang untuk pergi.
Xiaowang meletakkan dokumen-dokumen itu di atas meja,
tidak segera pergi seperti biasanya.
Jika itu di masa lalu, Gu Yusheng akan marah, tetapi
hari ini, dia sedang tidak dalam mood untuk melampiaskan amarahnya. Dia
menurunkan matanya dan menggosok pelipisnya, melambaikan tangannya lagi.
“Tuan Gu, ini suratnya.”
Sebelum Xiaowang menyelesaikan kata-katanya, Gu
Yusheng tiba-tiba berdiri dan mengambil surat itu dari tangannya.
Xiaowang tertegun. Sebelum dia menarik diri kembali ke
kenyataan dari reaksi dramatis Gu Yusheng, Gu Yusheng sudah merobek amplop,
mengeluarkan surat itu, dan membacanya.
Gu Yusheng membaca dengan cepat, saat Gu Yusheng
melihat jawaban Xiao A atas pertanyaan dari surat terakhirnya, dia membacanya
baris demi baris, perlahan dan hati-hati. Dia terlihat takut akan kehilangan
informasi penting.
‘Jika seorang wanita tidak ingin membelanjakan uang
pria dalam hal apa pun, hanya ada dua alasan: dia sangat mencintainya, atau dia
sama sekali tidak mencintainya.’
‘Jika itu cinta, itu berarti bahwa wanita itu takut
dianggap sebagai gadis yang manfaatkan si pria dengan menggunakan uangnya untuk
berbelanja. Tentu saja, ada juga kemungkinan bahwa wanita itu ingin hidup
dengan prianya sepanjang hidupnya. Jadi, dia menabung untuk pria itu.’
‘Jika itu bukan cinta, itu berarti wanita itu
menganggap pria itu sebagai orang luar, dan tidak memikirkan kontak dengannya
di masa depan, jadi untuk menghindari masalah, wanita itu tidak ingin berutang
apa pun kepada si pria.’
Jadi pengacau kecil tidak menghabiskan uangku. Itu
karena cinta atau bukan?
Awalnya, dialah yang mendesak kakekku untuk
menikahiku. Mungkin dia sedikit mencintaiku.
Tetapi kalau dia mencintaiku. Kenapa dia tidak pernah
melihat hadiah yang kukirimkan kepadanya?
Apa itu berarti... Persis seperti kata Xiao A, bahwa
dia menganggapku sebagai orang luar, dia berpikir untuk tidak melakukan kontak
denganku di masa depan?
Gu Yusheng berpikir bahwa jawaban Xiao A akan
membantunya menyelesaikan masalah yang menghantuinya akhir-akhir ini, tetapi
dia tidak berharap itu menjadi masalah yang lebih serius, jadi di hari ini, Gu
Yusheng melakukan segala dalam kondisi linglung.
DAM 287 – Menguji dari Segala Sudut 7
Bahkan selama rapat sore ini, dia hanya berkata,
"Ayo mulai," saat berjalan masuk ke ruang konferensi, lalu tidak
mengatakan apapun sampai rapat berakhir.
Rapat berlangsung lebih dari dua jam, dia tidak
bergerak sedikit pun dari kursinya. Dia terlihat seperti sedang mendengarkan
dengan penuh perhatian, padahal sebenarnya, pikirannya telah mengembara jauh
bahkan sebelum rapat dimulai.
Ketika rapat berakhir, suasana di ruang konferensi
terasa sunyi senyap untuk sementara waktu. Dia tidak memulihkan diri dari
kelinglungannya sampai Xiaowang mengingatkannya. Dia menjawab dengan
"Oh..." dan melihat ke sekeliling meja konferensi. Dia berkata dengan
pikirannya yang berada di tempat lain, "Pengacau kecil."
Pengacau kecil? Apa yang beliau maksud dengan pengacau
kecil? Apakah kami melakukan kesalahan dan menyebabkan masalah selama rapat!?
Itulah yang ada di pikiran semua orang di ruang rapat saat ini.
Mereka semua menatap Gu Yusheng, menunggunya untuk
mengatakan sesuatu setelah mereka mendengar dua kata itu.
Sampai Gu Yusheng merasakan tatapan serius dan rasa
ingin tahu dari semua orang, tanpa sadar Gu Yusheng hampir berkata,
"Pengacau kecil, dia mencintaiku atau tidak?"
Gu Yusheng segera menutup mulutnya dan menelan sisa
kata-kata itu. Dia berdeham dengan suara rendah dan berkata, "Tidak ada
apa-apa, rapat selesai." Lalu, dia berdiri dan mengambil laptop di atas
meja, dan meninggalkan ruangan begitu saja.
Setelah dia kembali ke ruang kerja pribadinya, waktu
menunjukkan hampir jam setengah enam. Dia harus segera meninggalkan perusahaan
untuk mendapatkan beberapa hadiah sesuai dengan jadwal biasanya selama beberapa
hari terakhir ini.
Namun, hari ini, dia tidak berminat untuk pulang lebih
awal.
Dia memutar-mutar penanya di antara jari-jarinya
sementara dia mengarahkan pandangannya pada file yang terbuka di depannya.
Namun, dia belum membaca sepatah kata pun di file itu. Dia tidak sengaja
menjatuhkan penanya. Lalu, dia mengambilnya dan terus memutarnya. Setelah dia memutar-mutarnya,
dia mulai mencoret-coret file.
Gu Yusheng tidak menyadari bahwa dia mencorat-coret
dengan kata ‘pengacau kecil’, ‘cinta’, dan ‘bukan cinta’ dengan tanda tanya di
seluruh arsip akuntansi yang harus dia tanda tangani sampai sekretarisnya mengetuk
pintu.
Gu Yusheng mengumpat di dalam pikirannya. Dia
mengambil file itu dan merobeknya menjadi beberapa bagian. Dia melemparkan
semuanya ke tempat sampah dan berkata kepada sekretaris, "Katakan kepada
Eksekutif Keuangan untuk mengirim laporan akuntansi yang baru lagi."
"Ya, Tuan Gu." Setelah sekretaris
menjawabnya, ia menaruh setumpuk file tebal di atas meja. “Tuan Gu, ini adalah
sejarah Parfum MTK. Pemilik MTK berharap Anda dapat segera memberinya jawaban
jika Anda ingin berinvestasi padanya.”
Gu Yusheng mengangguk tanpa mengatakan apapun.
Sekretaris tidak punya hal lain untuk dilaporkan, jadi
dia segera meninggalkan ruangan Gu Yusheng.
Ruangan menjadi sunyi lagi. Gu Yusheng melihat lukisan
di dinding yang ada di depannya sebelum dia mengambil file yang ditinggalkan
sekretaris di atas meja.
Kata pertama yang dia baca adalah ‘parfum’. Dia
mengerutkan kening. Dia terganggu oleh sesuatu sepanjang hari, tetapi sebuah
ide muncul di kepalanya. Dia mengangkat telepon di mejanya dan memanggil
sekretarisnya dengan cepat.
Sekretaris itu segera mengangkat panggilan, ia hanya
mendapatkan kesempatan untuk menjawab, "Tuan Gu," sebelum Gu Yusheng
langsung memotong kata-kata.
"Bisakah kamu pergi ke mal sekarang dan membeli
satu dari setiap parfum yang kamu temukan?"
Sekretaris jelas terkejut dengan perintahnya. Ia
tertegun selama beberapa detik. Ia pikir, ia salah dengar, jadi ia bertanya
untuk mengonfirmasi permintaan Gu Yusheng, "Parfum?"
"Ya, parfum," Gu Yusheng mengonfirmasi.
Satu jam kemudian, sekretaris berjalan ke kantor Gu
Yusheng dengan banyak tas belanjaan.
Dia membeli banyak parfum atas permintaan Gu Yusheng.
Seketika, botol-botol yang indah menutupi seluruh meja.
DAM 288 – Menguji dari Segala Sudut 8
Setelah sekretarisnya keluar dari ruangannya, dia mengangkat
telepon di atas meja dan menelepon ke rumah.
Pengurus rumah tangga yang menjawab telepon. Gu
Yusheng secara singkat memberitahunya tentang jadwalnya, “Malam ini aku sibuk,
jadi aku akan kembali ke rumah nanti. Jangan tunggu aku untuk makan malam. Ingatlah
untuk mengatakan hal ini kepada Nona Liang.”
Setelah menutup telepon, Gu Yusheng menatap parfum di
atas meja. Kemudian, perlahan dia berdiri dan mengambil beberapa botol parfum.
Dia membuka tutupnya satu per satu dan menciuminya satu per satu.
Gu Yusheng secara khusus memisahkan parfum yang
wanginya santa kuat. Dia menciui aroma parfum itu selama sekitar setengah jam,
dia baru mencium sekitar 30 botol parfum. Ketika dia mengangkat pergelangan
tangannya untuk melihat waktu pada arlojinya, waktu menunjukkan pukul delapan
malam. Sepertinya masih terlalu awal untuk pulang...
Setelah berhenti sejenak, Gu Yusheng mengambil dokumen
di atas meja dan mulai membaca.
Ketika waktu menunjukkan jam sepuluh malam lewat, Gu
Yusheng baru menyelesaikan urusan resmi yang harus dia tangani. Dia memijat
leher dan matanya yang sakit karena sudah terlalu lama membaca. Dia merasa
bahwa ini sudah saatnya bersiap untuk pulang.
Memikirkan hal itu, Gu Yusheng pun menutup dokumen,
mengambil beberapa botol parfum yang telah dia pilih, dan berjalan ke kamar
mandi.
Setelah mengacak-acak rambutnya di cermin, dia membuka
botol-botol parfum dan menyemprotkannya pada dirinya sendiri.
Dia takut baunya tidak cukup kuat, jadi dia sengaja
menyemprotkan beberapa kali. Setelah dia merasa bahwa aromanya cukup kuat, dia
pun berjalan keluar dari kamar mandi, kemudian dia pergi ke loker di ruang
tunggu, mengambil sebotol anggur, dan menuangkannya di pakaiannya sendiri.
Aroma parfum dan anggur bercampur untuk menciptakan
aroma yang berbau seperti dia baru kembali dari club malam
Sambil menarik bajunya, dia menciuminya beberapa kali.
Saat dia merasa aromanya sudah cukup kuat, dia mengambil kunci mobilnya dengan
wajah puas. Kemudian dia berjalan ke garasi parkir bawah tanah untuk pulang.
Ketika mobil akan tiba di pintu vila, Gu Yusheng
merasa bahwa bau pakaiannya tidak cukup kuat. Dia pun memperlambat mobil dan
memikirkannya dengan kepala yang miring ke satu sisi. Lalu dia menyalakan
sebatang rokok.
Sudah jam sebelas malam ketika dia tiba di vila.
Kecuali lampu depan yang menyala, seluruh vila gelap.
Jelas, pengurus rumah tangga dan Qin Zhi'ai sudah tidur.
Setelah Gu Yusheng memarkirkan mobilnya, dia membuka
pintu dengan kode sandi. Dia menunduk untuk mencium dirinya lagi, memastikan
tidak ada masalah, lalu dia membuka pintu, mengganti sepatu, dan naik ke atas.
Mendorong pintu kamar tidur utama, Gu Yusheng
memandang Qin Zhi'ai yang berbaring di tempat tidur.
Tidak ada cahaya di ruangan itu, kecuali lampu kuning
yang samar, yang berasal dari layar ponsel Qin Zhi’ai.
Qin Zhi’ai memperhatikan bahwa seseorang telah masuk,
jadi ia menoleh ke arah pintu, lalu memberinya senyum lembut. "Kamu sudah
pulang."
Tanpa berbicara sepatah kata pun, Gu Yusheng
mengangguk dan berjalan masuk.
Dia datang ke tempat tidur dan tidak terburu-buru
untuk mandi. Sebaliknya, dia berdiri sejenak. Melihat ekspresi Qin Zhi'ai tidak
berubah, dia berpura-pura mencari sesuatu dan berjalan di sekitar tempat tidur.
Masih tidak ada tanggapan? Tidakkah kamu mencium aroma
parfum yang melingkupi pakaianku?
Diam-diam Gu Yusheng mengerutkan keningnya. Diam-diam,
dia juga mengamati Qin Zhi'ai, dia berjalan di sekitar tempat tidur lagi. Dia
juga berhenti di depan meja samping tempat tidur yang paling dekat dengan Qin
Zhi'ai. Dia membungkuk untuk mengambil gelas dan meletakkannya beberapa kali
sambil menghadap lampu.
DAM 289 – Menguji dari Segala Sudut 9
Qin Zhi'ai bersandar di kepala ranjang, bersikap
santai. Ia sedang melihat ponselnya, sepertinya dia bahkan tidak menyadari Gu
Yusheng yang ada di sebelahnya.
Aku berdiri sangat dekat dengannya. Bagaimana mungkin
dia tidak menyadarinya? Pikir Gu Yusheng.
Gu Yusheng menggerakkan matanya dan menyentuh gelas
yang berisi air. Dia menyandarkan tubuhnya ke arah Qin Zhi'ai dengan sengaja.
Qin Zhi'ai tidak memperhatikan saat Gu Yusheng
bergerak mendekatinya, ia juga tidak berkedip. Bahkan ia menyelipkan jarinya di
ponselnya saat Gu Yusheng membungkuk.
Bahkan aku memaksakan diri kepadanya dengan cara
seperti ini. Bagaimana mungkin dia tidak bereaksi? Apa dia tertarik dengan apa
yang ada di ponselnya? Pikir Gu Yusheng.
Berpikir seperti itu, Gu Yusheng pindah untuk melihat
apa yang ada di ponsel Qin Zhi'ai. Dia bertanya, "Apa yang kamu
lihat?"
Qin Zhi'ai terus menatap ponselnya tanpa bergerak
sedikit pun. Ia menjawab dengan santai, "Aku sedang membaca novel."
Sebuah novel? Novel apa yang bisa membuatmu
mengabaikanku? Pikir Gu Yusheng.
Dia telah berusaha keras untuk membuat dirinya
terlihat genit dan seksi. Jika dia menghentikan semuanya di saat ini, itu
terlihat seperti dia sudah kalah.
Dia harus memikirkan cara untuk mengalihkan
perhatiannya dari novel. Hanya dengan cara ini ia akan menyadari aroma parfum
dari tubuhku.
Gu Yusheng menatap layar ponsel Qin Zhi'ai dan
tiba-tiba teringat sesuatu. Dia berkata kepada Qin Zhi'ai dengan nada santai,
"Aku akan mandi."
Dia berbicara sambil berdiri. Saat dia berbalik untuk
pergi ke kamar mandi, tubuhnya mencondongkan tubuh ke depan, dia pura-pura
tersandung dan jatuh ke arah Qin Zhi'ai.
Untuk menghentikannya membaca novel, Gu Yusheng tidak
hanya jatuh di atasnya, tetapi juga membuat ponselnya jatuh ke sisi lain tempat
tidur saat dia terjatuh.
Agar terlihat lebih nyata, dia membaringkannya sejenak
sebelum dia mendongak dengan ekspresi terkejut. Dia tampak menyesal. Dia
berkata, “Maafkan aku. Aku tersandung.”
Meskipun Gu Yusheng telah berpura-pura jatuh dan tidak
menaruh beban pada Liang Doukou, tekanan pada dirinya masih membuatnya sulit
untuk bernafas. Qin Zhi'ai harus menyesuaikan diri sebentar sebelum ia bisa
berkata, "Tidak apa-apa."
Dia (QZ) baik-baik saja? Itu saja? Apa dia tidak punya
hal lain untuk dikatakan? Aku menaruh sebagian besar berat badanku padanya,
jadi dia pasti mencium aroma parfum yang kupakai. Kenapa dia bersikap begitu
tenang dan tidak menunjukkan reaksi? Apa sekilas aku tidak melihat ekspresinya?
Gu Yusheng merenung.
Gu Yusheng tidak mau menyerah. Dia memperhatikan Qin
Zhi'ai untuk sementara waktu dan bertanya, "Apa aku menyakitimu?"
Ketika dia menanyakan hal ini padanya, dia bergerak
menyentuh lengannya untuk memeriksa apa ia terluka.
Saat dia terjatuh, dia tidak mengenai lenganku. Kenapa
dia memegang lenganku dan memeriksanya? Pikir Qin Zhi'ai.
Qin Zhi'ai menarik lengannya dari tangannya dan
menghentikannya. "Aku tidak terluka. Apa kamu tidak ingin mandi? Kamu bisa
mandi, tidak perlu mengkhawatirkanku."
Gu Yusheng tidak punya alasan lagi untuk berada di
dekat Qin Zhi'ai. Dia masih gelisah, tetapi dia memalsukan ekspresi tenang di
wajahnya. Dia menjawabnya dengan "Baiklah." dan perlahan turun
darinya, dan turun dari tempat tidur. Sebelum dia pergi ke kamar mandi, Gu
Yusheng mencoba sekali lagi untuk membungkuk dan melihat wajahnya. Dia
mengambil ponselnya, yang terjatuh ke sisi lain tempat tidur, dan
menyerahkannya ke Qin Zhi'ai.
DAM 290 – Menguji dari Segala Sudut 10
Setelah mengambil ponsel darinya, Qin Zhi'ai dengan
lembut dan pelan berkata, "Terima kasih."
Sejak dia kembali ke rumah, Gu Yusheng telah berlarian
di sekitar Qin Zhi'ai untuk waktu yang lama. Setelah mendengar dua kata itu,
dia merasa benar-benar patah hati.
Apa dia benar-benar tidak peduli padaku?
Gu Yusheng berdiri di samping tempat tidur dan
diam-diam menatap Qin Zhi'ai sejenak. Lalu dia berbalik dan berjalan ke kamar
mandi.
***
Setelah pintu kamar mandi ditutup, ada kesedihan yang
muncul di mata Qin Zhi'ai.
Begitu Gu Yusheng masuk ke kamar, dia mencium aroma
parfum yang menyengat di pakaiannya.
Dia mengira bahwa dia pasti keluar untuk acara sosial
dan baunya pasti berasal dari para wanita di sekitarnya. Dan pasti ada lebih
dari satu wanita
Tiba-tiba dia merasakan perasaan yang tidak nyaman di
hatinya, tetapi dia ini hanyalah tubuh pengganti. Setelah malam ini, dia hanya
memiliki delapan hari tersisa sebelum dia meninggalkannya. Adapun apa yang
telah Gu Yusheng lakukan di luar sana, dia tidak punya hak untuk keberatan atau
merasa cemburu, jadi tidak peduli seberapa sedihnya dia, dia hanya bisa
mempertahankan ekspresi tenangnya. Tanpa menanyakan apapun, dia berpura-pura
tidak mencium aroma parfum itu.
Hari-hari berikutnya, Gu Yusheng datang ke acara
sosial setiap malam. Setiap ia pulang, sama seperti malam-malam kemarin,
pakaiannya berbau parfum wanita.
Qin Zhi'ai tidak suka bau pakaiannya. Untuk menghindarinya,
dia tidur lebih awal.
Namun, setelah Gu Yusheng kembali, dia terbangun dari
tidurnya oleh suara keras yang ia buat ketika ia berbaring di tempat tidur atau
karena ponselnya (GY) yang berdering.
Dia berbalik ke arahnya, tidak bereaksi, dan terus
berpura-pura tidur, tetapi ketika ia berjalan di sekitar ruangan, dia bisa
dengan jelas mencium aroma menyengat yang keluar dari dirinya.
Qin Zhi'ai berpikir bahwa parfum yang dikenakan Gu
Yusheng setiap hari adalah siksaan terbesar baginya, tetapi pada pagi hari, di
hari keempat, setelah dia bangun, Gu Yusheng masih di rumah. Ia menyerahkan
baju padanya dan memintanya untuk memberikannya kepada kepala pelayan untuk
mengeringkannya karena ia harus memakainya untuk kegiatan di keesokan harinya.
Kemeja itu berwarna putih. Selain aroma parfum yang
menyengat, ada juga beberapa bekas lipstik dengan corak yang berbeda.
T/N: Mohon maaf itu yg pke lipstiknya siapa ya???
Ga mgkn Gu Yusheng nya sendiri, kan? Wkwkwk... ヾ(´・
・`。)ノ”
Tidak ada yang tahu betapa hatinya bergetar pada waktu
itu, tetapi dia hanya bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa. Dia mengangguk
dengan wajah tenang dan mengambil kemeja itu, lalu turun ke bawah untuk menemui
pengurus rumah tangga.
Dia baru saja mengatakan kepada pengurus rumah tangga
tentang permintaan Gu Yusheng, sebelum tiba-tiba ada suara melengking yang
terdengar dari lantai atas. Dia dan pengurus rumah tangga tercengang dan
memandangi ke arah tangga. Mereka melihatnya berjalan dalam setelan jas.
Ketika ia melewatinya, dia meliriknya. Dia tidak tahu
apakah itu hanya ilusi bahwa ekspresi wajahnya sama seperti biasanya, tapi dia
merasa bahwa, tampaknya ia dalam suasana hati yang sangat buruk.
Malam itu, ia pulang sangat larut. Pada saat itu, dia
sudah tertidur lelap, tetapi ia menarik lengannya dan membangunkannya.
Ia mabuk, masih memakai aroma parfum yang menyengat.
Ia bahkan belum mandi, hanya membangunkannya. Tanpa
mengucapkan sepatah kata pun, ia menempelkan dirinya ke tubuhnya dengan gila,
secara acak melepas piyamanya. Tanpa menyentuh atau mencium, ia merengkuh
tubuhnya...
Sudah lama ia tidak memperlakukannya seperti ini.
Meskipun selama ini, berkali-kali ia melakukan hal intim dengannya, memaksanya
untuk tidur dengannya, tetapi, saat ini, rasa sakit yang amat memilukan yang
dirasakannya, membanjiri dirinya.
Previous | Table of Contents | Next
***
Apa pendapatmu tentang bab ini?
0 Comments
Post a Comment